Stavanger, 23 April 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

TNA MASUK USIA KE-131, 22 APRIL 2004 TETAP BERTAHAN MENGHADAPI TNI/POLRI
Omar Putéh
Stavanger - NORWEGIA.

 

KELIHATAN JELAS TNA LEBIH DEWASA DIBANDING DENGAN TNI/POLRI ALAT PENJAJAHAN DI NEGERI ACHEH

Sehubungan memperingati Hari Ulang Tahun TNA, Tentara Negara Acheh, yang ke 131, maka dengan ini, kami via tulisan ini mengucapkan:

Selamat Ulang Tahun ke 131 TNA, Tentara Negara Acheh, 22 April, 1873-22 April, 2004!

(22 April, 1873 telah diwartakan oleh The London Times, sebagai hari dari sebuah perang perlawanan antara Tentara Negara Acheh menentang tentara agressor Penjajah Hindia Belanda!) Semoga Allah SWT tetap melindungi Pejuang-Pejuang Bangsa Acheh: TNA, Tentara Negara Acheh dan insya Allah dengan izinNya dapat segera mengusir ABRI-TNI/POLRI,Tentara Teroris Nasional Jawa si Penjajah atau Penjajah Indonesia Jawa dari bumi-tanah air bangsa Acheh.
Amin ya rabbal 'alamin!

TNA, TENTARA NEGARA ACHEH DAN PENDIDIKANNYA

Sebagaimana telah kita ketahui dasar-falsafah pendidikan sesuatu bangsa akan membentuk wajah-rupa dan warna-karakteristik masa depan budaya sesuatu bangsa itu sendiri.

Demikianlah juga kiranya, jika kita coba membicarakan dasar-falsafah pendidikan awal Lelaki Acheh, ianya akan mengait-merajut sama pendidikan Wanita Acheh itu.

Pendidikan sedemikian rupa itu, dimulai sejak putra-putri Acheh itu dilahirkan, yang dengan sunnah mengazankannya kepada bayi lelaki dan mengqamatkannya kepada bayi perempuan. Sunnah dalam Islam itu, kemudian telah menjadi adat bagi bangsa Acheh dan telah diapplikasikan sebagai dasar-falsafah pendidikan awal bangsa Acheh itu sendiri.

Sememangnya Adat dan Islam tidak dapat dipisahkan lagi dalam struktur sosial-budaya bangsa Acheh dan telah bersebati seperti zat dengan sifat, seperti kulit dengan isi, seperti azan dengan qamat!

Kita lihat ayat pada pada azan atau qamat itu, telah tergubah dengan rangkuman kata-kata indah yang bersugesti tinggi, apalagi ketika dilaungkan, ianya akan berubah menjadi syahdu dan kemudian melekat kedalam kalbu, simpanan sanubari tataan jiwa!

Demikianlah pendidikan awal putra-putri bangsa Acheh itu!

Mungkin benar sebuah laporan sebuah Medical Journal bahwa: Setiap bayi yang dilahirkan pada kenyataannya agak tuli, karena disana wujud sesuatu lapisan tertentu yang sangat halus kesaluran pendengaran.

Mungkin benar pula, dengan frekwensi nada suara azan atau qamat yang pertama dianjurkan (disunnakan) itulah yang melanggar dan menembusinya, sebelum dilanggar dan ditembusi oleh frekwensi suara lain. Azan menyerukan setiap lelaki dan wanita membentuk barisan, yang awal didepan dan yang kemudian menyusul dibelakangnya. Sedangkan qamat dengan seruan merapatkan barisan! Kaum Wanita sudah paham dimana susunan barisannya.

Sementara ini, kami tidak menguraikan terlalu banyak dulu mengenai: Mengapakah azan atau qamat itu telah dijadikan dasar-falsafah pendidikan awal bangsa Acheh oleh Endatu kami, tetapi kiranya sebagai seorang Islam, sudahlah tentu kita dapat juga memahaminya sedikit sebanyak.

Dr Tengku Hasan di Tiro, Wali Negara, Negara Acheh Sumatra telahpun secara resmi memperkenalkan kembali azan dan qamat itu, sebagai dasar-falsafah pendidikan awal bangsa Acheh, dengan memilih azan, sebagai hymne penggerekan bendera pusaka, Alam Acheh, dihari Proklamasi Kemerdekaan 4 Desember, 1976: Agar lelaki dan wanita bangsa Acheh, beratur kembali dalam satu barisan untuk bangkit dan bergerak maju memerdekakan bangsa Acheh dan mendaulatkan kembali Negara Acheh Sumatra!

Maka sejak itulah azan dan qamat terus dijadikan hymne penggerekan Alam Acheh! Dan sejak itulah pula TNA, Tentara Negara Acheh, setiap hari, atau setiap menggerek bendera pusaka, Alam Acheh, akan terus melaung dan mengumandangkan suara azan dan qamatnya, walaupun dalam rimba belantara!

Pendidikan kedua dan terakhir (kami sederhanakan):

do kudo da idang, seulajang blang ka putôih taloë sayang-sayang anakku sayang
beureudjang rajeuk, njak banta seudang lekaslah besar pahlawanku sorang
beudoh muprang bila nanggroë! bangun berperang bela negara!
.......................... ...........................
laila 'ha illallah laila 'ha illallah
kalimah taubah, beuna sadjan kalimat taubat, dalam zikiran
meukôn sakét that geutung djawong karena tahu, sakitnya sungguh dicabut nyawa
han so tanjong, sjeedara tanna tak sorangpun datang bertanya, saudara pun tak ada
waréh kaom han ék geubantu waris-kaumpun, tak akan sanggup untuk membantu
kalimah "Hu" beuna sadjan! (hanya saja) kalimat "Hu" dalam zikiran!
......................... ........................
Dengan bait-bait yang lengkap dan panjang, maka didendangkanlah lagu itu, berulang-ulang
didalam atau diluar rumah dan kemudian telah pula menjadikan lagu itu sebagai lagu mars.

Demikianlah diantara sistim dan struktur dasar-falsafah pendidikan awal bangsa Acheh, sejak dari buaian hingga ke liang lahat dalam membentuk struktur nasionalismenya keatas putra-putri bangsa Acheh, agar terhujam membenam kedalam darah kedalam daging, masuk ketulang merobah sumsum, sehingga turun-temurun dan mengajarkan mereka pula bagaimana hidup membela bangsa, agama, tanah air dan negara dengan iman yang kuat, dengan kalimah taubat: Assy 'hadu allaa illaa ha illallah wa assy 'hadu annaa Muhammadur Rasulullah!

Mereka akan memilih syahid-mati mulia atau hidup-merdeka dari pada terus hidup sebagai lamit, baby doll-si Bao Dai, aneuk bangai, dibawah penjajahan Jawa si Penjajah atau Penjajah Indonesia Jawa , The Black Dutchmen, si Belanda Hitam, kafir Snock Hogronje, kafir Jazid atau kafi laknatullah.

Syahid telah mengajarkan bagaimana hidup, mengorbankan nyawa demi kemerdekaan tanah air, tanah pusaka Endatu!

Martyr teach lessons of sacrificing lives for homeland!

Panglima Prang Tengku Muzakir Manaf, seluruh Panglima-Panglima Prang Wilayah dan Pang-Pang Sagoë serta seluruh anggota TNAnya, Tentara Negara Achehnya yang laki dan prempuan telah bersumpah akan memilih syahid-mati mulia, sebagaimana dalam amanah tertulis beliau di Sigom Donja-Acheh International Meeting, di Stavanger, Norwegia, dari tekad perjuangan beliau dan seluruh bangsa Acheh untuk mengusir ABRI-TNI/POLRI, Tentara Teroris Nasional Jawa si Penjajah atau Penjajah Indonesia Jawa, The Black Dutchmen, si Belanda Hitam, kafir Snock Horgronje, kafir Jazid, kafir laknatullah keluar dari bumi-tanah air bangsa Achéh!

Demikianlah sesungguhnya dasar-falsasfah pendidikan awal bangsa Acheh, putra-putrinya, dan juga sebagai pendidikan jiwa-raga bangsa Acheh dan TNAnya, Tentra Negara Achehnya!

Wassalam

Omar Putéh

om_puteh@hotmail.com
Norway
----------