Stockholm, 27 Maret 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

MENYOSIALISASIKAN SEMUA BUTIR-BUTIR MOU HELSINKI LEBIH PENTING DIBANDING RUU PA MADE IN DEPDAGRI & PANSUS RUU PA DPR RI.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

SEMUA BUTIR-BUTIR MOU HELSINKI LEBIH PENTING DISOSIALISASIOKAN KEPADA SELURUH RAKYAT ACHEH DIBANDINGKAN DENGAN RUU-PA MADE IN DEPARTEMEN DALAM NEGERI RI & PANSUS RUU PA DPR RI YANG SUDAH MOLOR ITU.

 

"Semua pihak untuk bergandengan tangan untuk dapat menyukseskan semua yang telah disepakati dalam Memorandum of Understanding (MOU) di Helsinki, sehingga sampai ke masyarakat tanpa ada distorsi substansi MOU tersebut". (Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe wakil GAM, Banda Acheh, Jumat, 24 Maret 2006)

 

"AMM sangat bangga dengan kedua belah pihak yang telah membentuk Tim Sosialisasi Damai ini, untuk menyosialisasikan butir-butir kesepahaman kepada masyarakat luas. Kelangsungan damai membutuhkan pendekatan yang konprehensif dengan melibatkan masyarakat untuk memahami MOU" (Renata Tardioli wakil AMM, Banda Acheh, Jumat, 24 Maret 2006).

 

Memang sangat tepat sekali pihak Tim Sosialisasi Aceh Damai langsung terjun ke seluruh peloksok Acheh dengan tujuan untuk menyosialisasikan butir-butir Nota Kesepahaman atau MoU Helsinki.

 

Tanggal 31 Maret 2006, yaitu tanggal yang telah disepakati oleh pihak GAM dan Pemerintah RI di Helsinki yang telah tertuang dalam MoU Helsinki guna mengesahkan dan mengundangkan Undang-Undang Tentang Pemerintahan Acheh ternyata akan dilabraknya oleh Panitia Khusus RUU PA DPR RI, sehingga kemungkinan besar itu  Undang-Undang Tentang Pemerintahan Acheh baru bisa diundangkan pada awal bulan Mei 2006 mendatang.

 

Kendatipun pihak GAM memakluminya dan masih ada kesabaran, tetapi bangsa dan rakyat Acheh tidak sabar untuk menunggunya, sehingga meluncurlah satu Tim Sosialisasi Aceh Damai yang terdiri dari 178 orang. Dimana 50 di antaranya dari GAM dengan dikoordinasikan oleh Syahbuddin BP dari Pemda Acheh, Teungku Muhammad Ali dari GAM, Teungku Azman Ismail dari Ulama dan M Hamzah SH dari tokoh adat.

 

MoU Helsinki adalah lebih penting dan lebih sempurna karena sesuai dengan apa yang trelah disepakti oleh pihak GAM dan Pemerintah RI, dibandingkan dengan isi RUU PA yang telah dipangkas oleh Departemen Dalam Negeri RI dan apa yang sedang dirombak oleh pihak Panitia Khusus RUU PA DPR RI yang diketuai oleh Ferry Mursyidan Baldan sekarang ini.

 

Karena itu seluruh rakyat Acheh perlu untuk diberikan penjelasan dan keterangan secara mendetil tentang isi dari seluruh butiran-butiran MoU Helsinki. Seluruh rakyat Acheh harus mengetahui hak dan kewajiban mereka sebagai rakyat Acheh atas apa yang telah diperjuangkan dan yang telah disepakti oleh pihak GAM dan Pemerintah RI yang tertuang dalam MoU Helsinki.

 

Disamping itu karena isi dari apa yang telah dicantum dalam RUU PA made in atau buatan Departemen Dalam Negeri RI yang sedang digodog oleh Panitia Khusus RUU PA DPR RI adalah tidak sempurna dan sudah menyimpang dari apa yang telah disepakati oleh pihak GAM dan Pemerintah RI.

 

Jadi, dengan diterjunkannya Tim Sosialisasi Aceh Damai langsung terjun ke seluruh peloksok Acheh untuk menyosialisasikan butir-butir MoU Helsinki dan dengan disokong penuh oleh pihak AMM dan Pemda Acheh, maka diharapkan perdamaian dan keamanan yang menyeluruh di Acheh akan tercapai.

 

Selamat untuk Tim Sosialisasi Aceh Damai, lupakan RUU PA made in Depdagri dan Pansus RUU PA DPR RI yang sebagian besar isinya telah menyimpang dari MoU Helsinki. Suatu pengkhianatan dari pihak Pemerintah RI dan DPR RI terhadap bangsa dan seluruh rakyat Acheh.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

Jumat, 24 Maret 2006, 16:19 WIB

Tim Sosialisasi Damai Turun ke Daerah

Reporter : Radzie

 

Banda Aceh, acehkita.com. Tim Sosialisasi Aceh Damai yang terdiri dari unsur Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), hari ini diberangkatkan ke 21 kabupaten/kota. Mereka akan menyosialisasikan butir-butir yang ada dalam Nota Kesepahaman (MOU) Helsinki.

 

Tim Sosialisasi dilepas oleh Penjabat Gubernur Aceh Mustafa Abubakar. Turut hadir dalam acara itu, Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe, Amni Ahmad Marzuki, Mukhsalmina (utusan GAM) dan Renata Tardioli dari Aceh Monitoring Mission.

 

Tim Sosialisasi mempunyai anggota sebanyak 178 orang. 50 di antaranya dari GAM. Sedangkan selebihnya ada dari unsur Pemda, ulama, LSM, akademisi, pengusaha, teknokrat, mahasiswa, dan pers. Tim dikoordinatori oleh Syahbuddin BP (Pemda), Teungku Muhammad Ali (GAM), Teungku Azman Ismail (Ulama), dan M Hamzah, SH (tokoh adat).

 

Tim yang diterjukan ke seluruh kabupaten/kota yang ada di Aceh ini, sudah mendapatkan pembekalan langsung dari sumber pertama yang mengikuti langsung proses perundingan damai di Helsinki, yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil dan Juru Bicara GAM di Swedia Bakhtiar Abdullah. Pembekalan tim dilakukan pada 18 Februari 2006.

 

Menurut Pj Gubernur Aceh Mustafa Abubakar, tim ini nantinya akan menyosialisasikan semua butir-butir yang ada dalam MOU Helsinki, dengan bahasa-bahasa yang mudah dipahami masyarakat.

 

“Diharapkan mereka bisa menjawab semua pertanyaan dari masyarakat, jika ada pertanyaan tentang klausul yang tidak jelas pemahamannya,” kata Mustafa Abubakar kepada wartawan usai penglepasan Tim Sosialisasi di hadapan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jumat (24/3).

 

Dia menambahkan, sosialisasi MOU sekarang ini memang sudah agak terlambat. Keterlambatan itu, dikarenakan pihaknya harus menyesuaikan dengan jadwal Menkominfo Sofyan Djalil. Kendati demikian, sebutnya, secara nonformal sosialisasi sudah pernah dilakukan oleh masing-masing komponen secara terpisah.

 

Gubernur Mustafa juga mengatakan, kerja-kerja Tim Sosialisasi didanai oleh sejumlah lembaga donor, seperti Wolrd Bank, International Organization for Migration (IOM), United State Aid for International Development (USAID), Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, United Nations Development Program (UNDP), dan Aceh Recovery Forum (ARF).

 

Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe mewakili GAM mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan untuk dapat menyukseskan semua yang telah disepakati dalam Memorandum of Understanding (MOU) di Helsinki, sehingga sampai ke masyarakat tanpa ada distorsi substansi MOU tersebut.

 

Sementara itu, Renata Tardioli mengatakan, AMM siap memberikan dukungan materi sosialisasi damai, dan bersedia hadir jika diundang untuk terlibat dalam proses sosialisasi tersebut. “AMM sangat bangga dengan kedua belah pihak yang telah membentuk Tim Sosialisasi Damai ini, untuk menyosialisasikan butir-butir kesepahaman kepada masyarakat luas,” ujar Renata dalam kata sambutannya.

 

Dia mengatakan, proses perdamaian Aceh sudah pada titik yang tidak bisa diputarbalik kembali. Karena itu, dia meminta semua pihak untuk terlibat dalam menjaga proses damai ini. “Kelangsungan damai membutuhkan pendekatan yang konprehensif dengan melibatkan masyarakat untuk memahami MOU,” ujar Renata.

 

Kedua belah pihak yang berkonflik selama 30 tahun itu sepakat untuk mengakhiri konflik dengan meneken MOU Damai di Helsinki pada 15 Agustus 2005. Kesepakatan ini tercapai setelah para pihak terlibat dalam lima kali perundingan di sebuah tempat di Helsinki, ibukota Finlandia. Perundingan yang sering disebut informal meeting ini dimulai pada Januari 2005, tak lama setelah Aceh dihumbalang tsunami pada 26 Desember 2004. [dzie]

 

http://www.acehkita.com/?dir=news&file=detail&id=778

----------