Jakarta, 9 Februari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MASJID DAN SUAP: PERSFEKTIF LAIN MASJID RAYA BAITURRAHMAN - BANDA ACHEH
Rizali Pidie
Jakarta - INDONESIA.

 

SEKILAS MENYOROT MASJID RAYA BAITURRAHMAN DI BANDA ACHEH

Di halaman depan Kompas, Sabtu, 8 Januari 2005, terdapat foto Masjid Baiturrahman Banda Acheh yg dibawahnya tertulis: "...Masjid yang dibangun tahun 1612 itu mulai dipakai untuk shalat Jumat..."

Saya juga sempat mendengar di sebuah televisi, bila tidak salah Metro, yang menyatakan bahwa Masjid Baiturrahman berumur hampir 400 tahun.

Saya kira ada beberapa hal yang kurang tepat mengenai sejarah Masjid Raya Baiturrahman, diantaranya:

1. Masjid yang ada sekarang ini bukan lah masjid yang dibangun oleh para sultan Acheh. Masjid yang dibangun oleh sultan Acheh terbakar pada masa perang dengan Belanda (1873). Lalu Belanda membuat sebuah masjid baru sebagai penggantinya dengan arsitektur yang kita kenal sekarang.

2.Arsitektur masjid asli yang didirikan oleh sultan Acheh mirip seperti masjid2 tua di Jawa, yaitu dengan atap berbentuk segi empat dan bertingkat empat (saya kira ini arsitektur peninggalan dari budaya Hindu). Ini berdasarkan kesaksian Augustin de Beaulieu yang sempat melakukan perjalanan ke Acheh di tahun 1600-an (lihat Denys Lombard, 1986, "Kerajaan Aceh : Jaman
Sultan Iskandar Muda (1607-1636)", Jakarta : Balai Pustaka, terjemahan dari "Le Sultanat d'Atjeh au Temps d'Iskandar Muda 1607-1636". Buku ini memuat sketsa kota & masjid berdasarkan de Beaulieu).

Masjid Raya Baiturrahman dan Suap

Yang menarik bagi saya, sebenarnya Masjid Raya Baiturrahman yang ada sekarang ini erat kaitannya dengan budaya suap.

Bagian utama masjid, yang berupa satu kubah besar pertama, dibangun oleh Belanda pada tahun 1879-1882. Tujuannya jelas untuk mendekati rakyat Acheh agar tidak memerangi Belanda lagi.

Tahun 1936, ditambah kubahnya dua.

Tahun 1957, masjid diperluas dan ditambah dua kubah oleh pemerintah Soekarno. Tujuannya: meredam perlawanan Darul Islam yang dipimpin oleh Abu Beureueh. Juga untuk menjadikannya simbol magis angka lima (direpresentasikan oleh kubah-nya yang lima) mewakili Pancasila.

Tahun 1980-an, masjid direnovasi. Lagi2 untuk merespon Gerakan Acheh Merdeka.

Dan terakhir dibangun menara besar di bekas pertokoan yang dulunya diluar kompleks Masjid. Mungkin ini adalah imbalan untuk hasil pembantaian rakyat Acheh tahun 1990-an.

Jelas lah semua motivasi pembangunan Masjid Raya Baiturrahman bernuansa suap dipoles simbol agama.

Celakanya, masyarakat Acheh banyak yang tidak sadar sejarah dan masih berimajinasi bahwa Masjid Baiturrahman adalah warisan sultan2 Acheh yang berjaya dulu.

Bahkan saya pernah melihat beberapa orang Acheh kecewa ketika melihat sebuah maket masjid Raya Baiturrahman 'asli' (di Museum Acheh, Banda Acheh) yang tampilannya dianggap tidak indah dan tidak megah seperti yang ada sekarang. Tapi itu lah kenyataannya: Masjid Raya Baiturrahman yang dibangun sulatan Acheh tahun 1600-an memang 'sederhana' dan bernuansa arsitektur Hindu/Melayu tua.

Saya pribadi melihat Masjid Raya Baiturrahman hanya lah sebuah bangunan fisik dimana orang beribadah. Yang harus dinilai ibadahnya, bukan bangunan fisiknya. Apalagi bila mengingat bangunan fisik tersebut lebih merupakan sebuah suapan materialistis yang
bertentangan nilai2 Islam dan semangat pembasmian KKN.

Secara rasional, saya kira tidak ada nuansa magis dari sebuah bangunan yang dibangun dengan semangat suap untuk mematahkan perjuangan/perlawanan rakyat. Dan secara rasional, pembangunan masjid (meskipun sebuah suap) sedikit dikorupsi, sehingga bangunannya kokoh. Berbeda dengan bangunan lain yang korupsi-nya bisa sampai 60%, sehingga lemah. Jadi, Masjid Raya Baiturrahman memang mungkin bisa bertahan terhadap gempa karena lebih kuat dibandingkan bangunan lain.

Atau jangan-jangan semangat korupsi di Acheh memang timbul dari ide suap dalam masjid Raya Baiturrahman? Lebih baik tanya saja sama Abdullah Puteh dan anggota DPRD Acheh.

Akhirnya, maaf bila catatan yang tidak penting ini melukai hati rakyat di Acheh yang sedang berduka karena tertimpa musibah besar. Tapi, dengan melihat Masjid Raya Baiturrahman apa ada-nya kita memperoleh palajaran bagi kehidupan dimasa mendatang.

Catatan: bila ada tanggapan, silahkan kirim ke rpidie@yahoo.com

Salam,

Rizali Pidie

rpidie@yahoo.com
Jakarta, Indonesia
----------

Lihat sejarah Masjid Raya Baiturrahman:

Masjid Baturrachman
http://archnet.org/library/sites/one-site.tcl?site_id=7487

Masjid yang Dua Kali Musnah dan Tiga Kali Dibangun
(Sinar Harapan, 1 November 2003)
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0311/01/nas05.html

Shalat Jumat Pertama Di Baiturrahman;
Ratusan Jamaah Menangis
(Banjarmasin Post, Sabtu, 08 Januari 2005)
http://www.indomedia.com/bpost/012005/8/depan/utama3.htm

Masjid Sunan di Jawa
http://www.jawapalace.org/demak.html
http://www.geocities.com/hotsprings/6774/
----------