Stockholm, 27 April 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

GAM MEMAKAI JUSUF KALLA DAN GOLKAR-NYA UNTUK MENAIKKAN SELF-GOVERNMENT DI ACHEH.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

AKHIRNYA GAM BISA MEMBAWA JUSUF KALLA DENGAN GOLKAR-NYA UNTUK MENAHAN KEKUATAN TNI DAN MENAIKKAN SELF-GOVERNMENT DI ACHEH.

 

Hari ini, Kamis, 27 April Petinggi GAM Teungku Malik Mahmud dan Teungku Dr.Zaini Abdullah serta para jajaran petinggi GAM lainnya untuk pertama kali menginjakkan kaki mereka diatas tanah Jakarta dan  melangkahkan kaki mereka kedalam rumah kediaman resmi Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat.

 

Dengan topik jamuan makan malam bersama tuan rumah Wakil Presiden Jusuf Kalla membuktikan bahwa bagaimana pihak GAM telah berhasil mengikat Jusuf Kalla orang dari bangsa Bugis untuk secara bersama-sama dengan bangsa Acheh menjalankan pakta perjanjian perdamaian yang menyeluruh di Acheh. Dimana sebelumnya belum pernah terjadi ikatan pakta perjanjian yang menyeluruh di Acheh. Jenderal Soeharto dengan DOM-nya membuat bangsa dan rakyat Acheh sengsara dan ketakutan. B.J. Habibie belum pernah menjamah Acheh. Abdurrahman Wahid hanya bicara perdamaian dimulut saja. Megawati tidak berbeda dengan Soekarno hanya ingin terus mengikat Acheh. Tetapi, Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah kehabisan akal menghadapi GAM, akhirnya menyerah kalah kepada Jusuf Kalla untuk mengambil inisiatif menciptakan perdamaian yang menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua di Acheh. Dimana TNI yang sudah hampir 30 tahun tidak mampu menjatuhkan dan mengalahkan GAM tidak kehilangan muka, begitupun GAM dan TNA-nya bisa membuktikan bahwa kekuatan angkatan bersenjata mereka tidak mudah dihancurkan TNI.

 

Nah, perjanjian yang tertuang dalam MoU Helsinki 15 Agustus 2005 adalah perjanjian yang isinya tidak menyatakan adanya pihak yang kalah, melainkan menggambarkan bahwa pihak Pemerintah Indonesia dan pihak GAM terselamatkan dan tentu saja yang menang serta berhasil dari disepakatinya MoU Helsinki adalah bangsa dan seluruh rakyat Acheh.

 

Karena itu, kalau disini disebutkan bahwa GAM berhasil membawa Jusuf Kalla dan Golkar-nya untuk mengangkat Self-Government adalah memang tidak berlebihan. Dan memang fakta dan buktinya menunjukkan bahwa karena adanya kekuatan Jusuf Kalla orang bangsa Bugis dengan Golkar-nya inilah akhirnya GAM mengulurkan tangan untuk membuat pakta perjanjian damai yang menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua pihak di Acheh.

 

Dan Ahmad Sudirman tidak berlebihan kalau menuliskan disini bahwa Self-Government adalah hasil perasan keringat dan pikiran serta usaha yang ulet dari bangsa Acheh dan bangsa Bugis.

 

Sehingga wajar saja kalau pada hari ini, disaat Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang orang Jawa sedang berkunjung ke negara-negara di Timur Tengah, maka di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama para Petinggi GAM dengan aman dan leluasa membicarakan masa depan Acheh yang aman, damai dan bebas.

 

Tentu saja, TNI dalam hal ini, berada diluar gelanggang politik Acheh. Kecuali Syamsir Siregar dengan BIN-nya yang masih mengkutak-katik Acheh dengan dibantu hembusan asap anti MoU Helsinki yang ditiupkan oleh orang-orang PDI-P seperti Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno dan anggota Komisi I DPR dari FPDI-P Permadi agar pihak kelompok Acheh Leuser Antara (ALA) dan Acheh Barat Selatan (ABAS) terkecoh untuk membakar Acheh dengan semangat janji-janji kosong PDI-P-nya Megawati.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------