Stavanger, 26 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

JOHAN PAHLAWAN NGAKU ACHEH TETAPI ENGGEH SAJA PADA MBAH YUDHOYONO & MAS DJOKO SANTOSO
Ali Al Asytar
Stavanger - NORWEGIA.

 

ITU JOHAN PAHLAWAN NGAKU ACHEH TETAPI ENGGEH SAJA PADA MBAH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & MAS DJOKO SANTOSO PENJAJAH HINDUNESIA JAWA MUNAFIQ

Bermimpikah kalian ?. Anda (Johan Pahlawan) nampaknya bersemangat sekali untuk membela Jawa, ada apa rupanya hubungan kalian dengan Jawa ketoprak itu? Kalian katakan malu ? Kelakuan kalian yang membela Jawa Pancasila itu tidak malu? Lalu kalian mengaku diri sebagai bangsa Acheh, anggap saja dulu betul. Abdullah bin Ubai kan orang Arab juga, namun apakah dia juga termasuk Golongan Rasulullah saw dalam perjuangannya, tidak kan ?

Andaikata kalian mampu berfikir sebagaimana orang-orang Acheh - Sumatra yang ada dalam perjuangan, kalian dapat memahami bahwa memang tidak semua orang Jawa yang munafiq, namun kita berbicara senantiasa dalam bentuk Mayoritas (Meuseue lam raga sabee na bacut udeueng ken sabee cit takheun, panena takheun udeueng)

Kalian memang lugu, tak mampu berfikir "penyembah burung garuda dan kejawen itu kan istilah saja" yang maksudnya "tunduk patuh kepada konsep campuran diantara kejawen, Islam abangan dan hindu plus budha". Kebanyakan orang Jawa demikian. Mereka mengaku diri Islam, namun kerja mereka membunuh, merampok, memperkosa yang dapat digabungkan dengan satu kata yaitu Penjajah.

Kami bangsa Acheh Sejati tunduk patuh kepada Allah, RasulNya dan pemimpin yang melawan penjajah yaitu "Jawa dan Beulanda" serta siapapun yang membelanya. (semoga Belanda ber tanggung jawab terhadap kesalahan nya dulu agar namanya terhapus dari lembaran hitam kami)

Lalu kalian Johan Pahlawan mengatakan: "Kalau dibawah pemerintah Indonesia yang demikian bisa memberikan kebebasan bagi kami masyarakat Aceh menjalankan syariat agama kami secara kaffah mengapa tidak. Daripada kami dibawah pemerintahan GAM yang sekuler, taruhlah kalian teriak2 mendirikan daulah Islamiyah, daulah Islamiyah yang mana dan bagaimana. saya tidak yakin seratus persen terhadap slogan anda karena itu hanyalah lips semata, anda mau cari dukungan tapi justru tamparan yang harus anda terima."

Ucapan itu membuktikan bahwa kalian termasuk bahagian dari penjajahan itu sendiri, kendatipun mengaku sebagai bangsa Acheh. Paling kurang kalian dapat disebut sebagai keledai yang terperosok pada lobang yang sama (hadist) Apakah kalian sedang bermimpi ? Bagaimana mungkin seseorang yang tidak memiliki uang dapat memberikan uang kepada orang lain. Bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki syariat kecuali syariat "Puncasilap" dapat memberikan "syariat" kepada orang lain, gombal. Bagaimana mungkin "muallaf" nak mengajar "teungku", masya Allah !!! Benar-benar block on lah kamu punya orang.

Mulai dari arsitek "Jamu gendong Pancasila" Soekarno lalu diwarisi oleh Suharto (Raja koruptor) BJ Habibie, Gus Dur, Megawati dan Yudhoyono sekarang tetap saja rakyat jelata hidup dalam keadaan morat-marit, kenapa ? Sebabnya system thaghut pancasila itu disamping pemimpinya itu terdiri dari orang-orang munafiq, mereka juga memiliki titel lainnya yang tidak kalah hebatnya yaitu koruptor kelas monster.

Suatu negara yang dikuasai koruptor, rakyat jelata pasti hidupnya morat-marit. Betapapun banyaknya minyak bumi yang dijarah mereka (baca koruptor Hindunesia dhalim) dari bumi Acheh tetap saja tidak akan pernah cukup untuk rakyatnya, kenapa ? Sebabnya sebahagian besar hasilnya masuk kantong koruptor tadi. Penyakit koruptor dalam system Hindunesia jawa munafiq itu sudah mencapai titik klimaksnya, bagaikan wabah penyakit kusta dan lepra yang terpaksa di ungsikan dari masyarakat ramai.

Dengan contoh diatas, kalian dapat memahami mustahilnya bagi Yudhoyono yang juga berpenyakit kusta dan lepra mengobati kusta-kusta lainnya. Bagaimana mungkin memperadilan koruptor-koruptor sementara rajanya koruptor tak terjamah samasekali (baca Suharto), apa artinya ?. Bagaimana mungkin peradilan itu berlaku jujur dan adil sementara mereka juga bahagian dari koruptor itu sendiri (sandiwara). Justru itulah saya katakan; "Bermimpikah kalian ?"

Kemudian kalian menuduh kami sekuler ? Saya khawatir jangan-jangan kalian mengertipun tidak apa itu sekuler. Negara Acheh belum Exis di tanah rencong, justru Hindunesia jawa munafiqlah yang sekuler, lalu menerapkan syariat pura-pura untuk Acheh sebagaimana diaplikasikan antek-antek Jawa di Acheh sebelum Tsunami, hendak menghukum orang-orang yang tidak pergi ke Mesjid pada hari Jum'at, sementara para koruptor (baca seluruh bawahan Abdullah puteh yang sedang bersandiwara dengan hakim gadongan di Jawakarta), Pembunuh-pembunuh (baca TNI/POLRI), pemorkosa dan penzina yang juga terdiri dari TNI/POLRI, pengedar barang-barang haram lainnya aman menikmati kedhalimannya. Untung masih ada hukuman Allah kelak, kalau tidak kaum dhu'afa pasti prustasi semuanya.

Selanjutnya kalian Johan Pahlawan mengingau: "Apa yang menimpa bangsa kami sejak kalian memproklamirkan diri hingga hari ini adalah hasil rencana kotor pentolan kalian Hasan Tiro yang bersembunyi di kolong negeri KAFIR SWEDIA berasas KAFIR dan berhukum KAFIR. Kalau memang kalian cinta bangsa Aceh dan tanah Aceh maka hentikan segala bentuk provokasi dan segera berdamailah kami bangsa Aceh sudah muak dengan peperangan yang tak kunjung akhir yang kedua-duanya dimata kami sama saja."

Ada beberapa hal yang perlu saya tanyakan pertama, apa maksudnya "bangsa kami". Apakah yang kalian maksudkan bangsa Jawa? Sebab ucapan kalian mencirikan bahwa kalian tidak berasal dari bangsa Acheh. Kalau Tengku Hasan Muhammad di Tiro tak muncul, kebanyakan orang Acheh masih enggeh-enggeh terhadap Hindunesia Jawa munafiq persisnya macam kalian yang tetap "teungeut" sampai hari ini. Kalian juga sepertinya tak pernah mengerti bagaimana bedanya negara Swedia dengan negara Hindunesia Munafiq. Yang menjadi persoalan disini bukan Kafir tapi Munafiq. Masalah Kristen dengan Islam sudah final: "Lakum dinukum waliadin" dan "La ikraha fiddin". Buktinya lagi orang Islam di Swedia dan juga di Norwegia tempat saya tinggal, hidup layak ditengah-tengah masyarakat, sementara di negara munafiq Hindunesia rakyatnya hidup morat-marit, mengapa ? Itukah yang namanya islam ? Itu namanya munafiq . Pemimpin-pemimpin di Swedia dan Norwegia bermental "pantang korupsi", sementara di Hindunesia yang mengaku Islam, korupsi itu sudah jadi budaya. Kemudian Hakim di Swedia benar-benar independen, buktinya lihat kasus Tuduhan palsu Hindunesia Munafiq terhadap pemimpin ASNLF di Stockholm, sementara hakim-hakim Hindunesia munafiq fonis menurut selera sang penguasa dhalim. Jadi nampaknya kalian tidak memahami perbedaan orang munafiq dengan orang Islam sejati, kenapa ? Jawabannya kalian sendiri adalah bahagian dari mereka, alias munafiq.

Billahi fi sabililhaq

Ali Al Asytar

alasytar_acheh@yahoo.com
Stavanger, Norwegia.
----------

Johan Pahlawan
johan_phl@yahoo.com

KEPADA BANGSA ACEH YANG BERJIWA MERDEKA

"1. Bahawa Aceh adalah bukan dari bahagian kafir penjajah indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila yang menganut kejawen. Kita Bangsa Aceh mempunyai Bangsa dan Bahasa sendiri serta mempunyai negara yang telah dipusakai oleh endatu kita, iaitu negara Aceh." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Pengkafiran terhadap suatu bangsa atau suatu pemerintahan haruslah merincinya dan tidak secara membabi buta meratakan demikian, anda harus berbicara dengan dalil bukan dengan nafsu emosi. Indonesia Jawa yang anda sebut sebagai penyembah garuda dan kejawen, lalu apa bedanya dengan GAM penyembah Buroq dan Singa?, dan kita masyarakat Aceh tau GAM juga mempercayai ilmu2 kebal dan menghilang sebagaimana yang diyakini masyarakat Aceh dan juga pengakuan anggota TNA (Tentara Negara Aceh/GAM) sendiri." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"2. Bangsa Aceh jangan tertipu dengan muslihat kafir indonesia jawa penjajah dan penyembah berhala burung garuda dan pancasila yang cuba menggunakan muslihat syariat Islam di Aceh. Dengan muslihat tersebut kafir laknat tersebut akan terus menjajah negara dan bangsa Aceh. Sementara mereka masih terus menyembah berhala burung garuda dan pancasila." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Kalau dibawah pemerintah Indonesia yang demikian bisa memberikan kebebasan bagi kami masyarakat Aceh menjalankan syariat agama kami secara kaffah mengapa tidak. Daripada kami dibawah pemerintahan GAM yang sekuler, taruhlah kalian teriak2 mendirikan daulah Islamiyah, daulah Islamiyah yang mana dan bagaimana. saya tidak yakin seratus persen terhadap slogan anda karena itu hanyalah lips semata, anda mau cari dukungan tapi justru tamparan yang harus anda terima." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"3. Bangsa Aceh jangan sekali-kali melupakan dan memaafkan kebiadaban kafir penjajah indonesia jawa dan serdadu TNI/POLRI nya yang telah melakukan kebiadaban dan kebinatangan terhadap Bangsa Aceh dalam bentuk pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, dan perampokan." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Apa yang menimpa bangsa kami sejak kalian memproklamirkan diri hingga hari ini adalah hasil rencana kotor pentolan kalian Hasan Tiro yang bersembunyi di kolong negeri KAFIR SWEDIA berasas KAFIR dan berhukum KAFIR. Kalau memang kalian cinta bangsa Aceh dan tanah Aceh maka hentikan segala bentuk provokasi dan segera berdamailah kami bangsa Aceh sudah muak dengan peperangan yang tak kunjung akhir yang kedua-duanya dimata kami sama saja." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"4. Bangsa Aceh jangan sekali-kali menganggap bahawa apa yang diberikan dalam bentuk bantuan oleh kafir laknat indonesia jawa itu adalah merupakan kebaikan mereka terhadap Bangsa Aceh. Apa yang diberikan itu adalah hanya sebahagian kecil dari yang telah dan sedang dirampok dari bangsa dan negara Aceh. Kafir laknat penjajah indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila juga telah mencuri dan menyelewengkan banyak sumbangan yang diberikan oleh masyarakat internasional dalam peristiwa tsunami. Bahkan wakil-wakil mereka di luar negara, telah menggunakan peristiwa tsunami untuk mengutip sumbangan, dan kemudian sumbangan tersebut telah digunakan untuk mereka berpoya-poya dan menyenangkan dirinya sendiri. Banyak rekening bank dibuka oleh wakil atau anak keturunan kafir laknat penyembah berhala burung garuda dan pancasila itu di luar negeri untuk mengutip sumbangan." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Kalau bangsa lain bisa memberi kami bantuan dengan ikhlas mengapa tidak kami terima, daripada kalian apa yang bisa kalian perbuat terhadap bangsa kami. Justru dengan bencana maha dahsyat ini menimpa negeri kami bukannya menyadarkan kalian, malah kalian semakin sesat dan menyesatkan. Soal ada yang menyelewengkan bantuan itu urusan mereka dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena setiap amanat akan selalu dimintai pertanggungjawabannya." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"5. Wahai Bangsa Aceh, kafir laknat penjajah indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila itu adalah bukan saudara yang seiman dengan kita. Kafir laknat itu adalah penjajah bangsa dan negeri kita Aceh. Kafir laknat indonesia jawa itu penganut kejawen, yang sanggup membunuh, menyiksa, menjajah, merampok, dan memperkosa bangsa kita untuk kesenangan mereka. Kita Bangsa Aceh wajib mengusir kafir laknat itu dari bumi Aceh seperti endatu kita telah mengusir kafir laknat belanda satu ketika dahulu." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Pukul rata dengan mengkafirkan suatu bangsa adalah suatu kesalahan besar mr warwick, jelas beda antara Belanda dengan Indon, kalo Belanda adalah jelas Kekafirannya dan tidak perlu dipertanyakan lagi, tapi bangsa Indon?. dalil mana yang kau gunakan untuk menyatakan bahwa bangsa Indon dari Sumatra hingga Papua bukan saudara seiman?." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"6. Wahai Bangsa Aceh sekalian, kobarkan semula semangat Bangsa Aceh seperti yang ditulis dalam "Hikayat Prang Sabi", dan usir kafir laknat penjajah indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila dari bumi Aceh." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Hikayat prang sabi sudah menjadi semangat bangsa kita tetapi sekali lagi kami tidak bodoh untuk tau mana kawan mana lawan justru sekarang ini kalianlah lawan kami yang cuma bisa teriak bak orang gila, sudah cukup banyak bangsa sendiri bangsa Aceh yang kau culik dan kau bantai dan kau korbankan bangsa kami untuk tujuan konyol kalian." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"7. Wahai Bangsa Aceh sayangkan generasi kita di masa yang akan datang, jangan sampai menjadi pengikut kafir laknat indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Kami sangat sayang dengan generasi bangsa kami, karenanya kami didik mereka untuk mengenal sejarah bangsanya yang besar dan menjadikan mereka harapan kami dimasa yang akan datang, kami didik mereka bahwa bangsa kita tidaklah berdiri sendirian bahwa ummat Islam dimana saja adalah saudara dan bahwa menegakkan syariat Islam adalah kewajiban setiap muslim. Kami didik mereka hingga mereka mencapai cita2nya karenanya kami bangun sekolah buat masa depan bangsa kami, tapi apa yang bisa kalian lakukan, justru kalian bakar ratusan sekolah yang menjadi tumpuan pendidikan anak2 bangsa kami. Kalian hanya bisa banyak berkoar mr warwick." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"8. Tidak ada alasan kita Bangsa Aceh perlu mengikut dan dipimpin oleh kafir laknat penjajah indonesia jawa penyembah berhala burung garuda dan pancasila." (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Sekali lagi anda hanya memukul rata dengan mengkafirkan Indonesia tanpa merincinya dengan diatas hujjah dalil Al Qur'an dan As Sunnah. bagi kami selama penguasanya tetap muslim dan bukan non muslim maka kami akan dengar dan taat, apabila dia non muslim kami berlepas diri darinya dan bila kaum muslimin bersatu untuk menggulingkannya dan menggantikannya dengan yang muslim maka kami akan mendukung sepenuhnya. Kami tidak bodoh mr warwick anda ingin kami mengikut pemimpin kalian yang sembunyi di kolong negeri KAFIR Swedia tapi sayang beribu sayang justru sekarang kalianlah musuh kami." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

"Sekian" (Warwick, Fri, 18 Mar 2005)

"Inilah bantahan ku dan suara bangsa kami di Aceh negeri kami yang indah yang terus berkubang darah, kami akan terus berjuang mendidik bangsa kami membersihkan mereka dari keyakinan takfiri Neo Khawarij ASNLF/GAM dan membangun bangsa kami dan masa depan bangsa kami ke arah yang lebih baik. dan kepada saudara kami seiman yang duduk dipemerintahan dan dimana saja lakukanlah yang terbaik untuk bangsa kami, kami telah habis air mata melihat penderitaan bangsa kami yang berkepanjangan kami akan tetap sabar dan memohon kepada Allah SWT agar kami diberi kekuatan untuk membangun negeri kami yang porak poranda diterjang gempa dan gelombang tsunami." (Johan Pahlawan, Mon, 21 Mar 2005)

Wassalamu'alaikum
Johan Pahlawan

johan_phl@yahoo.com
Jakarta, Indonesia
----------