Stockholm, 4 Februari 2005

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MUBA MEMANG KACUNGNYA GRUP PENGUASA KORUP (GPK) YANG MENJAJAH NEGERI ACHEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

GPK ALIAS GRUP PENGUASA KORUP ADALAH MEMANG YANG TIDAK MENGHENDAKI AMAN DAN DAMAI DI ACHEH, TERMASUK MUBA ALIAS MUBAZIR DARI PERANCIS YANG MENJADI KACUNGNYA GPK

"Semua warga NKRI, termasuk Aceh, kecuali GPK seperti kamu Mad dan Tiro-mu yang tak pantas ditiro eh ditiru, tidak rela menjadikan "perundingan" antara RI dan GPK terinternasionalisasikan. Saya pake kata "perundingan" dengan tanda petik, karena sebenarnya aneh, dengan pengacau kok berunding. Tapi itulah kebesaran jiwa SBY dan DPR yang disampaikan dengan tegas oleh Juwono yang memang sangat memahami pasalah politik dan pertahanan (beda dengan Matori yang nggak tahu apa-apa, Matori persis Ahmad Sudirman kayaknya, ngomong tanpa isi, bual penghias mimpi he he, bisa juga ya aku bersyair, seperti sang penyair di film Cut Nyak Dien, nonton nggak kamu, Mad?)." (Muba ZR, mbzr00@yahoo.com , Thu, 3 Feb 2005 12:36:53 -0800 (PST))

Baiklah Muba ZR di Perancis.

Hanya orang budek saja yang ikutan Jenderal Ryamizard Ryacudu, sepertu Muba ZR yang tidak mau melihat di Negeri Acheh aman dan damai.

Perhatikan saja itu jenderal Ryamizard Ryacudu yang didukung dan disokong penuh Muba yang tetap saja kelabakan sambil mengomel "jika GAM menyerahkan diri maka konflik dapat cepat selesai" (Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Jakarta, Selasa, 1 Februari 2005)

Sudah berapa lama itu Ryamizard Ryacudu menjadi Jenderal TNI, tetapi ketika menghadapi pasukan TNA, kalang kabut. Celakanya, itu Muba ikut-ikutan dibelakang ekor Ryacudu, sambil tidak berhenti kunyam-kunyem mulutnya membisikkan kata-kata gombalnya: "Semua warga NKRI, termasuk Aceh, kecuali GPK seperti kamu Mad dan Tiro-mu yang tak pantas ditiro eh ditiru, tidak rela menjadikan "perundingan" antara RI dan GPK terinternasionalisasikan. Saya pake kata "perundingan" dengan tanda petik, karena sebenarnya aneh, dengan pengacau kok berunding."

Nah, coba saja perhatikan apa yang dikunyam-kunyemkan oleh Muba orang Jawa satu ini, menggambarkan dan membuktikan bagaimana sebenarnya itu Muba melihat konflik Acheh. Dimana itu Muba karena menganggap Negeri Acheh adalah milik mbahnya Soekarno penipu licik, dan karena memang kepalanya sudah dipenuhi racun gombal sejarah Acheh yang mematikan hasil kocekan Soekarno, maka itu yang menurut Muba bisa dibawa menyelesaikan konflik Acheh adalah orang Acheh yang memang asalnya dari Jawa yang dikirim oleh Jenderal Soeharto dengan proyek transmigrasinya ke Acheh.

Jelas, itu Muba karena memang dalam otaknya tidak ada lagi tempat, selain tempat yang telah dijejali racun gombal sejarah Acheh made in Soekarno, maka ketika rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara pancasila tampil, langsung saja dibilang GPK. Padahal itu GPK atau Grup Penguasa Korup sebenarnya adalah istilah yang dipakai untuk Soeharto raja korupsi nomor satu di dunia dan termasuk penguasa sekarang dibawah Susilo Bambang Yudhoyono, juga termasuk itu Ryamizard Ryacudu yang telah ikut-ikutan menipu dan menjajah Negeri Acheh dengan Rider dan khalasnikov-nya.

Muba, itu kalau Susilo Bambang Yudhoyono menugaskan tiga menterinya untuk berunding di Helsinki 28-29 januari 2005 bukan karena kebesaran jiwa Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, melainkan karena memang mereka tidak bisa menyelesaikan konflik Acheh tanpa melibatkan dan berunding dengan pihak ASNLF.

Hanya orang-orang budek model Muba dan Ketua DPR Agung Laksono dan Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga yang keduanya dari Golkar yang tetap ngotot untuk melakukan perundingan dengan orang Acheh asal Jawa agar supaya bisa diajak ngobrol dengan ketawa dan senyum cengengesan.

Dan memang orang-orang model Muba atau model-model Ketua DPR Agung Laksono dan Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga orang-orang Golkar ini, mana otaknya jalan dan terisi oleh jalan pikiran yang jernih dan terang. Karena memang otak mereka sudah dipenuhi sampah gombal sejarah Acheh buatan Soekarno yang ngaco dan penuh penipuan itu.

Karena itu seperti yang dilambungkan Muba: "Saya pake kata "perundingan" dengan tanda petik, karena sebenarnya aneh, dengan pengacau kok berunding"

Jelas, itu menggambarkan bagaimana sebenarnya yang namanya Muba yang menyuruk di Perancis ini tetap terus memegang Negeri Acheh hasil rampokan Soekarno dengan RIS-nya, agar tidak jatuh kembali kepada rakyat Acheh. Kecuali kepada rakyat Acheh asal Jawa yang dikirim Soeharto dengan proyek transmigrasinya.

Karena itu, yang namanya perundingan menurut Muba adalah perundingan antara Jawa dengan Jawa, agar Acheh tetap dalam dekapan Susilo Bambang Yudhoyono dan Ryamizard Ryacudu dengan pasukan Rider dan senjata khalasnikov-nya.

Inilah para keturunan dari Kerajaan hindu Majapahit dengan taktik dan strategi Gajah Mada-nya yang memang dijiplak mentah-mentah oleh Soekarno termasuk ditelan mentah-mentah oleh Muba alias Mubazir dari Perancis yang sudah kemasukan jampi-jampi Mpu Tantular yang berisikan racun bhineka tunggal ika yang dikorek dari buku khayalnya Sutasoma.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Thu, 3 Feb 2005 12:36:53 -0800 (PST)
From: muba zir mbzr00@yahoo.com
Subject: Re: MENHAN JUWONO SUDARSONO COBA PAKAI TAKTIK PANCING IKAN DALAM PERUNDINGAN RI-ASNLF
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se

Semua warga NKRI, termasuk Aceh, kecuali GPK seperti kamu Mad dan Tiro-mu yang tak pantas ditiro eh ditiru, tidak rela menjadikan "perundingan" antara RI dan GPK terinternasionalisasikan. Saya pake kata "perundingan" dengan tanda petik, karena sebenarnya aneh, dengan pengacau kok berunding. Tapi itulah kebesaran jiwa SBY dan DPR yang disampaikan dengan tegas oleh Juwono yang memang sangat memahami pasalah politik dan pertahanan (beda dengan Matori yang nggak tahu apa-apa, Matori persis Ahmad Sudirman kayaknya, ngomong tanpa isi, bual penghias mimpi he he, bisa juga ya aku bersyair, seperti sang penyair di film Cut Nyak Dien, nonton nggak kamu, Mad?).

Jadi andaikan ada "perundingan" itu, memang tidak boleh melibatkan negara luar, kecuali orang asing yang punya perhatian sih boleh-boleh aja, anggap saja sebagai mediator. Toh Carter juga wira-wiri (ini bhs Jawa, kamu ngerti?) ngeliatin pemilu, nggak ngatasnamain AS kok (AS itu negara, bukan kartu As, bener2 negara loh, bukan negeri khayalan kayak yang diimpikan kamu dan temen2 GPK-mu itu, Mad).

Ah, aku ingin deh sekali-kali bilang ke kamu. Kuuuaaaccciiiiaaannn deeehhh kamuuuu.
Mimpi kok nggak bangun-bangun. Weak up, man!

Muba ZR

mbzr00@yahoo.com
Perancis
----------