Sandnes, 12 Juni 2005

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr wbr.


NOER HASSAN WIRAJUDA SEMBUNYIKAN SOEKARNO YANG MENINDAS & MENJAJAH ACHEH

Muhammad Al Qubra

Sandnes - NORWEGIA.



KALAU TIDAK ADA SATU NEGARAPUN DARI ANGGOTA PBB YANG MENDUKUNG ASNLF, KENAPA TAKUT ?

 

Kalau tidak ada satupun  negara anggota PBB  yang mendukung ASNLF, kenapa takut ?

Menlu Indonesia munafiq dan dhalim itu berpendapat bahwa hal yang perlu diupayakan secara terus menerus oleh pemerintah saat ini adalah menjalin lobi dengan kedutaan asing dengan tujuan agar negara-negara seperti Inggris, AS, Jepang dan lainnya dapat terus menekan GAM.

 

Wirayuda mengira semudah itu dapat mengelabui Inggeris, AS, Jepang dan negara-negara lainnya. Sebelum Tsunami di Acheh mungkin saja negara-negara Eropa dapat mereka kelabui namun pasca Tsunami semua praktek hipokrit Indunesia di Acheh sudah terbongkar kedoknya. Mungkinkah negara-negara Eropa tersebut mau kerjasama dengan negara yang dhalim dan hipokrit itu ?

 

Persoalan di Acheh adalah persoalan "Tindas-menindas" atau "Jajah-menjajah". Semua penindasan yang terjadi dipermukaan planet Bumi ini adalah kerjanya "Basyar-basyar". Basyar adalah manifestasi daripada orang-orang yang dikhawatirkan Malaikat ketika Allah memberitahukan mereka bahwa Dia akan menjadikan seorang Khalifah di permukaan Bumi.

 

Ketika  Malaikat yang dijadikan dari sinar itu bertanya kepada Allah untuk apa menjadikan seorang Khalifah yang nantinya akan mengadakan pertumpahan darah di Bumi, Allah menjawah "Inni a' lamu malata'lamun" (Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui).

 

Singkatnya bahwa memang sebahagian manusia itu sepakterjangnya adalah untuk mengadakan pertumpahan darah dan kerusakan di permukaan Bumi ini, sebagai sosok yang dikhawatiri Malaikat.  Sebagai contoh yang nyata kita saksikan adalah semua orang-orang yang bersekongkol dalam system Indonesia hipokrit pada umumnya dan TNI/POLRI pada khususnya, termasuk Wirayuda dan konco-konconya.

 

Mereka  yang tersebut diataslah sosoknya basyar yang tidak ingin menjelesaikan perkara Acheh secara "haq". Sebaliknya mereka menginginkan agar orang Acheh dibunuh saja semua agar mereka aman melakukan praktek pembunuhan terhadap siapa saja yang berani menuntut kebebasan  di wilayah kepulauan Melanesia itu.

 

Basyar-basyar itu (baca Indonesia Munafiq) tidak sadar akan hakikat keberadaan suatu bangsa. Mereka bolehsaja membunuh orang-orang acheh yang tidak bersenjata, namun anak-anak mereka setelah dewasa tidak ada pilihan lain selain mengangkat senjata untuk membela orang tua mereka sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini sebahagian besar dari TNA itu terdiri dari pemuda-pemuda dimana orang tua mereka dibunuh secara kejam oleh orang-orang yang mereka namakan "Sipa-i Jawa".

 

Kenjataannya kini banyak orang Acheh hijrah keluar negeri dan tetap memperjuangkan kemerdekaan Acheh. Mereka berdaya upaya agar  "Kebangsaan Acheh" senantiasa exis di permukaan planet ini, sanggupkah Sipa-i Jawa membunuh mereka semuanya ?  Jangan mimpi, dan ingatlah suatu saat bahkan Indonesia sendiri akan lenyap  dari permukaan Bumi ini akibat kedhaliman yang mereka buat terhadap Bangsa Acheh, Papua dan Maluku.

 

Untuk mengenali basyar-basyar itu sekali lagi saya tutup tulisan ini dengan Ayat Allah sebagai info buat orang-orang yang masih memiliki kemampuan berfikir:

 

"Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari golongan jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah.Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang yang lalai" (Q.S. Al-A'raf ayat : 179)

 

Billahi fi sabililhaq

 

Muhammad Al Qubra

 

acheh_karbala@yahoo.no

Sandnes, Norwegia

----------

 

Date: Sat, 11 Jun 2005 01:38:33 -0700 (PDT)

From: matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com

Subject: MENLU: SEMUA NEGARA ANGGOTA PBB TAK DUKUNG GAM

To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, allindo@yahoo.com, albiruny@gmail.com, aulialailil@yahoo.com, afoe@tegal.indo.net.id, azis@ksei.co.id, Agus.Renggana@kpc.co.id, alasytar_acheh@yahoo.com, apalahu2000@yahoo.co.uk, agungdh@emirates.net.ae, abdul.muin@conocophillips.com, ahmedjpr@yahoo.com, ahmad_mattulesy@yahoo.com, as_fitri04@yahoo.com, Muhammad al qubra <acheh_karbala@yahoo.no>, abuguntur master <abuguntur@hotmail.com>, aneuk_pasee@yahoo.com

 

MENLU: SEMUA NEGARA ANGGOTA PBB TAK DUKUNG GAM

 

Matius Dharminta

 

mr_dharminta@yahoo.com

Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

----------

 

MENLU: SEMUA NEGARA ANGGOTA PBB TAK DUKUNG GAM

 

Jakarta - Menlu Hasan Wirajuda mengatakan asumsi publik mengenai akan lepasnya Aceh dari Indonesia terlalu simpistis karena sampai saat ini semua negara anggota PBB tidak ada satupun yang mendukung separatisme di wilayah RI.

 

"Tak satu pun negara anggota PBB yang mendukung separitisme di Aceh maupun Papua," kata Menlu dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR yang dipimpin ketuanya Theo L Sambuaga di Jakarta.

 

Ia mengatakan dalam pernyataan bersama antara RI dan AS secara eksplisit disebutkan bahwa Amerika memberikan dukungan penuh atas keutuhan wilayah RI.

 

Menlu berpendapat hal yang perlu diupayakan secara terus menerus oleh pemerintah saat ini adalah menjalin lobi dengan kedutaan asing dengan tujuan agar negara-negara seperti Inggris, AS, Jepang dan lainnya dapat terus menekan GAM.

 

"Pememrintah perlu terus minta dukungan pada negara lain agar ada tekanan terhadap GAM untuk menerima otonomi khusus sebagai penyelesaian dalam konflik di Aceh," katanya.

 

Menlu mengatakan, meskipun pihaknya tak terlibat secara langsung dalam pertemuan dengan GAM di Helsinki, tapi dalam rapat-rapat kabinet pihaknya selalu memberi masukan mengenai penyelesaian Aceh tersebut.

 

Menlu menambahkan pembicaraan soal Aceh saat ini lebih menonjol pada persoalan cara penanganannya dan bukan pada substansi masalahnya.

 

"Masyarakat tidak banyak tahu mengenai substansi pembicaraan. Negara-negara Uni Eropa memang ingin sekali masalah pemantauan penyelesaian konflik Aceh dibahas lebih dahulu sebelum memasuki substansi pembicaraan," katanya.(*)

----------