Stockholm, 12 September 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

MEGAWATI, SUTARTO, RYACUDU & AZMAN JANGAN DULU TERTAWA DENGAN SYAHIDNYA TGK ISHAK DAUD
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

MEGAWATI, SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, ENDRIARTONO SUTARTO, RYAMIZARD RYACUDU & AZMAN USMANUDDIN JANGAN DULU TERTAWA DENGAN SYAHIDNYA TGK ISHAK DAUD, KARENA TELAH MUNCUL PEJUANG MUSLIM ACHEH LAINNYA SEBAGAI PENGGANTINYA

"Saya segera memenuhi janji yang pernah saya ucapkan beberapa waktu lalu yakni memberikan hadiah bagi siapa saja yang berhasil menangkap hidup atau mati Ishak Daud. Hadiah dari kami bagi siapa saja yang berhasil melumpuhkan Ishak Daud itu merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan situasi keamanan di wilayah Aceh Timur." (Bupati Acheh Timur, Azman Usmanuddin, Banda Acheh, Sabtu, 11 September 2004).

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Selamat jalan pejuang Islam Acheh Teungku Ishak Daud yang telah berjuang membela Negeri, Agama dan rakyat Acheh dari penjajah RI dibawah pimpinan Presiden RI Megawati, Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Ketua Umum MPR Amien Rais, Ketua Umum DPR Akbar Tandjung.

Semoga amal ibadah dan perjuangan Teungku Ishak Daud diterima dan diridhai Allah SWT, amin. Dan kepada seluruh rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila tetap terus tanpa luluh semangat berjuang menghadapi Penjajah RI yang sekarang sedang gencar dilancarkan oleh Megawati penerus Soekarno penjajah dan penipu licik yang didukung penuh kebijaksaan agresi politik penjajahan ini oleh Amien Rais dan Akbar Tandjung yang juga disokong dan ditunjang penuh oleh TNI/POLRI yang langsung dipimpin oleh Jenderal TNI Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dan KAPOLRI Jenderal Da'i Bachtiar, tanpa ketinggalan Kepala BIN AM Hendropriyono.

Apa yang telah ditunjukkan oleh Bupati Acheh Timur Azman Usmanuddin, yang dengan bangganya menyatakan: "Saya segera memenuhi janji yang pernah saya ucapkan beberapa waktu lalu yakni memberikan hadiah bagi siapa saja yang berhasil menangkap hidup atau mati Ishak Daud. Hadiah dari kami bagi siapa saja yang berhasil melumpuhkan Ishak Daud itu merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan situasi keamanan di wilayah Aceh Timur."

Dimana hadiah sebesar Rp150 juta bagi pasukan TNI yang telah membunuh pejuang muslim Acheh Teungku Ishak Daud adalah bersumber dari uang pribadinya Rp100 juta dan Gubernur Acheh Rp50 juta.

Bagaimana seorang Bupati Acheh Timur memiliki uang pribadi Rp 100 juta ?. Berapakah besar gajih seorang Bupati itu perbulannya ?. Apakah Bupati Acheh Timur Azman Usmanuddin itu memiliki usaha pribadi sampingan ? Ataukah dari sumber keuangan para pembeking atau pendukungnya ?. Apakah yang Rp 100 juta itu sudah dibayarkan pajaknya ?

Terlepas dari berapa besar gajih Bupati Acheh Timur ini dan terlepas dari mana itu uang yang akan dijadikan hadiah datangnya, yang jelas dan pasti itu pengganti Pejuang Muslim Acheh Teungku Ishak Daud yang telah syahid itu telah ada yang meneruskan dan menggantikannya untuk meneruskan perjuangan pembebasan dan kemerdekaan Negeri Acheh dari Penjajah RI dibawah pimpinan Megawati penerus Soekarno penipu licik yang didukung oleh Jenderal TNI Endriartono Sutarto, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dan Jenderal Da'i Bachtiar.

Nah, apakah dengan syahidnya Teungku Ishak Daud dan sekarang telah ada penggantinya, masih juga tetap itu Bupati Acheh Timur Azman Usmanuddin tetap tertawa dan gembira ?.

Jangan dulu tertawa besar-besar Bupati Acheh Timur Azman Usmanuddin. Karena syahid seorang pejuang muslim Acheh, maka tampil sepuluh dibelakang pejuang muslim Acheh lainnya yang sudah siap menunggu dibelakang.

Inilah para pejuang muslim dan muslimah Acheh. Sehingga Belanda tidak bisa berbuat banyak selain telah melakukan perang yang terus menerus, baik secara terbuka maupun secara gerilya. Dari mulai 1873 sampai 1942. Diteruskan dari tahun 1942 sampai 14 Agustus 1945 terhadap Penjajah Jepang. Dan disambung dari 14 Agustus 1950 sampai sekarang menghadapi Penjajah RI yang dimulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati. Dari 15 Agustus 1945 sampai 13 Agustus 1950 Negeri Acheh adalah Negeri yang berdaulat dan berdiri sendiri.

Sekarang, penjajah RI dengan kebijaksanaan politik agresi dan penjajahannya di Negeri Acheh telah mengalami dan menghadapi apa yang telah dirasakan oleh Belanda dan Jepang dahulu.

Karena itu, Bupati Azman Usmanuddin, tidak ada gunanya Bupati menghamburkan uang pribadi sebanyak Rp 100 juta yang entah darimana sumbernya hanya sekedar untuk memuaskan nafsu untuk tetap menjadi kacung Megawati dan para Jenderal TNI dari Jawa agar Negeri Acheh tetap diduduki dan dijajah oleh RI.

Pengganti Teungku Ishak Daud yang syahid telah muncul. Dan perjuangan rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila tetap terus belangsung. Tidak ada istilah berhenti dan menyerah bagi pejuang-pejuang muslim dan muslimah Acheh ini. Masyarakat Dunia sudah mengetahuinya dari sejak 1873 bahwa rakyat dan pejuang muslim Acheh pantang mundur dan pantang menyerah kepada pihak penjajah.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
www.ahmad-sudirman.com
ahmad@dataphone.se
----------

http://www.kompas.com/utama/news/0409/11/131030.htm

Ishak Daud Tewas, Bupati Aceh Timur Beri Hadiah Rp150 Juta
Banda Aceh, Minggu

Bupati Aceh Timur, Azman Usmanuddin, menyatakan segera memenuhi janjinya untuk memberikan hadiah sebesar Rp150 juta bagi pasukan TNI yang telah berhasil melumpuhkan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Ishak Daud. "Saya segera memenuhi janji yang pernah saya ucapkan beberapa waktu lalu yakni memberikan hadiah bagi siapa saja yang berhasil menangkap hidup atau mati Ishak Daud," katanya di Banda Aceh, Sabtu (11/9). Ia menjelaskan, hadiah sebesar Rp150 juta itu bersumber dari uang pribadinya Rp100 juta dan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Rp50 juta.

"Hadiah dari kami bagi siapa saja yang berhasil melumpuhkan Ishak Daud itu merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan situasi keamanan di wilayah Aceh Timur," tambah dia.

Dilaporkan, Ishak Daud, panglima operasi GAM wilayah Peureulak (Aceh Timur) bersama isterinya Cut Rosdiana, Jumat (10/9) tewas dalam baku tembak dengan prajurit TNI di kawasan Desa Alue Rambong, Peureulak atau sekitar 400 kilometer timur Kota Banda Aceh. Imbau GAM serahkan diri Di pihak lain, Azman Usmanuddin, mengimbau anggota seperatis GAM yang masih berada di persembunyian dan hutan agar segera sadar dan kembali kepangkuan ibu pertiwi, guna mengakhiri penderitaan masyarakat akibat konflik berkepanjangan.

"Bagi anggota GAM yang masih berada di hutan atau bersembunyi di pemukimanan penduduk agar segera sadar, kembali ke pangkuan ibu pertiwi, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) guna mengakhiri konflik berkepanjangan yang telah membawa penderitaan masyarakat Aceh," tambah dia. Bupati menjamin keamanan bagi anggota GAM yang kembali kepangkuan ibu pertiwi dengan tulus.

"Kami sudah bertekad bersama unsur TNI dan Polri akan menjamin dan dengan tangan terbuka bagi anggota GAM yang mau kembali kepangkuan ibu pertiwi, NKRI," tambah Azman. (Ant/Mbk)
----------

12 September 2004

PEMERINTAH NEGARA ACHEH (PNA) KANTOR PERDANA MENTERI P.O.BOX 130, S-145 01 NORSBORG, SWEDEN TEL : +46 8 531 83833 FAX: +46 8 531 91275

Inna Lillahi Wainna Ilaihi Raajiun (Dari Allah kita berasal, dan kepada Nya kita kembali). Dengan kesedihan yang sangat mendalam kami umumkan syahidnya Tgk. Ishak Daud, anggota staff Operasi Komando Pusat Di Tiro, Tentara Negara Acheh (TNA), dalam pertempuran di Alue On, Alue Ie Nireh, Peureulak, Acheh Timur pada siang hari Rabu sekitar pukul 12.20, 8 September 2004.

Ishak Daud adalah salah seorang panglima muda TNA yang gagah berani, syahid bersamanya pula 10 pasukan TNA/GAM, termasuk dua perempuan, salah satunya adalah Tjut Rostina, 26 tahun, istri Ishak Daud.

Kami berkabung dengan kehilangan yang sangat luar biasa bagi perjuangan dan bangsa kami, namun bagi bangsa Acheh, pengorbanan adalah hal yang biasa, kami persembahkan dengan penuh kebanggaan dalam membebaskan bangsa kami dari penjajahan dan penindasan penjajah Indonesia. Syahidnya saudara-saudara kami dalam pertempuran baru-baru ini di Acheh dalam melawan tentara kolonial Indonesia semakin memperkokoh keyakinan untuk tetap berjuang dengan penuh istiqamah melawan kezaliman tentara penjajah Indonesia di Acheh. Syahid dalam pertempuran melawan musuh adalah rahmat Allah yang tidak terhingga kepada para pejuang Acheh yang telah menunjukkan keberanian dan kegagahan sepanjang sejarah.

Bangsa Acheh telah membuktikan bahwa syahidnya pimpinan dalam perjuangan tidak pernah mematahkan semangat perlawanan. Malah hal itu semakin memperkuat keyakinan bahwa kemenangan akan segera tiba. Dalam peperangan terakhir melawan penjajah Indonesia sejak tahun 1976, kami telah kehilangan 3 Panglima Perang: Geusjiek Umar, Komandan Rasyid dan Teungku Abdullah Syafi'i. Mereka langsung digantikan oleh generasi penerus selanjutnya. Saat ini, panggilan Allah kepada Tgk. Ishak Daud telah datang, dan berlapis-lapis generasi di belakang almarhum telah menunggu untuk meneruskan perjuangan.

Dengan penuh kebanggaan, kita berlomba-lomba untuk memberikan pengorbanan bahkan yang tertinggi sekalipun, untuk meraih kemenangan dan kemerdekaan atau mendapatkan mati syahid dengan rahmat Allah, amin.

(Di bawah ini kami lampirkan kronologi kejadian seperti dilaporkan sumber kami)

Stockholm, Sweden
Pemerintah Negara Acheh di Pengasingan

Malik Mahmud
Perdana Menteri
----------

Kronologi Syahid Tgk. Ishak Daud

Minggu, 05 September 2004.
Sekitar 5.000-an personil TNI plus 16 unit kenderaan lapis baja Tank Amphibi (diantaranya; 4 unit Tank TNI pos PLN Kampung Alue Batee-Peudawa, 4 unit Tank TNI pos Kampung Beusa-Peureulak Barat, 3 unit Tank TNI pos Timbangan Peureulak (LLAJR), 2 unit Tank TNI pos di rumah pak Balah TNI Kavaleri di Kampung Seuneubok Pidie-Peureulak Barat dan 3 unit Tank dari pos TNI lainnya, serta sejumlah Helikopter juga ikut patroli melalui udara), mereka melakukan operasi militer secara besar-besaran ke perkampungan penduduk di beberapa kecamatan di Acheh Timur.

Berikut urutan pertempuran dari hari ke hari:

Selasa, 07 September 2004 pukul 09:00.
Terjadi pertempuran pertama antara pasukan TNA vs TNI Kampung Babah Krueng-Peureulak Timur, Acheh Timur. Ada korban di pihak TNI. 1 personil TNA syahid, 1 pucuk pistol Revolver dan 1 pucuk GLM rakitan milik TNA dirampas TNI.

Selasa, 07 September 2004 pukul 20:30.
Terjadi pertempuran kedua antara pasukan TNA vs TNI Kampung Paya Kambuek-Rantau Peureulak, Acheh Timur. Ada korban di pihak TNI. Pasukan TNA semuanya selamat.

Rabu, 08 September 2004 pukul 11:00.
Pasukan TNI menembak 2 perempuan hingga tewas, Cut Rostina, 26 th, (isteri Ishak Daud) warga Kampung Panggoi-Muara Dua, Acheh Utara. Keduanya ditembak hingga syahid di sebuah rumah warga di Lorong 5 Kampung Seuneubok Lapang, Alue Nireh-Peureulak, Acheh Timur. Terdapat 7 lubang bekas tembakan di tubuhnya, Korban terus menerus ditembak TNI walaupun korban sudah syahid. Korban bukan ditembak dalam pertempuran. Korban ditembak tanpa perlawanan, tidak ada senjata atau barang bukti lainnya pada korban. Seorang lagi korban belum diketahui identitasnya.

Rabu, 08 September 2004 pukul 12:20.
Terjadi pertempuran ketiga antara 20-an personil TNA (pasukan Ishak Daud) vs TNI di Teuladan Ateueh Kampung Alue On-Peureulak Timur, Acheh Timur. Pertempuran sengit berlangsung selama satu jam lebih, diketahui 14 personil TNI tewas dan sejumlah lainnya luka-luka parah. Ishak Daud beserta 8 personil TNA lainnya syahid dalam pertempuran tersebut, 8 pucuk senjata laras panjang milik TNA disita TNI.

Rabu, 08 September 2004 pukul 13:50.
Terjadi pertempuran keempat antara pasukan TNA vs TNI di Kampung Tualang Pateng-Peureulak Timu, Acheh Timur. Ada korban di pihak TNI. Pasukan TNA semuanya selamat.

Rabu, 08 September 2004 pukul 21:00.
Terjadi pertempuran kelima antara pasukan TNA vs TNI di Buket Batee Kampung Alue Rambong-Peureulak Kota, Acheh Timur. Pertempuran berlangsung 1/2 jam lebih. Ada korban di pihak TNI.
Pasukan TNA semuanya selamat.

Kamis, 09 September 2004 pukul 09:30.
Terjadi pertempuran keenam antara pasukan TNA vs TNI di Buk‚t Garot Simpang Palang-Rantau Peureulak, Acheh Timur. Pertempuran berlangsung 1 jam lebih. Ada korban di pihak TNI. Pasukan TNA semuanya selamat.

Jum'at, 10 September 2004 pukul 11:00.
Terjadi pertempuran ketujuh selama 1 jam lebih di Kampung Alue Rambong-Peureulak, Acheh Timur.

Kronologi:
Pasukan TNI masuk ke kawasan tempat persembunyian TNA/GAM di Kampung Alue Rambong-Peureulak, Acheh Timur. Seorang Danton TNI (diketahui bernama Abubakar) dan 2 personil TNI lainnya yang berada di garis depan terperogok dengan Syukri bin Aji (alias Kondang) 38 th, (Ulee Opeurasi Bintara Wilayah Peureulak). Kondang yang sedang bersembunyi bersama sejumlah personil TNA lainnya di semak-semak berhasil menembak tewas ketiga personil TNI tersebut, Kondang bersama personil TNA lainnya merebut 3 pucuk senjata laras panjang dan menyita seluruh perlengkapan ketiga TNI tersebut.

Lalu puluhan personil TNI lainnya mengepung lokasi tersebut, kembali terjadi pertempuran, semua rekan-rekan Kondang yang lainnya berhasil lolos ikut membawa ketiga pucuk senjata dan perlengkapan yang telah disita dari TNI, namun Kondang tidak bisa bergerak lagi karena sudah terkepung oleh TNI, sehingga Kondang terpaksa menghabiskan peluru senjatanya yang masih tersisa. Kondang akhirnya juga syahid tertembak TNI dan senjata AK-47 miliknya dirampas TNI.

Jum'at, 10 September 2004 pukul 15:00.
Pasukan TNI mengambil 3 jenazah (2 laki-laki dan 1 perempuan) di Kampung Alue On-Peureulak Timur, Acheh Timur, lalu ketiga mayat tersebut dibawa ke pos liar TNI PLN di Kampung Alue Batee-Peudawa, Acheh Timur. Sedangkan 10 mayat lainnya masih dikumpulkan di Kampung Alue On-Peureulak Timur.

Sabtu, 11 September 2004 pukul 11:00.
Mayat Ishak Daud diserahkan ke pihak keluarganya di Kampung Teupin Nyareng-Idi Rayek, Acheh Timur. Ribuan warga ikut melaksanakan shalat jenazahnya. Kemudian dikebumikan di sana.

Sabtu, 11 September 2004 pukul 09:00.
Terjadi pertempuran antara pasukan TNA vs TNI di Alue Rambong-Peureulak, Acheh Timur. Belum diketahui eksesnya.
----------