Stockholm, 12 Agustus 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


MAN CONNECTICUT, ITU KELOMPOK UNITARIS JAWA DIBAWAH SOEKARNO YANG MENIPU DAN MENELAN KELOMPOK FEDERALIS

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



MAN CONNECTICUT, ITU KELIHATAN DENGAN JELAS KELOMPOK UNITARIS JAWA DIBAWAH SOEKARNO YANG MENIPU DAN MENELAN KELOMPOK FEDERALIS

 

"Bila saya perhatikan, yang mendukung GAM atau OPM itu hanya beberapa orang saja. Sebagian besar rakyat Acheh atau Papua sendiri tidak perduli akan masalah lepas atau tidak lepas dari Indonesia. Ada lagi satu hal yang saya perhatikan. Kalau mau jujur, tidak hanya daerah Acheh dan Papua saja yang "dirampas" kekayaan daerahnya untuk dibawa ke luar daerah (Jakarta). Hal yang serupa terjadi di berbagai daerah seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun tidak pernah saya dengar ada "GAM" versi Kalimantan atau Sulawesi. Kalau GAM atau OPM merasa "marah" karena kekayaan daerah dirampas, kenapa kemarahan serupa tidak terjadi di Kalimantan atau Sulawesi?." ( ahmadsudirman@iwon.com , Fri, 12 Aug 2005 09:43:19 -0400 (EDT))

 

Baiklah saudara Man di Bridgeport, Connecticut, USA.

 

Saudara pengirim email ahmadsudirman@iwon.com menggunakan nama Ahmad Sudirman yang berdomisili di Connecticut, USA. Ia kadang-kadang menulis email dari Bridgeport, dan kadang-kadang dari Shelton, Connecticut. Jadi disini Ahmad Sudirman memanggil orang Connecticut ini dengan panggilan Man Connecticut.

 

Begini Man Connecticut, kalau kalian menyatakan bahwa yang mendukung ASNLF/GAM dan OPM hanya beberapa orang saja. Itu adalah sangat keliru. Dan kalian hanyalah menduga-duga saja. Mengapa ?

 

Karena kalau memang benar para pendukung ASNLF/GAM dan OPM hanya beberapa orang saja, maka itu ASNLF/GAM dan OPM dalam sekejap mata sudah habis disapu TNI. Tetapi, kenyataannya sampai detik sekarang ini itu ASNLF/GAM dan OPM masih wujud dan berdiri dengan tegarnya. Lihat dan perhatikan saja di Papua, itu bangsa Papua bangkit untuk menyerukan penentuan nasib sendiri. Dan hari ini, Jumat 12 Agustus 2005 itu bangsa Papua yang puluhan ribu itu melakukan jalan kaki dari lapangan Trikora, Abepura ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua di Jayapura guna mengikuti acara pengembalian Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua yang disahkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2001 oleh Presiden Megawati dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2001 oleh Sekretaris Negara RI Bambang Kesowo kepada pihak Pemerintah RI.

 

Nah, itu mereka yang kelihatan saja bangsa Papua bersama Dewan Adat Papua melakukan jalan kaki sepanjang 15 km. Sedangkan yang tidak ikut jalan kaki masih ratusan ribu. Mereka bangsa Papua telah siap dari sejak tahun 1961 menentukan nasib mereka sendiri bebas dari penjajah Belanda dan penjajah RI.

 

Persoalan Papua dan Acheh bukan persoalan masalah kekayaan daerah Acheh dan Papua dirampas RI. Melainkan yang menjadi persoalan dan akar utama penyebab timbulnya konflik Acheh dan Papua adalah karena pihak RI dalam hal ini Soekarno telah menganeksasi wilayah teritorial Acheh dan wilayah teritorial Papua Barat. Artinya masalah penjajahan. Bukan masalah kekayaan daerah.

 

Adapun mengapa wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi tidak muncul gerakan penentuan nasib sendiri ?

 

Karena masalahnya di Sumatra misalnya, di wilayah Negara Sumatra Selatan dan wilayah Negara Sumatra Timur, itu kedua Negara ini memang telah secara hukum ketika berada dalam Republik Indonesia Serikat terperangkap dan terjerat oleh kelompok unitaris Jawa Soekarno dengan RI-Jawa-Yogya-nya yang memakai alat hukum Undang-Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS yang dikeluarkan pada tanggal 8 Maret 1950.

 

Jadi, kedua Negara Bagian RIS ini baik disadari atau tidak disadari telah hanyut terbawa oleh arus taktik strategi kelompok unitaris Jawa Soekarno dengan RI-Jawa-Yogya-nya, sehingga terbawa masuk kedalam tubuh Negara Bagian RI-Jawa-Yogya bersama Soekarno.

 

Juga dengan Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Daerah Banjar, Dayak Besar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur yang merupakan Daerah-Daerah Bagian Republik Indonesia Serikat telah terbawah tipu licik kelompok unitaris Jawa Soekarno dengan model sulap Undang-Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS yang dikeluarkan pada tanggal 8 Maret 1950.

 

Begitu juga Negara Indonesia Timur telah masuk kedalam perangkap kelompok unitaris Jawa Soekarno. Hanya Maluku Selatan yang dicaplok Soekarno dengan RIS-nya. Dimana Maluku Selatan merupakan negara bagian Negara Indonesia Timur yang telah diproklamasikan bebas dari Negara Indonesia Timur pada tanggal 25 April 1950 oleh Dr.CH. R. Soumokil mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur di Ambon. Nah, Negara Maluku Selatan yang merdeka ini dicaplok Soekarno dengan RIS pada tanggal 19 Mei 1950 bersamaan ketika Negara Indonesia Timur dimasukkan kedalam mulut Negara RI-Jawa-Yogya.

 

Jadi, itu 15 Negara/Daerah Bagian Republik Indonesia Serikat yang pada tanggal 14 Desember 1949 menandatangani Piagam Konstitusi RIS di Pegangsaan Timur 56, Jakarta, yang ditandatangani oleh para utusan dari 15 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu Sultan Hamid II (Daerah Istimewa Kalimantan Barat), Ide Anak Agoeng Gde Agoeng (Negara Indonesia Timur), R.A.A. Tjakraningrat (Negara Madura), Mohammad Hanafiah (Daerah Banjar), Mohammad Jusuf Rasidi (Bangka), K.A. Mohammad Jusuf (Belitung), Muhran bin Haji Ali (Dayak Besar), Dr. R.V. Sudjito (Jawa Tengah), Raden Soedarmo (Negara Jawa Timur), M. Jamani (Kalimantan Tenggara), A.P. Sosronegoro (Kalimantan Timur), Mr. Djumhana Wiriatmadja (Negara Pasundan), Radja Mohammad (Riau), Abdul Malik (Negara Sumatra Selatan), dan Radja Kaliamsyah Sinaga (Negara Sumatra Timur) terseret oleh Soekarno dengan RI-Jawa-Yogya, melalui jeratan tali hukum Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS, maka tergantung kepada masing-masing bekas Negara/Daerah Bagian RIS untuk bangkit kembali menentukan nasib sendiri guna membangun kembali federasi sebagaimana yang dari sejak awal telah disepakati dalam naungan Negara Republik Indonesia Serikat.

 

Dan itu hak dari setiap rakyat dari bekas Negara/Daerah Bagian RIS untuk menetukan sikap dan nasib sendiri guna membangun kembali Negara Federasi sebagaimana RIS.

 

Hanya tentu saja itu kelompok unitaris Jawa penerus Soekarno akan pasang kuda-kuda untuk mempertahankan tali buhul bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular dari kerajaan hindu Majapahit.

 

Jadi Man Connecticut, sebenarnya hak setiap rakyat di bekas Negara/Daerah Bagian RIS untuk menetukan sikap dan nasib sendiri lepas dari kungkungan kelompok unitaris Jawa Soekarno dan para penerusnya ini.

 

Karena sebenarnya kelompok unitaris Jawa dibawah Soekarno cs inilah yang melumatkan kelompok federalis. Sehingga itu tokoh utama kaum federalis Sultan Hamid II dari Daerah Istimewa Kalimantan Barat dihancurleburkan oleh Soekarno dari kelompok unitaris dengan RI-Jawa-Yogya-nya.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

From: "Ahmad Sudirman" ahmadsudirman@iwon.com

Date: Fri, 12 Aug 2005 09:43:19 -0400 (EDT)

To: ahmad@dataphone.se

Subject: Ada apa dibalik perjuangan GAM dan OPM?

 

AWW,

 

Bila saya perhatikan, yang mendukung GAM atau OPM itu HANYA beberapa orang saja. Sebagian besar rakyat Acheh atau Papua sendiri tidak perduli akan masalah lepas atau tidak lepas dari Indonesia.

 

Ada lagi satu hal yang saya perhatikan. Kalau mau jujur, tidak hanya daerah Acheh dan Papua saja yang "dirampas" kekayaan daerahnya untuk dibawa ke luar daerah (Jakarta).

 

Hal yang serupa terjadi di berbagai daerah seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun tidak pernah saya dengar ada "GAM" versi Kalimantan atau Sulawesi. Kalau GAM atau OPM merasa "marah" karena kekayaan daerah dirampas, kenapa kemarahan serupa tidak terjadi di Kalimantan atau Sulawesi?

 

WWW 

 

ahmadsudirman@iwon.com

Bridgeport, Connecticut, United States

----------