Stockholm, 23 Maret 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 

"MR.BIG" SBY & MBAK TUTUT MENIPU DAN MENGHANCURKAN RAKYAT ACEH
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS ITU "MR.BIG" SBY & MBAK TUTUT MENIPU DAN MENGHANCURKAN RAKYAT ACEH

"Pesan Bapak, salam sayang dan salam rindu buat seluruh masyarakat di Aceh. Beliau bertanya apa masyarakat di sini baik-baik saja. Peu haba (apa kabar) bapak-bapak dan ibu-ibu. Hentikanlah perang saudara dan kekisruhan di sini. Biar kita bisa hidup tenang seperti pada masa Pak Harto dulu. Hentikanlah culik-menculik, apalagi ada satu wartawan yang masih diculik, semoga bisa dilepaskan secepatnya" (Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, kampanye di stadion sepak bola Lampineng, Banda Aceh, Selasa, 23 Maret 2004)

"Ingat kita jangan menipu rakyat. Insya Allah kalau Partai Demokrat menang secara terhormat maka negara kita akan aman, adil dan sejahtera. Itu tekat kita. Mari kita jadi laki-laki sejati. Karena tidak semua laki-laki berani membuat perubahan untuk bangsa ini" (Susilo Bambang Yudhoyono, kampanye di Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya, Selasa, 23 Maret 2004)

Wahai "Mr.Big" Susilo Bambang Yuhdoyono jangan pandai menipu dan berbual kosong, mana itu ketika "Mr.Big" jadi Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong Mbak Megawati berhasil menjadikan Negeri Aceh aman, adil dan sejahtera.

Eh, "Mr.Big" SBY, jangan mencoba seenaknya main tipu dalam kampanye ini. Coba perhatikan apa yang telah dibuat oleh "Mr.Big" di Negeri Aceh ?

Apakah itu yang dinamakan dengan Pemerintah NKRI melakukan dan membuat Negeri Aceh aman, adil dan sejahtera ?. Eh. "Mr.Big" berjanji itu mudah diucapkan, tetapi kenyataannya hanya omong kosong, "Mr.Big" SBY.

"Mr.Big" SBY, saudara telah menghancurkan dan membunuh rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI. Berapa puluh ribu rakyat Aceh telah dibunuh oleh TNI/POLRI/RAIDER "Mr.Big" selama "Mr.Big" pegang jabatan Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong Megawati ?

Sekarang "Mr.Big" dalam kampanye berbual dan menipu lagi tanpa malu-malu dihadapan rakyat NKRI ?. Keamanan, keadilan, dan kesejahteraan model apa yang ingin diciptakan oleh "Mr.Big" Susilo Bambang Yudhoyono ?

Rakyat Aceh sudah tidak percaya lagi kepada "Mr.Big" penipu dan pembunuh rakyat Aceh. Apa yang akan diucapkan dan dijanjikan kepada rakyat Aceh "Mr.Big" ? "Mr.Big" saudara tidak akan jadi Presiden NKRI, paling akan menjadi buntut atau ekor saja. Apa yang dijanjikan "Mr.Big" dengan keamanan, keadilan dan kesejahteraan adalah hanya janji muluk dan omong kosong, "Mr.Big" SBY.

Begitu juga dengan apa yang katakan oleh Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut dihadapan rakyat Aceh yang selama Jenderal Soeharto pegang pimpinan tertinggi NKRI habis disapu bersih dengan memakai DOM dan TNI-nya untuk membunuh rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Sekarang Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut dengan seenaknya mau melupakan semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Jenderal Soeharto ayahnya Mbak Tutut ini dengan mengatakan: "Pesan Bapak, salam sayang dan salam rindu buat seluruh masyarakat di Aceh. Beliau bertanya apa masyarakat di sini baik-baik saja"

Eh, saudari Siti Hardiyanti Rukmana, apakah saudari sudah lupa apa yang telah dilakukan oleh Jenderal Soeharto terhadap rakyat Aceh dengan cara membunuh dan menghabiskan rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI.

Saudari Siti Hardiyanti Rukmana, Negeri Aceh itu bukan milik Jenderal Soeharto, bukan milik Siti Hardiyanti Rukmana, bukan milik NKRI, bukan milik orang-orang Jawa, tetapi Negeri Aceh adalah Negeri yang telah ditelan, dicaplok, diduduki dan dijajah oleh Presiden RIS Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1950 dan dipertahankan sampai detik sekarang ini oleh Presiden Megawati dari PDIP.

Saudari Siti Hardiyanti Rukmana itu di Negeri Aceh bukan terjadi "perang saudara" antara rakyat Aceh dengan rakyat Jawa dengan TNI/POLRI/RAIDER-nya, melainkan di Aceh adalah pergerakan rakyat Aceh yang telah sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan Negara Pancasila atau NKRI yang telah menjajah Negeri Aceh sejak masa Soekarno pada tanggal 14 Agustus 1950.

Jadi saudari Siti Hardiyanti Rukmana jangan memutar balik fakta dengan mengatakan pergolakan di Negeri Aceh itu adalah perang saudara. Jangan main tipu dan berbual serta berbohong saudari Siti Hardiyanti Rukmana.

Saudari ini hanyalah ingin menipu dengan memutar balik fakta dan bukti mengenai pendudukan dan penjajahan Negeri Aceh ini.

Dan tentu saja saya yakin saudari Siti Hardiyanti Rukmana dengan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) tidak akan berhasil dipilih rakyat NKRI apalagi oleh rakyat di Aceh. Jangan mimpi saudari Siti Hardiyanti Rukmana.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

http://www.detik.com/peristiwa/2004/03/23/20040323-164656.shtml
Tutut Sampaikan Salam Sayang Soeharto untuk Rakyat Aceh
Reporter : Nur Raihan
detikcom - Banda Aceh, Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut berkampanye di stadion sepak bola Lampineng, Banda Aceh, Selasa (23/3/2004). Bersama Ketua Umum Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Hartono, Tutut menyampaikan titipan salam ayahnya, Soeharto, untuk masyarakat di Aceh.

"Pesan Bapak, salam sayang dan salam rindu buat seluruh masyarakat di Aceh. Beliau bertanya apa masyarakat di sini baik-baik saja. Peu haba (apa kabar) bapak-bapak dan ibu-ibu," kata putri sulung mantan Presiden Soeharto ini dari atas panggung.

Tak hanya itu, Mbak Tutut juga mengajak anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk bergabung kembali dengan Indonesia. "Hentikanlah perang saudara dan kekisruhan di sini. Biar kita bisa hidup tenang seperti pada masa Pak Harto dulu. Hentikanlah culik-menculik, apalagi ada satu wartawan yang masih diculik, semoga bisa dilepaskan secepatnya,"lanjutnya.

Sebelum memulai pidatonya, acara kampanye yang menyedot sekitar 1.500 orang ini dimulai dengan lagu dangdut yang dibawakan oleh penyanyi Rama Aipama. Lagu dangdut berjudul "Goyang Dombret" digubah syairnya menjadi kalimat-kalimat yang mendukung keberadaan PKPB.

Meski panas menyengat, ratusan orang yang berada di depan panggung ikut bergoyang. Sedangkan sisanya lebih memilih duduk di tribun stadion.

Selain Tutut, Hartono juga melakukan orasi singkat. Mantan menteri penerangan ini, mengatakan, bahwa hidup di zaman Pak Harto jauh lebih enak dari sekarang. "Ada orang yang anti Orde Baru. Padahal pada masa Orde Baru, hidup nyaman, aman, harga murah. Jadi, kalau ada orang yang menolak Orde Baru berarti menolak untuk hidup aman, nyaman dan harga murah. Sekarang ini entah orde apa," teriak Hartono.

Hartono juga menyebutkan, bahwa PKPB disemangati oleh seseorang yang sangat mencintai Indonesia yaitu, mantan Presiden Soeharto. "Jadi, mari kita doakan Pak Harto, agar diberi kesehatan dan dijauhkan dari fitnah. Kita bukan mengkultuskan Pak Harto lho. Hidup Indonesia! Hidup Pak Harto!" teriaknya lagi di akhir orasinya.

Dari panggung berukuran sekitar 5x5 meter itu, selain Mbak Tutut dan Hartono, terlihat juga isteri Hartono dan Indra Rukmana, suami Tutut. Kampanye yang berlangsung sekitar 1 jam ini, berlangsung dengan tertib. (nrl)

http://www.detik.com/peristiwa/2004/03/23/20040323-174745.shtml
SBY Janji Tak Tipu Rakyat
Reporter : Budi Sugiharto
detikcom - Surabaya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjanjikan tidak akan menipu rakyat jika berhasil memimpin negeri ini. Bila Partai Demokrat menang, katanya, negara ini akan aman, adil dan sejahtera.

Janji itu diucapkan SBY di hadapan sekitar 8 ribu kader Partai Demokrat saat berkampanye di Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya, Selasa (23/3/2004).

"Ingat kita jangan menipu rakyat. Insya Allah kalau Partai Demokrat menang secara terhormat maka negara kita akan aman, adil dan sejahtera. Itu tekat kita," kata SBY.

SBY juga menjanjikan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi. Partai Demokrat akan memberantas korupsi tanpa diskriminatif.

Menjadikan negara yang lebih baik, mantan Menko Polkam itu lantas meminta kader Partai Demokrat untuk berani melakukan perubahan di negeri ini. "Mari kita jadi laki-laki sejati. Karena tidak semua laki-laki berani membuat perubahan untuk bangsa ini,"katanya.

Di akhir orasinya, SBY mewanti-wanti kadernya agar mengajak saudara, teman dan tetangganya mencoblos Partai Demokrat saat Pemilu 5 April mendatang.

Dikawal Ketat.

Tak seperti kampanye sebelumnya, kedatangan SBY di Surabaya ini mendapat kawalan ketat. Sejumlah orang dengan seragam safari biru dan mengenakan earphone terus memepet langkah SBY.

Pengawalan ini jauh berbeda dengan penampilan SBY pertama kali saat kampanye di Banyuwangi. Saat itu pengamanan longgar. Saat itu pula wartawan bisa bebas mendekati mantan Menko Polkam itu. Tapi di Surabaya tak ada lagi kelonggaran itu. Para pengawal berbaju biru itu menghalangi wartawan mendekat.

SBY sendiri tiba di Gelora 10 November sekitar pukul 14.30 WIB. SBY lantas naik ke panggung dan melambaikan tangannya. Saat itu tiba-tiba panggung goyang nyaris ambruk. Untung segalanya bisa segera diatasi. Sekitar pukul 16.00 WIB, berbarengan hujan turun, SBY meninggalkan stadiun. (iy)
----------