Stockholm, 7 Agustus 1998.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

ISLAM TIDAK BISA MENERIMA PANCASILA
Ahmad Sudirman
Modular Ink Technology Stockholm - SWEDIA.
 

Saudara-saudaraku di tanah air.

Tulisan ini dibuat untuk menjawab kepada orang-orang yang mengatakan bahwa pancasila tidak bertentangan dengan Islam dan pancasila bisa diterima oleh Islam.

Baiklah, agar ideologi pancasila dapat diterima oleh Islam, maka disini saya pakai suatu analisa yang diharapkan mudah dipahami.

Pertama, kita ganti sila Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sila Allah Yang Maha Besar. Dengan menerapkan sila pertama Allah Yang Maha Besar, maka jadilah pancasila ber-Nur Islam. Dengan memakai konsepsi Allah Yang Maha Besar, maka jatuhlah semua aliran kepercayaan, animisme, penyembah berhala, penyembah patung, penyembah pohon, penyembah jin, penyembah syaitan, penyembah dewa, penyembah manusia, karena konsepsi Allah Yang Maha Besar tidak ada dalam ajaran kepercayaan mereka. Karena adanya sila Allah Yang Maha Besar, maka sila-sila berikutnya adalah sila-sila yang akan diwarnai dan dipenuhi oleh nilai-nilai islam.

Kita hayati sila kedua, perikemanusiaan, dalam sila ini, terpancar rasa kasih sayang yang berlandaskan Islam. Nilai-nilai kemanusiaan sangat dihargai. Tidak ada penekanan dan penindasan orang atau golongan kuat kepada orang atau golongan yang lemah. Orang kaya membantu yang miskin. Orang kuat membantu yang lemah. Keadilan dijalankan berdasarkan hukum-hukum Allah. Semua orang diperlakukan sama didepan hukum."...apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil..."(An Nisaa, 58).

Kita hayati sila ketiga, persatuan, dalam sila ini, persatuan didasarkan kepada hubungan silaturakhmi yang berdasarkan kepada agama Allah, yang tidak mengenal suku, ras, golongan, warna kulit, bangsa. "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih..."(Ali Imran, 105).

Kita hayati sila keempat, permusyawaratan rakyat, dalam musyawarah ini, Islam mengajarkan apabila membicarakan sesuatu perkara yang menimbulkan banyak pertentangan dan perbedaan pendapat, maka pemecahan dan jalan keluarnya, harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni Al Qur'an dan Hadist Nabi. Jadi bukan diputuskan berdasarkan suara mayoritas, sebagaimana berlaku dinegara-negara yang ada di dunia sekarang. "...Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (Hadist Nabi)..."(An Nisaa, 59).

Kita hayati sila kelima, keadilan sosial, dalam sila ini, Islam mengajarkan untuk mengangkat derajat hidup rakyat ketingkat hidup yang tinggi dan merata. Setiap rakyat harus merasakan hasil pembangunan, tidak ada yang dibedakan. Semuanya memperoleh pendapatan sesuai dengan kemampuan dan usahanya.

Sekarang, setelah kita menghayati pancasila yang mempunyai Nur Islam, kita ganti kembali sila  Allah Yang Maha Besar dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, maka dalam sekejap mata, tumbuh suburlah kembali semua aliran kepercayaan, animisme, penyembah berhala, penyembah patung, penyembah pohon, penyembah jin, penyembah syaitan, penyembah dewa, penyembah manusia, karena konsepsi Ketuhanan Yang Maha Esa berlaku dalam ajaran kepercayaan mereka. Misalnya bagi penyembah patung, mereka menganggap bahwa tuhan mereka adalah patung, kemudian mereka membuat hanya satu patung yang besar, maka berlakulah konsepsi Ketuhanan Yang Maha Esa, karena tuhan mereka adalah Satu (Esa), yaitu patung yang besar itu.

Karena konsepsi Ketuhanan Yang Maha Esa bisa dan telah ditafsirkan, dicampuri, dikotori, dipakai, diakui dan diterima oleh ajaran-ajaran kepercayaan lain yang menurut Islam dianggap sesat, musyrik dan kafir, maka Islam menolak dan tidak bisa menerima konsepsi Ketuhanan Yang Maha Esa lagi, serta tidak bisa disamakan dengan ajaran-ajaran kepercayaan yang lain. Akibatnya, karena sila pertama tidak bisa diterima oleh Islam, maka jadilah sila-sila berikutnya gersang dari Nur Islam dan akhirnya jadilah pancasila ini sebagai ideologi yang tidak bisa diterima oleh Islam*.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se