Stockholm, 26 Agustus 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SUMITRO MELIHAT ACHEH PAKAI KACAMATA MBAK MEGA & IKUT EKOR YUDHOYONO
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS MANA BISA ITU SUMITRO MELIHAT KONFLIK ACHEH DENGAN BENAR KALAU MEMAKAI KACAMATA MBAK MEGA DAN TERUS IKUT EKOR SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

"Namun kalian tidak kapok bahkan menambah kebodohan kalian dengan terus meloby mereka para anggota Senat / Congres AS. Bodohnya kalian adalah kalian meloby mereka pada saat masa kampanye (kalian bilang itu cara pintar), kalian tidak sadar bahwa setelah masa kampaye nanti para anggota2 Congress/ Senat tersebut akan kembali mentertawakan kalian. Mana mungkin lagi Ahmad Amerika sudah jelas negara Imigran mendukung sepenuhnya pada kalian yang anti imigran. Kalian mengusir etnis2 lain Jawa, Madura, dll dan melakukan ethnic cleansing atas imigran agar angkat kaki di Aceh dan itu bertolak belakang dengan nilai2 negara Amerika itu sendiri. Ahmad aku tahu siap kamu ! Sampai sekarang kamu masih dendam, marah dan kesal terhadap Indonesia dalam hal ini Soeharto dan TNI yang telah mengusir kamu. Dan itu kamu tidak usah munafik dan bohong. Demikian juga dengan Hasan Tiro yang nasibnya sama dengan kamu yang mengatas-namakan rakyat Aceh dalam perjuangannya padahal dia juga melampiaskan dendam dan marahnya terhadap Indonesia / Soeharto yang mengusir dan menghukumnya terutama disekapnya hasan Tiro di Ellis Island AS." (Sumitro mitro@kpei.co.id , Thu, 26 Aug 2004 13:08:11 +0700)

Baiklah Sumitro di Jakarta, Indonesia.

Makin kelihatan dengan jelas itu Sumitro yang ketika melihat konflik Acheh ternyata yang terlihat hanyalah gumpalan-gumpalan alasan yang memang sudah ditampilkan oleh Soekarno dan para penerusnya agar supaya Negeri Acheh tetap dalam dekapan dan kungkungan Negara kafir RI atau Negara kafir Pancasila.

Coba saja perhatikan itu Sumitro, karena memang Sumitro itu hanya meniru dan memakai kacamata mbak Mega dan berdiri dibelakang ekor Susilo Bambang Yudhoyono, yang terlihat oleh matanya ketika melihat konflik Acheh seperti yang dilihat dan ungkapkannya: "Mana mungkin lagi Ahmad Amerika sudah jelas negara Imigran mendukung sepenuhnya pada kalian yang anti imigran. Kalian mengusir etnis2 lain Jawa, Madura, dll dan melakukan ethnic cleansing atas imigran agar angkat kaki di Aceh dan itu bertolak belakang dengan nilai2 negara Amerika itu sendiri."

Dari sini saja sudah menyimpang dari akar utama penyebab timbulnya konflik Acheh yang sudah berlangsung lebih dari lima puluh tahun ini. Mengapa ?

Karena, ya itu, Sumitro memang memakai kacamata mbak Mega dan berdiri dibelakang ekor Susilo Bambang Yudhoyono, maka terlihatlah bahwa itu penyebab timbulnya konflik Acheh adalah "melakukan ethnic cleansing atas imigran agar angkat kaki di Aceh"

Salah pula Sumitro menyebutkan imigran di Acheh, sebenarnya bukan imigran, tetapi transmigran di Acheh.

Kemudian celakanya dihubungkan pula dengan Negara federasi Amerika yang dikatakan Sumitro sebagai negara imigran. Dengan alasan Pemerintah AS tidak mengusir para imigran yang datang ke AS. Padahal realitanya itu ribuan mungkin puluhan ribu para imigran yang diusir oleh Pemerintah Federal AS. Alasannya adalah para imigran gelap, artinya tanpa visa dan izin tinggal. Yang namanya negara imigran itu harus menerima siapa saja rakyat yang ingin tinggal dan bekerja di AS.

Jadi Sumitro, kalau kalian hanya pandainya melihat konflik Acheh memakai kacamata mbak Mega dan berdiri dibelakang ekor Susilo, maka tidak mungkin bisa terlihat itu konflik Acheh dengan jelas, benar, terang berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan hukum.

Kemudian itu Sumitro menulis lagi: "Namun kalian tidak kapok bahkan menambah kebodohan kalian dengan terus meloby mereka para anggota Senat / Congres AS. Bodohnya kalian adalah kalian meloby mereka pada saat masa kampanye (kalian bilang itu cara pintar), kalian tidak sadar bahwa setelah masa kampaye nanti para anggota2 Congress/ Senat tersebut akan kembali mentertawakan kalian".

Jelas itu pelanggaran Hak Hak Asasi manusia yang dilakukan terhadap rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila oleh pihak TNI/POLRI atas perintah Pemerintah Megawati melalui Endriartono Sutarto, Ryamizard Ryacudu, dan Da'i Bachtiar telah diketahui benar oleh para Senator AS.

Tetapi, tentu saja kejahatan pelanggaran HAM yang telah dilakukan pihak TNI/POLRI di Negeri Acheh terus kalau bisa ditutup-tutupi oleh pihak Megawati Cs, termasuk oleh Sumitro sendiri.

Lihat saja apa itu fungsi dari Keppres No.43/2003 yang dibuat oleh Megawati bersama mantan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyo. Itu kalau Sumitro paham dan mengerti isi dari Keppres No.43/2003 adalah intinya ingin Negeri Acheh agar terus dipagari supaya jangan sampai keluar satu kata patah-pun sebelum disensor oleh pihak Pemerintah Daerah Acheh dan Pemerintah Pusat. Kalau dulu disebut Penguasa Darurat Militer Daerah Acheh, tetapi sekarang ganti nama menjadi Penguasa Darurat Sipil Daerah Acheh.

Tetapi jelas informasi tentang pelanggaran kejahatan HAM yang dilakukan pihak TNI/POLRI di Acheh sampai juga keluar Acheh, bahkan sampai juga ke dunia internasional termasuk ke para Senator AS.

Pelanggaran HAM di Acheh itu tidak ada hubungannya dengan kampanye para Senator AS di Negara Bagian-nya masing-masing agar terpilih menjadi senator untuk duduk mewakili Negara Bagian-nya dalam Senat.

Kemudian soal Pemerintah AS tidak mau ikut campur dalam masalah internal Indonesia sebagaimana yang dituliskan Sumitro. Itu memang jelas masalah internal Indonesia diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia sendiri.

Tetapi masalah Hak Hak Asasi manusia itu tidak terbatas hanya dalam batas negara yang Pemerintah dan militernya melakukan pelanggggaran HAM saja, tetapi juga meluas menembus batas-batas negara lain.

Jadi, memang tidak melanggar hukum internasional apabila ada sekelompok anggota Senat AS yang memberikan dan menyampaikan sikap protes atas pelanggaran berat HAM, misalnya di Acheh oleh pihak TNI/POLRI.

Tidak ada dalam dasar hukum HAM dituliskan pasal-pasal yang ada berkaitan dengan pernyataan seperti bahwa apa yang dilakukan oleh sekelompok anggota Senat AS yang memberikan dan menyampaikan sikap protes atas pelanggaran berat HAM, misalnya di Acheh oleh pihak TNI/POLRI, dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan ikut campur dalam masalah internal Indonesia.

Itu persoalan Presiden Amerika yang dikatakan Sumitro "tidak mau ikut campur dalam masalah internal Indonesia". Jelas, itu memang demikian dalam kehidupan dunia hubungan inetrenasional diantara negara-negara. Tetapi tidak berarti bahwa alasan "tidak boleh ikut campur masalah internal Indonesia" dijadikan tameng untuk melindungi dan menututupi pelanggaran berat kejahatan HAM yang dilakukan TNI/POLRI/RAIDER di Negeri Acheh.

Selanjutnya Sumitro kembali menyatakan: "Ahmad aku tahu siap kamu ! Sampai sekarang kamu masih dendam, marah dan kesal terhadap Indonesia dalam hal ini Soeharto dan TNI yang telah mengusir kamu. Dan itu kamu tidak usah munafik dan bohong."

Nah, ini Sumitro, katanya tahu tentang Ahmad Sudirman. Kalau memang Sumitro tahu tentang Ahmad Sudirman, jelas itu Ahmad Sudirman sudah beberapa kali mengatakan di mimbar bebas ini bahwa menyampaikan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Acheh yang dilakukan oleh Presiden RIS Soekarno dan diteruskan oeh RI melalui PP RIS No.21/1950 dan PERPPU No.5/1950 melalui mulut Sumatera Utara bukan didasarkan kepada rasa "dendam, marah dan kesal terhadap Indonesia dalam hal ini Soeharto dan TNI yang telah mengusir Ahmad Sudirman". Mengapa ?

Karena kalau Ahmad Sudirman dalam menyokong dan mendukung rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas daripengaruh kekuasaan Negara Pancasila dengan hanya berdasarkan pada rasa " dendam, marah dan kesal terhadap Indonesia dalam hal ini Soeharto dan TNI yang telah mengusir Ahmad Sudirman", maka sudah lama itu alasan bisa dijungkir balikkan dan dipatahkan.

Tetapi, kenyataannya memang tidak demikian. Itu dasar dan alasan yang disodorkan Ahmad Sudirman diatas yang menjadi sebab timbulnya konflik Acheh, ternyata sampai detik ini, baik oleh Sumitro dan yang lainnya tidak pernah bisa dihancurkan. Bukti-buktinya apa yang Ahmad Sudirman kemukakan disini semuanya tersimpan dengan rapi dan teratur dalam kumpulan tulisan di www.dataphone.se/~ahmad/opini.htm

Selanjutnya tentang apa yang dinyatakan Sumitro: "Dan kedua orang ini (Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan Ahmad Sudirman) pada saat ketemu ceritanya bersambung sehingga akhirnya mereka sepakat untuk berjuang dan mengatasnamakan perjuangan pembebasan rakyat Aceh yang sampai sekarang telah menjadi korban langsung maupun tidak langsung puluhan ribu rakyat Aceh menjadi korban mereka hanya karena melampiaskan dendam pribadi mereka."

Nah kalau ditelusuri sampai mendalam apa yang ditulis Sumitro ini, jelas itu hanyalah tulisan khayalan Sumitro saja. Mana ada kesepakatan antara Teungku Hasan Muhammad di Tiro dengan Ahmad Sudirman.

Yang benar dan menurut fakta, bukti yang ada adalah pertama, Teungku Hasan Muhammad di Tiro pada tanggal 4 Desember 1976 telah memproklamasikan ulang Negara Acheh sebagai usaha penentuan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan pusat Pemerintah asing RI yang berpusat di Jakarta, Jawa yang telah menduduki dan menjajah Negeri Acheh.

Dan kedua, karena Ahmad Sudirman setelah mendalami, mempelajari semua fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang Negeri Acheh hubungannya dengan Negara RI, maka ditemukan satu kebenaran bahwa memang benar Negeri Acheh itu diduduki dan dijajah oleh Presiden RIS Soekarno sejak 14 Agustus 1950 dan dipertahankan sampai detik ini oleh Presiden RI Megawati yang didukung oleh TNI/POLRI, Akbar Tandjung Cs dari DPR, dan Amien Rais Cs dari MPR.

Jadi jelas dari dua point penjelasan diatas ternyata sangat bertolak belakang dengan apa yang dinyatakan oleh Sumitro diatas.

Seterusnya Sumitro menulis lagi: "Nach Hasan Tiro menugaskan anda untuk melakukan perang Propaganda namun sayang sekali apa yang anda lakukan ternyata bukan mebuahkan hasil positif bagi perjuangan rakyat Aceh namun sebaliknya malah berakibat buruk atau negatif sehingga sekarang makin banyak yang benci terhadap kalian."

Dari apa yang ditulis Sumitro ini, jelas menggambarkan Sumitro itu pandainya hanya mengarang menurut enaknya sendiri. Mengapa ?

Karena pertama, Ahmad Sudirman adalah bukan anggota GAM, tetapi seorang muslim yang mukmin yang mendukung dan menyokong penuh rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila. Kedua, karena Ahmad Sudirman bukan anggota GAM tidak mungkin menurut struktur garis komando langsung dalam ASNLF atau GAM Teungku Hasan Muhammad di Tiro menugaskan Ahmad Sudirman untuk melakukan perang propaganda.

Nah, yang jelas dan benar adalah Ahmad Sudirman memberikan penjelasan dan keterangan kepada seluruh rakyat di Negeri Acheh dan di Negeri RI adalah berdasarkan fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Acheh yang dilakukan oleh Presiden RIS Soekarno dan diteruskan oeh RI melalui PP RIS No.21/1950 dan PERPPU No.5/1950 melalui mulut Sumatera Utara, agar supaya seluruh rakyat baik yang ada di Negeri Acheh dan di RI mengetahui dan menyadarinya bahwa memang benar pihak RI sedang menduduki dan menjajah Negeri Acheh.

Kemudian Sumitro menyatakan lagi: "Seharusnya anda mendapatkan simpati dan berjuang secara simpatik pula namun kamu Ahmad malah mendapatkan antipati dimana diantaranya dengan gampangnya kamu men-kafirkan orang atau kelompok yang sangat bertentangan dengan agama Islam."

Sekarang, kalau ternyata ada rakyat baik di Negeri Acheh ataupun di RI yang setelah membaca fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Acheh yang dilakukan oleh Presiden RIS Soekarno dan diteruskan oeh RI melalui PP RIS No.21/1950 dan PERPPU No.5/1950 melalui mulut Sumatera Utara, masih juga tidakmau mengerti dan memahami, maka mereka itulah yang sebenanrnya yang antipati dan tidak setuju dengan apa yang dikemukakan dan dijelaskan oleh Ahmad Sudirman di mimbar bebas ini. Kemudian Ahmad Sudirman tidak pernah men-kafirkan orang atau kelompok.

Terakhir Sumitro menulis: "Ahmad saya tidak tahu apakah ini kamu sengaja atau tidak kamu memang bodoh dan dungu atau pintar membohongi kelompoknya Hasan Tiro dan menikamnya dari belakang ? yang tahu hanya anda dan Alla SWT."

Jelas Sumitro, siapapun yang ingin membuka mata dan hati untuk mendalami, mempelajari, menganalisa tentang fakta, bukti, sejarah dan dasar hukum tentang penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Acheh yang dilakukan oleh Presiden RIS Soekarno dan diteruskan oeh RI melalui PP RIS No.21/1950 dan PERPPU No.5/1950 melalui mulut Sumatera Utara, maka akan ditemukan suatu kebenaran apa yang menjadikan sebab utama timbulnya konflik Acheh yang sudah memakan waktu loebih dari setengah abad ini.

Dan tentu saja, yang merasa dihancurkan dan ditikam oleh apa yang dijelaskan Ahmad Sudirman ini adalah pihak Megawati, TNI/POLRI, DPR, MPR, bukan pihak Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan seluruh rakyat Acheh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

From: Sumitro mitro@kpei.co.id
To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>,Serambi Indonesia <serambi_indonesia@yahoo.com>, Aceh Kita <redaksi@acehkita.com>, ahmad jibril <ahmad_jibril1423@yahoo.com>, balipost <balipost@indo.net.id>, waspada <newsletter@waspada.co.id>, PR <redaksi@pikiran-rakyat.com>, Pontianak <editor@pontianak.wasantara.net.id>, Hudoyo <hudoyo@cbn.net.id>, JKT POST <jktpost2@cbn.net.id>, Redaksi Detik <redaksi@detik.com>, Redaksi Kompas <redaksi@kompas.com>, Redaksi Satu Net <redaksi@satunet.com>, Redaksi Waspada <redaksi@waspada.co.id>, Waspada <waspada@waspada.co.id>, Detik <webmaster@detik.com>, KOMPAS kompas@kompas.com
Cc: ahmad@dataphone.se
Subject: RE: SUMITRO BERCUAP TERORIS SAMBIL MENGEKOR DIBELAKANG YUDHOYONO
Date: Thu, 26 Aug 2004 13:08:11 +0700

Ha ha ha anda bilang para anggota2 Senat / Senator itu tidak bisa dibohongi ? Anda megatakan: "Sumitro, itu para Senator dan Congress Amerika mana bisa dibohongi. Mereka itu tahu penipuan licik, pembunuhan, dan pelanggaran Hak Hak Asasi Manusia yang dijalankan oleh pihak Pemerintah RI melalui tangan TNI/POLRI terhadap rakyat di Acheh, Papua, Maluku, Ambon, Jakarta."

Sekali lagi ha ha ha aku ketawa ngakak jadinya. !

Disini kalian kelihatan bodohnya. Kalian meloby para anggota Congres dan Senator Amerika untuk memperhatikan pelanggaran Hak azasi manusi di Aceh dari dulu namun tidak ada yang menanggapinya sama sekali bahkan diantara mereka termasuk Presiden nya menyatakan bahwa Amerika mengakui kedaulatan RI dalam NKRI nya dan tidak mau ikut campur dalam masalah internal Indonesia.

Namun kalian tidak kapok bahkan menambah kebodohan kalian dengan terus meloby mereka para anggota Senat / Congres AS. Bodohnya kalian adalah kalian meloby mereka pada saat masa kampanye (kalian bilang itu cara pintar), kalian tidak sadar bahwa setelah masa kampaye nanti para anggota2 Congress/ Senat tersebut akan kembali mentertawakan kalian. Mana mungkin lagi Ahmad Amerika sudah jelas negara Imigran mendukung sepenuhnya pada kalian yang anti imigran. Kalian mengusir etnis2 lain Jawa, Madura, dll dan melakukan ethnic cleansing atas imigran agar angkat kaki di Aceh dan itu bertolak belakang dengan nilai2 negara Amerika itu sendiri.

Ahmad aku tahu siapa kamu !

Sampai sekarang kamu masih dendam, marah dan kesal terhadap Indonesia dalam hal ini Soeharto dan TNI yang telah mengusir kamu. Dan itu kamu tidak usah munafik dan bohong. Coba pejamkan mata kamu sejenak dan masuk kedalam alam pikiran sejarah kamu sampai lari keluar negeri dan menjadi warga negara lain yang kafir. Dan jujurlah kamu bahwa dendam masih besar dalam hati dan jiwa kamu dan kamu melampiaskan itu dengan melakukan propaganda2 dengan menjelek-jelekan Indonesia di luar negeri sana.

Demikian juga dengan Hasan Tiro yang nasibnya sama dengan kamu yang mengatas-namakan rakyat Aceh dalam perjuangannya padahal dia juga melampiaskan dendam dan marahnya terhadap Indonesia / Soeharto yang mengusir dan menghukumnya terutama disekapnya hasan Tiro di Ellis Island AS.

Dan kedua orang ini pada saat ketemu ceritanya bersambung sehingga akhirnya mereka sepakat untuk berjuang dan mengatasnamakan perjuangan pembebasan rakyat Aceh yang sampai sekarang telah menjadi korban langsung maupun tidak langsung puluhan ribu rakyat Aceh menjadi korban mereka hanya karena melampiaskan dendam pribadi mereka.

Ahmad masih ingatkah apa yang dikatakan oleh Hasan Tiro: "Untuk melawan tentera penjajah Indonesia-Jawa, kita akan gunakan bermacam-macam perang: Perang Hukum, Perang Diplomasi maupun Politik, Perang Ekonomi, Perang Propaganda dan Perang Senjata."?

Nach Hasan Tiro menugaskan anda untuk melakukan perang Propaganda namun sayang sekali apa yang anda lakukan ternyata bukan mebuahkan hasil positif bagi perjuangan rakyat Aceh namun sebaliknya malah berakibat buruk atau negatif sehingga sekarang makin banyak yang benci terhadap kalian.

Seharusnya anda mendapatkan simpati dan berjuang secara simpatik pula namun kamu Ahmad malah mendapatkan antipati dimana diantaranya dengan gampangnya kamu men-kafirkan orang atau kelompok yang sangat bertentangan dengan agama Islam.

Ahmad saya tidak tahu apakah ini kamu sengaja atau tidak kamu memang bodoh dan dungu atau pintar membohongi kelompoknya Hasan Tiro dan menikamnya dari belakang ? yang tahu hanya anda dan Alla SWT.

Demikian dan dag Ahmad

Sumitro

mitro@kpei.co.id
Jakarta, Indonesia
----------