Stockholm, 28 Februari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

KENAIKAN BBM, BUKTI HIDUNG YUDHOYONO & KALLA MELALUI APBN-NYA DITARIK NEGARA-NEGARA KREDITOR CGI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

ITULAH KALAU MENJADI KAMBING KACANG, MAKA JADILAH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO & JUSUF KALLA HIDUNGNYA MELALUI APBN DITARIK NEGARA-NEGARA KREDITOR CGI, TERUTAMA JEPANG

"Dalam APBN 2005 sudah dipatok subsidi maksimal Rp 19 triliun. Untuk tahun lalu saja pemerintah sudah memberikan subsidi Rp 69 triliun. Dan kalau tidak kami naikkan artinya pemerintah akan sangat melanggar APBN. Untuk bulan Desember dan januari pemerintah sudah memberikan subsidi seanyak Rp 18 triliun. Jadi saat ini kita memang selalu berdebar kalau harga minyak dunia naik. Dan ini adalah risiko. Kecuali kalau kita ingin begini terus kondisinya." (Wakil Presiden Jusuf Kalla, kantor Departemen Komunikasi dan Informasi, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin, 28 Februari 2005)

Sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti, mengapa Pemerintah dibawah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf kalla akhirnya menaikkan BBM yang berlaku mulai Selasa 1 Maret 2005 pukul 00.00 WIB. Dimana minyak diesel dari harga Rp1650 menjadi Rp2300 per liter. Minyak tanah industri dari Rp1800 menjadi Rp2200 per liter. Premium dari Rp1810 menjadi Rp2400 per liter. Solar untuk transportasi dari Rp1650 menjadi Rp2100 per liter. Solar untuk industri dari Rp1650 menjadi Rp2200 per liter. Minyak diesel dari Rp1650 menjadi Rp2300 per liter. Minyak bakar dari Rp1560 menjadi Rp2300 per liter.

Kenaikan BBM ini memang sudah menjadi kesepakatan antara pihak negara-negara kreditor Consultative Group on Indonesia (CGI) yang telah memberikan pinjaman utang sebesar US$ 3,4 miliar kepada pihak Pemerintah Indonesia. Dari jumlah itu, US$ 2,8 miliar untuk membiayai dan menutup defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negera (APBN) 2005 dan US$ 600 juta untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan nonbujeter lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah daerah.

Salah satu syarat yang diajukan oleh negara-negara kreditor yang tergabung dalam Consultative Group on Indonesia (CGI) adalah menghilangkan segala bentuk subsidi. Diantaranya subsidi BBM harus segera dihapuskan. Harga BBM ditentukan oleh pasar, bukan dengan cara memberikan subsidi. Karena APBN dibiayai dan ditutupi defisitnya oleh Negara-negara kredito CGI, maka mau tidak mau Pemerintah dibawah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla harus menyerah kepada negara-negara kreditor CGI ini.

Setiap tahun negara-negara kreditor CGI ini bersidang pada awal tahun yaitu pada waktu dimulai berlakunya APBN. Misalnya untuk menutupi defisit APBN 2005, itu negara-negara kreditor yang tergabung dalam Consultative Group on Indonesia (CGI) bersidang di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, pada tanggal 18-20 Januari 2005 dan sepakat memberikan pijaman sebesar US$ 3,4 miliar. Dimana dari jumlah itu, US$ 2,8 miliar untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negera (APBN) 2005.

Jadi, selama APBN RI diatur dan ditutupi defisitnya oleh negara-negara kreditor CGI, maka selama itu pihak Pemerintah RI harus patuh dan menjalankan apa yang telah dijadikan persyaratan untuk memperoleh pinjaman utang itu.

Nah, sebagaimana dikatakan Jusuf Kalla bahwa untuk APBN 2005 subsidi BBM dipatok sebesar Rp 19 triliun, sedangkan untuk APBN 2004 besarnya subsidi Rp 69 triliun. Jelas, bahwa tidak ada jalan lain, menurut Pemerintah, selain menaikkan harga BBM menurut harga pasar.

Inilah kalau selama ini pihak Pemerintah RI hanya merupakan kambing kacang yang hanya bisa ditarik hidungnya melalui APBN oleh negara-negara kreditor CGI yang termasuk Swedia didalamnya.

Jadi, selama pihak Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi kambing kacang yang ditarik hidungnya oleh Jepang cs, maka selama itu Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla tidak bisa punya pilihan lain, selain menyerah kepada kemauan negara-negara kreditor Consultative Group on Indonesia (CGI) khususnya dalam hal subsidi BBM ini.

Mahasiswa boleh saja berunjuk rasa sambil teriak-teriak dan membakar gambar dan patung Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, tetapi itu semua tidak akan membantu. Karena Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla telah ditarik hidungnya oleh Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
---------

Pemerintah Resmi UmumkanKenaikan Harga BBM
Jakarta, Senin

Pemerintah, Senin (28/2) sekitar pukul 22.00 WIB resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Minyak tanah rumah tangga tidak naik. Kenaikan harga BBM resmi berlaku mulai Selasa (1/3) pukul 00.00 WIB.

Seperti dilaporkan Liliek, wartawan Radio Sonora Jakarta, kepada KCM, Senin malam pengumuman kenaikan harga BBM itu dilaksanakan di Gedung Departemen Keuangan, Jalan Lapangan Banteng dan dihadiri, antara lain, oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Aburizal Bakrie, Menteri Keuangan Yusuf Anwar, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Menneg PPM) Sri Mulyani.

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 29 persen. Kenaikan tertinggi dialami oleh minyak diesel dari harga Rp1650 menjadi Rp2300 per liter atau naik 39 persen.

Minyak tanah rumah tangga tidak dinaikkan harganya. Sehingga, per liter harga minyak tanah tersebut Rp700.

Minyak tanah industri naik 22 persen dari Rp1800 per liter. Kini, harganya menjadi Rp2200 per liter.

Premium naik 32 persen dari Rp1810 per liter. Kini, harganya menjadi Rp2400 per liter.
Solar untuk transportasi naik 27 persen dari Rp1650 per liter. Kini, harganya menjadi Rp2100 per liter.
Solar untuk industri naik 33 persen dari Rp1650 per liter. Kini, harganya menjadi Rp2200 per liter.
Minyak diesel naik 39 persen dari Rp1650 per liter. Kini, harganya menjadi Rp2300 per liter. Minyak bakar naik 23 persen dari Rp1560 per liter. Kini, harganya menjadi Rp2300 per liter. (Prim)

http://www.kompas.com/utama/news/0502/28/230617.htm
----------

Kalla: Pemerintah Siap Tanggung Risiko Akibat Naikkan BBM

Reporter: Anton Aliabbas

detikcom - Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pemerintah siap menanggung risiko atas kebijakan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) berupa penolakan dari sebagian masyarakat. Keputusan kenaikan BBM sudah ditandatangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan tidak akan ditarik kembali.

Hal ini disampaikan Wapres Jusuf Kalla dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di kantor Departemen Komunikasi dan Informasi, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (28/2/2005) malam.

Menurut Kalla, kalau kebijakan ini tidak ditempuh sebagian fungsi negara seperti meningkatkan anggaran pendidikan dan kesehatan tidak bisa dilakukan. "Jadi memang tidak menaikkan sudah, menaikkan juga susah. Kalau ini tidak dilakukan secara ekonomi sangat berat sekali," katanya.

Lalu dilanjutkannya, "Sekarang kita tinggal tunggu demonya saja. Presiden setengah jam lalu sudah menandatangani (Peraturan Presiden Nomer 22 Tahun 2005 tentang kenaikan BBM) dan kita juga sudah konsultasi dengan DPR dan DPD."

Dijelaskan Kalla, kebijakan ini diambil sebab pemerintah sudah tidak mampu lagi membayar subsidi. Pasalnya dalam APBN 2005 sudah dipatok subsidi maksimal Rp 19 triliun. "Untuk tahun lalu saja pemerintah sudah memberikan subsidi Rp 69 triliun. Dan kalau tidak kami naikkan artinya pemerintah akan sangat melanggar APBN."

Menurut Kalla, untuk bulan Desember dan januari pemerintah sudah memberikan subsidi seanyak Rp 18 triliun. "Jadi saat ini kita memang selalu berdebar kalau harga minyak dunia naik. Dan ini adalah risiko. Kecuali kalau kita ingin begini terus kondisinya."

Kalla menilai kenaikkan BBM tahun ini justru lebih baik dari 2003. Karena pada tahun itu listrik dan telepon juga ikut naik. Dan kompensasi yang diberikan juga meningkat dari Rp 4 triliun menjadi Rp 10 triliun.

"Yang jelas pemerintah tidak mengambil pendapatan ekstra dari kenaikkan BBM ini. Kita hanya mengembalikan dana ke penduduk miskin, dan kami tidak akan menarik lagi keputusan ini," demikian Wapres Jusuf Kalla.(gtp)

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/02/tgl/28/time/215616/idnews/302874/idkanal/10
----------