Stockholm, 26 Februari 2008

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.



GAM MENJADI GERAKAN ACHEH MANDIRI ADALAH SUATU TAKTIK DAN STRATEGI POLITIK YANG JITU DAN BERHASIL

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

KEBERHASILAN GAM DALAM MENJALANKAN DIPLOMASI DI GELANGGANG ATAU ARENA POLITIK ACHEH DAN ARENA POLITIK-NYA MBAH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO CS

 

Akhirnya pihak GAM dalam menjalankan perjuangan politiknya langsung di arena atau gelanggang Acheh dan di gelanggang-nya mbah Susilo Bambang Yudhoyono menampakkan hasilnya yang gemilang. Salah satu langkah politik gemilang yang dijalankan oleh pihak GAM adalah dengan tampilnya partai politik GAM yang kalau disebut panjangnya adalah Gerakan Acheh Mandiri: Mengapa?

 

 

Karena istilah atau nama mandiri itu sendiri adalah mempunyai arti sifat atau ajektif yaitu dalam keadaan berdiri sendiri atau tidak bergantung pada orang lain ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, edisi pertama 1988, hal. 555). 

 

 

Nah, dengan dipakainya nama mandiri adalah justru lebih memusatkan dan mengkristalkan perjuangan politik yang dilancarkan GAM di Acheh menuju kearah penentuan nasib sendiri bagi seluruh bangsa dan rakyat Acheh.

 

Hanya orang-orang yang memiliki pandangan dan pikiran sempitlah yang menyatakan bahwa perjuangan politik dan diplomasi GAM di arena atau gelanggang Acheh dan di Jakarta telah terpukul telak. Justru sebaliknya GAM dengan partai politik GAM-nya atau dengan partai politik Gerakan Acheh Mandiri-nya telah berhasil berdiri dengan megah dan independen di Acheh.

 

Inilah suatu keberhasilan politik yang dijalankan oleh pihak GAM dibawah pimpinan Wali Teungku Hasan Muhammad di Tiro beserta Stafnya yang dipimpin oleh Teungku Malik Mahmud dan Dr. Zaini Abdullah cs di Acheh.

 

Ahmad Sudirman sangat menyokong penuh taktik dan strategi politik yang dijalankan oleh pihak GAM di Acheh dan diluar Acheh terutama dalam hal perjuangan dalam bidang politik dengan melalui jalur partai politik Gerakan Acheh Mandiri (GAM) untuk menuju kearah Mandiri atau kearah berdiri sendiri bebas dari pengaruh pihak asing.

 

Terakhir Ahmad Sudirman mengucapkan selamat kepada GAM dibawah pimpinan Wali Teungku Hasan Muhammad di Tiro beserta Stafnya dalam rangka memperjuangkan Ke-Mandirian atau Kebebasan atau independen Acheh di bumi Acheh. Semoga Allah SWT mengabulkan dan melancarkan perjuangan bangsa dan rakyat Acheh di bumi Acheh.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

http://www.acehkita.com/?dir=news&file=detail&id=2310

 

Berita

 

Rabu, 27 Februari 2008, 00:27 WIB

Partai Gam Mengalah

Reporter : Dedek

 

Banda Aceh, acehkita.com. Partai Gam akhirnya mengalah atas berbagai desakan yang meminta partai tersebut mengubah lambang dan nama. Setelah sebelumnya ngotot dengan lambang berupa buleuen bintang, akhirnya Partai Gam menyetujui perubahan lambang dan nama, menjadi Partai Gerakan Aceh Mandiri (GAM).

 

Juru Bicara Komite Peralihan Aceh Ibrahim bin Syamsuddin mengatakan, perubahan itu bukan suatu langkah mundur partai yang didirikan para petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

 

“GAM mundur selangkah. Ini menjadi bukti bahwa GAM siap mengalah atasnama perdamaian dan sikap gentlemen untuk menarik kembali atas apa yang menjadi keyakinan sebelumnya,” kata Ibrahim Syamsuddin melalui pesan pendek yang dikirim kepada wartawan, Selasa (26/2).

 

Kehadiran Partai Gam dengan lambang berupa bendera buleuen bintang (bendera kebesaran GAM –red.), mengundang polemik berkepanjangan. Elite Senayan bereaksi keras terhadap kehadiran Partai Gam, yang dinilai sebagai upaya untuk kembali menggerogoti kedaulatan Indonesia di Aceh. Sikap yang sama juga ditujukan Pemerintah Pusat. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Andi Mattalata bahkan pernah menyatakan pemerintah tidak akan menolerir kehadiran partai yang berbau separatisme.

 

Kendati menuai penolakan dari Jakarta, partai yang dipimpin Muzakkir Manaf (mantan Panglima GAM) ini nekad memasang plang nama di kantornya di bilangan Teungku Imum Lueng Bata Simpang Surabaya. Namun, plang berbedera GAM itu tak berkibar lama. Beberapa waktu lalu, Partai Gam juga masih ngotot memakai lambang itu dan tidak mengubah nama. Bahkan, Partai Gam meminta jaminan keamanan dari Kepolisian Aceh untuk menjaga kantor partai saat pemasangan plang nama untuk kepentingan verifikasi.

 

Baru pada penghujung Februari 2008, pimpinan partai sepakat mengubah nama Gam menjadi Gerakan Aceh Mandiri, yang disingkat menjadi GAM. Logo dan lambangnya pun diganti: dari buleuen bintang menjadi GAM. Di sudut lambang bertuliskan Partai Gerakan Aceh Mandiri.

 

Ibrahim Syamsuddin memastikan bahwa perubahan nama itu tak akan mengubah semangat dan tujuan pembentukan Partai GAM itu. Perubahan pun sudah melalui pertimbangan matang. Ini merupakan wujud kedewasaan GAM untuk tidak membuat rakyat terhasut, kata Ibrahim. [dzie]

----------