Stockholm, 20 Januari 2006

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.

 

 

PERTEMUAN JUSUF KALLA DENGAN TGK HASAN DI TIRO TIDAK TERJADI SEBELUM RI KOMITMEN DAN MELAKSANAKAN 100 % MOU HELSINKI.

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.

 

 

PERTEMUAN ANTARA PRESIDEN SUSILO BAMBAMG YUDHOYONO / WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA DENGAN WALI NEGARA TGK HASAN DI TIRO TIDAK AKAN TERJADI SEBELUM PEMERINTAH RI DAN DPR RI KOMITMEN DAN MELAKSANAKAN 100 % MOU HELSINKI.

 

Memang Ahmad Sudirman memahami bahwa pihak pemerintah RI dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berkeinginan sekali untuk bisa bertemu dengan pemimpin tertinggi GAM Wali Negara Teungku Hasan Muhammad di Tiro setelah MoU ditandatangani di Helsinki, Finlandia sebagai suatu tanda bukti pihak RI berhasil menciptakan perdamaian di Acheh.

 

Akan tetapi, menurut pemikiran Ahmad Sudirman, untuk membuktikan berhasil tidaknya pihak pemerintah RI dan DPR RI menciptakan perdamaian dan keamanan  bagi semua pihak di Acheh adalah bukan dengan berjabatan tangan antara Susilo Bambang Yudhoyono / Jusuf Kalla dengan Tgk Hasan Muhammad di Tro, melainkan dengan fakta dan realita MoU Helsinki dijalankan dengan sepenuhnya, bukan hanya ditulis diatas kertas saja.

 

Sampai detik ini, itu isi MoU Helsinki masih belum dijalankan dan dilaksanakan secara penuh oleh pihak pemerintah RI dan DPR RI, artinya masih banyak masalah-masalah yang masih perlu dilaksanakan baik oleh pihak pemerintah RI/DPR RI ataupun oleh pihak GAM.

 

Salah satu contoh saja, misalnya proses penciptaan peraturan perundang-undangan yang akan menjadi landasan hukum berdiri dan berjalannya pemerintahan sendiri di Acheh masih belum selesai.

 

Nah, sebelum itu undang-undang tentang penyelenggaraan pemerintahan Acheh terwujud dan diundangkan, bagaimana mungkin pihak GAM dalam hal ini Teungku Hasan Muhammad di Tiro percaya kepada pihak pemerintah RI dan DPR RI akan menjalankan secara penuh MoU Helsinki.

 

Jadi, menurut Ahmad Sudirman, itu pihak Jusuf Kalla yang mengklaim dirinya, dengan menonjolkan nama Jusuf-nya (tidak bisa disamakan dengan dengan Nabi Yusuf), menganggap telah berhasil menciptakan perdamaian di Acheh, padahal realitanya, itu isi MoU Helsinki saja baru 20 % dilaksanakan oleh pihak pemerintah RI.

 

Kalau pihak pemerintah RI dalam hal ini  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap kalau sudah bertemu dan bersalaman dengan pemimpin tertinggi GAM Wali Negara Teungku Hasan Muhammad di Tiro, itu perdamaian yang menyeluruh di Acheh bisa tercipta, maka anggapan tersebut adalah anggapan yang kosong saja. Juga anggapan tersebut adalah merupakan ramuan dan bunga politik yang tidak banyak menunjang kepada terpeliharanya perdamaian di Acheh.

 

Terakhir, saran Ahmad Sudirman kepada pihak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla jangan hanya menampilkan bunga-bunga politik dari MoU Helsinki saja, melainkan harus benar-benar dijalankan apa yang telah disepakati dalam MoU Helsinki tersebut.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

 

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

 

Wassalam.

 

Ahmad Sudirman

 

http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------