Stockholm, 7 Januari
2006
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
PENIPUAN & PEMALSUAN YANG DILAKUKAN
PIHAK RI & MEDIA MASSA INDONESIA TERHADAP PIHAK GAM.
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
UNTUK
MENUTUPI LAWANNYA, PIHAK RI & MEDIA MASSA INDONESIA MELAKUKAN BERBAGAI CARA
PENIPUAN DAN PEMALSUAN TENTANG GAM MELALUI ALAT MESIN PROPAGANDANYA.
Pihak
TNI dengan mesin propagandanya gaya Jenderal Ryamizard Ryacudu yang diberinama
perang modern di Acheh, ternyata gagal total. Karena fakta dan buktinya,
seluruh pasukan non-organik TNI ditarik dari seluruh bumi Acheh kembali ke
tangsi-nya masing-masing di luar Acheh.
Alat
mesin propaganda TNI dengan badan intellijen TNI-nya ternyata lumpuh dan tidak
mampu menghancurkan kekuatan dan intellijen Tentara Negara Acheh di Acheh.
Terbukti dengan ditariknya semua kekuatan intellijen TNI dari bumi Acheh
menyusul ditariknya semua kekuatan pasukan non-organik TNI dan Polri dari
Acheh.
Nah,
setelah kekuatan alat mesin propaganda TNI dan intellijennya lumpuh di Acheh
dalam menghandapi kekuatan GAM dan TNA-nya di Acheh, ternyata pasca no-organik
TNI dan Polri di Acheh ini, pihak RI, yang didukung oleh sebagian besar roda
media massa Indonesia-nya telah dengan gencar menjalankan taktik dan strategi
pelumpuhan GAM, dengan cara membombardir melalui mesin propaganda media-nya,
artinya melalui tv, surat kabar cetak dan elektronik, majalah dan lainnya
Sebagai satu contoh saja, ketika pihak GAM secara konsekuen menepati kesepakatan MoU Helsinki 15 Agustus 2005 dengan jalan melakukan demobilisasi atas semua 3000 pasukan militer Tentara Negara Acheh (TNA) dan decommissioning semua senjata, amunisi dan alat peledak yang dimiliki oleh para anggota TNA dengan bantuan Misi Monitoring Acheh, lalu diakhiri dengan perobahan status TNA dari bentuk meliter menjadi sipil, ternyata oleh pihak media massa Indonesia termasuk juga oleh pihak TNI yang masih ada di Acheh dipropagandakan dengan pihak GAM telah bubar. Dan anggota GAM sekarang menjadi mantan GAM.
Nah propaganda model begini yang dilambungkan oleh pihak media massa Indonesia dan pihak RI juga TNI di Acheh dan diluar Acheh, ternyata masuk kedalam benak dan pikiran sebagian besar orang-orang yang ada di Indonesia, yang hanya menerima begitu saja propaganda yang dilontarkan pihak Media massa, pemerintah RI dan TNI ini. Dan terbukti, sebagai satu contoh kecil saja, ketika ada beberapa sarjana yang tinggal di luar Acheh ditanya tentang GAM, langsung saja mereka menjawab GAM sudah bubar. Kemudian ketika mereka diberi tahu bahwa GAM tidak bubar, lalu mereka mengajukan argumentasi dengan memberikan jawaban bahwa itu Muzakkir manaf telah membubarkan GAM.
Nah, dari model pikiran yang keluar dari sebagian sarjana yang ada di luar Acheh yang menyangkut masalah GAM, ternyata mereka telah berhasil dimanipulasi oleh pihak media massa Indonesia, pemerintah RI dan pihak TNI sendiri tentang keadaan dan lawannya, yaitu GAM.
Satu contoh lagi, itu pihak media elektronik detikcom,
selalu menuliskan dalam beritanya seperti yang ditulis oleh saudara Luhur Hertanto: "Antara
lain mengenai calon independen, partai politik lokal, pembagian hasil sumber
daya alam dan beberapa lainnya. Kita akan konsultasi lagi dengan DPR,"
papar Sekjen Depdagri Progo Nurjaman tentang butir yang dimaksud. Hal
tersebut ia sampaikan usai mengikuti pertemuan tim penyusun RUU Aceh di Kantor
Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Pertemuan yang dipimpin Wapres
Jusuf Kalla diikuti oleh jajaran Muspida NAD, unsur mantan GAM, dan anggota
DPRD NAD." (http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/01/tgl/06/time/182004/idnews/514230/idkanal/10)
Nah, itu saudara Luhur
Hertanto dari detikcom dengan seenaknya menulis: "unsur mantan
GAM". Inilah salah satu propaganda kosong yang dijadikan alat
untuk melumpuhkan GAM. Mengapa ?
Karena GAM itu sendiri tidak bubar, yang berobah hanyalah sayap meliternya, dalam hal ini Tentara Negara Acheh (TNA) dari bentuk meliter menjadi sipil dengan nama KPA, tetapi mereka tidak keluar dari TNA, melainkan tetap berada dalam naungan TNA, hanya nama dan statusnya saja berobah. Isinya tetap seperti sediakala. Tidak ada anggota TNA yang keluar dari TNA.
Begitu juga dengan GAM, itu GAM tidak bubar dan tidak bisa pihak pemerintah RI, DPR RI dan TNI membubarkan GAM. Dalam MoU Helsinki sendiri tidak ada disepakati bahwa GAM harus dibubarkan.
Jadi, kalau memang benar ada unsur mantan GAM, menurut saudara Luhur Hertanto dari detikcom yang
ikut serta dalam pertemuan yang dipimpin Jusuf Kalla dan diikuti oleh pihak
Muspida Acheh dan anggota DPRD Acheh untuk membicarakan RUU Acheh, jelas itu
unsur mantan GAM tidak mewakili GAM. Mengapa ?
Karena,
tidak akan mungkin Pimpinan GAM mengutus kepada orang yang bukan anggota GAM
(dalam hal ini mantan GAM) untuk membicarakan RUU tentang penyelenggaraan
pemerintahan sendiri di Acheh bersama Jusuf Kalla di Jakarta.
Itu yang namanya mantan GAM adalah
kalau orang tersebut menyatakan dirinya keluar dari GAM. Tetapi kalau ada
anggota GAM yang tidak menyatakan dirinya keluar dari GAM, itu tidak bisa
dikatakan sebagai mantan GAM.
Semua anggota GAM dan juga yang
berasal dari TNA, itu semuanya tetap berada dibawah GAM, mereka tidak keluar
dari GAM. Karena itu mereka tidak bisa dikatakan sebagai mantan GAM. Kalau ada
orang yang menyatakan dirinya mantan GAM, jelas mereka tidak punya lagi hak
untuk membawa-bawa nama GAM.
Nah, sekarang memang kelihatan
bahwa ternyata pihak media massa Indonesia baik secara sadar ataupun tidak
sadar telah melakukan dan menjalankan roda mesin propaganda tentang GAM guna
melumpuhkan kekuatan GAM.
Tetapi, sebenarnya alat mesin
propaganda dari media massa Indonesia, pemerintah RI dan TNI tidak akan
berhasil, selama masih ada dari pihak GAM yang mampu melihat taktik dan
strategi perang modern sekarang ini di Acheh terhadap bangsa Acheh umumnya dan
terhadap perjuangan GAM pada khususnya.
Bagi
yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu
untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang
Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di
HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------