Stockholm, 22 September 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MATIUS DHARMINTA WARTAWAN JAWA POS BERBUNYI BAGAI BURUNG BEONYA ASEP SAPARI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KELIHATAN DENGAN JELAS ITU MATIUS DHARMINTA WARTAWAN JAWA POS BERBUNYI BAGAI BURUNG BEONYA ASEP SAPARI

"Rakyat Aceh sajikan buah pikiran cerdas, (tidak seperti pikiran bung Ahmad: Rakyat Acheh disajikan buah simalakama, golput tak golput nyawa terancam TNI)"(Matius Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com , : Tue, 21 Sep 2004 22:24:03 -0700 (PDT))

Baiklah saudara wartawan Jawa Pos Matius Dharminta di Surabaya, Indonesia.

Membaca kiriman email dari saudara Wartawan Jawa Pos Matius Dharminta yang isinya hanya merupakan guntingan cerita yang sudah disensor keras oleh juru bicara Komando Operasi Pemulihan Keamanan di Acheh, Letkol CAJ Asep Sapari, seperti membaca dan mendengar bunyi burung beo saja. Mengapa ?

Karena apa yang diucapkan oleh juru bicara Komando Operasi Pemulihan Keamanan di Acheh, Letkol CAJ Asep Sapari dari Penguasa Darurat Sipil Daerah Acheh, kalau sebelumnya pada masa Penguasa Darurat Militer Daerah Acheh juru bicaranya adalah Kolonel Laut Ditya Soedarsono, ternyata isinya hanyalah merupakan sampah berita saja.

Itu kan cerita yang telah direkayasa sedemikian rupa oleh juru bicara Komando Operasi Pemulihan Keamanan di Acheh, Letkol CAJ Asep Sapari orang Sunda satu ini. Memang dibuat sedemikian rupa, cerita yang asal panjangnya satu centimeter, diolah sedemikian rupa menjadilah sepuluh centimeter, dengan berbagai macam ramuan dan bunga-bunga tipuan bagi konsumen rakyat di RI dan di Acheh.

Mana ada itu semua media cetak ataupun media elektronik di pusat yang mempunyai wartawan khusus di Acheh. Paling hanya angkat telepon langsung kepada juru bicara Komando Operasi Pemulihan Keamanan di Acheh, Letkol CAJ Asep Sapari untuk meminta konfirmasinya. Ya jelas, oleh itu juru bicara Komando Operasi Pemulihan Keamanan di Acheh, Letkol CAJ Asep Sapari di konfirmasikan berdasarkan apa yang telah diolahnya. Sehingga lahirlah cerita macam-macam tentang GAM; tentang digorok leher oleh GAM-lah; tentang menyerah anggota GAM-lah; tentang ditembak anggota GAM-lah; tentang anggota GAM yang ditangkaplah. Macam-macam seperti rujak uleg atau sayur lodeh buatan mang Asep Sapari orang Sunda satu itu.

Saudara Matius Dharminta, kalau saudara ini seorang wartawan yang benar-benar menegakkan kode etik kewartawanan yang tidak memihak dan selalu menampilkan berita apa adanya yang bebas, jujur, adil, dan tidak menyesatkan, maka saudara tidak akan mudah menelan cerita hasil olahan mang Asep Sapari orang Sunda satu itu yang menggantikan mas Ditya Soedarsono yang sekarang entah dipindah tugaskan kemana.

Ahmad Sudirman yang selalu dikirimi cerita hasil ramuan mang Asep Sapari yang dikutip oleh saudara Matius Dharminta ini melihat kepada saudara Matius tidak lebih dan tidak kurang bagai burung beo-nya mang Asep Sapari saja. Apa kata mang Asep: "buaya", langsung Matius ikutan bersuara: "buaya". "Kambing" kata mang Asep Sapari. " Kambing" kata Matius Dharminta.

Jadi, mana itu yang telah diajarkan dibangku perguruan tinggi mengenai kode etik dan tanggung jawab sebagai wartawan yang harus kritis, alanitik, berdiri ditengah, jujur, adil, dan penuh tanggung jawab sebagai seorang wartawan yang diemban oleh saudara Matius Dharminta ini ?.

Dari apa yang disunting oleh saudara Matius Dharminta dan dikirimkan kepada Ahmad Sudirman ternyata tidak menunjukkan saudara Matius adalah seorang wartawan yang memang benar mengemban sebagai seorang wartawan, melainkan wartawan yang berbaju burung beo saja.

Sadar saudara Matius Dharminta, jangan membuat malu korp wartawan.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Tue, 21 Sep 2004 22:24:03 -0700 (PDT)
From: matius dharminta mr_dharminta@yahoo.com
Subject: RAKYAT ACEH SAJIKAN BUAH PIKIRAN CERDAS, (TIDAK SEPERTI PIKIRAN BUNG AHMAD : RAKYAT ACHEH DISAJIKAN BUAH SIMALAKAMA, GOLPUT TAK GOLPUT NYAWA TERANCAM TNI)
To: Ahmad Sudirman ahmad@dataphone.se
Cc: PPDI@yahoogroups.com

RAKYAT ACEH SAJIKAN BUAH PIKIRAN CERDAS, (TIDAK SEPERTI PIKIRAN BUNG AHMAD : RAKYAT ACHEH DISAJIKAN BUAH SIMALAKAMA, GOLPUT TAK GOLPUT NYAWA TERANCAM TNI)

Matius Dharminta

mr_dharminta@yahoo.com
Surabaya, Indonesia
----------

Guntingan cerita yang dibuat Matius Dharminta

MASYARAKAT ACEH BERBONDONG-BONDONG KE TPS

Banda Aceh - Ribuan orang di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, menyambut sangat antusias pelaksanaan pilpres putaran kedua dengan menyerbu tempat-tempat pemungutan suara (TPS), Senin.

Di tengah-tengah berlangsungnya warga memadati TPS, pejabat negara di Kabupaten Aceh Utara dan Pemerintah Kota Lhokseumawe melakukan pemantauan ke desa-desa untuk melihat langsung jalannya Pemilu pilpres.

Walikota Lhokseumawe, Drs Marzuki Mohd Amin bersama anggota DPRD setempat mengitari sejumlah desa yang tergolong rawan gangguan keamanan. Begitu pun, hingga jelang berakhirnya waktu untuk memberikan suara, tak terjadi satu pun insiden.

Dari pemantauan ke desa-desa pedalam yang ada di Kecamatan Meurah Mulia, Nibong, Matang Kuli, Tanah Luas, Paya Bakong dan Kecamatan Lhoksukon, berlangsung sukses dan lancar.

DUA ANGGOTA TNI GUGUR SAAT AMANKAN PEMILU DI ACEH UTARA

Banda Aceh - Dua anggota TNI dilaporkan gugur dalam baku tembak dengan anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA), saat mengamankan pelaksanaan Pemilu pilpres, di Kabupaten Aceh Utara, Senin.

Anggota TNI gugur di Kecamatan Tanah Luas setelah terlibat kontak tembak dengan kelompok GSA yang jumlahnya mencapai 18 orang bersenjata campuran.

Dari kontak tembak yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB, TNI juga berhasil menembak mati tiga anggota GSA, termasuk petinggi GSA dengan jabatan Panglima Muda Wilayah III Pase, Amat Leupon, berikut menyita dua pucuk senjata api laras panjang dan satu pucuk pistol.

PETUGAS RONDA MALAM DITEMBAK GAM

Banda Aceh - Ramli (65), seorang petugas ronda malam, mengalami luka serius akibat ditembak sejumlah anggota separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di kawasan Desa Lamkuta, Kecamatan Blang Pidie, Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Korban ditembak ketika membantu aparat keamanan melakukan ronda bersama-sama warga masyarakat setempet, korban yang sehari-hari berprofesi sebagai petani di daerahnya itu mengalami luka tembak di bagian lengan kiri dan tembus ke perut.

LIMA ANGGOTA GSA KEMBALI TERTANGKAP DI ACEH

Banda Aceh - Lima orang lagi anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA) tertangkap pasukan TNI yang sedang melancarkan operasi pemulihan keamanan di seluruh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Kelima anggota pemberontak Aceh itu tertangkap dalam patroli keamanan yang dilakukan di Kabupaten Bireuen, Aceh Utara dan Aceh Jaya.

Dalam operasi pemulihan keamanan di daerah itu, pasukan gabungan ini juga berhasil menyita sebanyak 21 buah bom rakitan rusak dan barang bukti milik anggota kelompok pemberontak Aceh tersebut kini diamankan di Pos Koramil.

TUJUH WARGA SIPIL DITEMUKAN TEWAS DI ACEH SINGKIL

Banda Aceh - Tujuh warga Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Kabupaten Aceh Singkil, dilaporkan ditemukan tewas dengan leher bekas luka tergorok pisau.

Menurut aparat keamanan di Aceh Singkil, ketujuh nelayan miskin itu menghilang karena diculik anggota kelompok pemberontak Aceh tiga hari lalu ketika mencari ikan disepanjang sungai Gelombang. Dan ketujuhnya tewas digorok anggota GSA.

Para nelayan miskin itu dibunuh dengan cara cukup sadis yang dilakukan anggota GSA pimpinan Si Gadis yang berkekuatan 12 orang. Jenazah ketujuh nelayan miskin yang ditemukan dalam kondisi tubuh mengenaskan itu teridentifikasi atas nama Abd. Rajab Ujang (25), Jumita (25), Sabaruddin (35), Umar Lingga (50), Labaidin (22), Kuala (33) dan Pondok (45).
----------