Stockholm, 21 Maret 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

PRRI YANG MEMBANGUN RPI ADALAH SATU NEGARA DILUAR RI-JAWA-YOGYA HASIL LEBURAN RIS 15 AGUSTUS 1950.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

SUDAH JELAS ITU PRRI YANG MEMBANGUN RPI ADALAH SATU NEGARA YANG BERADA DILUAR RI-JAWA-YOGYA HASIL LEBURAN RIS PADA TANGGAL 15 AGUSTUS 1950.

 

"Kalau Pak Ahmad ingin menggunakan kata Unitaris (kelompok orang yang memiliki Paham Negara Kesatuan) untuk pada Bung Karno, maka tidak perlu ditambahkan kata Jawa dan Yogya, karena (jika pak Ahmad paham bahasa Indonesia) arti dan pengertian-nya akan berubah dan ini yang disebut ciptaan dan kemauan Pak Ahmad beserta kawan-kawan. Pak Ahmad tentu marah besar karena saya mengatakan bahwa RPI itu adalah wacana ideal dari NKRI, dan tentunya akan marah besar untuk mengatakan bahwa RPI itu bukan kelanjutan dari rencana pembentukan Negara Federal. Tentu saja Pak Ahmad marah besar karena pendukung Negara Federal di bumi nusantara ini hanya segelintir orang yang sedang mengalami frustrasi dan dipresi. Dan semua yang saya katakan itu adalah facta. Dan PRRI dan Permesta adalah pemberontakan setengah hati. (lihat tulisan Suara Pembaharuan) Tentunya Bapak akan berbahagia untuk mengatakan pengetahuan saya dangkal, sedangkal Jawaban Bapak Ahmad untuk mengatakan bahwa PRRI itu adalah sebuah gerakan separatis.(lihat tulisan Suara Pembaharuan). Bapak Ahmad juga ingin mencoba untuk membangkitkan pandangan bahwa bubarnya Masyumi telah menghentikan perjuangan tokoh-tokoh Masyumi menjadi hancur lebur dan berupaya untuk membangkitkan kebencian pada NKRI. Upaya Pak Ahmad untuk mendorong kebencian pada NKRI akan kandas, karena Rakyat Indonesia paham arti kesatuan dan persatuan dalam kerangka NKRI" ( Rasjid Prawiranegara, rasjid@bi.go.id , Wed, 22 Mar 2006 00:31:38 +0700 )

 

Saudara Rasyid Prawiranegara di Jakarta, Indonesia.

 

Nah, kan betul diakui sendiri oleh saudara Rasyid bahwa itu bukan Ahmad Sudirman yang mencetuskan istilah unitaris, melainkan itu adalah kelompok pendukung unitaris RI-Jawa-Yogya sendiri.

 

Sekarang, mengapa dinamakan unitaris RI-Jawa-Yogya ? Karena ketika RI masuk menjadi Negara Bagian RIS pada tanggal 14 Desember 1949 adalah RI yang wilayah de-facto dan de-jure-nya di Yogyakarta dan sekitarnya yang terletak di Pulau Jawa bagian Tengah berdasarkan Perjanjian Renville 17 Januari 1948 yang diakui oleh Belanda dan PBB. Atau dengan kata lain, itu RI-Jawa-Yogya yang masuk menjadi anggota Negara Bagian RIS dengan terlebih dahulu menandatangani Piagam Konstitusi Negara Federasi Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14 Desember 1949.

 

Jadi saudara Rasyid Prawiranegara,

 

Memang benar berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan hukum, itu kelompok unitaris memang kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya, bukan Ahmad Sudirman yang mengada-ada istilah tersebut. Kemudian kalau saudara Rasyid menentang dan menolak itu istilah unitaris RI-Jawa-Yogya yang muncul sejak RI-Jawa-Yogya masuk kedalam Negara Federasi RIS, maka penolakan istilah tersebut oleh saudara Rasyid, justru menunjukkan bahwa saudara Rasyid memang dangkal dan sempit pengetahuannya tentang RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno.

 

Saudara Rasyid Prawiranegara,

 

Itu sudah jelas Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang dibangun dan didirikan pada tanggal 15 Februari 1958 kemudian dilanjutkan dengan membangun Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) pada tanggal 8 Februari 1960 oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Mohammad Natsir cs bersama PRRI, NII dan Permesta adalah merupakan satu negara diluar Negara RI-Jawa-Yogya hasil leburan RIS 15 Agustus 1950.

 

Sampai kiamat tidak akan ditemukan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang menyatakan bahwa  Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang didirikan pada tanggal 15 Februari 1958 kemudian dilanjutkan dengan membangun Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) pada tanggal 8 Februari 1960 adalah masih merupakan satu wacana atau ucapan atau perkataan atau pikiran atau konsep.

 

Justru menurut fakta, bukti, sejarah dan hukum itu Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang kemudian membangun Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) pada tanggal 8 Februari 1960 adalah bukan satu wacana atau ucapan atau perkataan atau satu konsep, melainkan sudah merupakan satu negara yang berbentuk dan berdiri berhadapan dengan RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno.

 

Karena itulah mengapa Soekarno ketika menuliskan dalam Keputusan Presiden No.200 Tahun 1960 tanggal 17 Agustus menyatakan bahwa "…pemberontakan apa yang disebut dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau Republik Persatuan Indonesia…". Nah, ini fakta, bukti, sejarah dan hukum membuktikan bahwa memang benar yang namanya Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) pada tanggal 8 Februari 1960 telah wujud diatas dunia ini, bukan hanya masih berbentuk wacana atau perkataan atau ucapan atau konsep atau pemikiran saja. Dan itu RPI telah diketahui wujudnya oleh Soekarno dan kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya.

 

Terakhir saudara Rasyid Prawiranegara,

 

Sampai dunia kiamat saudara Rasyid tidak akan menemukan fakta, bukti, sejarah dan hukum yang bisa dijadikan alat benteng pertahanan saudara Rasyid untuk menggolkan bahwa Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang kemudian membangun Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) pada tanggal 8 Februari 1960 adalah perjuangan dalam rangka membangun RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno dengan pancasila-nya.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Wed, 22 Mar 2006 00:31:38 +0700

From: "Rasjid Prawiranegara" rasjid@bi.go.id

To: "Ahmad Sudirman" <ahmad@dataphone.se>, <admin@gatra.com>, <gobang@gatra.com>, <gatracom@gatra.com>, <surat@gatra.com>, <redaksi@gatra.com>, <alcapona75@yahoo.co.uk>, <usantosobudiman@yahoo.com>, <ekoraja@yahoo.com>, <muharifb@yahoo.com>, <a.assyaukanie@pgrad.unimelb.edu.au>, <asrirs@yahoo.com>, fauzan@indosat.net.id

Subject: RE: PARA PENDUKUNG RI-JAWA-YOGYA YANG MENCETUSKAN ISTILAH KELOMPOK UNITARIS DAN KELOMPOK FEDERALIS.

 

Ass. Wr Wb.

 

Kata Unitaris atau kata Fedralis adalah kata atau istilah yang umum dari bahasa Asing (Inggris) digunakan untuk mereka yang memiliki paham Negara Kesatuan dan Paham Negara Federal. Pak Ahmad mencoba untuk mencampur adukkan istilah umum itu, seolah-olah mereka yang memiliki Faham Unitaris hanya terbatas pada orang Jawa dan tidak pada orang Aceh. Tentu dapat saya pahami bahwa Pak Ahmad berupaya untuk menggiring pembaca e-mail ini pada pemahaman yang salah ciptaan Pak Ahmad. Sedangkan kita ketahui bahwa orang Aceh yang mendukung Federalis hanya segelintir orang. (lihat tulisan sejarah PRRI pada Harian Suara Pembaharuan).

 

Kalau Pak Ahmad ingin menggunakan kata Unitaris (kelompok orang yang memiliki Paham Negara Kesatuan) untuk pada Bung Karno, maka tidak perlu ditambahkan kata Jawa dan Yogya, karena (jika pak Ahmad paham bahasa Indonesia) arti dan pengertian-nya akan berubah dan ini yang disebut ciptaan dan kemauan Pak Ahmad beserta kawan-kawan (buktinya adalah kata-kata caci maki yang tertulis dalam e-mail ini) di dalam khayalannya

mengenai negara fedrasi. Istilah fedralis dan Unitaris (union) sudah ada sejak perang Saudara di Amerika Serikat, dan itu bukan istilah baru yang diciptakan Bung Karno.

 

Pak Ahmad tentu marah besar karena saya mengatakan bahwa RPI itu adalah wacana ideal dari NKRI, dan tentunya akan marah besar untuk mengatakan bahwa RPI itu bukan kelanjutan dari rencana pembentukan Negara Federal. Tentu saja Pak Ahmad marah besar karena pendukung Negara Federal di bumi nusantara ini hanya segelintir orang yang sedang mengalami frustrasi dan dipresi. Dan semua yang saya katakan itu adalah facta. Dan PRRI dan Permesta adalah pemberontakan setengah hati. (lihat tulisan Suara Pembaharuan)

 

Tentunya Bapak akan berbahagia untuk mengatakan pengetahuan saya dangkal, sedangkal Jawaban Bapak Ahmad untuk mengatakan bahwa PRRI itu adalah sebuah gerakan separatis.(lihat tulisan Suara Pembaharuan). Bapak Ahmad juga ingin mencoba untuk membangkitkan pandangan bahwa bubarnya Masyumi telah menghentikan perjuangan tokoh-tokoh Masyumi menjadi hancur lebur dan berupaya untuk membangkitkan kebencian pada NKRI. Upaya Pak Ahmad untuk mendorong kebencian pada NKRI akan kandas, karena Rakyat Indonesia paham arti kesatuan dan persatuan dalam kerangka NKRI.

 

Saya kira tentunya para pejuang penerus Masyumi paham bahwa Masyumi itu adalah sebuah alat politis yang setiap saat dapat diganti (patah tumbuh hilang berganti). Demikian pula pada PNI yang sekarang pun sudah Almarhum. Tetapi cita-cita Masyumi dan tokoh-tokoh PNI tetap ada pada generasi penerusnya, dan mereka melakukan senergy untuk menggapai cita-cita adil dan makmur dalam kerangka NKRI sebagaimana bunyi dari Pancasila.

 

Dari tulisan Bapak Sendiri sudah terjawab bahwa RPI itu bukan negara karena RPI tidak memiliki kelengkapan sebagai negara. Meskipun RPI, memiliki Wilayah dan Rakyat yang mendukung tetapi RPI tidak berupaya untuk membuat atau memiliki Undang-Undang. Tokoh-tokoh RPI sadar bahwa jika eskalasi perjuangan ditingkatkan menuju peperangan, maka dikhawatirkan akan ada intervensi negara Asing, sehingga cita-cita untuk NKRI dari Sabang sampai Marauke tidak berhasil. Dengan semangat persatuan itulah maka Natsir Cs menerima Amnesti dari NKRI.

 

Perjuangan untuk mencapai cita-cita itu tidak harus melalui jalur Pemerintahan. Menjadi oposisi dalam mengkritik dan memberi saran pada pemerintah, adalah sama pentingnya dengan mereka yang duduk pada pemerintahan. Bersinergy sebagai oposisi akan dapat pula merubah arah dari sebuah pemerintahan kepada cita-cita keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia.

 

Wassalam

 

Rasyid Prawiranegara

 

rasjid@bi.go.id

Jakarta, Indonesia

----------