Stockholm, 7 Maret 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA, ITU SOEKARNO MASUK DALAM PANITIA SEMBILAN KETIKA MERUMUSKAN PANCASILA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MUBA, ITU HAZAIRIN TIDAK MENGACU KEPADA APA YANG DICONTOHKAN RASULULLAH SAW DALAM MEMBANGUN NEGARA BERDASARKAN APA YANG DITURUNKAN ALLAH SWT DAN RASUL-NYA MUHAMMAD SAW

"Kamu lupa Mad, yang disampaikan Bung Karno itu adalah "Ketuhanan" tok. Selanjutnya BPUPKI menetapkan "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", dan selanjutnya menanggapai keberatan saudara-saudara dari Timur, maka sila pertama ini akhirnya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" seperti yang sekarang. Jelaslah bahwa Bung Karno tidak salah ketika bilang "menggali dari perut bumi Indonesia", terutama (maksud BK) adalah perut bumi Indonesia pra-Islam, sedangkan "Ketuhanan Yang Maha Esa" jelas itu adalah tauhid, seperti yang dikatakan pengusulnya, salah seorang founding father RI (baca postingku sebelumnya tentang ini). Ternyata Profesor Hazairin mendukung pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai tauhid." (Muba Zir , mbzr00@yahoo.com , Sun, 6 Mar 2005 17:53:05 -0800 (PST))

Baiklah Muba di Paris, Perancis.

Muba, kalau ingin berdebat tentang pancasila melawan Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini, terlebih dahulu kalian Muba harus sudah siap dengan semua perlengkapan ilmu pengetahuan tentang pancasila dan sejarah terbentuknya pancasila itu. Bukan hanya mengutip cerita tersebut, lalu dilambungkan di mimbar bebas ini, dengan harapan Ahmad Sudirman bisa dihancur-luluhkan argumentasinya.

Nah contohnya, seperti yang dilambungkan Muba pagi ini, sebelum Ahmad Sudirman bersiap dengan pekerjaan, ada sedikit luang waktu untuk menanggapi hasil pikiran Muba yang isinya: "Kamu lupa Mad, yang disampaikan Bung Karno itu adalah "Ketuhanan" tok. Selanjutnya BPUPKI menetapkan "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", dan selanjutnya menanggapai keberatan saudara-saudara dari Timur, maka sila pertama ini akhirnya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" seperti yang sekarang. Jelaslah bahwa Bung Karno tidak salah ketika bilang "menggali dari perut bumi Indonesia", terutama (maksud BK) adalah perut bumi Indonesia pra-Islam, sedangkan "Ketuhanan Yang Maha Esa" jelas itu adalah tauhid, seperti yang dikatakan pengusulnya, salah seorang founding father RI"

Muba, Ahmad Sudirman tidak lupa, yang salah kaprah adalah kalian Muba. Mengapa ? Karena itu yang dipidatokan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 didepan sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritzu Zunbi Cosakai yang terdiri dari 62 anggota dengan ketuanya Dr Rajiman Widiodiningrat dibentuk dan dilantik oleh Jenderal Hagachi Seisiroo seorang jenderal Angkatan Darat Jepang, yang bersidang dari tanggal 28 Mei sampai dengan 1 juni 1945, adalah mengenai usulan konsepsi tentang dasar falsafah negara yang diberi nama dengan pancasila.

Kemudian diluar sidang BPUPKI, dibentuklah satu panitia yang anggotanya sembilan orang, yaitu Soekarno, Hatta, A.A. Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Agus Salim, Kahar Muzakkir, Wahid Hasyim, Ahmad Subardjo, Mohammad Yamin. Dimana panitia perumus isi usulan Soekarno ini, sering disebut dengan panitia sembilan. Setelah panitia sembilan ini bersidang dan membicarakan poin-poin usulan Soekarno itu, maka lahirlah pada tanggal 22 Juni 1945, seperti apa yang dikemukakan oleh Mohammad Yamin, yaitu dengan nama Piagam Jakarta yang berisikan rumusan lima dasar yang menyatakan salah satu silanya Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.

Selanjutnya, BPUPKI ini mengadakan sidangnya lagi yang kedua dari tanggal 10 Juli sampai 16 Juli 1945 untuk membicarakan rancangan undang undang dasar.

Nah sekarang, ketika PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945, mengadakan sidang dan mengesahkan rancangan undang undang dasar pada tanggal 18 Agustus 1945, maka dalam sidang PPKI inilah itu rumusan terakhir pancasila yang tercantum dalam preambule (pembukaan) UUD 1945 dirobah, dari "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" menjadi Ke Tuhanan Yang Maha Esa, atas usul dari kelompok pengikut A.A. Maramis dari Sulawesi Utara yang juga anggota panitai sembilan ketika dilangsungkannya sidang PPKI yang dipimpin oleh Mohammad Hatta.

Jadi Muba, itu yang merumuskan pancasila bukan sidang BPUPKI yang 62 orang anggotanya, melainkan panitia sembilan. Kemudian rapat PPKI yang dipimpin oleh Mohammad Hatta merobah sila "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" atas usul kelompok dari tempat A.A. Maramis yang keberatan dan menolak keras isi pasal yang dibuat oleh panitia sembilan itu, yang kemudian perobahan sila tersebut terjadi setelah
Mohammad Hatta, berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan dan Kasman Singodimedjo (keduanya bukan anggota panitia sembilan), menghapus tujuh kata dari Piagam Jakarta hasil rumusan panitia sembilan yang menjadi keberatan para pengikut A.A. Maramis tersebut. Dan sebagai gantinya, atas usul Ki Bagus Hadikusumo (yang kemudian menjadi ketua Muhammadiyah), ditambahkan sebuah ungkapan baru dalam sila Ketuhanan itu, sehingga bunyinya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, dan di cantumkan dalam preambule (pembukaan) UUD 1945.

Nah, ternyata itu hasil rumusan panitia sembilan yang sering dinamakan Piagam Jakarta, secepat kilat dirobah hanya sekedar adanya sekelompok kecil pengikut A.A. Maramis orang kristen itu keberatan atas dimasukkannya sila tersebut kedalam rincian pancasila yang tertuang dalam Preambule UUD 1945.

Celakanya yang menghapus dan merobah itu adalah orang Islam sendiri, seperti Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo yang menjadi ketua Muhammadiyah yang pahamnya banyak dipengaruhi oleh kaum wahhabi Saudi Arabia itu.

Jadi Muba, Soekarno menggali itu rincian sila-sila yang dinamakan pancasila dari apa yang ada di Indonesia, seperti hindu, buddha, Islam. Ditambah isme-isme dari luar seperti kosmo-politanisme-nya A.Baars dan Sosial-nasionalisme-nya Sun Yat Sen yang dinamakan San Min Chu I yang mengandung rincian Mintsu, Min chuan, Min Sheng atau nationalism, democracy, sosialism.

Nah, karena memang itu Soekarno mencari bahan-bahan ramuan sila-sila pancasila ini dari berbagai sumber dalam tanah nusantara ini, seperti hindu, buddha, Islam dan isme-isme luar lainnya seperti San Min Chu I -nya Sun Yat Sen yang didalamnya berisikan cairan pemikiran Mintsu, Min chuan, Min Sheng atau nationalism, democracy, sosialism, maka sudah jelas itu isi rincian yang dinamakan pancasila ini jauh dari sumber dan hukum Islam yang diturunkan Allah SWT.

Dan celakanya, itu sila "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" yang dihapus dan digantikan dengan "Ke Tuhanan Yang Maha Esa" yang diperkuat pula oleh orang Islam, seperti Profesor Hazairin yang menyatakan bahwa sila ketuhanan yang maha esa sebagai tauhid, dengan mengacu kepada QS Aurat Al Baqarah, 2: 163: "wa ilaahukum ilahu wa hidun la ilaha illa hua ar rakhmanurrahiim" dan QS Al Ikhlas, 112: 1-4.

Kan, itu argumentasi yang dilambungkan Profesor Hazairin memang mengada-ada dan tidak kuat. Mengapa ?

Karena sudah jelas, ketika kelompok pengikut A.A. Maramis menolak dengan keras sila "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya", kemudian disodorkan bunyi sila "Ketuhanan yang maha esa", maka langsung disantoknya oleh pihak kelompok pengikut A.A. Maramis ini. Mengapa ?

Karena itu hasil pemikiran Ki Bagus Hadikusumo orang Muhammadiyah itu, bisa dibelit-belit, dilembekkan, diputar-putar, diperintil, dikecilkan, dan dibesarkan, tidak ubahnya seperti karet yang membal, maka itu formulasi ketuhanan yang maha esa sangat dengan gembira diterima oleh kaum kristen pengikut A.A. Maramis.

Yang budek, adalah itu Ki Bagus Hadikusumo dan para pengikutya, seperti Profesor Hazairin yang mengkutak-katik ayat QS Surat Al Baqarah, 2: 163: "wa ilaahukum ilahu wa hidun la ilaha illa hua ar rakhmanurrahiim" dan QS Al Ikhlas, 112: 1-4. Padahal dalam realitanya, itu ayat-ayat Al Quran hanyalah sebagai hiasan dikertas saja. Karena dalam kenyataannya, baik yang tertuang dalam UUD 1945 ataupun dalam dasar hukum lainnya yang dipakai di RI, seperti Tap MPR, UU, PP, Keppres, PERPPU, Inpres, semuanya itu tidak mengacu kepada sumber hukum yang diturunkan Allah SWT dan dicontohkan Rasululah saw. Sehingga kelihatan dalam kenyataannya, Islam bukan merupakan agama negara dan agama resmi yang dipakai dalam Negara RI sebagai agama yang hukumnya merupakan acuan bagi dasar hukum yang diberlakukan di RI.

Nah, dari sini saja, sudah terbukti bahwa sila ketuhanan yang maha esa yang ada dalam pancasila tidak digali dari sumber hukum Islam yaitu Al Qur'an, melainkan hanya sekedar penipuan dan akal bulus dari para pendukung pancasila saja.

Jadi sila ketuhanan yang maha esa itu pada hakekatnya bukan apa yang dimaksud dalam dalam QS Al Baqarah, 2: 163, begitu juga QS Al Ikhlas, 112: 1-4, melainkan hanyalah merupakan produk yang isinya teknis karet yang elastis untuk bisa dijadikan alat penjerat dan pengikat berbagai agama dan kepercayaan dengan ditambah uraian bhineka tunggal ika-nya mpu Tantular dari hindu Majaphit itu. Dan tentu saja ditambah dengan hasil dari pada galian isme-isme lain yang ada di dunia ini. Seperti, seperti San Min Chu I -nya Sun Yat Sen yang didalamnya berisikan cairan pemikiran Mintsu, Min chuan, Min Sheng atau nationalism, democracy, sosialism.

Selanjutnya, itu Muba terus saja mencari-cari kata-kata yang ditulis Ahmad Sudirman agar supaya argumentasi Ahmad Sudirman bisa dihancurkan. Seperti ketika Ahmad Sudirman menyatakan bahwa pada tanggal 8 November 1999 SIRA melakukan pertemuan raksasa di kota Banda Acheh di mesjid Baiturrahman yang dihadiri 2 juta orang dan berlangsung pada tahun berikutnya 8 November 2000. Hanya pada tanggal 8 November 2001 dilarang oleh Abdurrahman Wahid.

Nah, rupanya ketika Ahmad Sudirman menulis kata 2 juta atau 2.000.000 orang, langsung digaris bawahi oleh Muba dengan alasan, jarena sempit di mesjid Baiturrahman dan halamannya. Dan ketika Ahmad Sudirman menuliskan lebih dari satu juta orang mengikuti gerakan SIRA ini, ternyata oleh Muba makin digaris bawahi dengan menyatakan: "Selain tiba-tiba mengganti "2 juta" dengan "1 juta" (setelah ditunjukkan fakta oleh sdr. Ardiansyah)"

Padahal kalau itu Muba memahami jalur dan arus gerakan rakyat Acheh, mahasiswa, pelajar, ulama dayah Acheh, yang telah menggelora untuk mengadakan referendum di Acheh, itu telah bergema diseluruh Acheh. Penduduk Acheh yang lebih dari 4 juta jiwa itu, dan lebih dari dua juta jiwa yang mempunyai hak pilih itu, telah bangkit untuk mensukseskan referendum.

Jadi, kalau Ahmad Sudirman menuliskan kata dua juta atau lebih dari satu juta orang yang ikut menggelorakan semangat referendum, itu artinya memang ditunjang oleh fakta dan bukti, sehingga Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI dan TNI-nya ketakutan, yang akibatnya Abdurrahman melarang aksi SIRA untuk terus menggemakan referendum. Aktifis-aktifis mahasiswa yang menyuarakan referendum ditangkapi dan dipenjarakan, termasuk Muhammad Nazar yang sekarang mendekam di LP di Jawa.

Kemudian, kalau Ahmad Sudirman menyatakan dan menulis proses peleburan Negara/Daerah Bagian RIS dari 13 menjadi 15, karena proses itu tidak sekaligus terjadi. Dimana sebelum tanggal 19 Mei 1950, itu baru 13 Negara/Daerah Bagian RIS yang ditelan dan melebur kedalam tubuh RI. Kemudian pada tanggal 19 Mei 1950, lengkap 15 Negara/Daerah bagian RIS masuk kedalam rongga tubuh RI.

Jadi kalau Ahmad Sudirman menulis 13 Negara/Daerah Bagian RIS kemudian 15 Negara/Daerah Bagian RIS itu karena memang Ahmad Sudirman menulis menurut jalur kronologis dari proses terjadinya penelanan dan pencaplokan Negara/Daerah Bagian RIS.

Kemudian, itu jelas dan gamblang, itu yang dinamakan NKRI lahir atau menjelma dari Negara RI-Jawa-Yogya Negara Bagian RIS yang telah menelan lengkap 15 Negara/Daerah Bagian RIS.

Jadi bukan karena dimasukkannya istilah "NK" untuk membedakan "negara baru" itu bukan RI (Jogya) dan juga bukan RIS, tapi NKRI yang berasal dari RI-proklamasi", seperti yang kalian Muba katakan. Melainkan itu jelas, bentuk baru Negara RIS setelah Negara/Daerah Bagiannya ditelan dan dilebur kedalam tubuh Negara Bagian RI-Jawa-Yogya atau Negara RI, maka pada tanggal 15 Agustus 1950, dinyatakan lahir Negara baru yang dinamakan NKRI dan memakai Rancangan Undang-Undang Dasar Sementara NKRI yang disahkan pada tanggal 14 Agustus 1950 oleh Parlemen dan Senat RIS, untuk dijadikan sebagai Undang-Undang Dasar Sementara NKRI.

Kemudian, itu berapa lama usia RIS, itu bukan menjadi masalah yang mendasar, yang menjadi masalah mendasar adalah bagaimana itu Soekarno dengan tipu liciknya memakai Negara RI atau Negara RI Asaat atau Negara RI-Jawa-Yogya telah melakukan penelanan, dan peleburan Negara/Daerah Bagian RIS untuk dijadikan sebagai bagian wilayah Negara RI atau Negara RI-Jawa-Yogya sebagaimana pada masa Majapahit dengan Patih Gajah Madanya. Dan yang dikutuk disini juga adalah ekpansi politik Soekarno dengan RIS-nya yang menelan dan mencaplok wilayah Acheh yang berada diluar wilayah de-facto RIS dan RI-Jawa-Yogya atau RI Soekarno.

Nah Muba, kalau kalian memang tidak memiliki pengetahuan tentang sejarah proses pertumbuhan dan perkembangan RI dihubungkan dengan Acheh, Maluku Selatan dan Papua Barat, maka akhirnya kalian Muba akan mudah tersungkur. Kemudian, kalau kalian Muba mempertanyakan: "Kamu pasti tahu lah itu, kan katanya pernah kuliah psikologi. Di mana? Unpad, UI, apa UGM? Tapi masa sih lulusan Unpad, UI, atau UGM kok bloon". Jelas, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ahmad Sudirman pernah menggali ilmu psikologi di Universitas Islam Bandung. Jadi kalau Ahmad berbicara masalah psikologi, memang wajar, karena pernah mengenyam ilmu psikologi. Yang celaka, adalah kalian Muba, yang pandainya hanya menjiplak dan mengutip apa yang dikatakan Soekarno dan para penerusnya saja.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Date: Sun, 6 Mar 2005 17:53:05 -0800 (PST)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: MUBA TAMPILKAN TNI UNTUK PERANG DI AMBALAT SETELAH DIKASIH JAMU CAP PANCASILA DENGAN CAMPURAN VIRUS CACING MUBA
To: AcehA_yoosran <a_yoosran@yahoo.com>, Acehabu_dipeureulak <abu_dipeureulak@yahoo.com>, AcehAhmad_mattulesy <ahmad_mattulesy@yahoo.com>, AcehAhmadGPK <ahmad@dataphone.se>, Acehalasytar_acheh <alasytar_acheh@yahoo.com>, acehalchaidar <alchaidar@yahoo.com>, Acehapalambak2000 <apalambak2000@yahoo.ca>,AcehArdi <muhammad.ardiansyah@hm.com>,

Kamu lupa Mad, yang disampaikan Bung Karno itu adalah "Ketuhanan" tok. Selanjutnya BPUPKI menetapkan "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", dan selanjutnya menanggapai keberatan saudara-saudara dari Timur, maka sila pertama ini akhirnya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" seperti yang sekarang.

Jelaslah bahwa Bung Karno tidak salah ketika bilang "menggali dari perut bumi Indonesia", terutama (maksud BK) adalah perut bumi Indonesia pra-Islam, sedangkan "Ketuhanan Yang Maha Esa" jelas itu adalah tauhid, seperti yang dikatakan pengusulnya, salah seorang founding father RI (baca postingku sebelumnya tentang ini). Ternyata Profesor Hazairin mendukung pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai tauhid.

Jadi, kamu hati-hati Mad, kalau nanggapi itu jangan ada yang ditutup-tutupi. Itu hanya membuat predikat kamu itu TANGGUNG dan BUKAN TANGGUH makin kelihatan !!! Gampang sekali dipatahkannya !!

Banyak hal yang mendukung predikat TANGGUNG buat kamu itu. Selain tiba-tiba mengganti "2 juta" dengan "1 juta" (setelah ditunjukkan fakta oleh sdr. Ardiansyah), mengganti "Ahmad Sudirman orang Aceh" menjadi "Ahmad Sudirman orang Sunda" (setelah aku konfirmasikan hal ini di mimbar ini), juga kamu juga sering sekali bilang "Soekarno mencaplok 13 dan kemudian 15 negara bagian" padahal dalam tulisan lainnya kamu juga nulis "ke-15 negara bagian berkumpul di Jogya dan sepakat bergabung dengan RI-Jogya menjadi NKRI". "NK" hanya untuk membedakan bahwa "negara baru" itu bukan RI (Jogya) dan juga bukan RIS, tapi NKRI yang berasal dari RI-proklamasi. Eh, berapa lama sih umur RIS itu? Enam bulan saja kan? Nggak tahu lah, seingetku kurang dari setahun kok. Mana betah rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dipecah-pecah begitu oleh Belanda. Mereka maunya bersatu sebagai Republik Indonesia.

Jadi gitu, Mad Otak kamu itu TANGGUNG, jadi sebaiknya ngaku aja lah jantan gitu, kan enak didengernya. Atau kamu mau aku telanjangi lebih jauh? Tunggu tanggal mainnya, ha ha (Lagi dengerin Alan Parson Project nih... "I'm the eyes in the sky, looking at you I can read your mind...." Asyik banget deh lagu...). Lagian yang namanya bawah sadar itu nggak bisa dibohongi, Mad. Kamu pasti tahu lah itu, kan katanya pernah kuliah psikologi. Di mana? Unpad, UI, apa UGM? Tapi masa sih lulusan Unpad, UI, atau UGM kok bloon. Eh, kamu tahu juga dong Sigmund Freud, bapak psikoanalisa itu. Jangan salah, Mad, menurut Kang Djalal (Djalaluddin Rachmat), Sigmund Freud itu matinya dalam keadaan neurosis Ha ha.

Nyanyi ah. "Aku seorang psikopat, mempunyai pedang panjang, kalau berjalan prok prok prok, aku seorang psikopat..." Ha ha. Seneng aku dapet hiburan tonneel. Cag heula ah.

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Paris, Perancis

NB:
Eh, rasanya aku punya file... tapi agak udah lama deh kayaknya... tentang Aceh dan (lagi-lagi) tentang mbahku tersayang, Allahyarham Bung Karno... entar aku kirim kamu deh.. aku kan baik
----------