Stockholm, 2 Agustus 2005
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
SAPRUDIN, ITU TANAH NEGERI PAPUA MILIK BANGSA
PAPUA, BUKAN MILIK MBAH SOEKARNO DENGAN RI-JAWA-YOGYA-NYA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
SURYA PASAI
SAPRUDIN, ITU TANAH NEGERI PAPUA MILIK BANGSA PAPUA, BUKAN MILIK MBAH SOEKARNO DENGAN
RI-JAWA-YOGYA-NYA
“Yth. Sdr.Ahmad.
Saya tertarik dgn tulisna saudara. Saya yakin Congress Amerka telah memiliki data yang
cukup akurat yang membuktikan bahwa Papua Bukan bagian dari NKRI, DPR indonesia go to hell
with they NKRI.Kami mayoritas Papua, 99,99% sebelum Otsus timbul kami, minta merdeka,
menghadap presiden BJ.Habibie pada waktu itu. Lalu jakarta memberi gula-gula yaitu Otsus.
Sekarang kami mendapat dukungan luar biasa dari kongress Amerika mengapa kami harus
sia-siakan? Silakan orang Jakarta mau pun Gubernur Papua bicara, tapi kami punya banyak
alasan mengapa kami mau merdeka? Karena Gubernur maupun jakarta memakai otsus sebagai
simbol membangun tapi hasilnya nihil.Orang birokrat kaya rakyat miskin di sana - sini.
Saudara patut ketahui bahwa pada tanggal 15-8-2005 kami akan menolak gul-gula NKRI, yaitu
OTSUS, dll. Semoga kita mau bekerja sama untuk membangun Dunia ini di jalan yang
benar." (Helmut Kmur, helmut_kmur2002@yahoo.com , Mon, 1 Aug 2005 19:19:36 -0700 (PDT))
"Terus aja bermimpi
Ahmad, bermimpilah yang indah-indah tentang bualanmu. Kamu kaya orang ngigau Ahmad !!!
Sudah tahu NKRI itu eksis, masih saja kamu membual yang tidak keruan. Ini si Ahmad
gendheng tambah ngawur aja, bahas permasalahan Aceh gak kelar, eh eh lari ke masalah Papua
Barat. Ahmad Ahmad ingin tertwa terbahak-bahak saya." (SP Saprudin, im_surya_1998@yahoo.co.id , Tue, 2 Aug 2005 14:49:48 +0700 (ICT))
Baiklah saudara
Surya Pasai Saprudin di Jakarta, Indonesia dan saudara Helmut Kmur di Jayapura, Papua.
Membaca apa yang
ditulis Saprudin, itu menggambarkan dan membuktikan bahwa Saprudin ini memang bodoh dan
tuli. Mengapa ?
Karena, ia hanya
cekakakan saja. Tidak mau mengerti dan tidak mau memahami apa yang telah dijalankan oleh
para pimpinan RI sebelumnya terhadap Acheh dan Papua.
Saprudin tidak
mengerti bahwa NKRI itu masih belum final. Kedaulatan NKRI masih dipertanyakan, bukan
hanya oleh bangsa Acheh dan Papua saja melainkan juga oleh pihak dunia luar.
Nah, persoalan
Acheh, sekarang sudah disepakati untuk mencapai perdamaian. Dimana bangsa Acheh telah
diberikan hak politisnya yang penuh untuk ikut serta dalam aktifitas politis, dengan
diberikan hak membangun self-government Acheh, dengan didasarkan kepada Kesepakatan
Memorandum of Understanding Helsinki 15 Agustus 2005.
Jadi, sekarang
persoalan Acheh sedang melaju ke babak berikutnya, yaitu babak membangun pemerintah
sendiri atau self-government di Acheh, berdasarkan dasar hukum MoU 15 Agustus 2005.
Biarkan bangsa Acheh yang akan membangun negerinya, tanpa ikut campur pihak Jakarta.
Kemudian masalah Papua, sudah jelas itu masalah Papua masih belum selesai, masih belum final. Yang dituntut oleh bangsa Papua adalah penentuan nasib sendiri melalui penentuan pendapat rakyat oleh seluruh bangsa Papua di Papua. Bukan oleh wakil-wakil yang jumlahnya hanya 1026 orang saja, yang ditentukan oleh Soekarno. Karena itulah mengapa bangsa Papua bangkit terus sampai detik sekarang ini.
Ketidak adilan, kecurangan, penipuan, yang telah dilakukan terhadap bangsa Papua yang dilakukan Soekarno dan para penerusnya sejak 1962 sampai detik sekarang ini, ternyata telah menimbulkan konflik yang makin tajam dan mendalam saja. Pemberian dan penerapan UU No.21/2001 di Papua bukan suatu cara penyelesaian damai yang adil, jujur, bebas dan rahasia. Melainkan suatu usaha pemaksaan kehendak Jakarta terhadap bangsa Papua untuk terus dianeksasi tanah wilayah Papua dalam wilayah RI.
Jadi, dengan dasar inilah mengapa Ahmad Sudirman mendukung dan menyokong penuh perjuangan bangsa Papua yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan pusat Jakarta.
Tanah negeri Papua untuk
bangsa Papua. Bukan untuk bangsa mayoritas Jawa dibawah pimpinan Soekarno, Soeharto, BJ
Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono. Melainkan tanah negeri
Papua untuk bangsa Papua, yang berasal dari para nenek moyangnya. Soekarno hanya mencaplok
tanah wilayah Papua dengan cara yang licik dan bertentangan dengan norma aturan
internasional dalam pelaksanaan penentuan pendapat rakyat atau plebisit atau referendum
Juli-Agustus 1969.
Karena itu wajar dan
masuk akal, apabila anggota Kongres Amerika Serikat atau anggota DPR Amerika dalam
Rancangan Undang Undang Nomor 2601 yang telah disahkan, tentang Autorisasi Hubungan Luar
Negeri Pemerintah Federal AS untuk tahun fiskal 2006-2007 telah memasukkan masalah Papua,
khususnya masalah pepera atau penentuan pendapat rakyat Papua yang dijalankan Soekarno
pada bulan Juli-Agustus 1969 berdasarkan Perjanjian New York 15 Agustus 1962, yang
pelaksanaannya tidak sesuai dengan norma internasional.
Dimana Kongres Amerika
Serikat mempertanyakan keabsahan dan kebenaran dari pelaksanaan penentuan pendapat rakyat Juli-Agustus 1969 dan mempertanyakan tidak
terlepasnya manipulasi dengan memakai kedok bebas dan rahasia.(
www.govtrack.us/congress/billtext.xpd?bill=h109-2601 )
Nah, dengan tampilnya
Kongres Amerika Serikat untuk membongkar kembali pelaksanaan pepera bulan Juli-Agustus
1969 di Papua oleh 1026 anggota Dewan Musyawarah Pepera inilah yang menyebabkan kedaulatan
NKRI atas Papua dipertanyakan keabsahan dan kelegalannya.
Kalau kedaulatan NKRI
atas Papua masih dipertanyakan oleh Kongres Amerika, itu menandakan bahwa dunia
internasional masih tidak menganggap kedaulatan NKRI atas Sabang sampai Merauke. Karena
justru ditempat kota Merauke inilah kedaulatan NKRI masih dipertanyakan.
Jadi Saprudin, cepat
atau lambat, kebohongan yang dilakukan mbah Soekarno atas tanah Papua akan terbongkar. Dan
tentu saja bangsa Papua akan mendapatkan kembali tanah nenek moyangnya. Dan bangsa Jawa,
tidak perlu khawatir, karena masih ada wilayah Jawa Tengah, sekitar Yogyakarta yang masih
bisa mendukung dan dijadikan wilayah RI.
Serahkan tanah Papua
untuk bangsa Papua melalui jalur politis referendum. Biarkan bangsa Papua menentukan nasib
mereka sendiri di tanah negeri Papua. Bangsa Jawa tidak perlu untuk terus menganeksasi
wilayah tanah Papua dengan memakai pegangan mitos Papua model mbah Soekarno.
Bagi yang ada minat
untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada
waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah
Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk,
amin *.*
Wassalam.
Ahmad Sudirman
http://www.dataphone.se/~ahmad
----------
Date: Tue, 2 Aug
2005 14:49:48 +0700 (ICT)
From: SP Saprudin im_surya_1998@yahoo.co.id
Subject: Balasan:
Re: DHARMINTA, ITU RI-JAWA-YOGYA HANYA DAULAT-DAULATAN ATAS ACHEH, PAPUA BARAT &
MALUKU SELATAN
To: muba zir
<mbzr00@yahoo.com>, Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: AcehA_yoosran
<a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>,
AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK
<ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>,
acehalchaidar alchaidar@yahoo.com
Assalamualaikum wr. wb.
Terus aja bermimpi
Ahmad, bermimpilah yang indah-indah tentang bualanmu. Kamu kaya orang ngigau Ahmad !!!
Sudah tahu NKRI itu eksis, masih saja kamu membual yang tidak keruan.
Ini si Ahmad gendheng
tambah ngawur aja, bahas permasalahan Aceh gak kelar, eh.....eh.........lari ke masalah
Papua Barat. Ahmad....Ahmad.......ingin tertwa terbahak-bahak saya.
Apakah kamu merasa dekat dengan Tuhan ? In your opinion, what benefits do we have by being close
to God ? Ahmad, as God's creatures, we realize the importance of holistic development,
namun yang diperlukan bukan cuman bualan, tapi aktualisasinya dalam pri kehidupan. Yaitu
the objective is fostering harmony in the relations with ourselves the environments and
other people, and God.
Selama ini kamu banyak berargumentasi dengan sandaran agama, tanpa dalil-dalil yang jelas. Kalau bertaqlid ya harus jelas dong, cuman bisa merekayasa fakta morgana yang bias substansinya. Dodol lu !!!
Wassalamualaikum wr. wb.
Saprudin
im_surya_1998@yahoo.co.id
Jakarta, Indonesia
----------