Stockholm, 10 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

SOEKARNO DAN MEGAWATI PENIPU BUKAN TEUNGKU HASAN MUHAMMAD DI TIRO
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS SOEKARNO DAN MEGAWATI ADALAH PENIPU BUKAN TEUNGKU HASAN MUHAMMAD DI TIRO

"Karangan Anda terlalu dangkal Shahen, terlalu mengada-ngada. GAM itu bukan Gerakan Aceh Merdeka, tapi segerombolan tukang peras, jadi tak pantas di sebut GAM tapi gerombolan Hasan Tiro yang sedari awal emang tukang tipu sama seperti anda"
(Teuku Mirza , teuku_mirza2000@yahoo.com , Mon, 9 Feb 2004 18:10:00 -0800 (PST))

"Yang paling menggerindingkan si Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono, Kecoa dari Jerman itu setelah saudara Ahmad Sudirman, membongkar dengan mendetail kejahatan Soekarno Cs dengan kelicikan intelektuilnya "menelan" Wilayah Berdaulat (Kerajaan) Negara Acheh Sumatra, kedalam mulut Propinsi Sumatra Utara dan dengan seenaknya mengeluarkan Peraturan Pemerintah RIS No 21/14/08/1950 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 5/1950. Dengan hanya memainkan drama Undang-Undang ataupun Peraturan Pengganti Undang-Undang ataupun Peraturan Pemerintah ataupun Keppres dsb.nya yang dilaklukan oleh Penjajah Indonesia Jawa, terhadap Negara-Negara atau Wilayah/Daerah diluar radius kuasa Wilayah RI-Jawa Jokya,
maka dengan sekelip mata hilanglah hak sesuatu bangsa itu atas tanah tumpah darahnya yang pernah dipertahankan dengan tumpahan darah nenek moyangnya dari 6 Negara dan 9 Wialyah/Daerah ditelan pula oleh RI-Jawa Jokya dengan mudahnya, semudah mengeluarkan Undang-Undang atau sejenisnya itu. Sebagaimana yang dipaparkan dengan berulang-ulang oleh beliau."
(Omar Puteh, om_puteh@hotmail.com , Tue, 10 Feb 2004 01:30:03 +0000)

Terimakasih saudara Omar Puteh di Norwegia dan Teuku Mirza di Jakarta, Indonesia.

Pertama saya akan bicara dengan Teuku Mirza.
Teuku Mirza, sebenarnya siapa itu yang dinamakan tukang tipu di NKRI ini?

Coba pikirkan, justru, bukan Teungku Hasan Muhammad di Tiro yang dianggap tukang tipu, melainkan Soekarno dan para penerusnya termasuk Presiden Megawati adalah penipu nomor satu tentang pendudukan dan penjajahan Negeri Aceh oleh NKRI yang dijalankan oleh Soekarno cs.

Teungku Hasan Muhammad di Tiro telah menyadari akan kelicikan dan tipu mulihat Soekarno dan para penerusnya termasuk Jenderal Soeharto yang yakin dan percaya bahwa Negeri Aceh milik rakyat Aceh masuk dalam tubuh NKRI dan telah menjadi milik NKRI.

Karena itulah Teungku Hasan Muhammad di Tiro tidak menghendaki rakyat Aceh terus menderita dan berada dalam pengaruh kekuasaan Pemerintah NKRI yang dikontrol oleh para penerus Soekarno yang telah menjalankan strategi politik, keamanan, pertahanan dan agresi Soekarno memperluas daerah wilayah kekuasaan Negara RI-Jawa-Yogya melalui Republik Indonesia Serikat (RIS) yang kemudian RIS di lebur dan dicaplok dengan mulut Negara RI-Jawa-Yogya, sehingga menjelma menjadi NKRI sampai detik sekarang ini.

Tetapi, ternyata tubuh NKRI yang terlihat sekarang adalah dipenuhi oleh badan-badan Negeri lain yang berada diluar tubuh RIS sebelum dilebur kedalam tubuh Negara RI-Jawa-Yogya pada tanggal 15 Agustus 1950 oleh Soekarno cs.

Dimana badan Negeri lain yang terlihat jelas dalam tubuh NKRI yang sekarang adalah bada Negeri Aceh yang telah ditelan dan dimasukkan kedalam mulut Propinsi Sumatera Utara satu hari sebelum RIS dilebur dan ditelan kedalam mulut Negara RI-Jawa-Yogya pada tanggal 15 Agustus 1950 oleh Soekarno sebagai Presiden RIS.

Jadi, Teuku Mirza, sebenarnya yang pantas dan sesuai disebut tukang tipu adalah Soekarno cs termasuk Presiden Megawati Presiden NKRI sekarang ini yang telah dengan terang-terangan bukan hanya menipu dan membohongi seluruh rakyat NKRI dan rakyat di Negeri Aceh saja, melainkan juga menipu kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Teuku Mirza, itu saudara Shahen Fasya menceritakan pengalamannya yang menyangkut pekerjaan TNI/POLRI dan Raider yang telah ditugaskan oleh KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu untuk melaksanakan penjagaan, penumpasan, dan pembelaan Negeri Aceh yang telah diduduki dan dijajah oleh Soekarno dengan NKRI dan TNI-nya.

Coba perhatikan, begitu saudara Shahen Fasya mengirimkan ceritanya kepada saya, kemudian terbaca oleh rakyat di NKRI dan di Negeri Aceh, langsung tanpa tunggu lama, itu Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono berteriak: "saudaraku Shahen anda telah berbohong besar. Perlu anda ketahui senjata Raider bukan buatan Amerika tetapi buatan Pindad, jadi bukan M-16, tetapi SS-2"

Padahal waktu malam Hari Raya Haji, seminggu yang lalu, itu saudara Shahen yang sedang tidur lelap sambil terkantuk-kantuk jam 01:30 dibangunkan oleh suara gedoran pintu rumahnya yang dilakukan oleh tentara pendudukan (pasukan Raiders) yang berjumlah kira-kira 10 - 20 personil sambil membentak dan menodong pakai senjata jenis M-16 yang dilengkapi inframerah: "keluar, keluar, angkat tangan".

Nah, dalam cerita itu saudara Shahen Fasya hanya mengatakan senjata jenis M-16, ia tidak mengatakan senjata M-16, tetapi ia mengatakan jenis M-16. Jadi disini, saudara Shahen tidak mengatakan senjata yang pasti, bahwa itu senjata M-16, tetapi mengatakan senjata jenis M-16. Artinya bisa SS-2 atau lainnya yang menyerupai jenis M-16.

Nah, disini terlihat bahwa baru saja seorang rakyat Aceh yang menyatakan apa yang telah dilakukan oleh pihak TNI/POLRI dan Raider terhadap dirinya, kemudian diterangkan secara jelas kepada seluruh rakyat NKRI dan rakyat di Negeri Aceh. Ternyata menyebabkan pihak TNI/POLRI dan Raider, yang diwakili oleh Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono langsung angkat suara: "saudaraku Shahen anda telah berbohong besar. Perlu anda ketahui senjata Raider bukan buatan Amerika tetapi buatan Pindad, jadi bukan M-16, tetapi SS-2". Sebelum diteliti, ditelaah dan dipelajari apa yang dikatakan oleh saudara Shahen Fasya itu.

Sekarang, saya akan berjumpa dengan saudara Omar Puteh dari Norwegia yang memang telah menyadari bahwa benar Negeri Aceh telah ditelan, diduduki dan dijajah oleh Soekarno cs melalui Sumatera Utara masuk kedalam tubuh RIS yang selanjutnya dilebur kedalam tubuh Negara RI-Jawa-Yogya yang akhirnya menjelma menjadi NKRI.

Nah, saudara Omar Puteh telah sadar dan sangat memahami, sebagaimana Teungku Hasan Muhammad di Tiro yang telah sadar dan tidak bisa ditipu oleh Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan sekarang Presiden Megawati.

Dimana saudara Omar Puteh mengatakan:

"Yang paling menggerindingkan si Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono, Kecoa dari Jerman itu setelah saudara Ahmad Sudirman, membongkar dengan mendetail kejahatan Soekarno Cs dengan kelicikan intelektuilnya "menelan" Wilayah Berdaulat (Kerajaan) Negara Acheh Sumatra, kedalam mulut Propinsi Sumatra Utara dan dengan seenaknya mengeluarkan Peraturan Pemerintah RIS No 21/14/08/1950 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 5/1950. Dengan hanya memainkan drama Undang-Undang ataupun Peraturan Pengganti Undang-Undang ataupun Peraturan Pemerintah ataupun Keppres dsb.nya yang dilakukan oleh Penjajah Indonesia Jawa, terhadap Negara-Negara atau Wilayah/Daerah diluar radius kuasa Wilayah RI-Jawa Jokya,
maka dengan sekelip mata hilanglah hak sesuatu bangsa itu atas tanah tumpah darahnya yang pernah dipertahankan dengan tumpahan darah nenek moyangnya dari 6 Negara dan 9 Wialyah/Daerah ditelan pula oleh RI-Jawa Jokya dengan mudahnya, semudah mengeluarkan Undang-Undang atau sejenisnya itu.Sebagaimana yang dipaparkan dengan berulang-ulang oleh beliau (Ahmad Sudirman)."

Nah sekarang, saudara Omar Puteh adalah salah seorang rakyat Aceh yang telah menyadari dan mengetahui secara pasti bahwa memang benar Negeri Aceh telah diduduki dan dijajah oleh Soekarno dan dipertahankan sampai sekarang oleh Presiden Megawati, Ketua DPR Akbar Tandjung dan Ketua MPR Amien Rais bersama TNI/POLRI dan Raider made in KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Mon, 9 Feb 2004 18:10:00 -0800 (PST)
From: teuku mirza <teuku_mirza2000@yahoo.com>
Subject: Re: SHAHEN FASYA...!!! RAIDER SENJATANYA BUKAN M-16....JANGANLAH ANDA OBRAL KEBOHONGAN...???
To: Ditya Soedarsono <dityaaceh_2003@yahoo.com>, ahmad@dataphone.se, rimueng_acheh@yahoo.com
Cc: rakyat NKA <rakyat_nka@yahoo.com>,

Karangan Anda terlalu dangkal Shahen...terlalu mengada-ngada...GAM itu bukan Gerakan Aceh Merdeka, tapi segerombolan tukang peras, jadi tak pantas di sebut GAM tapi gerombolan Hasan Tiro yang sedari awal emang tukang tipu....sama seperti anda

Teuku Mirza

Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
----------

From: "omar puteh" <om_puteh@hotmail.com>
To: sadanas@equate.com, ahmad@dataphone.se, awakaway@telkom.net
Subject: BERJAMAAHLAH KAMU DENGAN AHMAD SUDIRMAN!
Date: Tue, 10 Feb 2004 01:30:03 +0000

Assalamu'alaikum Wr Wb.,

Kamu, Sadanas AS Agus Hermawan KUW, lebih baik menulis seperti dibawah ini, ketimbang ikut- ikutan si Pangeran Dorna: Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono alias Kecoa dari Jerman Gajah Iskandar alias Laksa Marda alias Teuku Mirza alias Cut Mizarda alias Apha Maop, aneuk Kaphé Penjajah Indonesia Jawa alias Sagir Alva alias Rahmatullah alias Sadoso Muka (o), yang asyik merayap ke e_mail: ahmad@dataphone.se dan mengasut orang lain supaya jangan terpengaruh akan isi dokumen: 30 Tahun Indonesia Merdeka yang dikeluarkan sendiri oleh NKRI (Negara Kolonial Republik Indonesia), oleh tuannya di Jakarta, yang dipaparkan kembali, sebagaimana aslinya oleh saudara Ahmad Sudirman.

Yang paling menggerindingkan si Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono, Kecoa dari Jerman itu setelah saudara Ahmad Sudirman, membongkar dengan mendetail kejahatan Soekarno Cs dengan kelicikan intelektuilnya "menelan" Wilayah Berdaulat (Kerajaan) Negara Acheh Sumatra, kedalam mulut Propinsi Sumatra Utara dan dengan seenaknya mengeluarkan Peraturan Pemerintah RIS No 21/14/08/1950 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 5/1950.

Dengan hanya memainkan drama Undang-Undang ataupun Peraturan Pengganti Undang-Undang ataupun Peraturan Pemerintah ataupun Keppres dsb.nya yang dilaklukan oleh Penjajah Indonesia Jawa, terhadap Negara-Negara atau Wilayah/Daerah diluar radius kuasa Wilayah RI-Jawa Jokya, maka dengan sekelip mata hilanglah hak sesuatu bangsa itu atas tanah tumpah darahnya yang pernah dipertahankan dengan tumpahan darah nenek moyangnya dari 6 Negara dan 9 Wialyah/Daerah ditelan pula oleh RI-Jawa Jokya dengan mudahnya, semudah mengeluarkan Undang-Undang atau sejenisnya itu.

Sebagaimana yang dipaparkan dengan berulang-ulang oleh beliau.

Atau semudah Penjajah Indonesia Jawa cq Mohammad Yamin alias Prabu Prapanca, arsitek Negarakertagama dan menciptakan dan mengeluarkan Sumpah Palapa, akan sebuah "cita-cita kuat" dari Gajah Mada untuk menguasai Wilayah Nusantara dari Sabang hingga keu Meurauke?

Bagaimanakah kerajaan kecil Modjopahit dengan keluasan wilayah takluknya, hanya: Jawa Timur ( Jatim, sekarang ini) + Pulau Madura, ingin menguasai wilayah Nusantara?

So, Apakah+ Sumpah Palapa itu? "Gajah Mada telah bersumpah setelah gundiknya di "geranyangi" oleh Jayanegara anak Raja Majapaihit-Raden Wijaya bahwa beliau tidak akan mau lagi terlibat dengan segala rupa berntuk pesta-pora.sex, kecuali mengabdikan diri terhdap pemerintah dan kerajaannya". demikianlah sumpah palapa itu, sebagaimana penelitian Prof C.C. Berg.

Penjajah Indonesia Jawa menciptakan dan mengeluarkan Sumpah Palapa untuk "menelan" Wilayah Nusantara, melalui mulut NKRI (Negara Kolonialis Republik Indonesia Jawa), agar Nusantara itu, sebenarnya sebagai miliknya Majapahit, sebagai miliknya Jawa Madura.

Saudara Ahmad Sudirman tolong jelaskanlah kembali kepada Kolonel (Laut) Ditya Soedarsono alias Kecoa dari Jerman itu, bagaimana NKRI "menelan" RIS? Sebagaiman UUD Sementara 1950 "ditelan" UUD 1945. Atau sebagaimana Presiden RI-Jogya "ditelan"Presiden RIS atau "ditelan" Presiden NKRI, atau sebagaimana 7 buah Negara dan 9 buah Wilayah/Daerah bisa "ditelan" mulut Negara RI-Jokyakarta? Tolong jawabkan saudara Ahmad Sudirman!

Soekarno menciptakan Peraturan Pemerintah RIS No21/14/08/1950 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 5/1950 untuk "menelan" Acheh melalui mulut Sumatra Utara.

Jadi kamu tidak lah perlu membantu memberi tanggapan, karena lebih baik kamu bercantum dengan saja dengan saudara Ahmad Sudirman, karena si Pangeran Dorna alias Diitya Soedarsono anak Islam abangan, yang terapung-apung dengan kebohongan penuhnya menutupi semua kejahatan ABRI-TNI/POLRI, Tentara Teroris Nasional Indonesia Jawa, menyembelih 20 jiwa bangsa Acheh setiap hari, dengan biadab dan tidak berprikemanusiaan, yang sekarang ini, telah mencapai 5000 lebih dan dapat pula kamu bertukar-tukar pikiran dengan masalah Islam dengan beliau.

Kalau kamu lihat si Rahamtullah dari Ikatan Cendiakawan Muslim Indonesia Jawa Jedah? (kami akan tanyakan kepada Habibi Arupalaka apakah benar ada cabang icmi di Jedah? atau si Laknatullah dari Ikatan Cecoro Musyrikin Indonesia Jawa, yang mulai bercakap tidak keruan setelah saudara Ahmad Sudirman "menempelengin" mulutnya yang mulanya ceplas-ceplos karena semua argument-argumentnya bodohnya dan bukan mempunyai dasar dan kekuatan hukum dan kekuatan hukum sejarah telah dilemparkan kedalam bakul sampah.

Bagi kami, bangsa Acheh akan terus menjelaskan kepadamu sekalian dan kepada siapapun: Perkara apakah dan dengan alasan apakah, maka perjuangan suci kami untuk merebut kembali tanah air pusaka Endatu-nenek moyang kami dari Penjajah Indonesia Jawa begitu kuat, sebagaimana kuatnya tekad dan kuatnya semangat bangsa Acheh danTNAnya, Tentara Negara Achehnya di medan prang berperang mengusir ABRI-TNI/Tentara Teroris Nasional Indonesia Jawa, tentara agressor Penjajah Indonesia Jawa dari bumi Acheh?

Diantara jawabannya adalah sebagaimana yang kamu telah membacanya: Semua fakta-fakta, dasar hukum dan kekuatan hukum hak-mutlak sejarah bangsa Acheh, yang telah dipaparkan berulang-ulang oleh saudara Ahmad Sudirman!
Terima kasih kirimanmu itu seperti terlampir dibawah ini

Wasslam,

Omar Putéh,

om_puteh@hotmail.com
Norway
----------