Stockholm, 12 April 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

RUSMANTO JANGAN HANYA MENJIPLAK PARA PENERUS SOEKARNO YANG MENJAJAH ACEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

RUSMANTO ISMAIL JANGAN HANYA PANDAI MENJIPLAK PARA PENERUS SOEKARNO YANG MENJAJAH ACEH

"Bung Ahmad, benar apa yang dikatakan oleh saudara Jayadi Kamrasyid, bahwa wawasan anda mengenai geopolitik dunia sangatlah kurang, salah satu bukti anda terus saja memprovokasi rakyat Aceh, dengan janji kemerdekaan dan janji-janji palsu lainnya. Saudara Ahmad, saya ingin meyarankan hentikanlah tipu muslihat anda, saya tahu mengapa anda selalu memprovokasi rakyat Aceh, hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena anda termasuk barisan sakit hati yang pada saat pembagian kekuasaan anda tidak mendapatkannya sedikitpun, maka itu anda hengkang dari Aceh dan terus menguntit si Hasan Tiro blo'on yang mengaku sebagai cucu dari Teuku cik di Tiro, dan ternyata sampai hari ini pun Hasan Tiro belum juga mampu untuk memberikan kekuasaan untuk anda dibumi Aceh." ( Rusmanto Ismail , toto_wrks@yahoo.com , Sun, 11 Apr 2004 20:09:22 -0700 (PDT))

Baiklah saudara Rusmanto Ismail di Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia.

Saudara Rusmanto Ismail, itu saudara Jayadi Kamrasyid, bekas Ketua-ketua Dewan Pengurus Pusat KNPI periode 1987-1990, sudah tidak mampu mempertahankan dan mematahkan argumentasi fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah tentang penelanan, pencaplokan, pendudukan, dan penjajahan Negeri Aceh oleh Presiden RIS Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1950 dengan menggunakan dasar hukum PP RIS No.21/1950 dan PERPU No.5/1950.

Nah, karena saudara Jayadi Kamrasyid ini memang sudah terjerembab dalam usaha mempertahankan penjajahan Negeri Aceh yang diteruskan oleh pihak NKRI dibawah pimpinan Presiden NKRI Megawati dari PDI-P, maka untuk melakukan pertahanan selanjutnya, cukup dengan mengatakan: "Bung Ahmad, Tuan masa lalu", yang celakanya diikuti pula oleh saudara Rusmanto Ismail dari Universitas Trisakti ini.

Saudara Rusmanto, itu soal geopolitik atau faktor-faktor geografi yang mempengaruhi ketatanegaraan, yang dinyatakan oleh saudara Jayadi Kamrasyid, hanyalah sebagai alasan yang lemah, mengapa ?

Karena saya telah menjawab dalam tulisan saya sebelum ini, dan telah dikirimkan juga kepada saudara Rusmanto.

Itu konflik Moro di Pilipina, konflik Kurdi di Irak, Iran & Turki, dan konflik Aceh di NKRI kalau ditinjau dari sudut faktor geografi yang mempengaruhi ketatanegaraan, maka jelas kelihatan, masing-masing konflik tersebut memiliki alasan dasar fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah masing-masing yang unik.

Masalah Kurdi di Irak Utara, jelas mereka sekarang secara de-facto dan de-jure sudah berdiri, akibat bantuan serangan George W. Bush terhadap Saddam Hussein. Dimana Negara Irak sudah berantakan dan berada dalam pendudukan AS. Kurdi dibawah pimpinan Massoud Barzani, dari Partai Demokratis Kurdi (Kurdistan Democratic Party) menginginkan hanya otonomi luas. Begitu juga Jalal Talabani pemimpin Patriotic Union of Kurdistan (PUK) hanya menginginkan otonomi Kurdi atau pengaturan pemerintah daerah sendiri. Jelas, mereka berdua sekarang sudah mendapatkannya itu otonomi bebas atas izin Amerika. Bagi rakyat Kurdi di Irak cukup hanya dengan bentuk Pemerintahan Otonomi, karena berdasarkan pertimbangan rakyat Kurdi yang ada di Negara Turki dan di Negara Iran.

Masalah Moro di Pilipina, yang diperjuangkan oleh rakyat Moro dibawah MNLF (Moro National Liberation Front) pimpinan Nur Misuari dan MILF (Moro Islamic Liberation Front) pimpinan Salamat Hashim yang sudah meninggal pada tanggal 13 Juli 2003 dan digantikan oleh Al Haj Ebrahim Murad. Walaupun diatara dua Front pembebasan Moro ini ada perbedaan taktik dan strategi perjuangan. MNLF dibawah Nur Misuari memakai taktik Pemerintahan Otonomi, dengan cara menandatangani perjanjian damai dengan pihak Pemerintah Pilipina di Tripoli, Lybia, pada tanggal December 23, 1976, atau yang dikenal dengan nama Perjanjian Tripoli. Diteruskan dengan Perjanjian damai sebagai perjanjian final dari pelaksanaan Perjanjian Tripoli yang ditandatangani oleh pihak Pemerintah Pilipina Duta Besar Manuel T. Yan , Pihak MNLF, Ketua MNLF, Prof. Nur Misuari, pihak Organisasi Konferensi Islam (OIC), Ketua OIC, Mr. Ali Alatas, Sekretaris Jenderal OIC, Dr. Hamid Al-Gabid. Sedangkan pihak MILF, menjalankan taktik dan strategi penentuan nasib sendiri bebas dan berdiri sendiri, dan menolak Perjanjian damai yang telah ditandatangani oleh pihak MNLF, yang berisikan Pemerintahan Otonomi bagi rakyat Moro. Dimana MILF ini terus meneruskan perjuangan untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Pemerintah Pilipina sampai detik sekarang ini dibawah pimpinan baru MILF, Al Haj Ebrahim Murad. Sampai sekarang persoalan Moro di Mindanau ini masih terus belum bisa diselesaikan dan dipecahkan.

Nah, setiap konflik baik itu yang terjadi di Mindanau, Pilipina, di Kurdistan, Irak, dan di Aceh, Indonesia, adalah masing-masingnya mempunyai keunikan dan ciri-ciri tersendiri.

Dengan mempelajari keunikan masalah yang timbul dalam konflik yang terjadi dalam satu negara tertentu, itulah cara yang akan banyak membantu penyelesaian dan pemecahan dari konflik yang timbul dalam satu negara tertentu.

Saudara Rusmanto, sebagaimana yang telah saya kemukakan kepada saudara Jayadi Kamrasyid sebelum ini, bahwa dengan dasar yang saya kemukakan diatas itulah, dalam melihat konflik Aceh tidak bisa disamakan dan dibandingkan dengan konflik Moro atau konflik Kurdi, karena setiap konflik yang timbul itu telah memiliki ciri-ciri, alasan-alasan, dasar-dasar fakta dan bukti, hukum dan sejarahnya masing-masing yang melandasi timbulnya konflik tersebut.

Oleh karena itu, saudara Rusmanto Ismail, dalam menyelesaikan konflik Aceh inipun harus melihat kedalam dan sampai keakar-akarnya, mengapa timbul konflik di Negeri Aceh dan telah berlangsung sampai saat sekarang ini.

Jadi, saudara Rusmanto, kalau saudara tidak tahu akar masalah sebenarnya penyebab konflik Aceh ini, coba gali, baca, atau bertanya kepada yang telah mengetahuinya. Jangan hanya ikut-ikutan para penerus Soekarno penipu licik.

Saudara Rusmanto yang tidak mempunyai pengetahuan yang jelas dan benar tentang Negeri Aceh sudah berani mengatakan: "Saudara Ahmad, saya ingin meyarankan hentikanlah tipu muslihat anda, saya tahu mengapa anda selalu memprovokasi rakyat Aceh, hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena anda termasuk barisan sakit hati yang pada saat pembagian kekuasaan anda tidak mendapatkannya sedikitpun, maka itu anda hengkang dari Aceh dan terus menguntit si Hasan Tiro blo'on yang mengaku sebagai cucu dari Teuku cik di Tiro"

Coba, perhatikan oleh seluruh peserta mimbar bebas dan oleh seluruh rakyat di Negeri Aceh dan di NKRI.

Saya telah membeberkan fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah tentang penelanan, pencaplokan, pendudukan, penjajahan Negeri Aceh oleh pihak Presiden RIS Soekarno memakai dasar hukum sepihak PP RIS No.21/1950 dan PERPU N0.5/1950 tanpa mendapat kerelaan, persetujuan dan keikhlasan dari seluruh rakyat Aceh dan pimpinan rakyat Aceh, yang sumbernya diambil dari pemerintah NKRI atau RI sendiri, dianggap oleh saudara Rusmanto apa yang saya jelaskan itu merupakan "tipu muslihat".

Saya yakin bahwa saudara Rusmanto ini tidak mempunyai alasan dasar yang benar dan jelas yang memiliki fakta dan bukti, dasar hukum, dan sejarah untuk dipakai sebagai alat penangkis dan penyanggah alasan dasar yang telah saya kemukakan tentang penjajahan Negeri Aceh ini.

Selanjutnya, saudara Rusmanto tidak mengetahui mengenai Ahmad Sudirman, hanya mendengar sedikit dari sumber sana, sumber sini, kemudian dari informasi yang diperolehnya itu langsung saja mengatakan tanpa dipikir panjang: "saya tahu mengapa anda selalu memprovokasi rakyat Aceh, hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena anda termasuk barisan sakit hati yang pada saat pembagian kekuasaan anda tidak mendapatkannya sedikitpun, maka itu anda hengkang dari Aceh dan terus menguntit si Hasan Tiro blo'on".

Jelas, disini kelihatan memang saudara Rusmanto seorang mahasiswa tingkat akhir Trisakti yang pandainya hanya menjiplak hasil pemikiran para penerus Soekarno dan mengekor buntut Megawati, Akbar Tandjung, Amien Rais, dan ekor-ekor TNI/POLRI saja.

Saudara Rusmanto, kalau saudara tidak mengetahui sesuatu hal, atau hanya mengetahui dari sumber informasi sepihak, jangan langsung mengatakan di mimbar bebas ini, apalagi kalau itu menyangkut Ahmad Sudirman.

Saya sudah berulang kali menerangkan di mimbar bebas ini "bahwa setelah mempelajari, menggali, memikirkan, menganalisa, dan menyimpulkan tentang kemelut dan konflik Aceh ini, ternyata diketemukan akar masalah yang sebenarnya, yaitu Negeri Aceh ditelan, dicaplok, diduduki, dan dijajah oleh pihak Presiden RIS Soekarno memakai dasar hukum sepihak PP RIS No.21/1950 dan PERPU N0.5/1950 tanpa mendapat kerelaan, persetujuan dan keikhlasan dari seluruh rakyat Aceh dan pimpinan rakyat Aceh, yang sumbernya diambil dari sumber pemerintah NKRI atau RI sendiri, bisa dipertanggungjawabkan, dan saya telah terangkan dan jelaskan kepada seluruh rakyat di Negeri Aceh dan di NKRI dengan maksud dan tujuan agar seluruh rakyat di Negeri Aceh dan di NKRI terbuka mata dan hatinya, bahwa memang benar Negeri Aceh dijajah oleh pihak RIS, NKRI atau RI sampai detik sekarang ini.

Nah, berdasarkan argumentasi dasar tersebut diatas itulah saya mempertahankan, mendukung, menyokong, membela rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Dan memang terbukti sampai detik ini tidak ada satupun alasan yang berupa fakta dan bukti, dasar hukum dan sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan untuk mempertahankan penjajahan Negeri Aceh oleh pihak NKRI, yang bisa membantah dan mematahkan argumentasi tentang penjajahan Negeri Aceh oleh pihak NKRI, yang saya kemukakan di mimbar bebas ini.

Termasuk, saudara Rusmanto sendiri yang tidak punya alasan, kecuali hanya sanggup mengatakan: "anda hengkang dari Aceh dan terus menguntit si Hasan Tiro blo'on".

Terakhir, saudara Rusmanto, coba baca, gali, pikirkan, analisa, hayati, renungkan, dan simpulkan mengenai konflik Aceh ini, sebelum membuka cerita yang tidak menentu dan menuduh Ahmad Sudirman dengan tuduhan yang tidak menentu di mimbar bebas ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Sun, 11 Apr 2004 20:09:22 -0700 (PDT)
From: Rusmanto Ismail toto_wrks@yahoo.com
Subject: Re: Tuan Masa Lalu
To: JKamrasyid@aol.com, ahmad@dataphone.se, serambi_indonesia@yahoo.com, redaksi@acehkita.com

Bung Ahmad,

Benar apa yang dikatakan oleh saudara Jayadi Kamrasyid, bahwa wawasan anda mengenai geopolitik dunia sangatlah kurang, salah satu bukti anda terus saja memprovokasi rakyat Aceh, dengan janji kemerdekaan dan janji-janji palsu lainnya.

Saudara Ahmad, saya ingin meyarankan hentikanlah tipu muslihat anda, saya tahu mengapa anda selalu memprovokasi rakyat Aceh, hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena anda termasuk barisan sakit hati yang pada saat pembagian kekuasaan anda tidak mendapatkannya sedikitpun, maka itu anda hengkang dari Aceh dan terus menguntit si Hasan Tiro blo'on yang mengaku sebagai cucu dari Teuku cik di Tiro, dan ternyata sampai hari ini pun Hasan Tiro belum juga mampu untuk memberikan kekuasaan untuk anda dibumi Aceh.

Rusmanto

STMT Trisakti
Jurusan Manajemen Transportasi Laut dan Kepelabuhanan.
toto_wrks@yahoo.com
Jakarta, Indonesia
----------