Stockholm,
16 Maret 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
PEMALSUAN TENTANG PRRI DAN RPI UNTUK DITUKAR DENGAN UANG
PENSIUN DAN NAMA GEDUNG BANK CENTRAL.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
PENDUKUNG KELOMPOK UNITARIS
RI-JAWA-YOGYA MELAKUKAN PEMALSUAN TENTANG PRRI DAN RPI UNTUK DITUKAR DENGAN
UANG PENSIUN DAN NAMA GEDUNG BANK CENTRAL
"Pak Ahmad, tulisan Bapak
mengenai PRRI dan Permesta itu, menunjukkan bahwa Bapak benar-benar tidak
mengetahui arti perjuangan untuk kepentingan Umat atau Rakayat Kecil. Yang
Bapak Ahmad pahami adalah bagaimana jika "negara Aceh ada" saya dapat
jadi Presiden atau Menteri. Bapak Ahmad itu tidak pernah berjuang untuk
kepentingan rakyat Aceh tetapi lebih pada kepentingan sekelompok orang yang
ingin berkuasa di Aceh. Dan tulisan atau jawaban yang Bapak buat sama saja
artinya Bapak mengkerdilkan arti perjuangan Tokoh PRRI dan Permesta dalam
rangka NKRI. Ambisi tokoh-tokoh PRRI dan Permesta adalah bagaimana Rakyat di
Negara Nusantara ini dapat mencapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteran
melawan oknum-oknum dari segelitir orang yang ingin berkuasa dalam rangka
memakmurkan dirinya saja. PRRI dan Permesta atau Partai Masyumi atau PSI
hanyalah salah satu alat politis untuk mencapai tujuan dan cita-cita mereka
agar negara NKRI ini mencapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan. Apa yang
Bapak tulis mengenai PRRI dan permesta bahwa "Mereka itulah justru yang
benar, yang mampu menghadapi kekuatan kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya
Soekarno dengan PNI-sosialis-nya", Semua itu adalah isapan jempol dari
mereka yang sebenarnya tidak tahu perjuangan tokoh-tokoh PRRI/Permesta.
Syafruddin pernah menegur Bapak Hasan Tiro pada waktu Beliau datang ke Jakarta
dan pada saat Beliau Bapak Hasan pulang dari Aceh. Dan Syafruddin mengajak
Bapak Hasan untuk bersama-sama membangun Indonesia dan sejak itu Bapak Hasan
tidak pernah kembali ke Indonesia" ( Rasjid Prawiranegara, rasjid@bi.go.id , 15 mars 2006 23:27:57)
Saudara Rasyid Prawiranegara di
Jakarta, Indonesia.
Itu dengan dikemukakan jalur
proses sejarah berdiri, tumbuh dan berkembangnya Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) adalah
membuktikan fakta, bukti, sejarah dan hukum yang benar tentang bagaimana
kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno yang telah menghancur-luluhkan
nasib bangsa-bangsa dan negara-negara yang ada di nusantara diluar wilayah
de-facto dan de-jure RI-Jawa-Yogya yang dilindungi dibawah payung Negara
Federasi Republik Indonesia Serikat yang telah diserahi dan diakui
kedaulatannya oleh Belanda dan PBB 27 Desember 1949.
Nah sekarang, itu jalur proses
sejarah berdiri, tumbuh dan berkembangnya Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang dihubungkan dengan
RI-Jawa-Yogya telah dimanipulasi dan ditutup-tutupi oleh para pendukung
kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya, seperti saudara Rasyid Prawiranegara, yang
sekaligus juga mengkhianati perjuangan bangsa-bangsa dan negara-negara yang
telah menyatakan sikap untuk bersatu dalam lindungan Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) dibawah
pimpinan Sjafruddin Prawiranegara dan Mohammad Natsir cs.
Saudara Rasyid Prawiranegara,
Dengan menggali, mempelajari,
mendalami, menganalisa dan membandingkan tentang jalur proses pertumbuhan dan
perkembangan RI dihubungkan dengan Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat, maka
akan ditemukan akar masalah utama mengapa timbul tuntutan dari bangsa-bangsa
yang ada di Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat untuk penentuan nasib
sendiri. Itu penentuan nasib sendiri adalah hak bagi setiap bangsa yang ada di
dunia.
Jadi, kalau Ahmad Sudirman
memberikan penjelasan secara jelas dan gamblang tentang jalur proses
pertumbuhan dan perkembangan RI dihubungkan dengan Acheh, Maluku Selatan dan
Papua Barat, itu bukan berarti bahwa Ahmad Sudirman "tidak pernah berjuang
untuk kepentingan rakyat Aceh tetapi lebih pada kepentingan sekelompok orang
yang ingin berkuasa di Aceh" sebagaimana yang dituliskan oleh saudara
Rasyid, melainkan untuk memberikan gambaran secara fakta, bukti, sejarah dan
hukum bahwa dalam jalur proses pertumbuhan dan perkembangan RI, itu Negeri
Acheh bukan bagian yang sah dari wilayah de-facto dan de-jure RI, tetapi
sebagai wilayah yang dimasukkan atau dianeksasi oleh pihak Soekarno dengan
RI-Jawa-Yogya-nya pada tanggal 14 Agustus 1950, ketika satu hari sebelum RIS
dilebur dan dijelmakan menjadi NKRI pada tanggal 15 Agustus 1950.
Nah saudara Rasyid Prawiranegara,
Itu penjelasan dan gambaran yang
disampaikan oleh Ahmad Sudirman tentang jalur proses pertumbuhan dan
perkembangan RI dihubungkan dengan Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat
merupakan fakta, bukti, sejarah dan hukum tentang bagaimana sebenarnya
kebijaksanaan politik dan pertahanan yang telah dilancarkan oleh pihak kelompok
unitaris RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno terhadap Negeri-Negeri yang ada diluar
wilayah de-facto dan de-jure RI-Jawa-Yogya, termasuk bagaimana itu Acheh dimasukkan
atau dianeksasi kedalam Sumatera Utara melalui Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang No.5 tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi Sumatera-Utara dengan cara yang sepihak tanpa persetujuan
dan kerelaan seluruh bangsa dan rakyat Acheh beserta pemimpin Acheh.
Jadi saudara Rasyid Prawiranegara,
Ketika saudara Rasyid mencoba
memberikan keterangan dan penjelasan tentang Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) serta Acheh dihubungkan
dengan kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya, ternyata isinya setelah diteliti secara
seksama dan mendalam menunjukkan suatu kepalsuan dan kebohongan yang nyata.
Lihat saja salah satu bukti yang
sederhana tentang suatu kepalsuan dan kebohongan dari apa yang telah ditulis
oleh saudara Rasyid diatas yang isinya: "PRRI dan Permesta atau Partai
Masyumi atau PSI hanyalah salah satu alat politis untuk mencapai tujuan dan
cita-cita mereka agar negara NKRI ini mencapai keadilan, kemakmuran dan
kesejahteraan"
Nah, kepalsuan dan kebohongan yang
dilontarkan oleh saudara Rasyid ini adalah ketika Republik Persatuan Indonesia
(RPI) yang didalamnya ada PRRI, NII dan Permesta didirikan pada tanggal 8
Februari 1960 tidak ada itu disebutkan bahwa PRRI dan Permesta atau Partai
Masyumi atau PSI berjuang untuk mencapai tujuan dan cita-cita agar negara NKRI
mencapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan.
Justru yang jelas dan benar adalah
pihak PRRI dan Permesta atau Partai Masyumi atau PSI berjuang untuk mencapai
tujuan dan cita-cita agar bangsa-bangsa yang berasal dari berbagai daerah
bersatu dalam payung Negara Federasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) guna
mencapai keadilan, dimana duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, bukan
seperti yang telah dilakukan oleh pihak kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya
Soekarno yang telah menghancurkan kehidupan bangsa-bangsa dan negara-negara
yang sebelumnya telah bersatu dibawah Negara Federasi RIS yang telah diserahi
dan mendapat kedaulatannya pada tanggal 27 Desember 1949 oleh Belanda dan
diakui oleh PBB.
Saudara Rasyid Prawiranegara,
Sebenarnya saudara Rasyid itu
harus malu, dimana saudara secara terang-terangan telah menutupi dan melakukan
pemalsuan serta pembohongan didepan rakyat tentang jalur sejarah pertumbuhan
dan perkembangan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik
Persatuan Indonesia (RPI) dihubungkan dengan kelompok unitaris
RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno yang sebenarnya, hanya sekedar untuk ditukar dengan
uang pensiun pegawai negeri dan nama Sjafruddin Prawiranegara dijadikan nama
untuk gedung Bank Central.
Nah saudara Rasyid Prawiranegara,
Dengan saudara Rasyid hanya mampu
memberikan jawaban atas pertanyaan Ahmad Sudirman mengapa itu Masyumi tidak
dibenarkan kembali hidup dikancah perjuangan politik, yang isinya: "Yang
ada sekarang ini adalah partai-partai baru dengan nuansa yang baru, namun
sebagian dari partai-partai tersebut berupaya untuk selalu menggunakan semangat
dari parti-partai yang lama semisal PNI dengan PDInya atau Masyumi dengan Bulan
Bintang dan PKSnya, tetapi tentunya mereka tidak sama dengan PNI lama dan
Masyumi. Tetapi
mereka lahir dari hasil kaderisasi tokoh dari partai-partai tersebut. Masyumi
melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)"
Nah,
ternyata dari apa yang dilontarkan oleh saudara Rasyid dalam jawabannya itu
menunjukkan bahwa betapa lemahnya argumentasi saudara Rasyid tersebut yang juga
sekaligus tidak menjawab atas pertanyaan Ahmad Sudirman tersebut, mengapa ?
Karena
memang benar Masyumi dan PSI telah dihancurkan dan dilarang oleh Soekarno pada
tanggal 17 Agustus 1960 karena dianggap musuh nomor satu oleh Soekarno dan
kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya.
Kalau
memang benar itu perjuangan Masyumi yang merupakan kekuatan inti dari
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dalam membangun Negara
Federasi RPI mau berjuang dalam rangka RI-Jawa-Yogya dan kebijaksanaan politik
kelompok unitaris-RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno, mengapa dihancurkan dan
dileburkan oleh Soekarno cs dan kelompok unitaris RI-Jawa-Yogya-nya ?
Dan itu
partai politik Bulan Bintang dan PKS tidak ada hubungannya dengan Masyumi
secara organisasi kepartaian, coba saja baca itu AD dan ART kedua partai
tersebut apakah sama dengan apa yang tertuang dalam AD dan ART Masyumi ?
Jadi saudara Rasyid Prawiranegara,
Tidak perlu lagi saudara membuat
usaha penipuan dan pemalsuan sejarah tentang Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan Indonesia (RPI) yang dibangun oleh
Mohammad Natsir dan Sjafruddin Prawiranegara cs dihubungkan dengan kelompok
unitaris RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno.
Terakhir saudara Rasyid
Prawiranegara,
Apa yang diperjuangkan oleh
Teungku Hasan Muhammad di Tiro adalah perjuangan untuk penentuan nasib sendiri
bangsa dan rakyat Acheh yang tanah negerinya dianeksasi oleh pihak unitaris
RI-Jawa-Yogya dibawah Soekarno dengan cara memakai aturan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No.5 tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi
Sumatera-Utara secara sepihak tanpa
persetujuan dan kerelaan seluruh bangsa dan rakyat Acheh beserta pemimpin
Acheh.
Dan sejak 17 Agustus 1961 itu
Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Republik Persatuan
Indonesia (RPI) dibawah pimpinan Sjafruddin Prawiranegara dan Mohammad Natsir
cs tenggelam, sedangkan perjuangan Teungku Hasan Muhammad di Tiro terus
berlangsung sampai detik sekarang ini di Acheh dan di luar negeri.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada
ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk
membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah
Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP
http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*
Wassalam.
Ahmad
Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------
From: Rasjid Prawiranegara rasjid@bi.go.id
Returnaddress:
oposisi-list@yahoogroups.com
Date:
15 mars 2006 23:27:57
To:
"Ahmad Sudirman" <ahmad_sudirman@hotmail.com>,
<PPDI@yahoogroups.com>, <oposisi-list@yahoogroups.com>,
<mimbarbebas@egroups.com>, <politikmahasiswa@yahoogroups.com>,
<fundamentalis@eGroups.com>, <Lantak@yahoogroups.com>,
<kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com>, achehnews@yahoogroups.com
Subject:
[OPOSISI] RE: MEMBANGUN PRRI DAN RPI ADALAH JALAN YANG TERBAIK UNTUK MENGHADAPI
KELOMPOK......
Ass.
Wr Wb.
Pak
Ahmad, tulisan Bapak mengenai PRRI dan Permesta itu, menunjukkan bahwa Bapak
benar-benar tidak mengetahui arti perjuangan untuk kepentingan Umat atau
Rakayat Kecil. Yang Bapak Ahmad pahami adalah bagaimana jika "negara Aceh
ada" saya dapat jadi Presiden atau Menteri. Bapak Ahmad itu tidak pernah
berjuang untuk kepentingan rakyat Aceh tetapi lebih pada kepentingan sekelompok
orang yang ingin berkuasa di Aceh.
Dan
tulisan atau jawaban yang Bapak buat sama saja artinya Bapak mengkerdilkan arti
perjuangan Tokoh PRRI dan Permesta dalam rangka NKRI. Ambisi tokoh-tokoh PRRI
dan Permesta adalah bagaimana Rakyat di Negara Nusantara ini dapat mencapai
keadilan, kemakmuran dan kesejahteran melawan oknum-oknum dari segelitir orang
yang ingin berkuasa dalam rangka memakmurkan dirinya saja. PRRI dan Permesta atau Partai Masyumi
atau PSI hanyalah salah satu alat
politis untuk mencapai tujuan dan cita-cita mereka agar negara NKRI ini
mencapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan.
Kalau Bapak lihat partai-partai
yang ada sekarang ini, tidak ada lagi parti yang namanya PNI yang dulu
dikatakan berkuasa. Yang ada sekarang ini adalah partai-partai baru dengan
nuansa yang baru, namun sebagian dari partai-partai tersebut berupaya untuk
selalu menggunakan semangat dari parti-partai yang lama semisal PNI dengan
PDInya atau Masyumi dengan Bulan Bintang dan PKSnya, tetapi tentunya mereka
tidak sama dengan PNI lama dan Masyumi. Tetapi mereka lahir dari hasil kaderisasi tokoh dari
partai-partai tersebut. Masyumi melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
(DDII).
Kalau kita berjuang untuk
kepentingan Rakyat, tidak perlu lari keluar negeri. NKRI adalah perjuangan
akhir dari politik Rakyat Indonesia untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
yang berkeadilan Sosial. Mosi Natsir adalah bukti bahwa tokoh-tokoh PRRI dan
Permesta mendukung NKRI dan perjuangan PRRI dan Permesta adalah perjuangan
Rakyat yang dipimpin oleh tokoh-tokoh PRRI dan Permesta dalam prinsip dan ruang
lingkup NKRI. Manifesto perjuangan tokoh-tokoh PRRI dan Permesta sudah jelas
sejak deklarasi sampai sekarang ini tidak pernah berubah.
Apa yang Bapak tulis mengenai PRRI
dan permesta bahwa "Mereka itulah
justru yang benar, yang mampu menghadapi kekuatan kelompok unitaris
RI-Jawa-Yogya-nya Soekarno dengan PNI-sosialis-nya", Semua itu adalah
isapan jempol dari mereka yang sebenarnya tidak tahu perjuangan tokoh-tokoh
PRRI/Permesta. Syafruddin pernah menegur Bapak Hasan Tiro pada waktu Beliau
datang ke Jakarta dan pada saat Beliau Bapak Hasan pulang dari Aceh. Dan Syafruddin
mengajak Bapak Hasan untuk bersama-sama membangun Indonesia dan sejak itu Bapak
Hasan tidak pernah kembali ke Indonesia.
Wassalam
Rasyid Prawiranegara
Jakarta, Indonesia
----------