Stockholm, 9 Mei 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

TATI KUNYAM-KUNYEM BELA MBAH YUDHOYONO & DAENG KALLA YANG TERUS MEMBUNUH RAKYAT ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

TATI MAK COMBLANG MASIH KELIHATAN KUNYAM-KUNYEM BELA MBAH YUDHOYONO & DAENG KALLA YANG TERUS MEMBUNUH RAKYAT ACHEH

"Semua orang juga tau komplik aceh terjadi. Yg jelas bukan krna yg anda karangkan tapi kalo dikarenakan ada segelintir orang-orangan yg bermimpi menjadi penguasa disebabkan kalah saing dan orang-orangan yg sakit hati ikut memanasi seperti Anda, ini baru ada betul nya. Ngaku juga kan kalo kata merdeka gak ada dimeja perundingan orang alasan utk merdeka gak kuat pengarang sih, malah Akang menegaskan mengalir dg derasnya dibawah meja, ya kalo cuma mengalir ya, biarin aja ! Namanya juga mengalir paling juga dibikin pintu air-nya krn kan dah diketahui banyaknya gak mungkin banjir kecuali ada hujannya bingungkan memperkirakan curahannya he he" (Tati , narastati@yahoo.com ,Mon, 9 May 2005 09:25:57 -0700 (PDT))

Baiklah Tati mak comblang di Jakarta, Indonesia.

Mak comblang daripada ikut-ikutan buat sampah dan menumpuk di hard disknya Ahmad Sudirman, lebih baik, pergi kebelakang, cari itu telur mpu Tantular untuk dikeram lagi diibawah kursi mbah Susilo Bambang Yudhoyono.

Mak comblang, rakyat di negara burung garuda sekuler pancasila RI, memang mereka membaca cerita tentang konflik Acheh dari media massa, hanya mereka itu sekedar cerita tambal sulam saja. Mana mereka cerita bahwa itu mbah kalian Soekarno orang Jawa satu itu yang membuat gara-gara di Acheh, bukan hanya buat gara-gara, disantoknya itu Negeri Acheh pakai mulut tebalnya RI-Jawa-Yogya, yang dilapis pupur dan gincu merah putih, seperti barongsaynya ape ungkun dari Cina sana.

Memang itu mbah kalian Soekarno tidak punya malu, kerjanya main santok, dan main santap saja, seperti orang kelaparan tidak makan satu minggu.

Mak comblang, yang harus kena getuk adalah itu para penerus mbah Soekarno, seperti itu daeng Jusuf Kalla dan mbah Susilo Bambang Yudhoyono, yang berjingkrak-jingkrak seperti wayang kulit hanoman yang digerakkan dalang Jawa ompong, sambil cengas-cengis, membawakan cerita mpu Tantular dengan sutasomanya yang menjerat Negeri Acheh dengan tali bhineka tunggal ika hindunya.

Ketika orang dua itu ditanya, siapa yang punya Negeri Acheh, lalu daeng Jusuf Kalla dan mbah Susilo Bambang Yudhoyono serentak menjawab, itu Acheh hasil rampokan mbah Soekarno, mbah kami dari Jawa, juga mbahnya daeng Kalla.

Lalu mereka berdua ditanya lagi, mana surat-surat resmi yang menunjukkan itu Acheh milik daeng Kalla dan mbah Yudhoyono ? Lalu mbah Yudhoyono menjawab duluan, ini ada surat yang dicap dengan gambar burung garuda, pakai label PP RIS No.21/1950, hasil kutak-katik mbah Soekarno.

Rupanya setelah diteliti secara seksama, itu surat PP RIS No.21/1950 adalah surat palsu, buatan mbah Soekarno sendiri. Eh, dasar Jawa penipu licik, ngaku-ngaku Negeri Acheh miliknya mbahnya leluhur Gajah Mada.

Mak comblang, itu rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri, akan terus menghadapi mas Djoko Santoso orang jawa satu itu dan mang Supiadin orang Sunda satu yang pegang senjata khalasnikov buatan Putin yang dibeli mbak Mega beberapa tahun yang lalu melalui cara barter dengan kacang kedelai milik Bulog.

Tidak ada itu orang Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri sakit hati. Orang Acheh ini telah berjuang dari sejak tahun 1873, jauh sebelum itu mbah kalian Soekarno lahir diatas tanah Jawa, atau sebelum itu yang namnya RI burung garuda muncul diatas permukaan Ciliwung di Betawi.

Yang budek adalah itu Soekarno dan para penerusnya yang kerjanya, salah satunya menyantap dan menyantok Negeri Acheh. Dasar orang serakah, sehingga akibatnya terus berkepanjangan sampai detik sekarang ini.

Mak Comblang, tuntutan merdeka itu terus menggelora, tetapi, karena itu daeng Kalla dan mbah Yudhoyono, pusing tujuh keliling kalau mendengar nama merdeka, maka itu bunyi merdeka dimasukkan kedalam konsep pemerintahan sendiri untuk Acheh. Jadi, daripada berteriak merdeka, lebih canggih itu bunyi suara merdeka dimasukkan kedalam rangkuman konsepsi pemerintahan sendiri untuk Acheh, sehingga itu orang-orang budek dari Komisi I DPR keroconya mbak Mega dari PDI-P kegerahan seperti cacing kepanasan.

Jadi, mak comblang, kalau itu bunyi gemuruh merdeka seperti air mengalir dibawah meja perundingan, memang itu suatu tanda, bahwa daeng Kalla dan mbah Yudhoyono akan kecolongan, karena mereka itu hanya penerus mbah Soekarno penipu licik orang Jawa itu. Mereka anggap itu bunyi merdeka hilang, lalu mereka goyang-goyang seperti ondel-ondel betawi kegirangan. Padahal mereka itu telah kena jerat pihak juru runding ASNLF dengan pemerintahan sendiri untuk Acheh-nya. Itu mbah Yudhoyono dan daeng Kalla pusing tujuh keliling, tidak bisa memberikan jawaban atas sodoran konsepsi pemerintahan sendiri untuk Acheh. Paling itu daeng Kalla dan mbah Yudhoyono cengar-cengir, sambil acung-acungkan label pemerintahan sendiri untuk Acheh dengan tali jaringan UU No.18/2001 buatan para keroconya mbak Mega dan para konconya Akbar Tandjung.

Mak comblang, Ahmad Sudirman tidak mimpi. Justru sebaliknya yang kena getuk adalah para penipu penerus mbah Soekarno. Mereka seperti pencuri ayam ketangkap basah. Mana ada sebelumnya orang yang menangkap mbah Soekarno penipu licik ketika memakai surat palsu PP RIS No.21/1950 untuk dipakai merampok Negeri Acheh, sambil mengendap-negandap takut ketahuan rakyat Acheh dan pimpinan rakyat Acheh. Akhirnya, itu mbah Soekarno ketahuan juga, bahwa ia adalah penipu licik dan pencaplok Negeri Acheh.

Buktinya, mana ada diantara kalian yang bisa memberikan surat asli yang berisikan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum yang menyatakan legalitas Acheh masuk kedalam sangkar burung garuda pancasila RI. Paling yang disodorkan kertas secewir hasil corat-coret tangan mbah Soekarno yang isinya proklamasi. Dasar budek.

Mak comblang, kalau itu orang-orang Jawa yang diantar mbah Soeharto ke Acheh untuk menduduki Negeri Acheh, mana bisa dipecaya oleh orang Acheh, paling mereka hanyalah menguras habis isi tanah Acheh. Dengan alasan demi pancasila dan demi bhineka tunggal ika.

Nah orang-orang Jawa yang didatangkan ke Acheh inilah yang dijadikan alat untuk propaganda mendukung mbah Soekarno penipu licik dan para penerusnya seperti daeng Kalla dan mbah Susilo Bambang Yudhoyono. Tetapi, kalau diajak untuk melakukan plebisit, mana berani itu daeng Kalla dan mbah Yudhoyono. Paling mereka mengatakan, itu Acheh adalah bagian dari negara pancasila sekuler RI. Kan budek.

Mak comblang, orang-orang asal Jawa yang ada di Acheh inilah yang bisa dipanas-panasi oleh daeng Kalla dan mbah Yudhoyono untuk bangkit dan pukul-pukul dengan pentungan pancasila dan tali bhineka tunggal ika sambil teriak-teriak hidup burung garuda, hidung mbah Soekarno penipu licik, hidup mbah Yudhoyono yang kedodoran dan hidup daeng Kalla yang pusing tujuh keliling.

Mak comblang, mana sanggup itu pihak mas Djoko Santoso dan mang Supiadin dengan senjata buatan Putin dan buatan Pindad di Bandung untuk mengahancurkan kekuatan rakyat muslim Acheh. Paling mereka dengan TNI-nya yang dilakukan adalah menggebuk rakyat sipil Acheh dengan tuduhan GAM, memperkosa wanita-wanita muslimah Acheh, menyiksa rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri, membunuh rakyat muslim Acheh yang berjuang dibawah panji TNA, yang memperjuangkan kemerdekaan Negeri Acheh dari penjajah RI. Dasar budek penjajah RI.

Mak comblang, bagaimana itu mbah Soekarno dan para penerusnya, mengaku sebagai penganut Islam, tetapi kelakuan mereka membunuh rakyat muslim Acheh. Bagaimana orang yang berkelakuan bejad dan tidak berperikemanusiaan masih juga dipuji-puji. Dasar budek.

Mak comblang, itu akhirnya Negeri Acheh akan kembali ketangan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri. Tidak akan selamanya perampok seperti mbah Soekarno dan para penerusnya mampu mempertahankan Negeri Acheh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Mon, 9 May 2005 09:25:57 -0700 (PDT)
From: tati - narastati@yahoo.com
Subject: Re: TATI SETELAH MENGERAM SEBULAN LEBIH DIBAWAH KURSI MBAH YUDHOYONO, SEKARANG MULAI BERKOKOK LAGI
To: ahmad@dataphone.se, alchaidar@yahoo.com, zul@mucglobal.com, yusrahabib21@hotmail.com, teuku_mirza@hotmail.com, sofyanis@plasa.com, siliwangi27@hotmail.com, sobrona@hotmail.com, sofyanali_fpsgam@yahoo.com, sekred@mediaindonesia.co.id, suparmo@tjp.toshiba.co.jp, Starindo_bjm@indo.net.id, syifasukma@yahoo.com, sutanlatief@yahoo.com, serambi_indonesia@yahoo.com, sidikpamungkas@yahoo.com

Hello kang Ahmad ..ha..ha..bilangin sy MAK COMBLANG ya, kenapa mo minta dicomblangi juga ya ama GADIS JAWA yg kemayu biar bisa punya alasan pulang ke tanah Air TERCINTA "INDONESIA" mo liat keluarga , habis di Swedia suasananya dah gak nyamankan..?! he..he..

Kesal ni ye...dikatakan milis Anda hanya buat tertawaan kenyataan lho..liat aja kelompok Akang; M.al Qubra dlm menanggapi tulisan juga dah mulai tertawa ;

"Hahha. Musuh nomor wahit saya adalah Indonesia Munafiq dan Dhalim" (Mohammad Al Qubra, 8 Mei 2005) ...dst.. artinya milis ini emang buat lelucon, Akang aja yg keseriusan memaparkan bla..bla..bla..

"Tati mak comblang, kalau tidak tau tentang masalah konflik Acheh, lebih baik duduk saja terus mengeram dibawah kursi mbah Yudhoyono daripada berkokok tidak menentu, membuat telinga sakit mendengarnya" (Ahmad Sudirman, 8 Mei 2005)

khe..khe..khi..khi..KHEKHI niye..Semua orang juga tau komplik aceh terjadi. Yg jelas bukan krna yg anda KARANGKAN tapi kalo dikarenakan ada segelintir ORANG-ORANGAN yg BERMIMPI menjadi penguasa disebabkan kalah saing dan ORANG-ORANGAN yg SAKIT HATI ikut memanasi seperti Anda, ini baru ada betul nya.

"Tati mak comblang, kalau kata merdeka tidak muncul diatas meja perundingan di Finlandia, itu bukan berarti tuntutan kemerdekaan untuk negeri Acheh hilang, melainkan itu tetap mengalir dengan derasnya dibawah meja, yang setiap saat bisa muncul merendam dan membanjiri kota Betawi dengan " (Ahmad Sudirman, 8 Mei 2005)

Tuh..ngaku juga kan kalo kata MERDEKA gak ada dimeja perundingan orang alasan utk merdeka gak kuat PENGARANG sih..malah Akang menegaskan MENGALIR DG DERASNYA DIBAWAH MEJA.....ya kalo cuma mengalir ya..BIARIN AJA ..! namanya juga mengalir paling juga dibikin PINTU AIR-nya krn kan dah diketahui banyaknya gak mungkin banjir kecuali ada hujannya bingungkan memperkirakan curahannya he..he...

HEI.. Kang Ahmad PEN-GIGAU..jg MIMPI lagi,Yg jelas saat ini masyarakat Aceh sudah sadar dan telah menentukan sikap TIDAK AKAN BERPIHAK DG GERAKAN SEPARATIS "GAM" malah siap ikut MELIBAS orang2nya dan MEMBERANGUS-nya makanya tempat persembunyiannya pun sudah diobrak abrik penduduk setempat untung aja Anda gak disana kalo mereka tau Akang termasuk BIANG KEROKNYA wah..udah deh dijadi-in santapan campuran "MI ACEH" yg saat ini sangat digandrungi di MEDAN..makanya WARWICK heboh buat ngembosi bikin semangat provokasi di milis ini dg tulisan-tulisan yg menurut sy dah gak ada gunanya.

Kalo emang KElompok GAK JELAS or ASNLF plus GAM-nya itu diminati, pasti ANDA-ANDA gak KOAR-KOAR seperti ini mengangkat-angkat tema kesukuan...dan mengenang-ngenang kejadian dg memperlihatkan FOTO segala. Fair dong liatin juga kejahatan GAM sewaktu MENGUSIR suku lainnya dan MELAKUKAN KEJAHATAN/PEMBANTAIAN terhadap penduduk Aceh yg NETRAL ato yg tidak memihak GAM.

Semua sudah tahu KELOMPOK GAK JELAS yg Anda Agungkan ini hanya MO MINTA DANA dan KEKUASAAN dg meng-genocide masyarakat Aceh itu sendiri secara TERSISTIM biar gak keliatan kejahatannya yey..MUNAFIK!!!

Ok..Kang, selamat Bermimpi ya..di NEGARA KHAYALAN ASNLF..hi..hi..manjadi "MENTRI"

Tati

narastati@yahoo.com
Jakarta, Indonesia
----------