Stockholm,
13 Agustus 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum
wr wbr.
RAHMAD, ITU DI ACHEH PASCA PERANG
GERILYA TIMBUL PERANG INTELIJEN TNI DENGAN SODOKAN UANG, TANAH, PEKERJAAN &
JABATAN
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
MEMANG
RAHMAD KHALIL, ITU DI ACHEH PASCA PERANG GERILYA TIMBUL PERANG INTELIJEN TNI
DENGAN SODOKAN UANG, TANAH, PEKERJAAN & JABATAN
"Patut dicermati dan
hati-hati jangan cepat puas dan ceria. Tak banyak yang berubah jika tgl 15
Agustus 2005 berlalu, hanya duka dan luka akan bertambah jika pertahanan dan
keamanan masih ditangan penjajah Indonesia. Mereka TNI/POLRI masih bertangan
besi dan tangannya masih belumuran darah segar di Aceh, persoalan baru akan
datang silih berganti, dan mereka Serdadu murahan bayaran jawa Indo akan lebih
senang dan mudah menangkap dan menculik petinggi2 GAM yang akan pulang kampung
karena selama ini kerja Intelijen penjajah mulai dari luar negeri hingga di
Aceh cukup berhasil. Singkat kata daftar pencari Orang ( DPO ) GAM sudah ditangan TNI/POLRI tinggal saja
mereka tangkap dan culik sesuai kehendak bos-bos dan petinggi2 bandit Jakarta.
Selamat berwaspa dan hati-hati kepada para waki-waki Nanggroe/GAM baik diluar
maupun di dalam Aceh. Barisan Intelijen penjajah sudah cukup data apalagi
mereka dengan mudah mengenal anda-anda disetiap pertemuan resmi beberapa
pertemuan selama ini. Target penjajah hanya satu, sapu dan bersihkan GAM dari
bumi Aceh." (Rahmad Khalil, sayedkhalil05@yahoo.co.id ,
Fri, 12 Aug 2005 21:08:47 +0700 (ICT))
Baiklah saudara Rahmad Khalil di
Amsterdam, Noord-Holland, Netherlands.
Memang, karena berdasarkan fakta,
bukti, sejarah, itu kelompok unitaris Jawa Soekarno dan penerusnya dari
RI-Jawa-Yogya itu termasuk kelas licik. Jadi memang sudah tidak aneh lagi kalau
kelompok unitaris Jawa Soekarno dan penerusnya ini akan melakukan tindakan akal
bulus dan trik-trik sulap tipunya.
Nah, dari pihak Pemerintah Negara
Acheh pun sudah siap dan mempelajari taktik dan akal bulus yang kemungkinan
besar akan dilancarkan oleh phak kelompok unitaris Jawa Soekarno dan penerusnya
ini. Khususnya itu kelompok intellijen TNI dan Badan Intelijen Negara-nya
Syamsir Siregar orang Batak satu itu. Dan itu kelompok intelijen TNI yang
beribu di Acheh itu tidak dimasukkan kedalam kelompok pasukan non-organik TNI
yang ditarik mundur dari wilayah teritorial Acheh.
Jadi memang itu kelompok intelijen
TNI yang ditugaskan di Acheh tetap akan berkeliaran di Acheh, kemungkinan besar
bekerjasama dengan kelompok milisi-milisi binaan TNI untuk melakukan penculikan
gelap, main tembak sambil sembunyi. Jadi menimbulkan keadaan untuk adanya
saling tembak diantara sipil. Model kerja mafia.
Dan
tentu saja para petinggi ASNLF/GAM tidak akan mudah kena jaring dan perangkap
yang dipasang kelompok unitaris Jawa Soekarno dan penerusnya ini. Walaupun
Pemerintah RI dibantu oleh Daeng Kalla orang Bugis. Karena yang dilapangan itu mana bisa dikontrol oleh Daeng
Kalla. Paling dilaporkan kepada Daeng Kalla, itu berjalan lancar pak, itu baik
pak, jangan khawatir semuanya beres pak.
Nah, kelompok unitaris Jawa
Soekarno dengan para intelijen TNI yang segerobak di Acheh ini akan melakukan
tugas intelijennya. Misalnya dengan menggosok-gosok kelompok milisinya untuk
menyuarakan ASNLF/GAM dibubarkan. Mengadu dombakan antara bangsa Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib
sendiri dengan mereka yang telah menjadi anggota milisi binaan TNI.
Ketika pasukan non-organik TNI
ditarik dari wilayah Acheh, itu kekosongan TNI ini diisi oleh kelompok
intelijen-intelijen TNI dengan dibantu oleh para milisinya untuk melawan bangsa
Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri.
Kemudian Pangdam Iskandar Muda
Mayjen Supiadin Yusuf Adi Saputra walaupun masih membawahi TNI organik tetapi
kerjanya sebagian besar difokuskan kepada masalah intelijen, tidak lagi
langsung membawahi komando untuk penyerbuan. Sedangkan Kepala Polisi Daerah
Acheh yang membawahi Polri organik memfokuskan kepada keamanan sambil
melindungi kelompok milisi binaan TNI.
Dalam masa transisi ini, yaitu
dari masa Otonomi kepada masa Self-Goverment ini akan timbul permainan
intelijen TNI dibawah tanah yang dilindungi oleh Pangdam Iskandar Muda Mayjen Supiadin Yusuf Adi Saputra. Dan
intelijen-intelijen TNI ini akan berperan dalam kegiatan politik, khususnya
menyokong orang-orang milisi binaan TNI untuk membangun partai politik lokal.
Jadi di Acheh akan berobah, dari
perang gerilya menjadi perang intelijen. Hanya tentu saja, dalam perang
intelijen ini, tidak akan seperti dalam waktu perang gerilya, dimana pasukan
non-organik dan organik TNI kelihatan dengan mata kepala sendiri menyisir ke
desa-desa mencari pasukan TNA. Dalam perang intelijen ini, yang bicara uang,
tanah, kedudukan, jabatan, pekerjaan dan kekuasaan.
Hanya bagi bangsa Acheh yang telah
sadar untuk menentukan nasib sendiri, masalah iming-iming dengan uang,
kedudukan, jabatan, pekerjaan dan kekuasaan tidak akan melunturkan cita-cita
untuk kemerdekaan.
Contohnya dari sekarang sudah
dipersiapkan langkah-langkah intelijen TNI yaitu dengan berlomba-lomba disetiap
Kabupaten memberikan lahan kepada bangsa Acheh yang telah sadar untuk
menentukan nasib sendiri dengan tujuan agar mereka lupa dengan cita-cita
kemedekaannya. Dikasih
satu hektar kebun kelapa sawit, lupalah cita-cita kemerdekaan.
Nah, model perang intelijen dengan
cara memakai senjata yang berupa uang, tanah, kedudukan, jabatan, pekerjaan dan
kekuasaan akan melunturkan cita-cita untuk kemerdekaan.
Bagi yang ada minat untuk
menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada
saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu
yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan
lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon
petunjuk, amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Date:
Fri, 12 Aug 2005 21:08:47 +0700 (ICT)
From:
rahmad khalil sayedkhalil05@yahoo.co.id
Subject:
Aceh transisi penuh duka dan luka
Patut dicermati dan hati-hati
jangan cepat puas dan ceria. Tak banyak yang berubah jika tgl 15 Agustus 2005
berlalu, hanya duka dan luka akan bertambah jika pertahanan dan keamanan masih
ditangan penjajah Indonesia.
Mereka TNI/POLRI masih bertangan besi
dan tangannya masih belumuran darah segar di Aceh,.. persoalan baru akan datang
silih berganti,... dan mereka Serdadu murahan bayaran jawa Indo akan lebih
senang dan mudah menangkap dan menculik petinggi2 GAM yang akan pulang kampung
karena selama ini kerja Intelijen penjajah mulai dari luar negeri hingga di
Aceh cukup berhasil. Singkat kata daftar pencari Orang ( DPO ) GAM sudah ditangan TNI/POLRI tinggal saja
mereka tangkap dan culik sesuai kehendak bos-bos dan petinggi2 bandit Jakarta.
Selamat berwaspa dan hati-hati kepada para waki-waki Nanggroe/GAM baik diluar
maupun di dalam Aceh.
Barisan Intelijen penjajah sudah
cukup data apalagi mereka dengan mudah mengenal anda-anda disetiap pertemuan
resmi beberapa pertemuan selama ini. Target penjajah hanya satu, sapu dan
bersihkan GAM dari bumi Aceh.
Wassalam
Rahmad
Khalil
sayedkhalil05@yahoo.co.id
Amsterdam,
Noord-Holland, Netherlands
----------