Stockholm, 12 Agustus 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

WAHABIYIN ROKHMAWAN & SALAFI-SOLO-WAHABI-SAUDI MAKIN BUTA HATI TERTIPU JAMA'AH TABLIGH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS KELIHATAN ITU WAHABIYIN ROKHMAWAN & SALAFI-SOLO-WAHABI-SAUDI MAKIN BUTA HATI YANG DITARIK HIDUNG OLEH MEGAWATI & TNI/POLRI DAN TELAH TERTIPU JAMA'AH TABLIGH

"Kelihatan sekali kalau Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman taklid buta terhadap Hasan Tiro dan Anggota GAM di Swedia, tidak hanya itu dia juga tidak mempercayai pengakuan dari orang-orang asli aceh dengan perkataanya intinya saja "Kalau memang Jamaah Tabligh Aceh melihat aksi teror GAM tunjukkan bukti dan fakta sertai cerita kronologisnya. Nah apabila anda semua membaca artikel-artikel Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman maka akan ditemukan kalau dia juga pernah mengatakan aksi teror terhadap rakyat aceh yang melakukan TNI. Padahal mana mungkin dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, melainkan hanya berita-berita dari Anggota GAM di Swedia sana. Jelas kalau Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman menggali info lewat GAM di Swedia atau lewat kiriman email dari GAM di aceh maka ini info sudah dipolitisir, dengan begitu berarti Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman menjatuhkan permasalahan hanya pada satu fihak yang bersengketa." (Rokhmawan , rokh_mawan@yahoo.com , Wed, 11 Aug 2004 22:24:18 -0700 (PDT))

Baiklah Rokhmawan Agus Santosa dan Salafi di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.

Makin kelihatan saja itu Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi buta hati. Mengapa ?

Karena dalam tulisan saya kemaren, Rabu, 11 Agustus 2004, Wahabiyin Rokhmawan jadi ekor Megawati & TNI/POLRI sambil pakai kedok Jama'ah Tabligh ( www.dataphone.se/~ahmad/040811.htm ) telah dikupas satu persatu apa yang dikatakan oleh Jama'ah Tabligh yang datang ke mesjid ditempat Wahabiyin Rokhmawan tinggal di Solo.

Kemudian setelah digali dan dianalisa lebih dalam ternyata apa yang dikatakan oleh anggota Jama'ah Tabligh kepada Wahabiyin Rokhmawan itu sebagian besar penuh kebohongan.

Walaupun diantara anggota Jama'ah Tabligh atau istilah mereka dinamakan karkun (bahasa India) ada yang berasal dari Tamiyang, Lhoksumawe, tetapi kalau memang apa yang diceritakannya tentang GAM, NII, Teungku Muhammad Daud Beureueh, Teungku Hasan Muhammad di Tiro tidak benar, maka harus dikatakan bahwa cerita itu tidak benar.

Terutama ketika salah seorang karkun Jama'ah Tabligh menuduh GAM melakukan: "pembakaran rumah, gedung sekolah, merampok, menculik, membunuh dll, tanpa disertai fakta dan bukti. Waah kalau itu jelas sekali yg melakukan adalah GAM pengacaulah..saya juga pernah menyaksikan lansung kok. Saya sering melihat dengan mata kepala saya sendiri."

Kemudian Ahmad Sudirman menyatakan: "Kalau memang benar apa yang dikatakan Jama'ah Tabligh ini, coba tuliskan dan buatkan kronologisnya dan serahkan kepada pihak Kepolisian dan kejaksaan RI di Jakarta untuk dijadikan bahan bukti oleh pihak RI, TNI/POLRI." (Ahmad Sudirman, 11 Agustus 2004).

Ternyata apa yang Ahmad Sudirman katakan itu dianggap oleh Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi sebagai: "Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman taklid buta terhadap Hasan Tiro dan Anggota GAM di Swedia"

Jelas disini kelihatan itu Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi memang sudah buta hati. Mereka hanya percaya kepada apa yang diceritakan oleh karkun Jama'ah Tabligh yang katanya asli Acheh. Padahal isi ceritanya tentang GAM, NII, Teungku Muhammad Daud Beureueh, Teungku Hasan Muhammad di Tiro tidak benar, banyak bohongnya.

Wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi.

Itu Ahmad Sudirman telah menggali, mempelajari, menganalisa, menyimpulkan tentang Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Teungku Muhammad Daud Beureueh, ASNLF atau GAM, sejarah Negeri Acheh, sejarah pertumbuhan dan perkembangan Negara RI, sejarah hubungan Negeri Acheh dengan Negara RI.

Kalau ada orang yang berkata tentang ASNLF atau GAM, Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Teungku Muhammad Daud Beureueh, NII, sejarah negeri Acheh, maka saya bisa menjawabnya dengan jelas, terang dan benar. Mengapa Ahmad Sudirman bisa dan mampu menjawab semua itu ? Karena Ahmad Sudirman telah mempelajari, menggali, membaca, mendalami, menganalisa, menyimpulkan tentang perjuangan Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Teungku Muhammad Daud Beureueh, ASNLF atau GAM, sejarah Negeri Acheh, sejarah pertumbuhan dan perkembangan Negara RI, sejarah hubungan Negeri Acheh dengan Negara RI.

Jadi, Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi itu namanya bukan taklid buta terhadap "Hasan Tiro dan Anggota GAM di Swedia" sebagaimana yang kalian katakan. Tetapi itu adalah karena Ahmad Sudirman telah belajar, membaca, menggali, mendalami, menganalisa, merenungkan, memikirkan, menyimpulkan tentang perjuangan Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Teungku Muhammad Daud Beureueh, ASNLF atau GAM, sejarah Negeri Acheh, sejarah pertumbuhan dan perkembangan Negara RI, sejarah hubungan Negeri Acheh dengan Negara RI.

Bukan seperti kalian, Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi, bisanya hanya menelan begitu saja itu paham Wahabi made in Saudi dan apa yang dikatakan oleh pemerintah RI, TNI/POLRI, media massa di RI, tanpa kalian pelajari, dalami, analisa, pikirkan, simpulkan.

Coba saja perhatikan apa yang telah diceritakan oleh pihak karkun Jama'ah Tabligh tentang GAM, NII, Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Teungku Muhammad Daud Beureueh, itu sebagian besar ceritanya penuh kebohongan.

Kemudian yang menyangkut masalah "pembakaran rumah, gedung sekolah, merampok, menculik, membunuh dll, tanpa disertai fakta dan bukti."

Itu perlu diberikan fakta dan buktinya dan coba tuliskan dan buatkan kronologisnya dan serahkan kepada pihak Kepolisian dan kejaksaan RI di Jakarta untuk dijadikan bahan bukti oleh pihak RI, TNI/POLRI.

Mengapa perlu dibuatkan fakta dan bukti serta kronologis tentang "pembakaran rumah, gedung sekolah, merampok, menculik, membunuh dll" ?

Karena tanpa fakta dan bukti, mana bisa dijadikan sebagai dasar bagi pihak Kejaksaan melalui Jaksa Penuntut Umum untuk dijadikan alasan menuntut si terdakwa bersalah dan meminta kepada tim Hakim untuk menjatuhkan vonis hukuman.

Jadi Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi, kalau kalian memang menyadari, mengetahui, mempelajari dengan benar, dan ingin menegakkan hukum, maka kalian harus mengetahui dan mempelajari tentang masalah peradilan hukum yang berlaku. Bukan hanya sekedar cuap tidak menentu. Karena itu kelihatan apa yang kalian cuapkan di mimbar bebas ini memang gombal alias kosong saja.

Kalian yang ngakunya mengikuti Sunnah Rasulullah saw, buktinya hanya dibibir saja. Kalian hanya mencomot dan melampirkan tulisan-tulisan orang lain saja. Tanpa kalian pelajari dan dalami terlebih dahulu.

Dalam email pagi inipun kalian hanya pandainya mengutip cerita dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf Edisi: 13/Th. I tanggal 17 Dulqo'dah 1424 H/9 Januari 2004 M, penulis Muhammad Sholehuddin, judul asli "Larangan Memperolok-olok Sunnah".

Coba perhatikan siapa yang meperolok-olok Sunnah Rasulullah saw ?.

Wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi, kalian seharusnya mengaca terlebih dahulu, bagaimana sebenarnya muka kalian itu sebearnya. Apakah kalian itu telah benar-benar menjalankan dan mengikuti Sunnah Rasulullah saw ?. Kalian tuduh kelompok lain khawarij, bid'ah. Kalian tidak sadari bahwa kalian sekarang sedang menjalankan bid'ah dengan cara terang-terangan menjalankan usaha yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah saw ketika di Mekkah. Dimana dengan langsung ikut terlibat dalam masalah pembelaan para pimpinan Negara kafir RI melalui pertahanan sistem thaghut pancasila untuk dijadikan alat pengikat Negeri Acheh biar terus berada dalam sangkar RI. Itu menunjukkan kalian telah membangkang Sunnah Rasulullah saw ketika di Mekkah. Padahal Rasulullah saw di Mekkah tidak pernah ikut-ikutan membela, menyokong, membantu jalannya kebijaksanaan politik Penguasa musyrik dan kafir Mekkah.

Tetapi kalian Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi di Negara Pancasila ini, secara terang-terangan menganggap dan menuduh langsung rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir RI sebagai pemberontak, sebagai khawarij, sebagai pengacau.

Kalian wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi telah terseret kedalam sistem thaghut pancasila, yang kata mulut kalian itu sistem thaghut pancasila akan dirobah. Tetapi kenyataannya justru kalian pertahankan itu sistem thaghut pancasila melalui cara menyokong terus pihak pimpinan RI, DPR, MPR terus melakukan penjajahan di Negeri Acheh.

Betapa munafik dan sesatnya kalian wahai Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi. Mulut kalian yang terus berbusa-busa mengatakan pihak rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara kafir Pancasila sebagai pemberontak, pengacau, khawarij.

Kalian tampilkan tulisan saudara Muhammad Sholehuddin, judul asli "Larangan Memperolok-olok Sunnah". Padahal itu telah kalian langgar dengan penuh kesadaran. Tetapi karena kalian itu buta hati, maka tidak tampak apa yang kalian langgar itu. Kalian pikir kalian masih tetap dalam jalur Sunnah Rasulullah saw. Jangan mimpi Wahabiyin Rokhmawan dan Salafi-Solo-Wahabi-Saudi.

Kalian telah terperosok kedalam paham Wahabi.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Wed, 11 Aug 2004 22:24:18 -0700 (PDT)
From: rohma wawan rokh_mawan@yahoo.com
Subject: Kelihatan Itu Si Ahlul Ahwa ( Pengikut Hawa Nafsu ) dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman Membantah Pengakuan Orang Aceh
To: ahmad@dataphone.se
Cc: ahmad_jibril1423@yahoo.com, hudoyo@cbn.net.id, sea@swipnet.se, siliwangi27@hotmail.com, habearifin@yahoo.com, mr_dharminta@yahoo.com, yuhe1st@yahoo.com, dityaaceh_2003@yahoo.com, megawati@gmt.net, hassan.wirayuda@ties.itu.int, alchaidar@yahoo.com, perlez@nytimes.com, syifasukma@yahoo.com, imarrahad@eramuslim.com, viane@kon-x.com, muhammad59iqbal@yahoo.com, husaini54daud@yahoo.com, abu_farhan04@yahoo.com

Bismillaahirrohmaanirroohiim
Assalaamu'alaikum Wr.Wb

Kelihatan Itu Si Ahlul Ahwa (Pengikut Hawa Nafsu) dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman Membantah Pengakuan Orang Aceh.

Kelihatan sekali kalau Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman taklid buta terhadap Hasan Tiro dan Anggota GAM di Swedia, tidak hanya itu dia juga tidak mempercayai pengakuan dari orang-orang asli aceh dengan perkataanya intinya saja " Kalau memang Jamaah Tabligh Aceh melihat aksi teror GAM tunjukkan bukti dan fakta sertai cerita kronologisnya. Nah apabila anda semua membaca artikel-artikel Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman maka akan ditemukan kalau dia juga pernah mengatakan aksi teror terhadap rakyat aceh yang melakukan TNI.

Padahal mana mungkin dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, melainkan hanya berita-berita dari Anggota GAM di Swedia sana. Jelas kalau Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman menggali info lewat GAM di Swedia atau lewat kiriman email dari GAM di aceh maka ini info sudah dipolitisir, dengan begitu berarti Si Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman menjatuhkan permasalahan hanya pada satu fihak yang bersengketa.

Padahal Rosululloh SAW sendiri menganjurkan kepada kita yang intinya kalau ada dua fihak yang bertikai maka jangan kita ambil persaksian dari satu fihak melainkan mengambil persaksian pula dari fihak yang lain. Menurut hemat saya apabila kedua belah pihak bertentangan persaksiannya maka harus lewat pihak ketiga yaitu dalam masalah ini adalah orang-orang asli aceh yang dengan sendirinya melihat kejadian tersebut. Sedangkan saya mengambil info dari fihak ke tiga yaitu orang asli aceh.

Kemudian saya tujukan kepada audara-saudaraku umat islam di manapun berada yang masih aktif membaca artikel Si Ahlu Ahwa (pengikut hawa nafsu) dan Si Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman cs di mimbar bebas ini atau di kumpulan artikelnya pada situs www.ahmad.swaramuslim.net , kami akan menyorot tingkah laku dan ucapan mereka yang dengan ucapannya mengakibatkan terperosoklah mereka semua kedalam lembah dosa.

Seperti yang pernah anda baca komentar Husaini Daud cs yang mengatakan "Ciri kesholehan tidak terletak pada jenggot, jubah dll". Ucapan ini penuh dengan kemunafikan dan ketidakyakinannya akan suri tauladan Rosululloh SAW dilihat dari segi lahiriahnya beliau.

Kemudian lewat mimbar bebas ini anda mengetahui siapa itu Si Ahlul Ahwa dan Si Ahlul Bid'ah Ahmad Sudirman cs yang telah membangkang dari Sunnah-sunnah Rosululloh SAW.

Sudah beberapa kali saya mengatakan kalau kita mengaku cinta kepada Rosululloh SAW, maka kita wajib mengikuti Sunnah-sunnah beliau. Apabila ada seorang muslim yang mengaku mencintai Rosululloh SAW tetapi tidak mau ( sedikit ) mengikuti Sunnah-sunnah beliau berarti cintanya adalah cinta palsu atau tidak sempurna.

Alloh SWT berfirman : "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku ( Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31).

Di bawah ini akan kami sampaikan artikel tentang akibat dari kemunafikan mereka yang telah mengejek dan tidak mengindahkan Sunnah Rosululloh SAW.

Kufurnya Memperolok-olok, Membangkang dan yang Tegasnya TidaK Mau Mentaati Sunnah Rosululloh SAW

Sebagaimana telah kita ketahui bersama dari pembahasan yang lalu, bahwa sunnah memiliki makna luas, tidak hanya sempit pada pengertian fiqih saja, namun merupakan ajaran dan keteladanan (uswah) yang dituangkan ke dalam segenap perilaku kehidupan nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam.

Dengan demikian Sunnah merupakan agama itu sendiri yang Allah Ta'ala jadikan sebagai penerjemah dalam menafsirkan segenap ayat-ayatNya.

Saudaraku -barakallahu fiikum-, memperolok-olokan sesuatu yang berasal dari agama adalah merupakan kekufuran yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama menurut kesepakatan para ulama'. sebagai yang dinukilkan oleh Ibnul Arabiy dalam tafsirnya (2/976) dan Syaikh Sulaiman bin Abdullah Alu Syaikh di dalam Taisir Al Aziizil Hamiid. Maka memperolok-olok dari sunnah-sunnah nabi Shalallahu 'alaihi wassalam tidak berbeda apakah yang melakukannya dengan sungguh-sungguh, bermain-main atau senda gurau. (Malzamah Syarh Nawaqidul Islam, Abi Ubaidah Az Zawi).

Jenis-jenis Istihza' (Ejekan)

Manakala kita membicarakan permasalahan ini maka kita tidak akan terlepas dari beberapa permasalahan yang terkait dengannya.

Permasalahan yang berkenaan dengan memperolok-olok agama atau yang kita kenal dengan istilah istihzaa, di antaranya ialah kita dapati pada kenyataannya dalam memperolok-olokkan agama terbagi menjadi dua macam;

1.Istihzaa' sharih, yaitu memperolok-olok agama dengan ucapan secara jelas dan terang-terangan. Sebagai contoh ucapan mereka para munafiqin kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam di suatu majlis pada perang tabuk 'Tidaklah kami melihat orang yang lebih mementingkan perutnya, lebih berdusta ucapannya, dan lebih penakut ketika berjumpa dengan musuh daripada mereka para pembaca-pembaca Qur'an (yakni Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dan para shahabatnya)'. atau seperti ucapan mereka lainnya yang menyatakan: 'Agama tidaklah diukur dengan jenggot kita', yakni karena permasalahan cukur jenggot, dan masih banyak lagi yang semisal dengan itu.

2.Istihzaa' ghairu sharih yaitu memperolok-olok agama dengan perbuatan yang menunjukkan isyarat maupun sindiran (tidak jelas atau tidak terang-terangan), seperti dengan memicingkan mata, menjulurkan lidah dan membentangkan bibir dan lain-lainnya yang bertujuan untuk merendahkan sesuatu dari agama. (lihat Kitabut Tauhid DR. Shalih Fauzan hal 43, dan Malzamah Syarh Nawaqidul Islam, Abi Ubaidah).

Dalil kafirnya memperolok-olok sunnah

Saudaraku kaum muslimin -barakallahu fiikum-, dalil-dalil tentang kafirnya memperolok-olok sunnah banyak sekali.

Namun semua berporos pada satu ayat yang menerangkan bagaimana hukum tersebut dapat menimpa seseorang dan apa penyebabnya. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesung-guhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?'. Tidak usah kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman." (At Taubah:65-66)

Ayat ini menunjukkan bahwa memperolok-olok Allah adalah kekufuran, memperolok-olok Rasul adalah kekufuran, dan memperolok ayat-ayatNya adalah kekufuran, demikian pula memperolok-olok sunnah adalah kekufuran. Maka barangsiapa yang memperolok-olok salah satu dari perkara-perkara tersebut berarti dia telah memperolok-olok keseluruhannya.

Memperolok-olok Allah dan Rasul-Nya dianggap kekufuran yang mengeluarkan pela-kunya dari agama karena pokok agama dibangun di atas pengagungan terhadap Allah dan pengagungan terhadap Rasul-Nya, sedangkan memperolok-olok sesuatu darinya dapat menghilangkan pokok tersebut dan meruntuhkannya dengan dahsyat. (Taisir Karimir Rahman, Abdurrahman As Sa'diy, hal. 342-343)

Larangan untuk bermajlis dengan orang yang memperolok-olok agama

Saudaraku rahimakumullah terkadang kita sadar maupun tidak telah terpedaya oleh berbagai makar dan perangkap syaithan yang selalu berupaya menjerumuskan kita ke dalam kesesatan, na'udzubilah. Dimana kita dijadikannya seperti sebuah patung yang bisu atau manusia yang terlelap pulas dalam tidurnya. Bagaimana tidak, terkadang - kalau tidak mau dinilai keumumannya - kita menganggap suatu hal yang wajar atau lumrah di saat kita menyaksikan atau mendengar atau paling tidak mengetahui ada orang yang memperolok-olok agama dengan gurauannya atau candanya atau bahkan menebarkannya bagaikan menebarkan benih di sawah lantas kita terdiam melihatnya, terkesima bahkan ikut tertawa mengaminkan pelecehan agama tersebut (Seperti terjadi dalam lawakan, film, sinetron, obrolan, red).

Karenanya Allah di dalam ayat tadi atau ayat-ayat lainnya menegur dan mengancam dengan ancaman yang keras. Allah Ta'ala berfirman: "Tidak usah kamu cari alasan karena kamu kafir sesudah beriman" (At Taubah: 66)

"Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): "Inikah orang yang diutus Allah sebagai Rasul? Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sesembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya'. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat adzab, siapa yang paling sesat jalannya". (Al Furqan:41-42).

Maka menjadi jelaslah dengan ini, bahwa orang yang memperolok-olok Rasul dengan menyatakannya sebagai orang yang sesat adalah lebih berhak dan lebih pantas untuk disifati dengan sifat ini dan bahwa binatang ternak lebih baik dari orang tersebut. (Tafsir As Sa'diy hal.584).

Oleh karena itu Allah Ta'ala melarang mukminin untuk berkumpul, bermajlis bersama orang-orang yang memperolok-olok agama ini termasuk di dalamnya memperolok-olok Rasul dan sunnah Rasul.

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk beserta mereka. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka". (An Nisa':140)

Berkata Syaikh Abdurrahman As Sa'diy di dalam tafsirnya (hal 210): "Dan demikian pula halnya para ahlul bid'ah dengan keanekaragaman mereka, maka hujjah-hujjah mereka yang mendukung kebatilan mereka mengandung penghinaan terhadap ayat-ayat Allah. Karena ayat-ayat Allah tidaklah menunjukkan kecuali kebenaran, dan tidaklah mengakibatkan kecuali kebenaran, bahkan termasuk juga di dalamnya menghadiri majlis-majlis kemaksiatan dan kefasikan, yang akan menghinakan di dalamnya perintah-perintah dan larangan-larangan Allah, dan akan menenggelamkan hukum-hukumNya yang telah Allah tetapkan bagi para hambaNya dan penghujung dari larangan ini ialah larangan untuk duduk bersama mereka."

Disegerakannya balasan bagi yang memperolok-olok sunnah

Sebagai penutup dari pembahasan kita kali ini tidak lupa kita utarakan juga di sini bagaimana Allah menyegerakan balasan bagi mereka-mereka yang memperolok-olok sunnah atau yang melecehkannya yang telah diriwayatkan kepada kita.

Dari Salamah bin Al Akwa' "Bahwa seseorang makan di samping Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dengan tangan kirinya, maka beliau pun menegur: "Makanlah dengan tangan kananmu', orang itu menjawab,'aku tidak bisa'. Beliau bersabda : 'Engkau benar-benar tidak akan bisa'. Padahal tidak ada yang menghalanginya (makan dengan tangan kanan) kecuali kesombongannya. Salamah mengatakan: Maka ia pun tidak bisa (lumpuh) mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya. (Dikeluarkan Muslim no. 2021).

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, beliau bersabda:

"Manakala seseorang berjalan dengan sombongnya di pagi dan petang maka Allah tenggelamkan orang tersebut ke dalam bumi, dan ia akan terbolak-balik di dalamnya sampai hari kiamat".
Maka seorang pemuda bertanya kepada Abu Hurairah -yang telah disebutkan namanya- dalam keadaan bercanda: 'Apakah seperti ini jalannya orang yang ditenggelamkan ke bumi?' Lalu Abu Hurairah pun memukul dengan tangannya dan orang itupun merasakan sakit yang hampir mematahkan tulangnya. Kemudian Abu Hurairah berkata dengan membawakan ayat:

"Sungguh Kami akan balas untuk (membela)mu (wahai nabi) dari orang yang memperolok-olok. (Sunan Ad Darimi no.437)

Dari Abdurrahman bin Harmalah, dia berkata: "Datang seseorang kepada Said Ibnul Musayyab untuk pamit menunaikan haji dan umrah. Maka beliaupun berkata kepada orang tersebut: "Janganlah engkau pergi hingga engkau shalat terlebih dahulu, karena sesungguhnya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam telah bersabda:

"Tidaklah keluar dari masjid setelah dikumandangkan adzan kecuali munafik, kecuali seseorang yang dipaksa keluar oleh kebutuhannya dan dia berkeinginan kembali ke masjid. Maka orang itu pun berkata: "Sesungguhnya teman-temanku berada di al Hurrah". Maka orang itu pun keluar. Dan belum selesai Said menyayangkan kepergiannya dengan menyebut-nyebut tentangnya, tiba-tiba dikabarkan bahwa orang tersebut terjatuh dari kendaraannya, hingga patah pahanya. (Sunan Ad-Darimi, no. 447)

Dari Abi Yahya as-Saaji berkata: "Kami berjalan di lorong-lorong kota Bashrah menuju rumah salah seorang ahlul hadits. Maka aku percepat jalanku dan (ketika itu) ada di antara kami yang jelek agamanya, kemudian berkata: "Angkatlah kaki-kaki kalian dari sayap-sayap para malaikat, janganlah kalian mematahkannya (seperti orang yang istihza'). Maka orang itu pun tidak dapat beranjak dari tempatnya hingga kering kedua kakinya dan kemudian terjatuh". (Bustanul Arifin, Imam Nawawi, hal. 92.) (Semua kisah di atas dinukil dari kitab Ta'zhimus Sunnah, Abdul Qayyum as-Suhaibani, hal. 30-32). (Kitabut Tauhid, DR. Shalih Fauzan hal.43)
Maraji':
1.Ta'dhimus Sunnah, Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nashir.
2.Kitabut Tauhid, DR. Shalih Fauzan.
3.Malzamah Syarh Nawaqidul Islam, Abi Ubaidah az-Zawi.
4.Taisir Karimir Rahman, Abdurrahman as-Sa'diy.

(Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf Edisi: 13/Th. I tanggal 17 Dulqo'dah 1424 H/9 Januari 2004 M, penulis Muhammad Sholehuddin, judul asli "Larangan Memperolok-olok Sunnah".

Risalah Dakwah MANHAJ SALAF, Insya Allah terbit setiap hari Jum'at. Infaq Rp. 100,-/exp. Pesanan min. 50 exp di bayar di muka. Diterbitkan oleh Yayasan Dhiya'us Sunnah, Jl. Dukuh Semar Gg. Putat RT 06 RW 03, Cirebon. telp. (0231) 222185. Penanggung Jawab: Ustadz Muhammad Umar As-Sewed; Redaksi: Muhammad Sholehuddin, Dedi Supriyadi, Eri Ziyad; Sekretaris: Ahmad Fauzan; Sirkulasi: Arief Subekti, Agus Rudiyanto, Zaenal Arifin; Keuangan: Kusnendi. Pemesanan hubungi: Arif Subekti telp. (0231) 481215.)
Wallohu'alam bi showab

Wassalaam

Rokhmawan Agus Santosa

rokh_mawan@yahoo.com
rokh-mawan@plasa.com
solo, jateng, Indonesia
----------