Stockholm, 6 Agustus 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


PROLETAR KOMUNIS MENEROPONG ISLAM PAKAI SOSIALISME-PROLETARIAT MARXISME MAO TJE TUNG

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



KELIHATAN ITU PROLETAR KOMUNIS TUKANG BECAK MENEROPONG ISLAM PAKAI SOSIALISME-PROLETARIAT MARXISME MAO TJE TUNG

 

"Mengajilah, Kajilah al Qur'an Karena al Qur'an bukan hanya untuk dibaca. Analisa mbah sudirman tentang Islam banyak yang salah." (Kang becak, kbecak@yahoo.com , Fri, 5 Aug 2005 17:58:34 -0700 (PDT))

 

Baiklah proletar komunis tukang becak di Tokyo Jepang.

 

Itu proletar komunis tukang becak pengembek Achmad Aidit alias Dipa Nusantara Aidit yang dibelai Mao Tje Tung dari Beijing Tiongkok setelah menyodorkan jurus mundur politiknya, ternyata mengalihkan sodokan konunisnya kearah jurusan Kanton, Amoy, Nanking dan Peking guna dipakai manggaet butir-butir Islam agar supaya bisa dijadikan sebagai pembalut sosialisme-proletariat Marxisme Mao Tje Tung-nya.

 

Dengan gaya model Peking, pakai baju China gaya Mao Tje Tung, proletar komunis tukang becak mencoba mengangkat tubuhnya yang sudah terkapar dibalik pintu sigotaka, dengan dibantu oleh regangan tangannya yang sudah hampir melemah, kepalanya diputar ke kanan kiri, kelopak matanya yang telah layu, getaran suara serak basahnya menakutkan, mulutnya coba menganga, dan keluarlah desisan yang terputus-putus: "Mengajilah, Kajilah al Qur'an Karena al Qur'an bukan hanya untuk dibaca. Analisa mbah sudirman tentang Islam banyak yang salah."

 

Rupanya, proletar komunis tukang becak penyebar paham sosialisme-proletariat Marxisme Mao Tje Tung di negara sekuler burung garuda pancasila RI yang sekarang sedang menyuruk dipinggir jalan kota Tokyo ini, mencoba untuk menutupi pahamnya yang diimpor dari Peking oleh Achmad Aidit agar supaya bangsa Jawa dan orang-orang asal Belitung kembali masuk kedalam jaringan paham sosialisme-proletariat Marxisme Mao Tje Tung-nya, dicarilah akal, guna membalut paham racun sosialisme-proletariat Marxisme Mao Tje Tung dengan untaian butir-butir Islam yang dikerat dari sekeping dasar konstitusi Daulah Islamiyah pertama yang dibangun Rasulullah saw di Yatsrib, yang mengatur masalah kehidupan sosial antara rakyat yang ada dalam lindungan Daulah Islamiyah pertama di Yatsrib.

 

Dimana tujuan pengkeratan yang dilakukan proletar komunis tukang becak terhadap kepingan kehidupan sosial dalam masyarakat Islam yang diikat dengan aqidah yang berada dibawah lindungan Daulah Islamiyah petama di Yatsrib yang langsung dibawah pimpinan Rasul, Nabi dan Pemimpin besar Muhammad saw ini adalah untuk dijadikan alat penutup paham sosialisme-proletariat Marxisme Mao Tje Tung-nya, dan sekaligus sebagai umpan daya tarik bagi bangsa Jawa dan orang-orang yang ada di Belitung, yang masih ingin berkorban jiwa raga demi paham Marxisme model Mao Tje Tung di negara sekuler burung garuda pancasila RI.

 

Tetapi sayang, ketika proletar komunis tukang becak berhadapan dengan Ahmad Sudirman, setelah ia melambungkan mitos Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat yang sebelumnya ditelan melalui bangku sekolahnya di Jawa, yang disodorkan oleh para guru-guru sejarah penerus mbah Soekarno. Ternyata mitos Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat yang telah menjejali otak kepala dan hati-nya itu, tidak bisa dijadikan sebagai fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum dimasukannya tanah Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat kedalam wilayah de-facto dan de-jure RI-Jawa-Yogya. Akhirnya, dengan tangan diangkat keatas dan mulut berceloteh keluarlah kata-kata proletar komunis tukang becak: "Saya tidak tertarik politik lagi, sebagaimana Sobron Aidit juga".

 

Taktik jurus langkah mundur untuk berkelit, dan pasang kuda-kuda guna dijadikan sebagai aba-aba melangkah jurus berikutnya. Ternyata diarahkan ke arah paham sosialisme-proletariat Marxisme Mao Tje Tung yang dilapisi oleh tali pembalut untaian butir-butir Islam yang diberi label sosialisme gaya Islam. Sehingga kedengaran sampai ke Stockholm ketika proletar komunis tukang becak meneriakkan: "dialah sang sosialis sejati". Dimana yang dimaksudkan oleh proletar komunis tukang becak dengan dialah sang sosialis sejati adalah Rasulullah saw.

 

Nah rupanya, itu proletar komunis tukang becak mengeluarkan hembusan bait dari jampe puisi sosialisme-proletariat Marxisme Mao Tje Tung-nya yang membawa-bawa Rasulullah saw ini adalah hasil dari teropongannya terhadap Islam dengan memakai kaca pembesar buatan Mao Tje Tung yang dibuat dari serbuk-serbuk kimiawi yang terdiri dari ramuan sosialisme dan marxisme yang telah diaduk-aduk oleh tangan Mao Tje Tung.

 

Jadi, tanpa digali, didalami, dianalisa, dan diacukan kepada aturan yang diturunkan Allah SWT dan dicontohkan Rasulullah saw, meluncurlah dari pikiran proletar komunis tukang becak yang masih sedang menggelupur dibalik pintu sigotaka, untaian bait yang salah kaprah dan menyesatkan "dialah sang sosialis sejati".

 

Eh, proletar komunis budek, kalau belajar Islam jangan memakai kacamata Marxisme Mao Tje Tung, karena kalian bisa sesat. Dasar komunis gombal.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Fri, 5 Aug 2005 17:58:34 -0700 (PDT)

From: Kang becak kbecak@yahoo.com

Subject: Mengajilah

To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se

 

Bismillah,

 

Mengajilah,

Kajilah al Qur'an

Karena al Qur'an bukan hanya untuk dibaca.

Analisa mbah sudirman tentang Islam banyak yang salah

 

Wassalam

 

Kang becak

 

kbecak@yahoo.com

Tokyo, Jepang

----------