Stockholm, 21 Oktober 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

TUJUAN PINTU RUMAH FATIMAH ZAHRA RA TERBUKA KETIKA RASULULLAH SAW MELINTAS UNTUK SOLAT SUBUH.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

RASULULLAH SAW MELINTAS DIDEPAN PINTU RUMAH FATIMAH ZAHRA RA UNTUK MENGINGATKAN WAKTU SOLAT SUBUH.

 

Untuk tulisan kali ini kita secara bersama-sama membahas masalah yang menyangkut pintu rumah Fatimah Zahra selalu terbuka ketika Rasulullah saw melintas didepan pintu sambil membaca ayat 33 surat Al-Ahzab.

 

Nah sekarang yang dipertanyakan adalah mengapa pintu rumah Fatimah Zahra ra selalu terbuka sedangkan yang lainnya tertutup?

 

Nah untuk memberikan jawabannya mari kita melihat dan membaca kembali ayat 33 surat Al-Ahzab yang artinya:

 

”dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kamu, ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS Al Ahzab, 33: 33).

 

Kemudian dihubungkan dengan hadits yang berbunyi:

 

”Daripada Anas bin Malik radhiallahu ‘anh, bahawasanya Rasulullah sallallau ‘alaihi wasallam melintas di hadapan pintu (rumah) Fatimah radhiallahu ‘anha selama enam bulan apabila keluar untuk pergi bersolat subuh. Baginda akan bersabda: “Bersolatlah wahai ahlul bait (kemudian membaca ayat 33 surah al-Ahzab): Sesungguhnya Allah hanyalah bermaksud hendak menghilangkan dosa kamu wahai Ahlul bait dan hendak membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”

 

Nah, kalau kita menggali maksud dari hadits ini dihubungkan dengan ayat 33 surat Al-Ahzab, maka kita akan menemukan bahwa ayat 33 surat Al-Ahzab itu pertama tidak diturunkan dengan ditujukan bahwa ahlul bait itu adalah Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra. Kedua, ayat 33 surat Al-Ahzab itu tidak menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra adalah maksum atau bersih dari dosa. Mengapa ?

 

Karena pertama, yang dimaksud dengan ahlul bait dalam ayat 33 surat Al-Ahzab mengacu kepada keluarga yang diikat oleh pernikahan, misalnya istri-istri Rasulullah saw dan pertalian darah misalnya Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra melalui doa Rasulullah saw di rumah Ummu Salamah ra. 

 

Dimana diperkuat dengan hadits sahih Bukhori:

 

”…maka keluarlah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menuju ke bilik (rumah) ’Aisyah dan bersabda: “Assalamu‘alaikum Ahlul bait wa rahmatullah!” ‘A’isyah menjawab: “Wa ‘alaika salam wa rahmatullah!…”(Ringkasan hadits sahih daripada Anas bin Malik radhiallahu ‘anh, Sahih Bukhori: 4793 (Kitab tafsir, Bab tafsir ayat 53 surat Al-Ahzab).

 

Nah, ketika Rasulullah saw menuju ke bilik (rumah) ’Aisyah mengucapkan: “Assalamu‘alaikum Ahlul bait wa rahmatullah!”. Disini menunjukkan bahwa ’Aisyah istri Rasulullah saw dipanggil juga dengan ahlul bait. Dan hal ini memang sesuai dengan ayat 28 sampai 32 surat Al-Ahzab, dimana istri-istri Rasulullah saw dipanggil ahlul bait.

 

Jadi, ketika Rasulullah saw menyebut  Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra dengan sebutan ahlul bait, maka itu bukan karena mereka berempat dikhususkan oleh ayat 33 surat Al-Ahzab, melainkan karena mereka berempat pada asalnya tergolong kedalam keumumam istilah ahlul bait.

 

Selanjutnya, ketika Rasulullah saw melintas didepan pintu terbuka Fatimah Zahra ra sambil membaca ayat 33 surat Al-Ahzab, maka itu membuktikan bahwa keinginan Rasulullah saw agar supaya Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra tergolong sama dengan tujuan ayat 33 tersebut, yaitu agar supaya mereka berempat dihapuskan dosa mereka dan dibersihkan sebersih-bersihnya. Oleh karena itulah mengapa Rasulullah saw mendahuluinya dengan melawati pintu terbuka Fatimah Zahra ra waktu solat subuh dengan perintah untuk bangun menjalankan solat subuh. Kita semua sudah maklum bahwa menjalankan perintah untuk solat fardhu adalah salah satunya untuk menghapuskan dosa dan membersihkan amal-perbuatan dari pengaruh yang buruk.

 

Kemudian, dengan selalunya Rasulullah saw melewati pintu terbuka Fatimah Zahra ra sambil membaca ayat 33 surat Al-Ahzab itu membuktikan bahwa penghuni rumah itu tidak maksum atau tidak bebas dari dosa. Karena tidak masuk akal kalau memang Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra adalah maksum, maka Rasulullah saw tidak perlu setiap pagi untuk menjalankan solat subuh selalu melewati pintu terbuka Fatimah Zahra ra yang didalamnya ada Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra sambil membaca ayat 33 surat Al-Ahzab agar supaya mereka itu bangun dan mengambil air wudu untuk menegakkan solat subuh bersama Rasulullah saw. Dan disini kelihatan mereka berempat Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra tidak mampu bangun pagi tepat pada waktunya untuk menegakkan solat subuh, kalau tidak dibangunkan oleh Rasulullah saw.

 

Seterusnya dengan melihat situasi dan keadaan dimana Rasulullah saw selalu melewati pintu terbuka Fatimah Zahra ra ketika akan melaksanakan solat subuh sambil membaca ayat 33 surat Al-Ahzab membuktikan bahwa Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra adalah manusia biasa yang terkadang kesiangan atau lewat waktu untuk bangun menegakkan solat subuh. Berbeda dengan Rasulullah saw yang maksum atau bersih dari dosa atau bebas dari dosa, dimana Rasulullah saw senantiasa siap dalam keadaan untuk menjalankan solat subuh.

 

Jadi berdasarkan apa yang dijelaskan diatas sekarang kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa adanya hadits sahih daripada Anas bin Malik radhiallahu ‘anh yang menyangkut solat subuh diatas itu menjadi bukti bahwa Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah Zahra ra, Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra, Husen bin Ali bin Abi Thalib ra adalah tidak maksum dan mereka berempat adalah tidak dikhususkan sebagai ahlul bait yang dimaksud dalam ayat 33 surat Al-Ahzab.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------