Stockholm, 5 Maret 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

PEACE ITU GANYANG MALAYSIA KARENA SOEKARNO INGIN CAPLOK KALIMANTAN UTARA TETAPI GAGAL
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS PEACE ITU GANYANG MALAYSIA KARENA SOEKARNO INGIN CAPLOK KALIMANTAN UTARA (SERAWAK & SABAH) TETAPI GAGAL KEDULUAN DIGAET TEUNGKU ABDUL RACHMAN

"Saya ingin menyinggung soal lain. Ada teka-teki yang masih belum saya dapati dalam pelajaran saya ketika di sekolah dulu yakni tentang operasi 'Ganyang Malaysia'. Teka-teki itu sedikit terkuak ketika bapak mengekspos kasus Aceh. Apakah operasi 'Ganyang Malaysia' sesungguhnya adalah sebuah bukti bahwa pak Karno benar-benar telah melakukan upaya perampasan wilayah Negeri-Negeri di Nusantara ini? Kalau tidak salah nama resminya operasi Dwikora; kalau Irian Barat Trikora. Merujuk dari namanya, sepertinya keduanya punya maksud yg sama. Cuma kebetulan untuk kasus Malaysia, upaya pak Karno menemui kegagalan. Saya bayangkan kalau upaya itu dulu berhasil, maka wilayah Malaysia sekarang ini merupakan salah satu propinsi di NKRI, dan akibat lainnya, masyarakat Malaysia akan juga sama terpuruknya dengan masyarakat-masyarakat lain di Indonesia."(Peace ORG, miranda_hnf@yahoo.co.uk , on 04 Mar 2004 3:04 pm)

Terimakasih saudara Peace Org di UK.

Baiklah saudara Peace.
Begini itu ceritanya.

Saya yakin cerita ini akan menjadikan makin geram itu para penerus Soekarno di NKRI atau Negara RI-Jawa-Yogya berwajah baru ini. Yang penting saudara Peace dengar saja baik-baik ya.

Ini buktinya, saudara Peace ini orang pandai, ia pandai mancing Ahmad Sudirman. Kebetulan yang dipancingpun tahu banyak sejarah Soekarno. Jangan takut saudara Peace di UK.

Nah, ketika Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1950 melebur RIS menjadi NKRI. Kemudian Soekarno yang juga menjadi Presiden NKRI, menghitung berapa banyak Negara-Negara dan Daerah-Daerah bekas Negara Bagian RIS serta Negeri-Negeri di luar RIS yang telah dicaploknya. Rupanya setelah dihitung-hitung, berapa Negara, Daerah dan Negeri yang sudah masuk kedalam perut negara RI-Jawa-Yogya yang sudah menjelma menjadi NKRI ini, eh, itu Pulau Kalimantan masih kurang lengkap.

Wah, bagaimana bisa itu terjadi ?. Soekarno pusing tujuh keliling. Seperti biasa Soekarno memutar itu akalnya, biar bisa menguras habis dan keluar saripati akal bulus tipunya.

Eh, rupanya ada orang yang bernama A.M. Azhari, seorang penduduk Brunai yang telah memproklamasikan berdirinya Negara Kesatuan Kalimantan Utara yang meliputi Serawak dan Sabah. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1950-1964, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.234)

Proklamasi Negara Kesatuan Kalimantan Utara ini terjadi ketika dalam tahun 1961 lahir rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia, yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunai, dan Sabah yang didengungkan oleh Teungku Abdul Rachman dari Persekutuan Tanah Melayu.

Nah, ketika Soekarno mencium dan mendengar bahwa Teungku Abdul Rachman dari Persekutuan Tanah Melayu ingin membentuk Negara Federasi Malaysia, yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunai, dan Sabah, cepat-cepat Soekarno menyatakan sikap mendukung itu A.M. Azhari proklamator Negara Kesatuan Kalimantan Utara yang daerah de-factonya Serawan dan Sabah, dan menentang keras akan dibentuknya Negara Federasi Malaysia oleh Teungku Abdul Rachman dari Persekutuan Tanah Melayu.

Disini, ternyata bukan Soekarno saja yang menentang pembentukan Negara Federasi Malaysia, melainkan juga dari pihak Pemerintah Filipina yang merdeka sejak 4 Juli 1946 dari penjajahan Amerika menentang pembentukan Negara Malaysia dengan alasan daerah Sabah menurut dasar hukum dan sejarah Sabah adalah milik Sultan Sulu yang disewakan kepada Inggris.

Tetapi yang paling geram memang dari pihak Soekarno, sehingga pada tanggal 31 Mei sampai 1 Juni 1963 diadakan pertemuan di Tokyo, Jepang, yang sedikitnya bisa meredakan ketegangan antara Soekarno dengan Teungku Abdul Rachman.

Nah, karena pihak Pemerintah Filipina juga mengklaim Sabah, maka makin ributlah mengenai rencana akan dibentuknya Negara Federasi Malaysia oleh Teungku Abdul Rachman ini. Sehingga pada tanggal 7 Juni sampai tanggal 11 Juni 1963 para menteri luar Negeri dari NKRI dan dari Fipilina juga wakil dari pihak Teungku Abdul Rachman bertemu di Manila, Filipina untuk membicarakan masalah- masalah yang ditimbulkan dengan adanya rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia. Masalah bagi Filipina karena Sabah , sedangkan bagi pihak Soekarno karena masalah Serawak dan Sabah adalah merupakan daerah bagian klaiman NKRI. Dan dalam pertemuan tersebut telah disepakati untuk diadakan Konferensi Tingkat Tinggi.

Eh, rupanya Teungku Abdul Rachman, memang lebih cerdik dibanding dengan Soekarno, sebelum diadakan KTT sebagaimana hasil pertemuan Manila, pada tanggal 9 Juli 1963, sebulan lebih setelah menyetujui akan adanya KTT, ternyata Teungku Abdul Rachman cepat-cepat pergi ke London untuk menandatangani dokumen persetujuan dengan Pemerintah Inggris mengenai pembentukan Negara Federasi Malaysia yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 1963. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1950-1964, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.234-236)

Nah, sebelum 31 Agustus 1963 tiba dan walaupun Teungku Abdul Rachman telah menandatangani dokumen persetujuan dengan Pemerintah Inggris mengenai pembentukan Negara Federasi Malaysia, itu KTT antara NKRI, Filipna dan Teungku Abdul Rachman dari Persekutuan Tanah Melayu sesuai dengan hasil pertemuan Manila, tetap dilangsungkan KTT antara bulan Juli-Agustus 1963 di Manila. Dimana dalam Konferensi Tingkat Tinggi ini menghasilkan tiga dokumen yaitu Deklarasi Manila, Persetujuan Manila, dan Komunike Bersama. Mengenai pembentukan Federasi Malaysia , ketiga Negara mufakat untuk meminta Sektretaris Jenderal PBB U Thant menyelidiki keinginan rakyat di daerah-daerah yang akan dimasukkan ke dalam Federasi Malaysia. Pihak NKRI dan Filipina akan menyambut baik pembentukan Negara Malaysia apabila dikehendaki oleh rakyat-rakyat bersangkutan.

Untuk pelaksanaan penyelidikan rakyat di daerah Serawak dan Sabah pihak Sekjen PBB U Thant membentuk tim yang dipimpin leh Michelmore seorang diplomat dari Amerika. Dimana tim ini mulai bekerja pada bulan Agustus 1963.

Rupanya, pihak Teungku Abdul Rachman ini, yang lebih cerdik daripada Soekarno, sebelum tim PBB mengumumkan hasil penyelidikannya, itu Negara Federasi Malaysia dinyatakan berdiri pada tanggal 16 September 1963 dengan Naskah Penggabungan Empat Negara bagian, yang ditandatangani oleh Wakil-Wakil dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, dan Sabah, sedangkan Brunai tidak jadi bergabung.

Nah, dari pihak Soekarno yang sebelumnya merasa pandai menipu, ternyata ketika menghadapi kelihaian tipu muslihat Teungku Abdul Rachman dari Negara Persekutuan Tanah Melayu, dibuat tidak berkutik.

Akhirnya jalan keluar yang dipakai dan dilaksanakan Soekarno adalah dengan cara memutuskan hubungan diplomatik dengan Kualalumpur.

Nah sekarang, sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi bila sudah diputuskan hubungan diplomatik antara Jakarta dengan Kualalumpur ?.

Jelas, itu Soekarno membuat propaganda dihadapan rakyat NKRI. Dan akibatnya pada tanggal 18 September 1963 lahirlah demonstrasi anti Malaysia , dengan spanduk-spanduk yang berbunyi "ganyang Malaysia", "gantung Teungku Abdul Rachman", "gantung Teungku Abdul Rachman antek Nekolim (Neokolonialisme/Imperialisme)". Gedung Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pun jadi sasaran para demonstran, hancur berantakan, yang tersisa hanya puing-puing nya saja.

Memang Soekarno yang licik itu, ternyata kena tipu juga oleh Abdul Rachman dari Negara Persekutuan Tanah Melayu, soal Serawak dan Sabah. Karena Serawak dan Sabah sudah masuk menjadi Negara Bagian Federasi Malaysia, maka itu proklamator Negara Kesatuan Kalimantan Utara A.M. Azhari, suaranya tidak kedengaran lagi. Daripada jatuh ketangan Soekarno lebih baik tetap menjadi Negara bagian Federasi Malaysia.

Dan memang betul dan tepat keputusan proklamator Negara Kesatuan Kalimantan Utara A.M. Azhari, coba pikirkan kalau pada saat itu tetap ngotot menentang pembentukan Negara Federasi Malaysia dan mau bergabung dengan Soekarno dengan NKRI hasil leburan RIS, wah, habislah.

Dan betul apa yang dikatakan oleh saudara Peace:"Saya bayangkan kalau upaya itu dulu berhasil, maka wilayah Malaysia sekarang ini merupakan salah satu propinsi di NKRI, dan akibat lainnya, masyarakat Malaysia akan juga sama terpuruknya dengan masyarakat-masyarakat lain di Indonesia."

Tepuk tangan untuk saudara Peace.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad.swaramuslim.net
ahmad@dataphone.se
----------

Commented by: Peace ORG on 04 Mar 2004 3:04 pm
Ahmad.swaramuslim.net
miranda_hnf@yahoo.co.uk

Saya ingin menyinggung soal lain.

Ada teka-teki yang masih belum saya dapati dalam pelajaran saya ketika di sekolah dulu yakni tentang operasi 'Ganyang Malaysia'.

Teka-teki itu sedikit terkuak ketika bapak mengekspos kasus Aceh.
Apakah operasi 'Ganyang Malaysia' sesungguhnya adalah sebuah bukti bahwa pak Karno benar-benar telah melakukan upaya perampasan wilayah Negeri-Negeri di Nusantara ini?

Kalau tidak salah nama resminya operasi Dwikora; kalau Irian Barat Trikora.
Merujuk dari namanya, sepertinya keduanya punya maksud yg sama.

Cuma kebetulan untuk kasus Malaysia, upaya pak Karno menemui kegagalan.
Saya bayangkan kalau upaya itu dulu berhasil, maka wilayah Malaysia sekarang ini merupakan salah satu propinsi di NKRI, dan akibat lainnya, masyarakat Malaysia akan juga sama terpuruknya dengan masyarakat-masyarakat lain di Indonesia.

Peace Org

miranda_hnf@yahoo.co.uk
Inggris
----------