Stockholm, 2 Februari 1999
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
MASIH TENTANG UNDANG UNDANG MADINAH YANG DIBUAT
OLEH RASULULLAH TELAH MENJAMIN HAK DAN KEWAJIBAN YANG SAMA BAGI KAUM PEMELUK AGAMA LAIN.
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.
Salam damai untuk kaum penganut agama lain.
Pada tanggal 1 Februari 1999 kembali Saudara Dewanto menyampaikan tanggapannya kepada saya, dibawah ini saya tuliskan tanggapannya dan tanggapan saya kepadanya.
Ahmad Sudirman:
Saudara Dewanto, apakah orang yang menawarkan jaminan dari Rasulullah dalam Undang
Undang Madinah-nya bagi kaum penganut agama lain yang ingin tinggal dan hidup di wilayah
Khilafah Islam akan diperlakukan sama dan dianggap sebagai saudara disebut dengan orang
yang egois, munafik dan pengecut?. Adalah kesalahan besar kalau Saudara Dewanto
membandingkan Undang Undang Madinah dengan UUD'45- negara Pancasila tempat dimana Saudara
sekarang hidup dan tinggal. Walaupun Saudara melihat dan memperhatikan sebagian besar
penduduk negara Pancasila dengan UUD'45-nya adalah kaum muslimin.
Dewanto:
Anda egois karena anda memaksakan kehendak anda terhadap orang lain, dan apa yang anda
kehendaki akan membawa korban yang banyak, tetapi anda terus melakukannya. Anda munafik
karena anda hal-hal yang lebih kecil dan sederhana seperti mengajarkan orang agar berbuat
baik dan mengecam kejahatan orang saja tidak anda lakukan. Anda bisa menuding penguasa,
tetapi siapa yang anda maksudkan? Soeharto? Atau pemerintah Indonesia ?. Bagi
saya, anda hanya menuding Pancasila dan UUD 45 dan bermaksud menggantikannya dengan Islam
dan UUD Madinah. Jadi mengapa saya tidak boleh membandingkan UU Madinah dengan UUD
45 ?. Dan anda sendiri hanya tinggal di tempat yang aman sementara anda menimbulkan
kekacauan dan ketidakamanan bagi orang lain. Apakah itu bukan suatu tindakan
pengecut ? Orang-orang di sini menghadapi peluru, siksaan dan penjara dalam
menyuarakan ketidakpuasan mereka, tetapi anda berlindung di negara lain.
Ahmad Sudirman:
Memasyarakatkan khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum Islam dan Undang Undang
Madinah adalah tidak sama dengan memaksakan kehendak saya terhadap orang lain.
Memasyarakatkan artinya memberikan informasi tentang khilafah Islam, pemerintahan Islam,
hukum Islam dan undang undang Madinah bagi mereka yang mau dan ingin menerimanya, tidak
ada paksaan. Apakah usaha ini oleh Saudara Dewanto disebut dengan usaha memaksakan
kehendak saya kepada orang lain?. Apapun usaha saya, yang besar atau kecil, semuanya
adalah karena Allah, bukan karena manusia, biarlah Allah yang mengetahuinya, bukan Saudara
Dewanto. Penguasa negara Pancasila yang saya maksud adalah penguasa yang sekarang
mempunyai kekuasaan di Indonesia, dari mulai Habibie sampai bawahannya dan semua staf
aparatur negaranya. Tindakan memasyarakatkan khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum
Islam dan Undang Undang Madinah adalah bukan tindakan yang menjurus kepada kekacauan dan
ketidak amanan bagi orang lain. Sama saja seperti Saudara Dewanto memberikan dakhwah
tentang ajaran agama Saudara kepada para pengikut ajaran agama Saudara. Tentang saya
sekarang berada di negara lain, ini hanyalah kebetulan saja dan bukan baru satu dua hari
tinggal disana, melainkan sudah hampir separuh umur saya, jadi bukan karena pengecut,
sebagaimana yang Saudara Dewanto katakan. Dimanapun hidup dan tinggal, lakukan dakhwah
untuk memasyarakatkan khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum Islam dan Undang Undang
Madinah.
Dewanto:
Saudara Ahmad Sudirman, anda dapat menawarkan apa pun, yang menjadi pertanyaan, apakah
ada jaminan bahwa situasi di Indonesia akan menjadi aman sentosa dan adil bagi semua orang
?. Beranikah anda menjamin hal tsb?. Dan jika tidak terlaksana, apakah
konsekwensi bagi anda sendiri yang memberikan jaminan ?. Apakah anda mempunyai
kemampuan untuk memberikan jaminan ?. Janganlah seperti kaum elite di negara ini
yang mengobral janji dan menjamin ke sana sini, tapi tidak ada pelaksanaannya.
Ataukah, jika tidak terlaksana, apakah itu menjadi tanggung jawab Nabi Muhammad ?.
Terus terang saja, saya yakin bahwa keadilan dan kesejahteraan bagi semua orang
tidak akan terlaksana. Nah, sesuai dengan pertanyaan saya sebelumnya yang tidak
pernah anda jawab, apakah yang akan terjadi bagi saya yang tidak percaya akan jaminan
anda, apakah anda akan terus memaksakan kehendak anda ke saya dan kalau perlu,
anda akan melakukan jihad terhadap saya?.
Ahmad Sudirman:
Karena yang saya tawarkan adalah apa yang telah dicontohkan Rasulullah, maka Allah yang
akan memberikan jaminannya, "Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan
berpegang teguh kepada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka kedalam rakhmat yang
besar daripada-Nya dan limpahan karunia-Nya. Dan memimpin mereka kepada jalan yang lurus
kepada-Nya" (An Nisaa': 175). Berhasil tidaknya adalah tergantung kepada kita semua,
mau kita berpegang teguh kepada Allah atau kita berpegang kepada pancasila dan yang
semisalnya. Tentu saja bagi Saudara Dewanto yang tidak mau menerima informasi tentang
khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum Islam dan Undang Undang Madinah tidak akan
dipaksa untuk menerimanya. Saudara jangan khawatir, dalam Islam tidak ada paksaan.
Silahkan Saudara jalan dan hidup dengan kepercayaan atau agama Saudara.
Ahmad Sudirman:
Adakah dalam ajaran agama yang dianut oleh Saudara memberikan jaminan sebagaimana yang
telah dijaminkan oleh Rasulullah dengan Undang Undang Madinah-nya?.
Dewanto:
Memang tidak ada jaminan karena agama saya mengakui bahwa semua manusia berdosa dan
selalu cenderung berbuat kejahatan. Hanya di kerajaan Allah yang bisa aman
sentosa. Tetapi, saya tidak pernah mengajukan usul untuk mengganti ideologi negara,
yang saya usulkan adalah mengadili orang-orang yang melakukan kejahatan. Agama saya
mengajarkan agar saya taat kepada pemerintah yang berkuasa. Saudara Ahmad, jangan
menyudutkan saya dengan menjadikan ini sebagai suatu perdebatan agama, yang saya
diskusikan adalah kehendak saudara Ahmad untuk mengubah ideologi dan UUD sesuai dengan
Islam dan konsekwensinya bagi semua orang. Jika ingin membahas mengenai agama,
lakukan secara terpisah.
Ahmad Sudirman:
Saya tidak ada maksud untuk menyudutkan Saudara Dewanto, saya hanya mengajak Saudara
Dewanto untuk berdiskusi secara terbuka, tidak emosi dan dengan cara yang damai.
Dewanto:
Apakah anda mengatakan bahwa anda tidak nasionalis ?. Dan juga semua muslim tidak
nasionalis ?.
Ahmad Sudirman:
Yang saya katakan adalah Islam tidak mengajarkan kepada penganutnya untuk menjadi
nasionalis. Tetapi kalau ada muslim yang nasionalis, itu berarti mengambil pelajaran dari
ajaran ideologi lain selain Islam, misalnya pancasila.
Dewanto:
Dalam langkah pertama anda ini, berapa jiwa yang harus dikorbankan ?. Apakah anda
peduli dengan korban ini untuk mencapai tujuan anda ?. Anda tidak pernah menyinggung
mengenai korban yang akan berjatuhan. Apakah anda berpendapat tidak akan ada korban
?.
Ahmad Sudirman:
Dalam langkah awal untuk memasyarakatkan khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum
Islam dan Undang Undang Madinah bukan berarti seperti mau pergi ke medan tempur dengan
persenjataan yang lengkap kemudian menembaki musuh yang mau melawan, tetapi memberikan
penerangan, pendidikan dan pembinaan tentang khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum
Islam dan Undang Undang Madinah kepada mereka yang mau mendengar dan menerimanya.
Dewanto:
Jika penguasa tidak menghasilkan sesuatu yang baik, siapakah yang salah, penguasa atau
sistemnya ?. Ketidakberhasilan kita mencapai sesuatu yang kita inginkan bukan merupakan
bukti bahwa itu kesalahan sistem yang ada. Sebaliknya tidak ada negara Islam yang mencapai
tingkat kehidupan seperti di tempat saudara sendiri tinggal. Apakah pemerintah Saudi
Arabia juga berhasil menghasilkan keputusan yang memuaskan mengenai tkw kita yang
diperlakukan secara tidak pantas ?
Ahmad Sudirman:
Untuk keadaan di Indonesia, saya salahkan Penguasanya dan sistem yang dipakainya.
Begitupun di Saudi Arabia, Penguasanya dan sistem yang diterapkannya, karena bukan
khilafah Islam, pemerintahan Islam dan hukum Islam serta Undang Undang Madinah secara
menyeluruh yang berlaku di Kerajaan Saudi sekarang, melainkan sistem monarkhi atau
kerajaan dengan mengekor kepada negara-negara sekuler barat dan Amerika.
Ahmad Sudirman:
Jadi Saudara Dewanto jangan membawa-bawa Islam kedalam negara pancasila dengan
UUD'45-nya, Islam tidak bertanggung jawab atas kelakuan penguasa negara pancasila dengan
UUD'45-nya. Salahkan penguasa negara pancasila dengan UUD'45 yang telah disumpah untuk
taat dan setia membela dan memepertahankan pancasila dan UUD'45, bukan disumpah untuk taat
kepada Allah dan Rasul-Nya serta untuk membela Islam.
Dewanto:
Saudara Ahmad Sudirman, saya tidak pernah mengatakan bahwa Islam bertanggung jawab atas
situasi di sini. Yang saya katakan bahwa anda yang seorang muslim, menyalahkan
ideologi dan negara atas keadaan di sini hanya karena ideologi dan negara bukan
berdasarkan Islam. Dan anda menutup mata bahwa manusia-manusia bejad yang melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari juga memeluk agama, termasuk agama Islam, Kristen dll dengan
kelihatannya rajin beribadah, dan malakukan perbuatan baik. Tetapi, di dalam mereka
itu busuk. Tapi selama mereka melakukan perbuatan yang mendukung usaha anda, anda
tidak pernah mengecam perbuatan mereka yang munafik tsb. Sebaliknya, secara implisit anda
mengatakan bahwa orang yang membela Pancasila dan UUD 45 adalah tidak taat kepada Allah
dan agama. Sebaiknya anda membuat pernyataan yang jelas mengenai pandangan
anda ini.
Ahmad Sudirman:
Manusia-manusia yang mempunyai perilaku yang menyimpang daripada apa yang telah
diajarkan oleh Islam tidaklah akan memberikan mamfaat dan dukungan yang besar bagi
terlaksananya usaha memasyarakatkan khilafh Islam, pemerintahan Islam, hukum Islam dan
Undang Undang Madinah. Perbuatan-perbuatan yang keji, seperti perampokan, penculikan,
pembunuhan, pembakaran, pengrusakan yang dilakukan oleh manusia-manusia yang telah
menyimpang tersebut dan oleh dalang-dalangnya tidaklah menjadi pupuk yang subur bagi
tumbuhnya khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum Islam dan Undang Undang Madinah dan
perbuatan itulah yang saya kecam. Penguasa negara pancasila dengan UUD'45-nya yang telah
melakukan sumpah untuk taat dan setia membela dan mempertahankan Pancasila dan UUD'45
adalah sudah menyimpang dari Islam, dimana sebenarnya penguasa yang muslim harus taat dan
patuh hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Ahmad Sudirman:
Apakah orang yang mengatakan bahwa hukum Islam tidak berlaku di Indonesia disebut oleh
Saudara Dewanto sebagai seorang yang munafik?.
Dewanto:
Saudara Ahmad, tolong lihat lagi tulisan saya, saya mengatakan bahwa anda munafik
karena anda bermaksud untuk mendirikan negara Islam, tetapi anda sendiri tidak pernah
mencoba untuk melakukan ajaran Islam itu sendiri, yaitu memerangi orang-orang pelaku
kejahatan tsb. Dalam sistem yang berlaku sekarang ini juga ada peraturan untuk
menindak kejahatan tsb, tetapi anda tidak pernah menggunakannya, sebaliknya mencari
kambing hitam atas kejahatan yang dilakukan penjahat tsb.
Ahmad Sudirman:
Saya berbuat adalah karena Allah, bukan karena manusia, biarlah Allah yang menghukum
dan memutuskannya. Saya berbuat sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri saya sendiri,
baik itu usaha yang besar atau yang kecil, usaha untuk mencegah kejahatan atau usaha untuk
menyuburkan kebaikan, semuanya hanya Allah yang Tahu. Berhasil atau tidaknya itu adalah
juga menurut kehendak Allah. Kalau Saudara Dewanto mengatakan bahwa saya "tidak
pernah mencoba untuk melakukan ajaran Islam itu sendiri, yaitu memerangi orang-orang
pelaku kejahatan tsb", itu terserah kepada annggapan Saudara Dewanto, tetapi yang
jelas saya sudah mengatakan bahwa dengan lumpuhnya Penguasa Negara Pancasila dengan
UUD'45-nya yang menimbulkan kerusuhan dan kekacauan di wilayah Indonesia sekarang ini.
Kalau Penguasanya sudah lumpuh bagaimana untuk menindak sipelaku kejahatan.
Ahmad Sudirman:
Apakah dengan mengatakan memasyarakatkan khilafah Islam, pemerintahan Islam, hukum
Islam dan Undang Undang Madinah dianggap sebagai seorang pembuat makar?.
Dewanto:
Saya rasa, terhadap Swedia, anda tidak berani untuk melakukan hal yang sama seperti
yang anda lakukan terhadap Indonesia. Saudara Ahmad, anda melakukan kontradiksi terhadap
pernyataan anda sendiri. Jika anda berpendapat seperti di atas, seharusnya anda juga
melakukan hal yang sama terhadap kerajaan Swedia. Tidaklah perlu anda pergi
jauh-jauh ke Indonesia, toh anda tidak harus nasionalis. Sayangnya, anda tidak punya
keberanian melakukannya di sana. Saya salut jika anda melakukannya di sana. Saudara
Ahmad, anda tidak tahu keadaan di sini. Menyatakan ketidakpuasan terhadap pemerintah
dan mendukung gerakan masyarakat dianggap perbuatan makar di Indonesia (sesuai dengan apa
yang terjadi). Jika anda ingin mengganti pemerintah dan UUD, maka sudah jelas
itu perbuatan makar. Jika itu anda tidak setuju bahwa itu bukan makar, tolong anda katakan
kepada pejabat dan negarawan ybs jika anda berani, bukan ke saya. Bukan saya yang ingin
menentang pemerintah yang berkuasa.
Ahmad Sudirman:
Dari mulai kurang lebih tiga belas tahun yang lalu saya dibantu oleh keluarga dan para
sahabat muslim yang tinggal di Swedia sudah melaksanakan usaha memasyarakatkan khilafah
Islam, pemerintahan Islam, hukum Islam dan Undang Undang Madinah, dengan melalui
pendidikan Islam dengan mengadakan pengajian Al Qur'an. Begitu juga para sahabat muslim
yang lainnya telah mendirikan sekolah-sekolah Islam, dimana sekolah-sekolah Islam ini
seperti jamur tumbuh di musim hujan. Kaum muslimin yang hidup dan tinggal di Swedia adalah
yang paling pesat perkembangan dan kemajuannya diantara negara-negara Eropa lainnya. Dari
sekitar 8 juta penduduk Swedia, 350 000 adalah muslim atau sekitar 4,4% dari seluruh
penduduk Swedia. Jadi memang sudah ada usaha memasyarakatkan khilafah Islam, pemerintahan
Islam, hukum Islam dan Undang Undang Madinah di Swedia juga. Usaha ini tidak disebut usaha
makar di Swedia, saya pikir di Indonesiapun tidaklah akan disebut usaha makar, karena
apabila kaum Indonesia atau Swedia sudah mau menerima dengan rela khilafah Islam,
pemerintahan Islam, hukum Islam dan Undang Undang Madinah, tidaklah itu disebut makar.
Ahmad Sudirman:
Insya Allah bila waktunya sudah tiba akan saya kembali ke Indonesia.
Dewanto:
Maksud anda, jika Indonesia sudah menjadi negara Islam dan sudah tersedia posisi
bagi anda ? Saudara Ahmad, jika anda mempunyai keinginan untuk pindah, maka anda
dapat pindah ke Indonesia sekarang juga, Allah tidak melarang anda untuk pindah.
Saat ini, negara membutuhkan orang-orang pandai seperti saudara Ahmad, mengapa anda
menjual kepandaian anda untuk orang kafir ?
Ahmad Sudirman:
Saya tidak ada maksud mengejar kedudukan dan kekuasaan, usaha ini semata-mata untuk
mengabdi kepada Allah semata. Semua yang ada pada diri saya adalah datang dari Allah dan
akan kembali kepada Allah.
Inilah tanggapan untuk Saudara Dewanto.
Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada
ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca
tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang
menyinggung tentang khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan
artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se