Stockholm, 4 Agustus 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SUMITRO KACUNG SUSILO BAMBANG YUDHOYONO COBA PUKUL GAM PAKAI ISU TEUKU DON ZULFAHRI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KELIHATAN DENGAN JELAS ITU SUMITRO KACUNG DAN PENGEKOR SUSILO BAMBANG YUDHOYONO COBA MEMUKUL GAM PAKAI ISU TEUKU DON ZULFAHRI

"Oleh karena itu wahai saudaraku rakyat Aceh jangan mudah percaya dengan omongan2 petinggi2 GAM yang hidup mewah di negeri orang sana bahkan berwarganegara orang lain begitu juga dengan saudara Ahmad Sudirman yang lugu karena GAM sekarang yang dipimpin Hasan Tiro merupaka GAM palsu yang menjadikan GAM sebagai lahan bisnis dan tempat mengumpulkan harta serta kemewahan. Saya yakin tidak akan ada kedamaian di Aceh kalau GAM nya Hasan Tiro masih ada disana. Oleh karena itu rakyat aceh harus waspada dan kalau mau damai maka GAM hasan tiro harus Binasa sehingga TNI secara otomatis akan hengkang kaki di Aceh dengan demikian kedamaian akan tercipta di Aceh." (Sumitro mitro@kpei.co.id , Tue, 3 Aug 2004 14:50:10 +0700)

Baiklah saudara Sumitro di Jakarta, Indonesia.

Ranting rapuh dalam bentuk isu terbunuhnya Teuku Don Zulfahri yang dipakai Sumitro kacung dan pengekor Susilo Bambang Yudhoyono arsitek perang Acheh dan pembunuh rakyat muslim Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas daripengaruh kekuasaan Negara Pancasila guna dipakai alat memukul ASNLF atau GAM.

Sumitro yang telah lama berdebat di mimbar bebas ini yang juga merupakan kacung, pengekor, dan sekaligus tameng bagi para pimpinan Negara RI yang menjajah Negeri Acheh sudah kehabisan akal untuk memukul ASNLF atau GAM, akhirnya ranting rapuh isu Don Zulfahri dipungutnya untuk dijadikan senjata pemukul GAM. Tentu saja hasilnya konyol dan gombal.

Coba saja perhatikan itu Sumitro yang dia pikir bahwa GAM itu sebelumnya dipimpin oleh orang lain selain Teungku Hasan Muhammad di Tiro, dengan mengatakan: "GAM sekarang yang dipimpin Hasan Tiro merupaka GAM palsu"

Itu kelihatan jelas sekali Sumitro yang mau menunjukkan jalan penerangan kepada rakyat di Negara kafir RI tentang GAM dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro tetapi tanpa adanya dasar yang menunjangnya yang berupa fakta, bukti, sejarah yang benar dan jelas.

Mengapa Sumitro bercerita tentang Teungku Hasan Muhammad di Tiro dan GAM yang isi ceritanya setelah dipelajari sampai mendalam ternyata hanyalah cerita gombal ?.

Karena memang Sumitro itu dari dulu kalau bercerita soal GAM, Teungku Hasan Muhammad di Tiro tidak ada yang benar. Dan itu telah saya buktikan sendiri. Sedangkan tentang cerita diri Ahmad Sudirman saja itu Sumitro tidak tanggung-tanggung membuat isi cerita gombal yang tidak ketulungan. Kemudian sumber cerita yang dipakai oleh Sumitro untuk dijadikan bahan argumentasinya itu adalah diambil dari buku karangan Neta S Pane yang berjudul Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka: Solusi, Harapan, dan Impian, yang diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta, tahun 2001. Dimana Neta S Pane ini adalah sebagai Ketua Presidium Gamatpol (Lembaga Pengamat Polri).

Makanya itu Sumitro menganggap ada ASNLF atau GAM asli sebelum dipimpin oleh Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

Karena Sumitro hanya mengambil begitu saja tanpa dipikir panjang dari cerita karangan Neta S Pane yang sebelumnya pernah saya luruskan di mimbar bebas ini dalam tulisan "Neta S Pane mencoba membelokkan sejarah Acheh kedalam sangkar NKRI" ( www.dataphone.se/~ahmad/040603.htm )

Selanjutnya Sumitro telah beberapa kali di mimbar bebas ini mengemukakan bahwa "GAM sekarang yang dipimpin Hasan Tiro merupaka GAM palsu yang menjadikan GAM sebagai lahan bisnis dan tempat mengumpulkan harta serta kemewahan."

Ini juga cerita gombal hasil mengarang seenak udel sendiri Sumitro yang isinya mengada-ada saja tanpa ditunjang fakta dan bukti yang benar dan bisa dipertanggung-jawabkan. Persis seperti yang biasa digunakan oleh pihak pimpinan Pemerintah RI Megawati Cs bersama TNI/POLRI untuk menjatuhkan dan menjerat Teungku Hasan Muhammad di Tiro agar bisa Negeri Acheh terus diduduki dan dijajah.

Itu Teungku Hasan Muhammad di Tiro sebelum datang dan diterima oleh Swedia, Ahmad Sudirman sudah terlebih dahulu ada dan tinggal di Swedia. Karena itu sangatlah mudah untuk mengetahui kalau memang benar Teungku Hasan Muhammad di Tiro "menjadikan GAM sebagai lahan bisnis dan tempat mengumpulkan harta serta kemewahan" dan dikontrol dari Swedia.

Lagi pula sangat mudah untuk diketahui kalau memang benar Teungku Hasan Muhammad di Tiro, Teungku Malik Mahmud, Teungku Zaini Abdullah menjadikan GAM sebagai lahan bisnis dan tempat mengumpulkan harta serta kemewahan" dan dikontrol dari Swedia. Dalam waktu yang singkat bisa diketahui seberapa besar kekayaan dan kegiatan dalam pekerjaan mereka di Swedia dari sejak datang ke Swedia sampai saat sekarang ini.

Jadi Sumitro saudara membuat cerita model diatas, itu cerita gombal yang tidak bisa dijadikan sebagai sumber pegangan yang benar dan baik, melainkan hanya merupakan cerita yang bermotifkan untuk memojokkan dan menjatuhkan ASNLF atau GAM dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro tanpa fakta dan bukti yang benar dan bisa dipertanggung-jawabkan. Dan tanpa disertakan bukti kekayaan dan sumber bisnis Teungku Hasan Muhammad di Tiro yang diambil dari sumber Pemerintah Swedia.

Rakyat Acheh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan negara Pancasila tidak bisa lagi ditipu dan dibodohi dengan cerita dan tulisan seperti yang dibuat oleh Sumitro tentang Teungku Hasan Muhammad di Tiro, ASNLF atau GAM.

Kemudian Sumitro menulis lagi: "Tapi sebelum pembunuhan tersebut terjadi Wali kalian yang kalian agung-agungkan yakni Hasan Tiro (sebenarnya sich dia bukan asli Aceh tapi campuran Jawa enggak paercaya? baca sejarah silsilah keluarga dia) telah menghalalkan untuk membunuh Teuku Don Zulfahri berdasarkan Keputusan Mahkamah Medan Prang dikeluarkan dan diumumkan oleh saudara Ismail Syahputra (salah satu pelaku perampokan bank BCA Lhokseumawe atas perintah Malik Mahmud yang kemudian uang tersebut digunakan untuk perjuangan GAM)."

Dari apa yang ditulis oleh Sumitro diatas itu mengandung unsur tuduhan dan bermotifkan memojokkan dan menjatuhkan Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Mengapa ? Pertama fakta dan bukti yang menjadi dasar tuduhan "menghalalkan untuk membunuh Teuku Don Zulfahri berdasarkan Keputusan Mahkamah Medan Prang dikeluarkan dan diumumkan oleh saudara Ismail Syahputra" tidak disertakan. Kedua, kejadian terbunuhnya Teuku Don Zulfahri di Kerajaan Malaysia, dimana pihak Kepolisian dan Kejaksaan Kerajaan Malaysia sampai detik ini tidak menyatakan dan mengeluarkan pemberitahuan siapa yang dijadikan tersangka pembunuhan terhadap Teuku Don Zulfahri.

Hanya Sumitro dalam hal ini menuduh dengan tuduhan yang bersipat politis terhadap Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Dimana tuduhan yang bersipat politis ini memang bisa melahirkan berbagai macam penafsiran.

Terbunuhnya Teuku Don Zulfahri di Kuala Lumpur, Malaysia, hari Kamis, 1 Juni 2000, beberapa jam sebelum berlakunya pelaksanaan secara Joint of Understanding (JoU) atau kesepakatan damai antara pihak GAM dengan RI, yang berlaku efektif sejak pukul 00:00 WIB Jumat, 2 Juni 2000 ada kaitan erat dengan sikap Teuku Don Zulfahri terhadap Joint of Understanding (JoU) atau kesepakatan damai antara pihak GAM dengan RI.

Teuku Don Zulfahri sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Pemerintahan Gerakan Aceh Merdeka (MP-GAM) dalam "Siaran Pers Sekretaris Jenderal GAM 29 April 2000" menyatakan: "Dengan membesar-besarkan pertemuan tersebut, pihak RI akan mendapat keuntungan imej yang baik pada pandangan dunia karena menunjukkan sikap yang toleran konon. Pihak Bandit pula akan mendapat keuntungan materi dengan menggunakan isu pertemuan ini untuk menguras dana dari rakyat dengan alasan-alasan 'Untuk Persiapan Wali Pulang" dan macam-macam lagi...Sebagai Sekjen GAM dan juga sebagai Jubir para senior GAM menolak pertemuan antara RI dan Bandit di Jenewa".

Kemudian dalam wawancara dengan Reuters yang dimuat pada 9 Mei 2000 Teuku Don Zulfahri menyatakan: "Before I die, I would like to see an independent, peaceful Aceh and a good neighbour to Indonesia. I promise you that. Insha-Allah (God willing), we will see an independent Aceh during Gus Dur's government" (Teuku Don Zulfahri told Reuters in an interview, Kuala Lumpur, May 9, 2000)

Dari apa yang dikemukakan oleh Teuku Don Zulfahri dalam kutipan diatas, sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Pemerintahan Gerakan Aceh Merdeka (MP-GAM) yang secara struktur organisasi tidak memiliki garis komando dan tidak memiliki garis hubungan langsung dengan GAM di bawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro dapat disimpulkan:

Pertama, menolak pertemuan antara RI dan pihak GAM yang dikatakan sebagai Bandit".
Kedua, Teuku Don Zulfahri menganggap sebagai Jubir para senior GAM.
Ketiga, Teuku Don Zulfahri menganggap GAM yang berunding dengan pihak RI akan mendapat keuntungan materi dengan menggunakan isu pertemuan untuk menguras dana dari rakyat dengan alasan-alasan "Untuk Persiapan Wali Pulang".
Keempat Teuku Don Zulfahri menyatakan Negeri Acheh akan merdeka ketika Gus Dur berkuasa.

Ternyata dari apa yang dinyatakan oleh Teuku Don Zulfahri tersebut semuanya tidak terbukti.

Pertama GAM dibawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro bukan dipimpin oleh bandit, melainkan di pimpin langsung oleh Teungku Hasan Muhammad di Tiro dengan stafnya diantaranya Dr Zaini Abdullah yang menandatangani Joint of Understanding (JoU) dari pihak GAM dan Teungku Malik Mahmud.

Kedua, Teuku Don Zulfahri bukan jubir pihak GAM dibawah pimpinan Teungku Hasan Muhammad di Tiro.

Ketiga, dengan ditandatanganinya Joint of Understanding (JoU) atau kesepakatan damai antara pihak GAM dengan RI tidak dijadikan isu untuk menguras dana rakyat Acheh guna dipakai dana pulang Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Dimana Teungku Hasan Muhammad di Tiro tidak tertipu oleh pihak RI atau pihak lainnya untuk pulang ke Acheh.

Keempat, ternyata Acheh tidak merdeka ketika Gus Dur menjadi Presiden RI.

Jadi sekarang bisa disimpulkan bahwa apa yang dikatakan oleh Sumitro tentang GAM dengan pernyataannya: "Oleh karena di tubuh GAM telah dimasuki kotoran maka Teuku Don Zulfari tergerak untuk membersihkan kotoran2 tersebut namun sayang maksud baik beliau tidak terima oleh Hasan Tiro CS karena menurut Teuku Don Zulfahri kalau kotoran2 tersebut dibersihkan maka Orang-orang yang sudah terlena dengan kemewahan yang menjadikan GAM sebagai lahan bisnis akan terganggu. Oleh karena itulah maka Hasan Tiro CS mengeluarkan keputusan untuk membunuh Teuku Don Zulfahri. Dan menurut Ahmad sampai sekarang tidak tahu siapa pelakunya ha ha ha Ahmad Ahmad anda tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?"

Ternyata menurut fakta dan bukti yang bisa dipertanggung-jawabkan apa yang dituliskan oleh Sumitro tersebut adalah gombal dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya. Dimana Sumitro hanyalah melemparkan isu terbunuhnya Teuku Don Zulfahri dengan motivasi untuk memukul dan menjatuhkan Teungku Hasan Muhammad di Tiro. Tetapi kenyataannya Teungku Hasan Muhammad di Tiro bukan bisa dijatuhkan dengan isu Sumitro tersebut, melainkan justru Sumitro tersungkur karena tidak mampu memberikan dan menyertakan fakta dan bukti yang benar dan jelas serta bisa dipertanggung-jawabkan dihadapan lembaga peradilan hukum.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

From: Sumitro mitro@kpei.co.id
To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>, Serambi Indonesia <serambi_indonesia@yahoo.com>, Aceh Kita <redaksi@acehkita.com>,
ahmad jibril <ahmad_jibril1423@yahoo.com>, balipost <balipost@indo.net.id>, waspada <newsletter@waspada.co.id>, PR <redaksi@pikiran-rakyat.com>, Pontianak <editor@pontianak.wasantara.net.id>, Hudoyo <hudoyo@cbn.net.id>, JKT POST jktpost2@cbn.net.id
Cc: Sumitro <mitro@kpei.co.id>, ahmad@dataphone.se
Subject: RE: SUMITRO MEMANG TERJERAT SISTEM THAGHUT PANCASILA DAN BUTA MELIHAT AKAR UTAMA KONFLIK ACHEH
Date: Wed, 4 Aug 2004 08:40:30 +0700

Tapi sebelum pembunuhan tersebut terjadi Wali kalian yang kalian agung-agungkan yakni Hasan Tiro (sebenarnya sich dia bukan asli Aceh tapi campuran Jawa enggak paercaya? baca sejarah silsilah keluarga dia) telah menghalalkan untuk membunuh Teuku Don Zulfahri berdasarkan Keputusan Mahkamah Medan Prang dikeluarkan dan diumumkan oleh saudara Ismail Syahputra (salah satu pelaku perampokan bank BCA Lhokseumawe atas perintah Malik Mahmud yang kemudian uang tersebut digunakan untuk perjuangan GAM).

Adapun Teuku Don Zulfahri merupakan senior dalam GAM dan mereka mengutamakan gerakan yang Islami dan mengutamakan sisi kemanusiaan daripada perang fisik apalagi memakai senjata.

Oleh karena di tubuh GAM telah dimasuki kotoran maka Teuku Don Zulfari tergerak untuk membersihkan kotoran2 tersebut namun sayang maksud baik beliau tidak terima oleh Hasan Tiro CS karena menurut Teuku Don Julfahri kalau kotoran2 tersebut dibersihkan maka Orang-orang yang sudah terlena dengan kemewahan yang menjadikan GAM sebagai lahan bisnis akan terganggu. Oleh karena itulah maka Hasan Tiro CS mengeluarkan keputusan untuk membunuh Teuku Don Zulfahri. Dan menurut Ahmad sampai sekarang tidak tahu siapa pelakunya ha ha ha Ahmad Ahmad anda tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?

GAM telah dijadikan lahan bisnis bagi petinggi2 GAM diluar negeri seperti halnya yang dikatakan oleh Teuku Don Zulfahri berakibat perjuangan GAM yang sebenarnya hilang dan yang menjadi korban adalah rakyat Aceh itu sendiri.Coba bayangkan berapa duwit yang dikeluarkan untuk membeli peratan perang GAM beserta logistik2 lainnya ? Uang yang diputar disitu mencapai ratusan milyar bahakan triliunan rupiah nach seandainya kedamaian itu tercipta maka para petinggi2 GAM diluar negeri sana yang punya kepentingan dengan bisnis itu (termasuk Hasan Tiro) akan tertutup sumber pendapatannya. Dan kalian tahu kenapa mereka tidak mau dan tidak akan pernah mau untuk terjun langsung berperang di Aceh ? Karena mereka lebih mengutamakan kemewahan dari pada tersiksa dihutan sana. Dari itulah Teuku Don Zulfahri berusaha untuk mengembalikan perjuangan GAM yang sebenarnya namun sayang sebelum perjuangan untuk membersihkan kotoran2 tersebut membuahkan hasil Hasan Tiro mengeluarkan perintah untuk membunuh beliau.Dan saya yakin beliau mati syahid.

Oleh karena itu wahai saudaraku rakyat Aceh jangan mudah percaya dengan omongan2 petinggi2 GAM yang hidup mewah di negeri orang sana bahkan berwarganegara orang lain begitu juga dengan saudara Ahmad Sudirman yang lugu karena GAM sekarang yang dipimpin Hasan Tiro merupaka GAM palsu yang menjadikan GAM sebagai lahan bisnis dan tempat mengumpulkan harta serta kemewahan. Saya yakin tidak akan ada kedamaian di Aceh kalau GAM nya Hasan Tiro masih ada disana. Oleh karena itu rakyat aceh harus waspada dan kalau mau damai maka GAM hasan tiro harus Binasa sehingga TNI secara otomatis akan hengkang kaki di Aceh dengan demikian kedamaian akan tercipta di Aceh.

Demikian dan terima kasih.

Sumitro

mitro@kpei.co.id
Jakarta, Indonesia
----------

Siaran Pers
Sekretaris Jenderal GAM
29 April 2000

PERTEMUAN JENEWA TAK AKAN SELESAIKAN MASALAH ACEH.

Propaganda Republik Indonesia dan Kelompok Bandit dalam tubuh GAM yang seolah-olah telah terjadi perundingan peringkat tinggi di Jenewa adalah bohong dan tak akan membawa makna apapun kepada masa depan Aceh.

Apabila kata-kata "Jenewa" disebutkan seolah olah sesuatu yang hebat sedang terjadi, padahal pertemuan pertemuan tersebut tidak lebih hanya pertemuan antara Penjajah dan Bandit yang mengikat kerjasama untuk kepentingan pribadi masing-masing, jauh sekali dari kepentingan rakyat Aceh.

Dengan membesar-besarkan pertemuan tersebut, pihak RI akan mendapat keuntungan imej yang baik pada pandangan dunia karena menunjukkan sikap yang toleran konon. Pihak Bandit pula akan mendapat keuntungan materi dengan menggunakan isu pertemuan ini untuk menguras dana dari rakyat dengan alasan-alasan 'Untuk Persiapan Wali Pulang" dan macam-macam lagi.

Dalam hal ini nama Wali Negara dan nama organisasi telah diseret oleh kelompok Bandit sedangkan para senior GAM dan saya sendiri sebagai Sekjen GAM tidak merestui perundingan tersebut atas alasan tidak cukup syarat.

Gerakan Aceh Merdeka tetap pada prinsipnya bahwa setiap pertemuan atau perundingan dengan RI haruslah ditengahi oleh sebuah negara ketiga, bukan ditengahi oleh sebuah NGO sebagaimana pertemuan Jenewa.

Prinsip saya sebagai Sekjen GAM dan sebagai bangsa Aceh adalah jelas, saya mau dalam apapun perundingan yang menyangkut masa depan Aceh maka semua komponen (gerakan-gerakan sipil) yang mewakili bangsa Aceh wajib diikut sertakan. Artinya perundingan untuk masa depan Aceh harus dilakukan antara Bangsa Aceh dengan Republik Indonedia dan di saksikan oleh negara ketiga.

Perlu saya jelaskan, pertemuan-pertemuan di Jenewa tersebut tidak bisa di katagorikan pertemuan antara GAM dan RI, sebab GAM tidak terwakili secara menyeluruh. Malah yang hadir di Jenewa yang mengatas nama dirinya sebagai tokoh GAM adalah kepala Bandit warga Singapura. Sedangkan Wali Negara, walaupun diseret ke Jenewa tidak ikut serta kecuali dalam pertemuan pertama pada 27 Januari yang hanya berpartisipasi secara pasif (sekadar dijadikan patung).

Tegasnya, saya sebagai Sekjen GAM dan juga sebagai Jubir para senior GAM menolak pertemuan antara RI dan Bandit di Jenewa tersebut.

Terima kasih.

Teuku Don Zulfahri

Sekretaris Jenderal GAM
Tel:+60162705455
--------------