Sandnes, 21 Juli 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

SUMITRO TERUS MAKIN TERSUNGKUR KEDALAM SYSTEM THAGHUT PANCASILA
Husaini Daud Sp
Sandnes - NORWEGIA.

 

SUMITRO YANG DIBIMBING OLEH SYSTEM THAGHUT PANCASILA, AKHIRNYA BUTA

"Susah bang (Husaini Daud) nilai seseorang yang namanya manusia hanya lahiriahnya saja karena kita tidak bisa menembus ke hatinya, makanya hanya Allah SWT lah yang mampu menilai seseorang itu kafir, termasuk thagut atau tidak jadi kita jangan gampang menggolongkan manusia yach saya lebih baik menganggap diri banyak dosa bahkan termasuk kafir tapi selalu berusaha untuk beriman kepada Allah SWT daripada merasa yakin telah beriman sehingga kita sombong dan takabur apa lagi berani menggolongkan seseorang kepada golongan kafir dll." (Sumitro, Wed, 21 Jul 2004 08:28:06 +0700)

Baiklah Sumitro di Jakarta.

Kebenaran yang mutlak berasal dari Allah. Lalu Allah menurunkan kepada Rasul-rasul-Nya. Rasul menurunkan kepada Imam imam (Ulama Warasatul ambiya'). Imam menurunkan kepada Penyeru-penyeru kebenaran dan Orang-orang yang beriman. Kalau kita benar benar beriman kepada Allah, kita pasti haqqul yakin apa yang dikatakan Allah dalam Al Qur'an merupakan tempat kita berpegang teguh dalam mengarungi Hidup ini.

Ketika Allah mengatakan bahwa orang orang yang tidak menghukum dengan Hukum yang diturunkan-NYA adalah kafir, orang-orang yang benar aqidahnya mampu melihat realita nya dengan jelas kemana Allah meng alamtkan sosok kafir itu, yaitu semua orang-orang yang bersatupadu dalam system Thaghut dimana saja di planet Bumi ini, kecuali orang orang yang bertaqiah. Sedangkan orang orang yang tidak benar aqidahnya, mereka senantiasa ragu ragu, dengan mengemukakan berbagai alasan yang tidak masuk akal. Hal ini disebabkan mereka tidak suci hatinya/tidak benar aqidahnya, sehingga mereka tidak mampu menangkap apa yang dimaksudkan Allah dalam Al Qur'an (QS,56:79)

Orang-orang yang tidak benar aqidahnya, memandang Islam sebagai hal yang tidak pasti sehingga bermuara kepada Al Qur'an-pun jadi tidak pasti (ragu-ragu), akibatnya jadilah macam Rokhmawan cs, yang menuduh saya dan Ustaz Ahmad Sudirman mengkafirkan Sukarno, Suharto, Gusdur Megawati dan seluruh orang orang yang bersekongkol/bekerja sama dalam system Hindunesia Jawa, padahal Allah lah yang mengkafirkan mereka, sedangkan kami menjelaskan sosok realitanya.

Andaikata sosok realita tidak dapat kita lihat dengan jelas kemana Allah alamatkan, sungguh tidak ada manfaat sedikitpun ayat-ayat tersebut bagi manusia, sementara fungsi Ayat-ayat Allah adalah benar-benar sebagai pedoman hidup bagi orang orang yang benar benar beriman, namun orang orang yang kotor aqidahnya tidak dapat memahaminya.

Agama Islam itu adalah agama "pasti". Coba perhatikan mulai dari rumusan kalimah Aqidah: "La ilah illa Allah" yang artinya tidak ada tuhan kecuali Allah. Kalimat ini menggunakan bahasa geometri, bahasa yang kalau kita mampu membahas suatu masalah dengan menggunakan bahasa tersebut, memiliki keabsahan yang palingtinggi. Allah lah yang menggunakan kalimah tersebut.

Untuk jalan pikiran kita, saya akan contohkan dengan kalimat yang lain. Kalau kita mengatakan bahwa buah durian adalah buah yang paling enak di dunia. Hal ini memberikan peluang untuk orang lain mengatakan bahwa buah yang paling enak di dunia adalah Apel, barangkali orang yang lain lagi akan mengatakan bahwa buah yang paling enak di dunia adalah limau.

Untuk tidak ada peluang bagi yang lain kita menggunakan bahasa geometri: "Tidak ada buah yang paling enak di dunia kecuali Durian".

Memang jelas, kita tau persis bahwa kita tidak dapat menggunakan bahasa geometri dalam persoalan buah yang paling enak, sebab soal enak tidaknya buah ini atau buah itu adalah relatif/tidak pasti, tergantung selera orang (subjektif). Sedangkan persoalan Tuhan adalah mutlak kebenarannya. "Tidak ada tuhan kecuali Allah" adalah pasti/mutlaq. Kalimatnya mutlak Sebenarnya, realita pun mutlaq kebenarannya. Kalimat tersebut datangnya dari Allah sendiri (QS,112:1-4)

Banyak orang orang yang terpengaruh dengan istiah/pepatah melayu: "Dalam laut boleh diduga dalam dada siapa tau". Pepatah ini digunakan oleh para remaja dalam berkenalan dengan lawan jenisnya. Hal ini perlu kita kritisi. Kalau memang hanya pertama kali kita berjumpa dengan seseorang, ya jelas kita takdapat menduga apa yang ada dihatnya namun kalau kita sudah hidup berbulan-bulan, malah bertahun tahun masak kita belum tahu bagaimana hatinya, betapa bodohnya kita.

Untuk lebih jelas, saya umpamakan "Aqidah" seseorang itu umpama "Akar" dari suatu tumbuh-tumbuhan. Kendatipun manusia tidak dapat melihatnya disebabkan tersembunyi dalam tanah, manusia dapat mengetahuinya dengan melihat keadaan batang, dahan, daun dan buahnya.

Umpamakan saja batang tomat, manusia mampu memahami burukbaiknya akar tomat tersebut dengan melihat keadan batangnya, dahannya dan daunnya yang sudah berobah dari tomat yang menjadi standarisasi, sehingga begitu kita cabut dari tanah, nampak jelas prediksi kita tidak meleset, kecuali kita memang lugu.

Kami bangsa Acheh hari ini, mampu melihat realita orang-orang yang bersekongkol dalam system Hindunesia Jawa kecuali taqiah, termasuk orang-orang yang hitam muram wajahnya di yaumail akhir kelak. Sedangkan orang-orang yang bersekongkol dalam system Hindunesia Jawa mustahil dapat melihatnya sebab mereka termasuk orang orang yang kotor aqidahnya (QS.56:79).

Anda hai Sumitro sebaiknya bertaubat sajalah dari kekafiran anda kendatipun anda katakan berusaha untuk beriman, itu adalah perasan anda. Anda tidak mampu untuk ber afala ta`qilun dan afala yatazakkarun. Bagaimana mungkin anda mengharapkan menjadi orang yang beriman sementara posisi anta berse kongkol dengan orang orang yang menentang hukum Allah.

Tentang hal kesombongan juga anda keliru 180 derajat, kita dilarang Allah sombong dengan orang orang yang se-iman dan se-agama serta dengan orang orang kafir yang tidak tau sama sekali tentang Islam dan tidak berbuat dhalim sesama manusia sebagai mana yang dilakukan Penjajah Hindunesia Jawa terhadap bangsa Acheh Sumatra, Papua, Maluku dan lain lainnya.

Billahi fi sabililhaq.

Husaini Daud Sp

husaini54daud@yahoo.com
Sandnes, Norwegia.
----------