Stockholm, 24 November 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MBAH LIM ITU SYAFII MA'ARIF BICARA ACHEH HANYA KULITNYA SAJA
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MBAH LIM PERLU MENGETAHUI ITU SYAFII MA'ARIF BICARA ACHEH HANYA KULITNYA SAJA, SEHINGGA TIDAK MAMPU MELIHAT PENYEBAB UTAMA TIMBULNYA KONFLIK ACHEH

"Assalamu'alaikum. Mas, saya baca artikel anda di swaramuslim.net tentang kutukan pak syafii terhadap Thailand. Anda katakan pak Syafii tidak mengutuk RI soal Aceh. He he he mas, njenengan itu lucu. Anda belum pernah ketemu Pak Syafii ya? Beliau selalu berkoar-koar tentang Aceh. Pak Syafii mengutuk tentang Thailand apa secara otomatis itu membuktikan bahwa Pak Syafii tidak bicara soal Aceh? logikanya bagaimana?" (Mbah Lim , ziembah2003@yahoo.com , Wed, 24 Nov 2004 02:17:29 -0800 (PST))

Terimakasih Mbah Lim di Yogyakarta, Indonesia.

Baiklah Mbah Lim. Itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Ma'arif walaupun berkoar-koar tentang Acheh, tetapi hanyalah berkoar mengenai kulit konflik Acheh, bukan mengupas masalah utama penyebab timbulnya konflik Acheh.

Mana pernah itu Syafii Ma'arif mengupas sampai keakar-akarnya apa yang menjadi penyebab utama timbulnya konflik Acheh. Paling yang dikoarkannya hanyalah menyangkut adanya ketakutan pecahnya NKRI jelmaan dari RIS yang telah berubah kembali menjadi RI melalui jalur Dekrit Presiden 5 Juli 1959, seperti yang diungkapkannya pada tanggal 5 Oktober 2002: "Kalau tak hati-hati, Papua sekarang sudah merancang untuk referendum, masih dalam proses, mereka sudah kontak ke Koffi Anan (Sekjen PBB). Kalau itu jadi dan Aceh tak selesai, Anda bisa bayangkan teori domino akan menjadi kenyataan. Ini bagi saya (persoalan berbangsa) yang sangat serius." ( http://www.suaramerdeka.com/harian/0210/07/nas3.htm )

Begitu juga soal penerapan syariat Islam melalui UU No.18 tahun 2001 yang pernah diungkapkannya pada hari Selasa, 5 November 2002, dua tahun yang lalu: "Saya khawatir akan terjebak pada simbol-simbol tapi lupa substansi. Itu pula yang saya khawatirkan terjadi di NAD. Orang lebih tertarik pada ilmu gincu daripada politik garam yang tidak kelihatan tapi terasa" ( http://www.sinarharapan.co.id/berita/0211/06/sh03.html )

Memang pernah Syafii Ma'arif pada hari Rabu, 16 April 2003 setahun yang lalu setelah bertemu dengan Megawati dikediaman Presiden Jalan Teuku Umar 27 A, Jakarta, menyatakan: "TNI harus berpikir seratus kali kalau mau membuat operasi militer" ( http://www.kotabni.com/kotabni/new/news.asp?news_id=3456&flag= ). Tetapi kenyataannya, ketika Keppres No.28/2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Acheh yang dikeluarkan pada 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada 19 Mei 2003 pukul 00.00 selama 6 bulan diluncurkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, itu tidak ada protes keras dari pihak Syafii Ma'arif dengan Muhammadiyahnya.

Jadi walaupun itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Ma'arif S3-nya dari Universitas Chicago Amerika Serikat berkoar tentang Negeri Acheh, tetapi dalam masalah fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang Negeri Acheh dan jalur pertumbuhan dan perkembangan Negara RI tidak dikuasainya secara penuh. Sehingga wajar saja itu Syafii Ma'arif bentul-betul meriding dan ketakutan kalau itu Negara RI yang kata Amien Rais sohib kentalnya Syafii Ma'arif sudah final akan pecah dengan keluarnya Negeri Acheh, Papua dan Maluku Selatan dari kungkungan dan jajahan Negara RI.

Coba sekarang Ahmad Sudirman ingin bertanya kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Ma'arif yang keluaran Universitas Chicago itu yaitu atas dasar apa Syafii Ma'arif mempertahankan Negeri Acheh, Papua dan Maluku Selatan tetap berada dalam sangkar Negara RI ?

Nah, Ahmad Sudirman menunggu jawaban dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Ma'arif dan juga kalau perlu jawaban dari Amien Rais sahabat kentalnya Syafii Ma'arif tentang dasar hukum, sejarah, fakta dan bukti bahwa Negeri Acheh itu adalah milik mbahnya Soekarno dengan RIS-nya atau milik mbahnya Soeharto, atau milik mbahnya Abdurrahman Wahid, atau milik mbahnya Megawati dan atau milik mbahnya Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga sampai kapanpun akan dipertahankan itu Negeri Acheh, Papua, dan Maluku Selatan dalam dekapan Negara RI jelmaan NKRI 5 Juli 1959 dan hasil leburan RIS melalui RI-Asaatnya yang menjelma jadi NKRI 15 Agustus 1950.

Kalau ternyata itu Syafii Ma'arif dan Amien Rais tidak menjawab atau memang segan untuk menjawabnya di mimbar bebas ini, maka sudah bisa ditarik garis lurus logikanya yaitu Syafii Ma'arif dan Amien Rais memang tidak menguasai dan tidak memahami akar utama penyebab timbulnya konflik Acheh dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan Negara RI ini.

Karena itu kalau Ahmad Sudirman mengatakan bahwa "Syafii Ma'arif kutuk Thailand tetapi buta kutuk RI yang membunuh rakyat muslim Acheh" logikanya adalah itu Syafii Ma'arif sendiri tidak mengetahui tentang sejarah sebenarnya Kerajaan Patani dalam hubungannya dengan Kerajaan Siam atau Thailand, sehingga itu Syafii Ma'arif ketika mengutuk Thailand hanya kulitnya saja, sama persis dengan berkoarnya Syafii Ma'arif tentang Negeri Acheh yang hanya melihat dari kulitnya saja.

Mana mau dan bisa itu Syafii Ma'arif membeberkan didepan umum berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan hukum tentang Siam atau Thailand yang menjajah Patani dan Negara RI yang menjajah Negeri Acheh.

Nah inilah penjelasan dari Ahmad Sudirman untuk Mbah Lim di kota Gudeg Yogyakarta, kotanya Amien Rais sahabat kentalnya Syafii Ma'arif yang mereka sama-sama belajar di Universitas Chicago kotanya orang hitam Amerika dengan Nation of Islam-nya Minister Lois Farakhan.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Wed, 24 Nov 2004 02:17:29 -0800 (PST)
From: Mbah Lim ziembah2003@yahoo.com
Subject: soal artikel anda tentang Pak Syafii di Swara Muslim
To: ahmad@dataphone.se

Assalamu'alaikum.

Mas, saya baca artikel anda di swaramuslim.net tentang kutukan pak Syafii terhadap Thailand. Anda katakan pak Syafii tidak mengutuk RI soal Aceh.

He he he... mas, njenengan itu lucu. Anda belum pernah ketemu Pak Syafii ya? Beliau selalu berkoar-koar tentang Aceh.

Pak Syafii mengutuk tentang Thailand apa secara otomatis itu membuktikan bahwa Pak Syafii tidak bicara soal Aceh? logikanya bagaimana?

Salam kenal.
Wassalamu'alaikum

Salam
Mbah Lim

ziembah2003@yahoo.com
Yogyakarta, Indonesia
----------