Stockholm,
12 Februari 2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
ICMI SIBUK MENGGEBUG KARTUN, TETAPI
MENGAPA MEMBIARKAN PANCASILA & UUD 1945 MENGGEROGOTI ISLAM.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
IKATAN
CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA SIBUK MENGGEBUG KARTUN MADE IN KARTUNIS DENMARK
YANG TIDAK TENTU BENARNYA, TETAPI MENGAPA MEMBIARKAN PANCASILA & UUD 1945
MENGGEROGOTI ISLAM.
"Ada usul dari teman-teman pengurus
untuk berangkat ke Denmark melakukan dialog dengan pemerintah setempat terkait
masalah penghinaan Rosullah SAW. Mungkin bagi mereka hal itu adalah biasa.
Tetapi bagi kita umat Islam tidak biasa dan sangat menyakitkan"(Ketua
Presidium Majelis Pengurus Pusat ICMI, Marwah Daud Ibrahim, Jakarta, Rabu 8
Februari 2006).
Sebenarnya kalau kita pelajari secara
lebih mendalam tentang ICMI atau apa yang dinamakan dengan Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia yang dideklarkan berdirinya pada tanggal 7 Desember 1990 dalam
forum Musyawarah Nasional ICMI yang diadopsi sebagai Muktamar ICMI ke-I di aula
Student Centre Universitas Brawijaya yang dipimpin oleh ketua sidang M. Amin
Aziz dan Ahmad Watik Pratiknya dan direstui oleh mbah Soeharto dan daeng
Baharuddin Jusuf Habibie, maka akan ditemukan bahwa itu ICMI yang merupakan
embrio yang menjadi bayi orde baru yang dilahirkan melalui perpaduan mbah
Soeharto dengan militer, pancasila dan UUD 1945-nya dicampur dengan daeng
Baharuddin Jusuf Habibie dengan teknik kapal terbang-nya adalah salah satu
penyebab timbulnya erosi aqidah dan syariat Islam, mengapa ?
Karena
sudah jelas dan nyata, itu ICMI yang pada awal-awal berdirinya sekitar bulan
Februari 1990 di Masjid Kampus Universitas Brawijaya yang diprakarsai oleh
segelintir mahasiswa mencoba melihat kondisi cendekiawan muslim yang berserakan
untuk disatukan dalam satu wadah guna bisa berjalan satu arah dibawah lindungan
dan kompas pancasila dan UUID 1945. Dengan melalui tangan bidan Imaduddin
Abdulrachim dan M. Dawam Rahardjo sampailah ke kantong dan jaring Menristek
Baharuddin Jusuf Habibie. Dimana akhirnya "Simposium Nasional Cendekiawan
Muslim: Membangun Masyarakat Abad XXI" yang merupakan lembaran awal dari
Musyawarah Nasional ICMI dan selanjutnya diadopsi menjadi Muktamar ICMI ke-I di
Malang pada tanggal 6 - 8 Desember 1990 yang dibuka oleh mbah Soeharto dan
dihadiri oleh sekitar 465 orang muslim telah menelorkan salah satunya atas usul
salah saorang peserta Ahmad Baiquni yaitu penunjukkan Baharuddin Jusuf Habibie
sebagai ketua ICMI dan formatur tunggal.
Dan
tentu saja, itu Baharuddin Jusuf Habibie sudah siap dengan segala agendanya
dimana salah satu agendanya adalah sebagaimana yang diformulasikan dalam kata
sambutannya setelah ditunjuk dan diangkat sebagai ketua ICMI dan formatur
tunggal yaitu bahwa "kita harus prihatin dan sadar bahwa kita baru mau
melaksanakan suatu long march. Long march itu bisa berjangka 5 tahun, 10 tahun
dan bahkan bisa dari generasi ke generasi. Untuk melaksanakan hal itu umat
Islam Indonesia harus bersatu padu, bernaung di bawah pedoman Al-Qur'an dan
Sunnah Rasul, dan menjadikan Pancasila serta UUD 1945 sebagai bahan perekat
persatuan" (Baharuddin Jusuf Habibie, Detik-detik kelahiran, http://www.icmi.or.id/ind/content/view/11/42/
)
Nah,
dari apa yang dikemukakan oleh Baharuddin Jusuf Habibie sudah jelas dan nyata
bahwa itu ICMI adalah merupakan embrio yang menjadi anak dari mbah Soeharto
dengan orde baru dan militernya telah menjadi salah satu penyebab erosi dan
pengikisan aqidah dan syariat Islam dengan melalui cara dan jalan persatuan
dengan bernaung di bawah pedoman Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, dan sekaligus
menjadikan Pancasila serta UUD 1945 sebagai bahan perekat persatuan.
Inilah
keparadokan dan kemunafikan serta kesesatan yang dijalankan oleh daeng
Baharuddin Jusuf Habibie dan mbah Soeharto dengan ICMI dan model pancasila
serta UUD 1945-nya yang dicampuradukkan kedalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul,
yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan perekat persatuan. Dan inilah salah
satu usaha penipuan terhadap ummat Islam melalui wadah ICMI dengan asas
pancasila-nya dan dengan tujuannya yang yang mengarah kepada pencampuradukkan
Islam dengan pancasila yang salah kaprah yang diformulasikan kedalam untaian
kata-kata "meningkatkan mutu kecendekiawanan dan peran serta cendekiawan
muslim se- Indonesia dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
dan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 45 yang dilandasi dengan keimanan dan
ketaqwaan guna mewujudkan tata kehidupan manusia yang damai, adil sejahtera
lahir batin, yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala" (
http://www.icmi.or.id/ind/content/view/12/42/ ).
Nah
sekarang, bagaimana mungkin itu ICMI bisa berdialog dengan pihak pemerintah
Denmark untuk membicarakan kartun made in kartunis Denmark sebagaimana yang
dikatakan oleh Ketua Presidium Majelis Pengurus Pusat
ICMI, Marwah Daud Ibrahim diatas, padahal itu ICMI sendiri tidak paham dan
tidak mengerti bahwa salah satu penyebab erosi dan melunturnya aqidah dan
syariat Islam adalah asas dan tujuan ICMI itu sendiri.
Itu 12 kartun buatan kartunis Denmark
sudah jelas dan nyata tidak ilmiah, tidak logis, tidak ditunjang dengan fakta,
bukti, sejarah dan dasar hukum yang kuat yang berhubungan dengan Rasulullah saw,
tidak perlu lagi diperdebatkan dan didialogkan. Karena kalau menurut Ahmad
Sudirman itu 12 kartun made in kartunis Denmark adalah kartun-kartun yang tidak
memiliki fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang kuat tentang Nabi Muhammad
saw. Jadi tidak perlu
lagi dibicarakan dan didiskusikan. Hanya orang-orang yang dangkal dan sempit
pandangan dan ilmu tentang Islam dan Rasulullah saw saja yang ingin terus
mengotot menyatakan bahwa itu adalah kartun-kartun Nabi Muhammad saw, seperti
orang-orang ICMI diatas itu. Sudah jelas itu, seperti salah seorang kartunis
Denmark menyatakan dan menuliskan dalam kartunnya kata-kata: "Rolig, venner, når alt kommer till alt er det
so bare en tegning af en Vanto Sondersyde….(Lucu kawan, ini adalah hanya sebuah
kartun yang dibuat oleh seorang Denmark dari barat-daya Denmark….)". Atau
seperti kartun yang dibuat oleh kartunis yang berinisial KW menggambarkan
kepala orang berkumis dan berjanggut tebal dengan kepalanya yang dipasang alat
peledak yang sudah dinyalakan.
Nah, sebenarnya itu kartun-kartun
kalau dilihat dari sudut fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tidak ada
hubungannya dengan Nabi Muhammad saw. Yang jelas dan pasti itu kartun-kartun
hanyalah merupakan hasil gambaran dan imaginasi dari sebagian kecil kartunis
Denmark yang mengungkapkan pikirannya dalam bentuk kartun yang dihubungkan
dengan cerita-cerita dan berita-berita yang banyak tersebar di media masa di
seluruh dunia yang ada kaitannya dengan kejadian di Israel, Afghanistan, Irak,
Amerika, Spanyol, Inggris, Turki, Pakistan, Indonesia, Thailand.
Jadi
menurut Ahmad Sudirman, itu kartun-kartun buatan para kartunis Denmark itu
adalah tidak didasarkan pada fakta, bukti, sejarah dan hukum yang kuat dan
benar yang ada hubungannya dengan pribadi, sejarah dan perjuangan Nabi Muhammad
saw.
Terakhir,
kalau memang ICMI mau memahami dan mengerti tentang Islam dan perjuangan
Rasulullah saw, maka jangan melihat kepada kartun-kartun made in para kartunis
Denmark yang sekuler itu, tetapi itu ICMI harus menggali dan mempelajari Islam
dan perjuangan Rasulullah saw dari sumber Islam yang bisa dipercaya dan
dibenarkan.
Dan
tentu saja, pihak ICMI harus menyadari dan memahami bahwa sebenarnya itu asas
dan tujuan ICMI sendiri yang justru menghancurkan dan mengikis habis aqidah dan
syariat Islam.
Silahkan
tampil dari utusan ICMI di mimbar bebas ini untuk mempertanggungjawabkan asas
dan tujuan ICMI tersebut, Ahmad Sudirman siap menunggu dan akan menghadapinya.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se
agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca
tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam
dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP
http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad
Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------
POLITIK
Kamis, 09 Februari 2006 08:15 WIB
Ormas
Kasus Kartun Nabi Muhammad SAW, ICMI Berencana Temui
Pemerintah Denmark
JAKARTA--MIOL: Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)
berencana menemui Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rassmusen untuk berdialog
terkait adanya unsur penghinaan Nabi Muhammad SAW dalam karikatur yang dimuat
di surat kabar setempat Jyllands-Posten.
"Ada usul dari teman-teman pengurus untuk berangkat
ke Denmark melakukan dialog dengan pemerintah setempat terkait masalah
penghinaan Rosullah SAW," kata Ketua Presidium Majelis Pengurus Pusat
ICMI, Marwah Daud Ibrahim di Jakarta, Rabu (8/2)malam.
Ia mengatakan media massa Denmark sebenarnya tidak
bermaksud melecehkan Nabi Muhammad SAW, tetapi ada perbedaan persepsi yang
perlu dikomunikasikan. "Mungkin bagi mereka hal itu adalah biasa. Tetapi bagi kita umat Islam tidak
biasa dan sangat menyakitkan," ujarnya.
Oleh
sebab itu untuk mengantisipasi supaya masalah tersebut tidak berlarut-larut
maka harus dibangun hubungan komunikasi global terkait adanya perbedaan nilai.
Secara prinsip ICMI tidak bisa menerima apa yang dimuat dalam karikatur
tersebut, karena menurut Marwah penghinaan terhadap Rasullah SAW adalah
perbuatan yang tidak bisa diterima dan ditolerir.
Sebelumnya
pemerintah Denmark telah meminta bantuan kepada negara-negara Islam di dunia
untuk turut serta meredakan aksi massa anti Denmark terkait penghinaan Rasullah
SAW. Namun, dalam kesempatan sebelumnya Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din
Syamsuddin menyatakan sikap pemerintah Denmark tersebut tidak fair karena tidak
didahului dengan permintaan maaf kepada seluruh umat Islam di dunia.
Dalam
waktu dekat ini PP Muhammadiyah juga secara resmi akan melayangkan surat protes
kepada negara-negara di benua Eropa lewat perwakilan Uni Eropa yang ada di
Indonesia.
PP
Muhammadiyah akan menyampaikan persoalan tersebut secara khusus dalam acara
mengenai agama di Den Haag akhir Februai 2006 agar umat beragama menghormati
ajaran agama lain termasuk Islam yang sangat menghormati figur dan simbol suci
seperti Nabi Muhammad SAW. (Ant/OL-06)
http://www.mediaindo.co.id/berita.asp?id=90005
----------