Stockholm, 11 April 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

TAKTIK & STRATEGI DIPLOMASI NOER HASSAN WIRAJUDA MENGHADAPI BENTURAN BENTENG TANGGUH STRATEGI OPM.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

LANGKAH TAKTIK & STRATEGI DIPLOMASI NOER HASSAN WIRAJUDA MENGHADAPI BENTURAN BENTENG TANGGUH STRATEGI OPM.

 

"Hai Presiden SBY sekali lagi saya (Prai JH) ingin peringatkan dikau dkkmu kelima (5) orang Presiden RI; cukuplah sudah kamu kelima (5) orang Presiden RI bikin bodoh rakyat PB sambil menjalankan ekspansi dan manipulasi politik dan dibaringi pula dgn politik menakut-nakuti memakai kekerasan senjata api (tangan besi, cemeti, cambuk) guna usaha melumpuhkan moril dan mental seluruh rakyat PB di dalam tanahairnya sendiri dari sejak 1962 hingga kini 2006, dus 44 tahun lamanya ockupasi kekuasaan Pem: Kolonial RI dibumi PB. Saya ingin memakai kesempatan ini dan peringatkan kepada sdr./sdri sebangsaku dan setanahairku di dalam seluruh tanahair PB; agar jangan sekali-kali menerima orang-orang Jawa (Indonesia) yang datang omong kosong di PB dgn memakai adat-istiadat bangsa PB, karena itu adalah suatu penghinaan bagi kita seluruh rakyat PB; jika perlu boleh buang ludah saja diwajah mereka; karena mereka-mereka itu datang berpura-pura bikin diri sebagai hati-hati domba, tetapi hati-hati "serigala buas (ganas)" untuk hendak merampas, mencuri,dan memiliki segala hak milik kita sambil menindas, memperkosa, membunuh, dan melenyapkan kita di dalam tanah tumpah darah kita sendiri, harap camkan hal ini dgn baik ya sambil berwaspada diri selalu terhadap serangan "serigala buas (ganas)!" (Jakob Prai, opm_malmo@hotmail.com , 10 april 2006 14:19:55)

 

"Silahkan bermimpi di siang bolong. Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Vanuatu dalam waktu dekat. Terakhir bertemu pada September tahun lalu" (Menteri Luar Negeri Noer Hassan Wirajuda, Jakarta, Senin, 10 April 2006)

 

Dari hari ke hari makin kelihatan taktik dan strategi diplomasi yang dijalankan oleh pihak Menteri Luar Negeri Noer Hassan Wirajuda dalam menghadapi taktik dan strategi pihak OPM benar-benar telah kebobolan dan secara telak telah roboh.

 

Usaha pihak Pemerintah RI dalam bidang diplomasi yang ditangani oleh Noer Hassan Wirajuda untuk menghadapi pihak bangsa dan rakyat papua dibawah  payung the Free West Papua Movement (OPM) benar-benar dibuat tidak berdaya.

 

Lihat saja, ketika Jacob Rumbiak salah seorang pemimpin the Free West Papua Movement (OPM) yang tinggal di Australia dan pernah dipenjara tahun 1989 dengan vonis 17 tahun karena subversi dan mendekam dalam penjara selama 11 tahun melambungkan pernyataan bahwa beberapa negara di kawasan Pasifik mendukung upaya kemerdekaan Papua, ternyata taktik dan strategi diplomasi yang dijalankan pihak the Free West Papua Movement (OPM) telah membuat benteng pertahanan Papua yang dipasang Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati dan sekarang Susilo Bambang Yudhoyono bobol.

 

Dan sebagai upaya untuk menutupi benteng yang sudah jebol itu pihak Menteri Luar Negeri Noer Hassan Wirajuda hanya mampu menyatakan: "Silahkan bermimpi di siang bolong. Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Vanuatu dalam waktu dekat. Terakhir bertemu pada September tahun lalu"

 

Nah, taktik pertahanan dalam bidang diplomasi yang diluncurkan oleh pihak Noer Hassan Wirajuda itu menunjukkan bahwa karena memang sudah terbuka kain tabir penutup Papua yang dipasangkan oleh Soekarno dan Soeharto, khususnya tentang masalah model pepera-nya Jenderal Soeharto yang menyimpang dari aturan internasional sebagaimana yang telah ditetapkan dan disepakati dalam Perjanjian New York 15 Agustus 1962 Article XVIII.

 

Karena itu masuk akal ketika Jacob Rumbiak menyinggung referendum di Papua Barat pada tahun 2010, maka langsung saja pihak Menko Polhukam Widodo AS berkelit dengan memakai jurus keropos: "Untuk dipahami semua pihak bahwa keberadaan Papua sebagai bagian integral NKRI adalah sah dan final. Ini didukung oleh dunia internasional dengan memberi dukungan dan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah NKRI" (Menko Polhukam Widodo AS, Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 7 April 2006)

 

Nah, mengapa itu Menko Polhukam Widodo AS berkelit dengan memakai jurus keropos "Papua sebagai bagian integral NKRI adalah sah dan final yang didukung oleh dunia internasional" ?

 

Karena, memang itu Menko Polhukam Widodo tidak mampu memberikan argumentasi dengan memakai dasar fakta, bukti, sejarah dan hukum yang kuat tentang model pepera-nya Jenderal Soeharto yang menyimpang dari aturan internasional sebagaimana yang telah ditetapkan dan disepakati dalam Perjanjian New York 15 Agustus 1962 Article XVIII, yang juga pernah dipertanyakan oleh Anggota Kongres Amerika mengenai keabsahan, kerahasiaan dan kebebasannya dalam pelaksanaan pepera yang telah disepakati dalam Perjanjian New York 15 Agustus 1962 Article XVIII.

 

Nah, pondasi dan tiang Perjanjian New York 15 Agustus 1962 Article XVIII sekarang dipertanyakan kembali oleh dunia internasioonal, sehingga bangunan benteng pertahanan Papua Barat yang dibangun oleh Soekarno dan Soeharto kebobolan. Karena itu apa yang dilambungkan oleh Jacob Rumbiak yang menyinggung referendum di Papua Barat pada tahun 2010 telah memukul telak benteng pertahanan pihak RI, sehingga jalan keluarnya pihak RI hanya cukup dengan melambungkan pernyataan: "Untuk dipahami semua pihak bahwa keberadaan Papua sebagai bagian integral NKRI adalah sah dan final".

 

Jadi, sekarang makin terbongkar yaitu, apanya yang "sah dan final" ?

 

Yang jelas dan pasti bahwa dasar argumentasi yang dipakai pihak RI untuk menyatakan bahwa Papua sebagai bagian integral NKRI adalah sah dan final masih dipertanyakan keabsahan, kebebasan dan kerahasiaanya oleh dunia internasional.

 

Terakhir, karena itu, kalau Ahmad Sudirman memperhatikan taktik dan strategi diplomasi yang dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Noer Hassan Wirajuda dalam menghadapi taktik dan strategi pihak the Free West Papua Movement (OPM) adalah memang sudah kalang kabut, mendobrak sana dan mendobrak sini.

 

Ditambah dengan pukulan dari pihak Jakob Prai wakil dari Free West Papua Movement (OPM) Malmo, Swedia yang melambungkan: "Hai Presiden SBY sekali lagi saya (Prai JH) ingin peringatkan dikau dkkmu kelima (5) orang Presiden RI; cukuplah sudah kamu kelima (5) orang Presiden RI bikin bodoh rakyat PB sambil menjalankan ekspansi dan manipulasi politik dan dibaringi pula dgn politik menakut-nakuti memakai kekerasan senjata api (tangan besi, cemeti, cambuk) guna usaha melumpuhkan moril dan mental seluruh rakyat PB di dalam tanahairnya sendiri dari sejak 1962 hingga kini 2006, dus 44 tahun lamanya ockupasi kekuasaan Pem: Kolonial RI dibumi PB"

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

From: Jakob Prai opm_malmo@hotmail.com

Returnaddress: PPDi@yahoogroups.com

Date: den 10 april 2006 14:19:55

To: SIMPA@yahoogroups.com, Ottis@yahoogroups.com, tribal-melanesia@yahoogroups.com, indonesia_damai@yahoogroups.com, nasional-list@yahoogroups.com, PPDI@yahoogroups.com, Keyakinan@yahoogroups.com, Lantak@yahoogroups.com, thomm016@planet.nl, oiio_ms@hotmail.com

Subject: FW: «PPDi» JURUS LAGU DARI SABANG SAMPAI MERAUKE DIPAKAI SBY UNTUK MENGIKAT PAPUA BARAT.

 

Dibawah ini adalah kommantar peribadi saya setelah membaca dan memahami deskripsi sdr. AS Sunday, April 9, 2006. Orang-Orang PB yang lain di DNPB dan LN boleh berikan opini mereka sendiri.

 

Saya (Prai JH) adalah anak Kepala Suku (Kepala Perang) yang bernama: Mirlabau Pomptalf Prai,dan Ibu (Mama) saya bernama: Pia Prai (Wellip) berasal Provinsi Hollandia alias Jayapura (nama simbol politik Pem:Kolonial RI).

 

Ketika saya masih seorang babi dipangkuan ibuku (mamaku) dan bertumbuh sampai menjadi besar (dewasa) dan mengikuti pendidikan sekolah Belanda sampai ketingkat menengah dan menjadi pegawai negeri Netherlands New Guinea dan bekerja dikantor bank NHM (Nederlandsche Handels Maatschappij) di Hollandia (Jayapura), dan pada akhir december 1962 Kepala Perw:RI di Dok 5 Dr Soejarwo SH memanggil (mengundang) saya masuk menjadi mahasiswa di Cenderawasih University (UNCEN) Jurusan Hukum Pidana dan Perdata dan tinggal di Asrama UNCEN (Mahasiswa Ikatan Dinast) sampai dgn penangkapan atas diri saya oleh kesatuan TNI/ABRI pada tgl.28 April 1968; tidakpernah bahkan masih belumpernah bapaku dan ibuku berbisik-bisik atau berceritera ketelingaku bahwa;kami (bangsa Melanesia di PB) ini adalah bangsa Indonesia mulai dari Sabang sampai ke Merauke; bahkan juga masih belumpernah berceritera ketelingaku sambil membuktikan fakta-fakta kebenaran dari "bekas-bekas (sisa-sisa) peninggalan" nenek moyang bangsa Jawa (Indonesia) di PB sana.Juga,bapaku dan ibuku masih belum pernah ceriterakan ketelingaku bahwa; pada zaman mereka (nenek moyang kami terdahulu) telah pernah membuat suatu resolusi atau pernyataan (statement) secara suka rela untuk bergabung diri dan tinggal di dalam NKRI (Negara Korrupsi RI atau Negara Kacau RI); sungguh-sungguh tidak pernah ada ceritera seperti itu oleh kedua orang tuaku. Justru berdasar pada kebenaran fakta ini;kami (bangsa PB) selalu melihat bangsa Jawa (Indonesia) adalah bangsa lain, dan kami juga adalah bangsa lain yaitu: Bangsa Melanesia di Dalam Daerah Pacific Selatan,yang tidak homogen baik secara etnik,geografish,budaya,adat-istiadat dan bahkan religious (agama).

 

Jadi,untuk kaitkan kebenaran ceritera diatas ini saya boleh ambil sebuah contoh yang paling simpel ini yaitu: "If when you take a clay and a iron;and you pu it together in one frying-pan and you boil it within 5-10 hours;and you will see the final result of this;the clay is still the clay, and the iron is still the iron,and they never become one; so with this very simple example;you can see (you can imagine) that; the nation of West Papua never become one with the nation of Indonesia,that's all and nothing else?

 

Oleh karena itu,saya merasa sebagai suatu sensitiv issu, ngeri,dan gelisah perasaanku sambil membuang ludah kedasar tanah ketika saya duduk membaca segala omong kosongan permainan politik boneka-bonekaan SBY di Merauke sana. Hai Presiden SBY sekali lagi saya (Prai JH) ingin peringatkan dikau dkkmu kelima (5) orang Presiden RI;cukuplah sudah kamu kelima (5) orang Presiden RI bikin bodoh rakyat PB sambil menjalankan ekspansi dan manipulasi politik dan dibaringi pula dgn politik menakut-nakuti memakai kekerasan senjata api (tangan besi,cemeti,cambuk) guna usaha melumpuhkan moril dan mental seluruh rakyat PB di dalam tanahairnya sendiri dari sejak 1962 hingga kini 2006,dus 44 tahun lamanya ockupasi kekuasaan Pem:Kolonial RI dibumi PB.

 

Saya ingin memakai kesempatan ini dan peringatkankepada sdr./sdri sebangsaku dan setanahairku di dalam seluruh tanahair PB;agar jangan sekali-kali menerima orang-orang Jawa (Indonesia) yang datang omong kosong di PB dgn memakai adat-istiadat bangsa PB,karena itu adalah suatu penghinaan bagi kita seluruh rakyat PB; jika perlu boleh buang ludah saja diwajah mereka;karena mereka-mereka itu datang berpura-pura bikin diri sebagai hati,hati domba,tetapi hati,hati "serigala buas (ganas)" untuk hendak merampas,mencuri,dan memiliki segala hak milik kita sambil menindas,memperkosa,membunuh,dan melenyapkan kita di dalam tanah tumpah darah kita sendiri,harap camkan hal ini dgn baik ya sambil berwaspada diri selalu terhadap serangan "serigala buas (ganas)!"

 

Salam dan doa teriring bersama!

 

Jakob Prai

 

opm_malmo@hotmail.com

OPM-OIIO Malmö, Sweden.

----------

 

Menlu soal Klaim Rumbiak: Silakan Mimpi di Siang Bolong

Jakarta, (Analisa)

 

Menteri Luar Negeri (Menlu) Nur Hassan Wirajuda, di Jakarta, Senin, berkomentar "Silakan bermimpi di siang bolong" tentang klaim Jacob Rumbiak yang mengaku sebagai Menteri Luar Negeri Otoritas Nasional Papua Barat, bahwa beberapa negara di kawasan Pasifik mendukung upaya kemerdekaan Papua.

 

"Silahkan bermimpi di siang bolong," kata Wirajuda saat ditanya wartawan yang meliput Sidang Komisi ke-62 Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Pasifik (UNESCAP), di Balai Sidang Jakarta.

 

Dia menegaskan bahwa negara-negara Pasifik telah membangun hubungan yang sangat baik dengan Indonesia selama beberapa tahun terakhir. "Tiap tahun negara-negara itu menyatakan dukungannya terhadap kedaulatan Indonesia," kata Menlu. "Bahkan mereka menyebutkan otonomi khusus adalah salah satu solusi terbaik bagi masalah (berbau separatisme -red)."

 

Dalam kesempatan itu, Wirajuda - yang terpilih sebagai Ketua Sidang Komisi ke-62 UNESCAP, juga menyebutkan bahwa hubungan Republik Indonesia (RI) dengan Vanuatu telah berlangsung sangat erat.

 

"Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Vanuatu dalam waktu dekat. Terakhir bertemu pada September tahun lalu" katanya.

 

Terkait kegiatan UNESCAP, sekitar 19 negara Pasifik berdiskusi dengan negara-negara di Benua Asia termasuk Indonesia untuk memperkuat kerjasama pembangunan, ekonomi, dan politik.

 

Sebelumnya, Rumbiak mengklaim bahwa Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negara kepulauan di kawasan Pasifik mendukung kemerdekaan Papua pada tahun 2010 atau minimal referendum pada sebelum tahun tersebut. (Ant)

http://analisadaily.com/0-7.htm

----------