Stockholm, 5 Agustus 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


AIDI MASUK KEDALAM JARING YANG DIPASANGNYA SENDIRI

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



KELIHATAN DENGAN JELAS, ITU AIDI TERPERANGKAP JARING YANG DIPASANGNYA SENDIRI

 

"Betul sekali teori dan analisa saudara Ahmad yang mengatakan dalam pembuatan photo tersebut ada orang saya yang terlibat di dalamnya. Sungguh suatu analisa yang tidak salah, dan sebelum saudara Ahmad menyampaikan demikian sudah saya lakukan. Sebagai informasi saja 170 orang lebih relawan saya yang sebagian besar terdiri dari pemuda pemudi Aceh tersebar di seluruh wilayah NAD dan sebagian dari mereka bergabung ke dalam GAM sebagian lagi berperan sebagai wartawan, pengusaha, mahasiswa/pelajar pedagang dan lain sebagainya dimana peran yang dimainkan potensial mendapatkan informasi." (Nararya Aiandani, aiandani1107@yahoo.co.id , Sat, 6 Aug 2005 00:48:55 +0700 (ICT))

 

Baiklah Muhammad Aidi di Jakarta, Indonesia.

 

Memang kelihatan Aidi ini yang menganggap dirinya bagai tupai, tetapi, matanya buta. Megapa ?

 

Karena secara hukum itu orang yang dipasang saudara Aidi kedalam satu kelompok yang mana kelompok tersebut melakukan tindak pidana pembunuhan, maka orang yang dipasang saudara Aidi itu ikut secara langsung melakukan secara bersama-sama tindak pidana pembunuhan.

 

Nah, kalau masalah ini diajukan sebagai tanda bukti hukum, maka yang pertama dijadikan bukti hukum adalah orang yang dipasang saudara Aidi yang mengambil gambar atau foto ketika terjadi tindak pidana pembunuhan. Dan kejadian ini bisa diproses melalui jalur hukum yang adil, dan jujur.

 

Selanjutnya, dengan adanya keterlibatan kegiatan saudara Aidi dalam tindak pidana pembunuhan, melalui orang-orang yang ditanamnya itu, memberikan gambaran bahwa saudara Aidi secara langsung telah ikut menggalakkan pembunuhan di wilayah Acheh.

 

Kemudian Aidi menyinggung: "Muzakir Manaf sedang sakit-sakitan karena serangan malaria, kekurangan logistik dan diuber-uber oleh aparat TNI. Memiliki rumah di daerah Sawang Aceh tengah, ditengah-tengah perkebunan sawit dan karet yang luasnya ratusan bahkan mungkin ribuan hekatar. Rumah tersebut memiliki pasilitas yang memadai berupa TV ukuran 30 Inch merek Toshiba, antena parabola, sumur bor dan pembangkit listri dari Jenzet merek yamaha. Rumah tersebut juga dilengkapi dengan garasi mobil dan dihubungkan dengan jalan perkebunan yang ke arah kampung yang jaraknya berpuluh-puluh Km dari lokasi."

 

Nah sekarang, yang menjadi pertanyaan, kalau memang benar Panglima TNA Muzakkir Manaf sedang sakit dan berada di rumah di daerah Sawang, Acheh Tengah, mengapa itu pihak TNI tidak berhasil menangkapnya ? Dan mengapa itu TNI tidak menyita dan menghancurkan rumah tersebut ? Dan mengapa TNI tidak terus menunggu dan mengintai rumah tersebut kalau-kalau Panglima TNA Muzakkir Manaf kembali ke rumah tersebut ?

 

Kenyataannya, sampai detik ini, itu Panglima TNA Muzakkir Manaf tetap saja selamat. Dan TNI tidak berhasil menangkap hidup atau mati Panglima TNA Muzakkir Manaf.

 

Jadi, disini kelihatan cerita yang dilambungkan saudara Aidi tentang keberadaan Panglima TNA Muzakkir Manaf ini hanyalah isapan jempol saja.

 

Seterusnya, kalau saudara Aidi menyatakan bahwa "salah satu dari orang dalam gambar yang memakai tutup kepala adalah Ridwan Abubakar alias Nektu yang sedang sakit-sakitan selain karena Malaria". Mengapa itu TNI dengan dibantu oleh kawan yang ditanam saudara Aidi untuk mengambil gambar atau foto itu tidak berhasil menangkap orang yang disangka  Ridwan Abubakar alias Nektu ?

 

Jadi, kalau Ahmad Sudirman membaca cerita yang dilambungkan saudara Aidi yang mengaku putra Bugis ini, tidak lebih dan tidak kurang, hanyalah merupakan cerita isapan jempol saja. Semuanya hanya yang direkayasa atau dibuat-buat saja seperti pembuatan film saja.

 

Ahmad Sudirman tidak bisa ditipu dengan cerita dan gambar yang dikirimkan oleh saudara Aidi ini.

 

Dan sekali lagi saran Ahmad Sudirman untuk saudara Aidi adalah lain kali kalau kalian menemukan sesuatu masalah tentang TNA dan TNI di Acheh dari sejak tanggal 15 Agustus 2005, dipersilahkan melaporkannya kepada pihak Tim Monitoring dari Uni Eropa dan ASEAN. Bukan dilaporkan dan diceritakan kepada Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini.

 

Dan kalau memberikan fakta dan bukti itu harus yang benar bukan yang direkayasa dan dibuat-buat seperti dalam film saja.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

ahmad@dataphone.se

----------

 

Date: Sat, 6 Aug 2005 00:48:55 +0700 (ICT)

From: nararya aiandani aiandani1107@yahoo.co.id

Subject: Balasan: Komentar Gambar

To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, yahuwes@yahoo.com, yusrahabib21@hotmail.com, warzain@yahoo.com, wartadephan@dephan.go.id, teguhharjito@yahoo.com, trieng@netzero.net

 

Jakarta, 06 Agustus 2005

 

KOMENTAR GAMBAR

 

Bissmillahirrahmanirrahiim.

Assalamau ’Alaikum Wr. Wb.

 

Saudara Ahmad Sudirman dan segenap pembaca di seluruh jagad yang budiman, menanggapi tulisan saudara Ahmad sebagai komentar dari gambar yang saya kirimkan.

 

Betul sekali teori dan analisa saudara Ahmad yang mengatakan dalam pembuatan photo tersebut ada orang saya yang terlibat di dalamnya. Sungguh suatau analisa yang tidak salah, dan sebelum saudara Ahmad menyampaikan demikian sudah saya lakukan.

 

Sebagai informasi saja 170 orang lebih relawan saya yang sebagian besar terdiri dari pemuda pemudi Aceh tersebar di seluruh wilayah NAD dan sebagian dari mereka bergabung ke dalam GAM sebagian lagi berperan sebagai wartawan, pengusaha, mahasiswa/pelajar pedagang dan lain sebagainya dimana peran yang dimainkan potensial mendapatkan informasi.

 

Mereka bekerja secara sukarela tanpa pamrih demi untuk menegakkan kebenaran mengungkap kebusukan-kebusukan yang disemunyikan oleh GAM, bahkan kerja mereka terlepas dari pengaruh pemerintah atau lembaga manapun. Mereka telah mengorbankan waktu, tenaga, harta bahkan resiko mautpun siap mereka tempuh demi mewujudkan Aceh yang aman tentram tampa gangguan dan ancaman dari separatis GAM dan tetap dalam rangkulan NKRI.

 

Bagaimana caranya saya merekrut mereka? Silahkan saudara Ahmad belajar lebih giat biar tambah pinter lagi untuk menggapai langkah-langkah saya.

 

Dari mereka kami tahu bahwa saat ini Muzakir Manaf sedang sakit-sakitan karena serangan malaria, kekurangan logistik dan diuber-uber oleh aparat TNI, Sanusi bin Malih yang bergelar Tengkuh padahal tamat Madrasa Ibtidaiyah pun tidak saat ini juga sedang terserang diabetes akut dan ketuaan sehinggah jalanpun harus dipapah oleh anak buahnya. Percaya atau tidak para pembaca, karena Saudara Ahmad pasti tidak akan mengakui bahwa salah satu dari orang dalam gambar yang memakai tutup kepala adalah Ridwan Abubakar alias Nektu yang konon kabarnya menjabat sebagai Wakil Panglima Operasi GAM. Sofyan Dawood pecandu Narkoba yang sekarang kepalanya semakin botak juga sedang sakit-sakitan selain karena Malaria juga karena pengaruh Narkoba yang semakin parah.

 

Satu hala juga cukup menarik untuk disimak meskipun saya tidak terlalu mengharap para pembaca mau mempercayainya bahwa untuk tempat istirahat Muakir Manaf Panglima GAM memiliki rumah di daerah Sawang Aceh tengah, ditengah-tengah perkebunan sawit dan karet yang luasnya ratusan bahkan mungkin ribuan hekatar yang ditinggal dan dibiarkan oleh para pekerjanya karena tidak berani terhadap ancaman dan Gangguan GAM. Rumah tersebut memiliki pasilitas yang memadai berupa TV ukuran 30 Inch merek Toshiba, antena parabola, sumur bor dan pembangkit listri dari Jenzet merek yamaha. Rumah tersebut juga dilengkapi dengan garasi mobil dan dihubungkan dengan jalan perkebunan yang ke arah kampung yang jaraknya berpuluh-puluh Km dari lokasi.

 

Di rumah tersebut dipekerjakan 3 orang wanita mudah suku Gayo sebagai pelayan yang bertugas sebagai tukang masak, tukang cuci, tukang pijet dan mohon maaf sekaligus sebagai pemuas nafsu berahi Muzakir Manaf secara paksa. Nauzubillah Summa Nauzubillahi Minzalik.

 

Tentu saja saya tidak akan mengharapkan pembenaran dari berita tersebut di atas karena pasti akan  disangkal oleh saudara Ahmad. Tapi itulah realita yang harus saya sampaikan kepada Publik benar atau tidaknya Wallahu A’lam. Yang jelas rekan-rekan saya telah bekerja dengan maksimal dan akan terus bekerja, dan hasil kerja mereka untuk mengungkap kebusukan GAM akan diserahkan kepada Tim Monitoring yang akan bertugas di NAD sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi.

 

Wassalam

 

Muhammad Aidi

 

Pemerhati Kondisi Sosial Bangsa

aiandani1107@yahoo.co.id

Jakarta, Indonesia

----------