Stockholm, 13 Oktober 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SUMITRO MAKIN BINGUNG BAGAIMANA KELUAR DARI DEKAPAN GEORGE W. BUSH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

SUMITRO PENGEKOR SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TIDAK TAHU BAGAIMANA KELUAR DARI DEKAPAN GEORGE W. BUSH

"Itulah makanya saya tanya kepada kamu atas dasar apa kamu menuduh saya mendukung Bush? Loh kamu si Ahmad yang super bodoh dan tolalit memang menterjemahkan dan menyimpulkan tulisan orang seenak pantatnya saja. Enak saja kamu menyimpulkan tulisan saya dengan menyatakan saya mendukung Bush. Saya sudah sampaikan bahwa saya selama ini membenci tindakan2 AS lewat Bush bahkan wahai Ahmad yang super bodoh dan tolalit masih ingat kah anda bulan Agustus 2004 dimana anda dan kelompok anda mengirim surat pernyatan anggota senat Amerika kecam pemerintahnya karena membuka kembali dialog meliter dengan Indonesia dan 65 anggota Senat menolak kerja sama militer dengan Indonesia? Disitu anda menyampaikannya kedalam mimbar bebas ini berarti anda bangga dan senang akan hal itu karena loby kalian di luar negeri khususnya PBB berhasil?" (Sumitro mitro@kpei.co.id , Wed, 13 Oct 2004 18:16:33 +0700)

Baiklah Sumitro di Jakarta, Indonesia.

Sumitro memang kalian otak udang dan budek. Sudahlah menjadi kacungnya Susilo Bambang Yudhoyono ditambah otaknya otak udang, makin budek saja.

Coba saja lihat itu Sumitro yang meronta-ronta agar bisa lepas dari dekapan George W. Bush. Setengah mati, itu Sumitro tidak bisa keluar dari jeratan veto George W. Bush.

Hai Sumitro budek.

Makanya jangan seenak udel kalau mau bercerita tentang Osama bin Laden dan Muhammad Omar. Lain kali harus dipikirkan seribu kali kalau berbicara keras tentang Osama bin Laden dan Muhammad Omar ditambah tentang Negara Islam Afghanistan.

Itu Sumitro yang budek, apa yang dikatakan oleh George W. Bush adalah berhubungan erat dengan keputusan dan sikap George W. Bush setelah mendeklarkan perang terhadap Afghanistan dan setelah memberikan pidatonya dihadapan Kongres Amerika dan keseluruh rakyat di Amerika yang dipancarkan dan disiarkan keseluruh dunia.

Nah, veto George W. Bush, bukan fatwa, seperti yang ditulis oleh Sumitro budek itu, yang bunyinya: "Kepada pihak Internasional hanya ada dua pilihan, bersama kami, atau bersama terorist" (Pidato sekularis George W. Bush dihadapan Kongres Amerika, 20 September 2001).

Itu veto George W. Bush keluar ketika ia berpidato dihadapan Kongres Amerika pada tanggal 20 September 2001, sembilan hari setelah kejadian 11 September 2001.

Jadi Sumitro yang budek, kalau veto George W. Bush dihubungkan dengan situasi dan kondisi seperti masalah hubungan militer antara RI dan AS itu tidak terkena veto George W. Bush yang mengarah kepada pemilihan sisi, bersama teroris atau bersama George W. Bush.

Karena itu Sumitro budek, memang kalian budek dan dungu, kalau ada orang atau siapa saja yang tidak setuju adanya pembukaan kembali dialog militer antara AS dan RI, tidak dikenakan veto George Bush yang dilambungkan pada tanggal 20 September 2001.

Nah, kalau ada anggota ASNLF atau GAM yang menolak hubungan pembukaan kerjasama militer AS-RI, jelas bukan berarti mendukung George W. Bush. Karena itu veto George W. Bush tidak berlaku bagi masalah kerjasama militer ini.

Jadi, Sumitro yang budek, coba belajar dengan baik, dan hati-hati kalau berbicara masalah Osama bin Laden dimasa depan, jangan ikut-ikutan Susilo Bambang Yudhoyono, kalau tidak tahu persoalannya.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

From: Sumitro <mitro@kpei.co.id>
To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, Serambi Indonesia <serambi_indonesia@yahoo.com>, Aceh Kita <redaksi@acehkita.com>,
ahmad jibril <ahmad_jibril1423@yahoo.com>, balipost <balipost@indo.net.id>, waspada <newsletter@waspada.co.id>, PR <redaksi@pikiran-rakyat.com>, Pontianak <editor@pontianak.wasantara.net.id>, Hudoyo <hudoyo@cbn.net.id>, JKT POST <jktpost2@cbn.net.id>
Cc: Sumitro <mitro@kpei.co.id>, ahmad@dataphone.se
Subject: RE: SUMITRO MERONTA-RONTA TERJERAT GEORGE W. BUSH
Date: Wed, 13 Oct 2004 18:16:33 +0700

Ass. War. Wab.

Kalau apa yang menjadi kesimpulan kamu wahai Ahmad yang super bodoh dan tolalit karena adanya fatwa dari Bush maka saya ketawain saja lagi kamu ha ha ha. Soalnya saya tidak pernah menyampaikan fatwa Bush tersebut di mimbar bebas ini dalam setiap tulisan saya karena memang saya tidak pernah tahu akan fatwa tersebut.

Itulah makanya saya tanya kepada kamu atas dasar apa kamu menuduh saya mendukung Bush? Loh kamu si Ahmad yang super bodoh dan tolalit memang menterjemahkan dan menyimpulkan tulisan orang seenak pantatnya saja. Enak saja kamu menyimpulkan tulisan saya dengan menyatakan saya mendukung Bush.

Saya sudah sampaikan bahwa saya selama ini membenci tindakan2 AS lewat Bush bahkan wahai Ahmad yang super bodoh dan tolalit masih ingat kah anda bulan Agustus 2004 dimana anda dan kelompok anda mengirim surat pernyatan anggota senat Amerika kecam pemerintahnya karena membuka kembali dialog meliter dengan Indonesia dan 65 anggota Senat menolak kerja sama militer dengan Indonesia? Disitu anda menyampaikannya kedalam mimbar bebas ini berarti anda bangga dan senang akan hal itu karena loby kalian di luar negeri khususnya PBB berhasil?

Nach Ahmad yang super bodoh dan tolalit, apakah kamu yang nyata2 menyampaikan itu atau aku yang tidak pernah menyatakan mendukung AS yang sebagai pro Amerika.? Disinila licik dan bodohnya kamu, kamu menuduh saya yang jelas2 tidak pernah menyatakan mendukung AS sebagai pengikut Bush padahal kamulah yang seperti itu.

Disamping itu GAM yang kalian bangga-banggakan itu jelas-jelas meloby dunia Internasional terutama PBB untuk membantu dan mengakui kedaulatan Aceh dimana PBB itu sendir dikuasai
oleh AS, terus apakah itu bukankah kalianlah yang merangkul dan bekerja sama dengan AS.? Memang kamu bodoh dan tolalit.

Oleh karena itu, saya berkesimpulan bahwa suatu kebohongan besar si Ahmad ini bertujuan mendirikan negara Daulah Islam cita-citanya karena apa yang dia lakukan tidak lebih dari seorang kacung yang otaknya tidak waras alias gila.

Berikut tulisan si Ahmad yang super bodoh dan tolalit kaya anjing yang dipukul pantatnya. "Sumitro, itu para Senator dan Congress Amerika mana bisa dibohongi. Mereka itu tahu penipuan licik, pembunuhan, dan pelanggaran Hak Hak Asasi Manusia yang dijalankan oleh pihak Pemerintah RI melalui tangan TNI/POLRI terhadap rakyat di Acheh, Papua, Maluku, Ambon, Jakarta. ( 260804)"

Sumitro

mitro@kpei.co.id
Jakarta, Indonesia
----------

Adapun ke 65 anggot senat AS tersebut adalah sbb :

Lane Evans (dari Partai Democrat, Negara Bagian Illinois)
Chris Smith (dari Partai Republican, Negara Bagian New Jersey)
Thomas Tancredo (Dari Partai Republican-Colorado),
Dennis Kucinich
James McGovern
Bernie Sanders
Diane Watson
Barney Frank
Nita Lowey
Raul Grijalva
Peter DeFazio
Ed Markey
Carolyn Maloney
James Oberstar
Anthony Weiner
Maurice Hinchey
Michael Capuano
Tammy Baldwin
Donald Payne
Barbara Lee
Eleanor Holmes Norton
Carolyn McCarthy
Robert Brady
Bennie Thompson
Jan Schakowsky
Ted Strickland
William Clay
Rush Holt
Bob Filner
John Olver
Partrick Kennedy
Mark Udall
Zoe Lofgren
Betty McCollum
David Price
Jim McDermott
Anna Eshoo
Jim Gerlach
Jim Langevin
Rosa DeLauro
Sam Farr
Darlene Hooley
Henry Waxman
Tom Udall
Eni Faleomavaega
Pete Stark
Marty Meehan
Danny Davis
Rob Simmons
Joseph Hoeffel
Jose Serrano
George Miller
James Greenwood
Juanita Millender-McDonald
Lynn Woolsey
Chaka Fattah
Stephanie Tubbs Jones
Bobby Rush
Neil Abercrombie
John Lewis
Julia Carson
Steven Rothman
David Wu
Nydia Velazquez
Hilda Solis
Cc: Sekretaris Negara urusan Luar Negeri Colin Powell
Panglima Armada A.S di Lautan Teduh, Admiral Thomas Fargo
----------