Stockholm,
12 November 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
YUSRA HABIB BERSAMA “ANJING BOLDOK“
& “DATU BERU“-NYA DENGAN MODAL HUKUM PEDATA UMJ & UI-NYA TELAH MATI
KUTU.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
MASIH
MENYOROT YUSRA HABIB ABDUL GANI BERSAMA “ANJING BOLDOK“ & “DATU BERU“-NYA
DENGAN MODAL HUKUM PEDATA UMJ & UI-NYA TELAH MATI KUTU.
“Saya
menilai tuduhan Ahmad Sudirman itu hanya semata-mata untuk memancing emosi agar
saya lebih banyak berbicara. Memang dalam ilmu inteligen, menuduh adalah salah
satu methode untuk membuka tirai rahasia-rahasia yang belum terungkap. Methode
ini Ahmad Sudirman pakai untuk membuka tirai rahasia hasil Rapat "Ban
Sigom Donja" yang selama ini dipeti és-kan. Para wartawan dan anggota GAM
keroco di Aceh dan luar negeri sama sekali tidak tahu tentang: apa-apa saja
keputusan Rapat itu. Apabila emosi Irwandi Yusuf dipancing, yang seakan-akan
keputusan politik mencalonkan diri bersama Nazar (calon Gubernur+Wakil),
dinilai telah mengangkangi kebijaksanaan pemimpin GAM di Sweden. Irwandi yang
kurang waspada dengan konspirasi inteligen ini, terus saja membeberkan hasil
rapat "Ban Sigom Donja" dalam media enternet yang bisa dibaca oleh
pihak inteligen Indonesia dan masyarakat umum. Yusra
bukan streotype ini. Saya berbeda kelas dengan kamu, Ahmad Sudirman!” (Yusra
Habib Abd Gani, yusrahabib21@hotmail.com , Wed, 08 Nov 2006 10:18:24 GMT)
Komentar Yusra Habib Abdul Gani
yang dikutip diatas menggambarkan betapa picik atau sempit pandangan Yusra
Habib Abdul Gani yang menurut ceritanya lulusan Fakultas Hukum jurusan Perdata
dari Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 1983 dan lulusan Fakultas Hukum
jurusan perdata Universitas Indonesia tahun 1984.
Coba kita perhatikan Yusra Habib
Abdul Gani dengan ilmu hukum perdata model UMJ & UI membuat analisa gaya
Ria Ananda bersama ”anjing Boldok” dan ”Datu Beru”-nya tentang tulisan-tulisan
Ahmad Sudirman, ternyata isinya tidak lebih dan tidak kurang hanyalah ampas
pikirannya saja. Atau dengan kata lain Yusra Habib Abdul Gani adalah belum
sampai ketingkat dimana Ahmad Sudirman berada dalam hal jalur proses
pertumbuhan dan perkembangan Acheh dihubungkan dengan jalur pertumbuhan dan
perkembangan RI dikaitkan dengan penganeksasian Acheh kedalam RI jelmaan RIS.
Nah, akibat sempit atau piciknya
pandagan dan pikiran Yusra Habib Abdul Gani ditambah tidak berkembangnya ilmu
yang dimilikinya khususnya mengenai hukum perdata dan masalah intelijen yang
dihubungkan dengan tulisan-tulisan Ahmad Sudirman, maka akhirnya akan terbaca
dalam tulisan Yusra Habib Abdul Gani yang isinya keropos tidak memiliki
sedikitpun kekuatan fakta dan bukti hukum yang kuat.
Misalnya, sejauhmana pengetahuan
Yusra Habib Abdul Gani tentang hal intelijen-nya Syamsir Siregar bersama
BIN-nya? Dan sejauh mana Yusra Habib Abdul Gani mengetahui berdasarkan fakta
dan bukti tentang Ahmad Sudirman?
Nah, dari apa yang dikutip diatas
menunjukkan bahwa Yusra Habib Abdul Gani adalah pertama, ia tidak mengetahui
tentang BIN-nya Syamsir Siregar dengan baik. Kedua, ia tidak mengetahui siapa
itu Ahmad Sudirman. Sehingga dengan kepicikan atau kesempitan pandangan Yusra
Habib Abdul Gani tentang BIN-nya Syamsir Siregar dihubungkan dengan Ahmad
Sudirman, maka langsung saja Yusra Habib Abdul Gani menulis dengan tergesa-gesa
tanpa dipikirkan dengan panjang bahwa ada ”konspirasi inteligen”.
Sebagai seorang yang pernah
menggali ilmu hukum perdata di Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Universitas
Indonesia, seharusnya Yusra Habib Abdul Gani sebelum memberikan komentar atas
tulisan-tulisan Ahmad Sudirman menggali lebih dahulu siapa itu Ahmad Sudirman
dan bagaimana hubungannya dengan RI dan Swedia, serta bagaimana hubungannya
antara Ahmad Sudirman dengan Acheh, juga bagaimana hubungan antara GAM dibawah
pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro dengan Ahmad Sudirman.
Tetapi, Yusra Habib Abdul Gani
ketika memberikan tanggapan dan klarifikasinya untuk Ahmad Sudirman ia
sedikitpun tidak mempelajari hal-hal tersebut diatas, sehingga ketika menuliskan
hasil ampas pikirannya itu dan disebarkan di internet, akhirnya ia masuk jurang
dan kakinya terjaring oleh tulisannya sendiri.
Karena memang kepicikan atau
kesempitan pikiran Yusra Habib Abdul Gani inilah mengapa ia mudah sekali
terkena jaring dan terjerumus kedalam lubang hasil galiannya sendiri. Misalnya
dengan menuliskan bahwa ada ”konspirasi inteligen” dalam tulisan-tulisan Ahmad
Sudirman, maka itu menunjukkan betapa keropos dan lemahnya hasil pemikiran
Yusra Habib Abdul Gani, yang tentu saja pertama, akan membuat pihak Syamsir
Siregar sendiri tertawa-tawa yang kemungkinan mengatakan betapa bodohnya itu
orang yang bernama Yusra Habib Abdul Gani. Kedua, mereka wakil-wakil RI yang
ada di Kedutaan Besar untuk Denmark di Kopenhagen pada tertawa terbahak-bahak
melihat kelakuan dan sikap politik Yusra Habib Abdul Gani yang picik dan sempit itu. Ketiga, orang
sudah bisa mengukur sejauh mana tingkat ilmu hukum perdata yang dimiliki oleh
Yusra Habib Abdul Gani hasil galian dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Jadi sekarang, kita di mimbar
bebas ini sudah bisa mendapatkan gambaran berdasarkan keterangan diatas bahwa
Yusra Habib Abdul Gani memang dengan hanya bermodalkan ilmu hukum perdata dari
Universitas Muhammadiyah dan Universitas Indonesia untuk dipakai sebagai modal
guna memberikan tanggapan atas tulisan-tulisan Ahmad Sudirman tentang Acheh
masih belum mencukupi. Dan tentu saja Yusra Habib Abdul Gani memang selama
keberadaanya di Denmark sejak tahun 1998 sampai sekarang tidak ada kemajuan
dalam hal pengetahuan yang menyangkut jalur pertumbuhan dan perkembangan RI
dihubungkan dengan penganeksasian Acheh kedalam RI. Bahkan terakhir ini Yusra
Habib Abdul Gani masuk ke Acheh secara diam-diam dibawah payung hukum MoU
Helsinki yang sangat dikecamnya dan dicaci-makinya melalui jelmaan Ria Ananda
bersama anjing Boldok”-nya dengan menyatakan: ”Pasalnya juru runding GAM [Malik
Mahmud, Zaini Abdullah, Bakhtiar Abdullah, Nur Djuli dan Nurdin A. Rahman]
goblok. Ngaku
aja, gak usah malu-malu.” (Ria Ananda,
bayna9@yahoo.com , [80.196.175.15] ,30 Oct 2006 11:12:24 -0000)
Terakhir, inilah orang yang
bernama Yusra Habib Abdul Gani dengan ilmu sempit dan cetek hukum perdata-nya
buatan UMJ & UI di negara sekuler RI yang akhirnya masuk kedalam perangkap
jaringan tulisannya yang dibuatnya sendiri. Yusra Habib Abdul Gani telah mati
kutu tidak berkutik di Denmark.
Bagi yang ada minat untuk
menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya
sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya
yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang
Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon
pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad
Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------
Received:
from mail pickup service by hotmail.com with Microsoft SMTPSVC; Wed, 8 Nov 2006
02:18:26 –0800
Received:
from 69.45.64.101 by by7fd.bay7.hotmail.msn.com with HTTP;Wed, 08 Nov 2006
10:18:24 GMT
From:
Yusra Habib Abd Gani Yusra Habib yusrahabib21@hotmail.com
Return
address: IACSF@yahoogroups.com
Date:
8 november 2006 11:18:24
To:
ACSA@yahoogroups.com, acehkita@yahoogroups.com, IACSF@yahoogroups.com,
Lantak@yahoogroups.com, redaksinews@serambi.com, serambi@indomedia.com,
kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com, ahmad@dataphone.se
Subject:
[IACSF] KLARIFIKASI UNTUK “ANJING BOLDOK“ AHMAD SUDIRMAN.
YUSRA HABIB ABDUL GANI SARAT
DENGAN FITNAH
Saya tak mengerti mengapa diri
saya (Yusra Habib Abdul Gani) akhir-akhir ini menjadi bahan fitnah oleh
orang-orang tertentu yang tidak bertanggungjawab. Nama saya dijual di Acheh oleh
orang-orang tertentu untuk meraup keuntungan pribadi. Masih beruntung saya
sempat membaca petuah Sayyidina Ali, yang katanya: "Ka beutôi that
ulôn-njoë, trôh'an hana teuka fitnah ateuëh ulôn uroënjoë." Dalam
pemahaman kalangan sufi, fitnah merupakan salah satu gizi untuk memperhalus
jiwa bagi orang yang difitnah. Sebab diyakini bahwa yang menerima fitnah
mendapat pahala gratis tanpa berbuat sesuatu. Petuah ini sangat sukar dipahami
dan menerapkannya. Namun saya terpaksa belajar dan menjadikan sebagai rujukan
memperhalus jiwa ketika menerima fitnah yang datang dengan tiba-tiba. Asal jangan kita sendiri membuat fitnah. Yang memalukan dan
menyedihkan, fitnah datang justeru bukan dari musuh, melainkan dari kawan
sendiri.
Macam-macam fitnah itu, baik
sewaktu tinggal di Malaysia dan Denmark. Insya-Allah, saya tidak akan membeberkan,
buat apa? Fitnah yang saya terima itu banyak yang menarik, mungkin satu ketika
akan saya tuangkan dalam bentuk buku sejarah hidup nanti, bukan sekarang.
Disni, beberapa contioh saja saya paparkan, itupun kebetulan sudah diketahui
umum. Misalnya:
1.Dalam laporan Utama Acehkita
yang mengulas kisah syahidnya dan perjalanan politik Tengku Ishak Daud, dimuat
berita begini: "Yusra Habib Abdul Gani adalah salah seorang rakan kental
Ishak Daud, yang sekarang menjabat sebagai juru bicara MP-GAM Eropah." Kekeliruan berita ini saya
sampaikan klarifikasi kepada redaksi Acehkita. Akhirnya Acehkita meminta ma'af
secara terbuka. File masih saya simpan.
Tidak
lama kemudian, saya melakukan cross-check kepada redaksi Acehkita, dan dengan
terus terang menanyakan: darimana sumber itu didapat, maka terjawablah dari
rekaman pembicaraan radaktur Acehkita dengan seseorang, yang saya kenal persis
orangnya. Hanya saja belum saatnya dan tidak
perlu diungkap disini.
2.Dua orang anggota GAM di
Stavanger: Iqbal Idris dan Husaini Daud Seuping, yang menerima berita bernada
menghina dan menghujat yang dikirim oleh
seseorang melalui email (ma'af, lupa nama e-mailnya). Tanpa pikir
panjang, tanpa sidik dan siasat, kedua orang ini menulis melalui e-mail dan
disebarkan melalui yahoogroups.com: "Tidak kita sangka seorang intelektual
yang selama ini kita hormat dan kita kagumi yang tinggal di Denmark, berbuat
sedemikian kepada kami berdua. Tidak ada orang lain, kecuali beliau."
Tiada lain sosok orang yang dimaksud, sudah pasti yang dituduh itu adalah Yusra
Habib Abdul Gani.
Untuk memastikannya, kedua orang
ini meminta jasa Ahmad Sudirman membuka tabir, alamat email pengirim. Maklum,
kedua orang ini tidak memiliki pengetahuan membuka rahasia (plah boh Krut),
siapa sebenarnya orang dan darimana email itu dikirim. Ahmad Sudirman pun bantu
melacak pemilik dan darimana berita itu dikirim. Apa yang terjadi? Rupanya
tetangga, dan alamat pengirimnya ternyata disamping rumah Husaini Daud di
kawasan Sanders. Anda tentu masih ingat bukan? Tapi, saya pikir biarlah dan
tidak perlu melayaninya. Kedua orang ini tidak meminta ma'af atas tuduhan itu
sampai sekarang.
3.Adnan Beuransyah yang tinggal di
Vejle, Denmark dalm petengahan tahun 2005 mengomentari pemilik email
mudabarona@hotmail.com yang Adnan Beuransyah anggap barisan sakit hati, karena
mengeritik self-government yang sedang dibincang di Helsinki. Tanpa meneliti
siapa orang dan darimana dikirim, lalu Adnan beuransyah memberi komentar:
"Saya tidak menduga kawan saya yang pernah sekamar dan sebantal tidur,
hanya lantaran tidak diajak oleh pemimpin GAM ke Helsinki terus berkomentar
miring kepada kebijaksanan pemimpin GAM". Kawan yang dimaksud disini tidak
lain kecuali: Yusra Habib Abdul Gani. Sesudah ucapan itu dilontarkan lewat
yahoogroups.com, pemilik email mudabarona@hotmail.com menengalkan diri dan
menjelaskan sendiri kepada Adnan Beuransyah yang komentarnya tidak ada
kaitannya dengan Yusra Habib Abdul Gani. Alamat email itu di kawasan New
York, USA. Kali inipun saya sabar, saya
pikir biarlah. Adnan Beuransyah tidak meminta ma'af atas tuduhan itu sampai
sekarang.
4.Sekarang,
giliran Ahmad Sudirman yang secara terang-terangan menuduh bahwa Ria Ananda
pemilik bayna9@yahoo.com sebagai Yusra Habib Abdul Gani dan terus mengulasnya
sampai kemana-mana. Sebelumnya dikipas-kipasi oleh Om-puteh@yahoo.com yang bernada menggiring
Yusra Habib Abdul Gani sebagai bayna9@yahoo.com hanya saja tidak menembak
langsung. Antara Ahmad Sudirman dan Om_puteh
bersusah payah menggali akar kata dan arti bayna9@yahoo.com itu. Yusra Habib
Abdul Gani tidak punya hubungan apapun dengan Ria Ananda. Saya memiliki
prestige sendiri yang sama sekali tidak tertarik dengan teriakan-teriakan
"anjing boldok", istilah Ria Ananda. Akan halnya dengan alamat
bayna9@yahoo.com dikirim dari Silkeborg, jangan heran. Di zaman modern sekarang
sangat mudah melalukannya. Anda pikir kurang orang Aceh jahilun di Silkeborg,
Denmark? Tidak perlu diceritakan disini
bagaimana mekanismenya, sebab hal ini sudah menjadi pengetahuan umum yang tidak
asing lagi. MIsalnya, saya buat dan kirim dari Silkeborg, teks Pidato wakil GAM
di USA, yang dibacakan oleh Musanna dkk dalam satu pertemuan ilmiah di salah
satu University di California tahun 1999. Dari Silkeborg, saya buat dan kirim
agenda acara "Pertemuan Ban Sigom Donja" di Stavanger (19-21 Juli
2002). Dari Silkeborg, teks pidato wakil GAM Denmark dalam acara: "Temu
ramah antara GAM dan kelompok NGO" di AAlborg University, 1 Februari 2004.
Apa susuahnya?
Waspadalah Orang Aceh.
Saya menilai tuduhan Ahmad
Sudirman itu hanya semata-mata untuk memancing emosi agar saya lebih banyak
berbicara. Memang dalam ilmu inteligen, menuduh adalah salah satu methode untuk
membuka tirai rahasia-rahasia yang belum terungkap. Methode ini Ahmad Sudirman
pakai untuk membuka tirai rahasia hasil Rapat "Ban Sigom Donja" yang
selama ini dipeti és-kan. Para wartawan dan anggota GAM keroco di Aceh dan luar
negeri sama sekali tidak tahu tentang: apa-apa saja keputusan Rapat itu.
Apabila emosi Irwandi Yusuf dipancing, yang seakan-akan keputusan politik
mencalonkan diri bersama Nazar (calon Gubernur+Wakil), dinilai telah
mengangkangi kebijaksanaan pemimpin GAM di Sweden. Irwandi yang kurang waspada
dengan konspirasi inteligen ini, terus saja membeberkan hasil rapat "Ban
Sigom Donja" dalam media enternet yang bisa dibaca oleh pihak inteligen
Indonesia dan masyarakat umum. Yusra bukan streotype ini. Saya berbeda kelas
dengan kamu, Ahmad Sudirman!
Satu lagi, Ahmad Sudirman berani
menuduh tokoh Bakhtiar Abdullah, Irwandi Yusuf, Munawar Liza dan Soyan Daud
melakukan kudeta atas kepemimpinan GAM, hanya lantaran tidak menyokong pasangan
Humam Hamid dan Hasbi Abdullah yang disokong pimpinan GAM. Orang yang anda
tuduh itu melakukan kudeta itu, saban hari ngumpul bersama pemimpin GAM yang
bermastautin di Ålby Sweden, yang tinggal di Acheh sedang rancak
mengikuti PILKADA. Konsekuensi dari tuduhan melakukan kudeta itu, Irwandi
dipecat dari AMM sebagai wakil senior GAM digantikan oleh Zakarya Saman dan
Bakhtiar Abdullah dipecat sebagai juru bicara GAM pusat digantikan oleh Adi
Laweuëng. Ini harga atau resiko dari kebebasan berpikir dan berpendapat. Ada
yang tertawa di depan umum, ada juga yang menangis di belakang layar, itu
biasalah! Mungkin julukan Ria Ananda bahwa anda "anjing Boldok" ada
benarnya dalam makna moralitas, dan bahkan mulut "anjing Boldok"
Ahmad Sudirman ini sudah terkena virus rhabies (penyakit anjing gila). Betapa
tidak, perhatikan tingkah-lakunya sehari-hari dalam enternet. Semua orang
digigitnya, kecuali Om_puteh. Cukup sampai disini. Aku amat takut digigit oleh
"anjing boldok" yang dijangkiti rhabies. Basa mampus aku!
Ini klafikasi pertama dan terakhir
dalam kasus ini.
Yusra Habib Abdul Gani
----------