Stockholm, 14 Juni 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


TIM UNI EROPA DIBAWAH PIMPINAN PIETER FEITH AKAN KE ACHEH UNTUK MENGUMPULKAN FAKTA

Ahmad Sudirman

Stockholm - SWEDIA.



PENASEHAT UTAMA UNTUK MASALAH LUAR NEGERI UNI EROPA, PIETER FEITH AKAN MENGUMPUKAN FAKTA TENTANG ACHEH SELAMA SATU MINGGU UNTUK PERSIAPAN MONITORING DI ACHEH

 

Usaha dari pihak Uni Eropa untuk menyelesaikan konflik Acheh telah maju beberapa langkah kedepan. Sebelum Perundingan ASNLF-RI putaran ke 5 dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2005, pihak tim Uni Eropa yang akan dipimpin oleh penasehat senior masalah luar negeri Uni Eropa, Pieter Feith akan mengunjungi Acheh pada tanggal 24 juni 2005 untuk mengumpulkan fakta-fakta yang sangat diperlukan dalam rangka usaha menjalankan misi sebagai tim monitoring di Acheh, apabila hasil perundingan Helsinki telah disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, ASNLF dan RI.

 

Dengan adanya keterlibatan pihak Internasional untuk menjadi tim monitor pelaksanaan hasil perjanjian damai Helsinki ini adalah merupakan kunci untuk membuka dan menjadikan Acheh menjadi Negeri yang damai.

 

Persoalan sekarang yang masih dipertanyakan adalah sejauh mana pihak Susilo Bambang Yudhoyono mampu meyakinkan para Jenderal TNI-nya untuk ikut secara bersama-sama menciptakan perdamaian di Acheh.

 

Begitu juga sejauh mana pihak Jusuf Kalla mampu memberikan dan meyakinkan para anggota Golkar-nya yang duduk di DPR yang masih tidak ingin adanya perundingan dengan pihak ASNLF/GAM dengan melibatkan pihak Internasional untuk ikut serta mengawasi pelaksanaan hasil perjanjian dilapangan ditaati secara benar-benar.

 

Begitu juga sejauh mana para milisi yang dibentuk dan dibina oleh TNI di Acheh, seperti FPSG, GPA-RI, BERANTAS, FPMP, Unit Merah Putih Anti GAM, Front TUM, FAGSAM, FPGMP, GEURASA akan ikut serta mentaati dan menjalankan hasil perjanjian damai Helsinki itu.

 

Karena bisa saja para milisi tersebut diatas akan dijadikan alat penyulut untuk membakar suasana sehingga menimbulkan pancingan bagi pihak TNI untuk bertindak dan melakukan tindakan keamanan dengan menuduh pada pihak TNA dan GAM melanggar perjanjian damai.

 

Disamping itu pihak TNI akan berusaha untuk tetap mempertahankan pasukan non-organiknya yang junmlahnya lebih dari 50.000 personil itu di Acheh. Dan sejauh mana kesiapan pihak Susilo Bambang Yudhoyono meyakinkan para Jenderal TNI, khususnya Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Jenderal Djoko Santoso, dan Widodo Adi Sutjipto untuk menyetujui penarikan semua pasukan non-organik TNI dari Acheh.

 

Apabila pihak Susilo Bambang Yudhoyono tidak mampu meyakinkan dan menekan Jenderal-Jenderal TNI ini untuk ikut serta mensukseskan perdamaian di Acheh dengan salah satunya menarik seluruh pasukan non-organik TNI dari Acheh, maka akan sulit untuk melaksanakan hasil, perjanjian damai di lapangan secara benar dan jujur.

 

Disamping pihak TNI yang masih bersikap negatif atas perundingan Helsinki ini, juga pihak DPR yang sebagian tetap berpendirian bahwa penyelesaian konflik Acheh adalah penyelesaian domestik, akan menjadi penghambat dan akan merongrong terlaksananya hasil perjanjian damai Helsinki di lapangan.

 

Hanya saja sebelum sampai ke masalah pelaksanaan hasil perjanjian tersebut, sekarang kita masih akan mendengar dan membaca hasil pengumpulan fakta yang akan dilakukan oleh tim misi Uni Eropa yang dipimpin oleh Pieter Feith yang mana nanti semua fakta hasil kumpulan itu akan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam perundingan ASNLF-RI putaran ke 5 di Vantaa, Helsinki, 12 juli 2005 mendatang.

 

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad


Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*


Wassalam.


Ahmad Sudirman


http://www.dataphone.se/~ahmad

www.ahmad-sudirman.com

ahmad@dataphone.se

----------

 

EU team to assess scope for Aceh peace role

14 Jun 2005 15:59:37 GMT

Source: Reuters

 

BRUSSELS, June 14 (Reuters) - The European Union will send a mission to the Indonesian province of Aceh this month to assess what role the bloc could play in monitoring any deal to end the 30-year civil conflict there, an EU official said on Tuesday.

 

Negotiators for Indonesia and separatist rebels in Aceh will try to secure a peace accord during a fifth round of talks in Helsinki in July. Officials say the two sides have agreed that the EU would monitor any peace agreement.

 

"It starts on June 24," Pieter Feith, senior adviser to EU foreign policy chief Javier Solana, told Reuters of the week-long fact-finding mission.

 

Feith, who has been involved in truce enforcement in the Balkans, said he would head the team, which would assess the situation in Aceh and meet Indonesian authorities in Jakarta.

 

Diplomats have examined proposals under which around 200 EU military personnel, unarmed and in civilian clothes, could be sent to monitor any truce. EU officials say the number will depend partly on the team's conclusions.

 

The Free Aceh Movement (GAM) has fought for independence for the northern Indonesian province, which is rich in oil, gas and metals, since 1976. The conflict has claimed some 12,000 lives.

 

The issue of independence is not being discussed at the peace talks, whose next round begins on July 12 in the Finnish capital Helsinki under the auspices of former Finnish President Martti Ahtisaari.

http://www.alertnet.org/thenews/newsdesk/L14534009.htm

----------