Stockholm, 4 Februari 2004

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

ORANG ACEH YANG MENGHIANATI BANGSANYA SENDIRI TIDAK AKAN MELUNTURKAN PENENTUAN NASIB SENDIRI
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

JELAS ORANG ACEH YANG MENGHIANATI BANGSANYA SENDIRI TIDAK AKAN MELUNTURKAN CITA-CITA UNTUK PENENTUAN NASIB SENDIRI BEBAS DARI PENGARUH KEKUASAAN PEMERINTAH NKRI PENCAPLOK NEGERI ACEH

"Assalammualaikum wr wb. Saya heran dengan cara berpikir saudara kita (Teuku Mirza dan Apha Maop, yang dari namanya menunjukkan dia adalah orang Acheh) yang opini/komentarnya dimuat di website dataphone.se/~ahmad, dimana saudara kita itu membenarkan tindakan penjajahan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia-Jawa-Yogya terhadap negeri dan rakyat Acheh, dan mereka juga menyambut kedatangan tentara pendudukan (TNI/POLRI, Raiders) dengan suka cita dan rasa gembira. sungguh sangat memalukan sekali ! Sepertinya TNI/POLRI telah berhasil mencuci otak saudara Teuku Mirza dan Apha Maop Cs, dan pikiran mereka telah diracuni oleh ideologi pancasila (ideologi pancasila sama bahayanya dengan ideologi komunis) yang dibawa oleh tentara pendudukan (TNI/POLRI), sehingga yang ada dalam pikiran saudara kita itu hanyalah pancasila dan NKRI-nya. Memang benar seperti yang dikatakan oleh Firouz (orang Iran/Persia) : "Imperealisme bukan hanya pendudukan politik dan militer belaka, tapi juga sebuah penjajahan cara berpikir dan cara hidup yang datang dari luar secara halus tak terllihat merasuki suatu bangsa". Saya juga heran, koq ada orang Acheh yang menjual harga dirinya kepada tentara pendudukan (TNI/POLRI) , kok dia tega mengkhianati bangsanya sendiri dengan cara menghina dan menjelek-jelekkan para pejuang kemerdekaan Acheh, dan menyanjung tentara pendudukan (TNI/POLRI) setinggi langit ?! sementara ada orang lain (yang didalam dirinya tidak mengalir darah Acheh sedikitpun) malah membela/mendukung kemerdekaan Acheh dari penjajahan Indonesia-Jawa-Yogya. Bagaimana ini saudara Ahmad, tolong dong sadarkan saudara kita yang telah berkhianat kepada bangsa/rakyat Acheh."
(Shahen Fasya , rimueng_acheh@yahoo.com , Wed, 4 Feb 2004 03:12:18 +0000 (GMT))

"Apakah benar tidak ada rakyat Aceh yang menginginkan referendum? Jawabanya ada, sekali lagi ada ! khususnya warga Aceh atau yang mengaku warga Aceh atau mantan warga Aceh yang sekarang sedang imigran/sembunyi di luar sambil terus bercuap menghasut warga."
(Matius Dharminta, mr_dharminta@yahoo.com , Tue, 3 Feb 2004 20:36:45 -0800 (PST))

Terimakasih saudara Shahen Fasya di Banda Acheh/Kutaraja, Aceh juga saudara wartawan Jawa Pos Matius Dharminta di Surabaya, Indonesia.

Memang saudara Shahen Fasya, bahwa dimanapun didunia ini, ketika satu bangsa sedang berusaha membela tanah airnya yang sedang diduduki dan dijajah oleh Bangsa atau Pemerintah asing, maka akan muncul orang-orang yang sebangsa tetapi menghianati bangsanya sendiri dan menjual harga dirinya kepada Bangsa atau Pemerintah penjajah asing.

Begitu juga seperti yang saudara tulis orang-orang Aceh yang telah menghianati dan menjual harga dirinya kepada Bangsa atau Pemerintah penjajah asing.

Tetapi, tentu saja orang-orang Aceh yang dilihat dari sudut kacamata bangsa Aceh yang sadar untuk menentukan nasib sendiri bebas dari pengaruh kekuasaan NKRI menjadi orang-orang Aceh yang telah menghianati dan menjual harga dirinya kepada Bangsa atau Pemerintah NKRI penjajah Negeri Aceh telah mempunyai dan memiliki alasan yang menurut mereka sangat kuat sehingga perbuatan penghianatannya itu dianggap sebagai perbuatan yang biasa, artinya perbuatan yang tidak termasuk penghianatan kepada bangsanya sendiri.

Misalnya, seperti menurut Teuku Mirza di Universitas Indonesia, Jakarta , yang emailnya sampai ketangan saya, menulis bahwa: "Anda menganggap kami para pengkhianat atau apalah karena menikmati hidup dari pemerintah RI ? tapi kami rasa tidak. Karena kami tidak pernah mengorbankan harta dan nyawa orang lain untuk ambisi pribadi kami. Kami hidup dengan cara-cara profesional, kami bekerja maka kami dibayar".(Teuku Mirza , teuku_mirza@hotmail.com , RE: <AcsA> RE: "PPDi" duka nestapa atas kepergian ersa siregar, 24 januari 2004 04:11:18)

Begitu juga seperti yang ditulis oleh saudara Apha Maop "Bukannya kami senang jadi milisi, tapi jika TNI mempersenjatai kami, kami akan dengan senang hati melibas GAM. Saya juga pernah merasakan ketidakmampuan ketika GAM mendatangi rumah saya, meminta macam-macam dengan membawa geranat. Dibawah ancama peledakan geranat sudah tentu saya tak mampu berbuat
apa-apa, apalagi pada saat itu anak-anak saya semuanya di rumah. Saya tidak takut mati, cuma saya memikirkan nasib anak saya jangan sampai cedera." (Apha Maop, awakaway@telkom.net , Sat, 01 Jan 2000 00:45:53 +0700)

Nah sekarang, terlihat bahwa alasan yang dipakai oleh Teuku Mirza dan saudara Apha Maop ini adalah alasan yang menganggap bahwa mereka berdua bukan orang penghianat.

Tetapi, sebenarnya, kalau mau ditelusuri lebih mendalam, maka akan tergali bahwa alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua orang Aceh tersebut diatas menunjukkan begitu dangkalnya tentang pemikiran, penghayatan, dan kesadaran mereka berdua akan tanah air dan bangsanya sendiri, yaitu Negeri Aceh dan rakyat Aceh, yang selama lebih dari 50 tahun telah diambil, diduduki, dirampok, dijajah oleh Pemerintah NKRI yang dibentuk dari puing-puing Negara/Daerah bagian Republik Indonesia Serikat pada tanggal 15 Agustus 1950.

Pembebasan rakyat dan negeri Aceh dari belenggu, pendudukan, penjajahan Pemerintah NKRI baik yang telah dilakukan oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh dan sekarang sedang diteruskan dan dijalankan oleh Teungku Hasan Muhammad di Tiro adalah bukan perjuangan pembebasan rakyat dan Negeri Aceh demi ambisi mereka berdua sendiri, melainkan demi seluruh rakyat dan negeri Aceh yang bebas menentukan nasib sendiri dari pengaruh kekuasaan Pemerintah NKRI atau Pemerintah Negara Pantja Sila yang telah mencaplok dan menjajah Negeri Aceh sejak 53 tahun yang lalu.

Jadi, adalah sangat keliru dan suatu kesalahan fatal kalau menganggap bahwa perjuangan pembebasan rakyat dan Negeri Aceh dari penjajahan Pemerintah NKRI yang telah dan sedang dijalankan oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro sebagai pemuasaan dan ambisi pribadi mereka berdua.

Justru, kalau perjuangan Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro adalah merupakan perjuangan untuk mencapai ambisi pribadi mereka berdua, saya yakin seribu yakin, itu rakyat Aceh tidak akan mampu bertahan lebih dari 50 tahun menghadapi hantaman senjata dari pihak Soekarno, Soeharto, BJ Habibie dan Presiden Megawati bersama TNI/POLRI-nya sekarang ini.

Nah, mengapa perjuangan yang dipimpin oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro tetap bertahan dan berjalan sampai detik ini ?

Karena, memang benar bahwa perjuangan yang telah dan sedang dijalankan oleh beliau berdua diatas itu bukan merupakan perjuangan untuk memenuhi ambisi pribadi beliau berdua, melainkan untuk membawa rakyat Aceh dan Negeri Aceh bebas dari pegaruh kekuasaan Pemerintah NKRI atau Pemerintah Negara Pantja Sila yang telah mencaplok dan menduduki negeri Aceh sejak 53 tahun yang lalu.

Jadi sekarang, kalau memang benar bahwa rakyat Aceh itu seperti yang dikatakan oleh saudara Apha Maop tidak bermimpi atau tidak menginginkan penentuan nasib sendiri bebas dari tekanan TNI/POLRI yang diperintah oleh Presiden megawati dalam usaha untuk terus menduduki Negeri Aceh, maka coba adakan satu jajak pendapat suara seluruh rakyat Aceh dengan cara yang bebas dan rahasia tanpa diatur oleh Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia selaku Penguasa Darurat Militer Pusat Nomor 43 Tahun 2003 Tentang Pengaturan kegiatan Warga Negara Asing, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Jurnalis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang ditetapkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2003.

Jadi itulah, saudara Shahen Fasya di Banda Acheh/Kutaraja, Aceh, bahwa orang-orang Aceh, seperti yang ditulis oleh saudara Shahen bahwa "(Teuku Mirza dan Apha Maop, yang dari namanya menunjukkan dia adalah orang Acheh) yang opini/komentarnya dimuat di website dataphone.se/~ahmad, dimana saudara kita itu membenarkan tindakan penjajahan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia-Jawa-Yogya terhadap negeri dan rakyat Acheh, dan mereka juga menyambut kedatangan tentara pendudukan (TNI/POLRI, Raiders) dengan suka cita dan rasa gembira.". Karena mereka berdua menganggap bahwa perjuangan yang dipimpin oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Teungku Hasan Muhammad di Tiro adalah perjuangan untuk kepentingan dan ambisi pribadi.

Dan tentu saja, alasan yang dikemukakan oleh Teuku Mirza dan Apha Maop adalah menjadi modal utama bagi pihak Penguasa Darurat Militer Pusat Presiden Megawati yang dibantu Badan Pelaksana Harian Penguasa Darurat Militer Pusat, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, KASAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, Jaksa Agung M.A. Rachman, Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono, KASAL Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh, dan KASAU Marsekal TNI Chappy Hakim, Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong, Panglima Daerah Militer Iskandar Muda selaku Panguasa Darurat Militer Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Mayjen TNI Endang Suwarya, dan Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) PDMD Prov.NAD Kolonel Laut Ditya Soedarsono untuk terus melakukan pendudukan dan penjajahan Negeri Aceh.

Kemudian sekarang saya akan temui saudara wartawan Jawa Pos Matius Dharminta.

Dimana saudara Matius ini memang tidak bosan-bosannya untuk memberikan tanggapannya terhadap apa yang telah saya tulis, seperti yang baru saja sampai kepada saya. Dimana saudara Matius menulis: "Apakah benar tidak ada rakyat Aceh yang menginginkan referendum? Jawabanya ada, sekali lagi ada ! khususnya warga Aceh atau yang mengaku warga Aceh atau mantan warga Aceh yang sekarang sedang imigran/sembunyi di luar sambil terus bercuap menghasut warga."

Nah sekarang, coba perhatikan, itu tulisan saudara Matius, yang hanya keluar karena menurut hasil pikirannya sendiri tanpa meminta pendapat seluruh rakyat Aceh.

Memang cara-cara yang demikianlah yang telah dijalankan dan dipraktekkan oleh Soekarno dahulu ketika mencaplok Negeri Aceh. Dimana mudah saja, bagi Soekarno untuk menetapkan pada tanggal 14 Agustus 1950 Peraturan Pemerintah RIS Nomor 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Propinsi oleh Presiden RIS Soekarno yang membagi Negara RI-Jawa-Yogya menjadi 10 daerah propinsi yaitu, 1.Jawa - Barat, 2.Jawa - Tengah, 3.Jawa - Timur, 4.Sumatera - Utara, 5.Sumatera - Tengah, 6.Sumatera - Selatan, 7.Kalimantan, 8.Sulawesi, 9.Maluku, 10.Sunda - Kecil apabila RIS telah dilebur menjadi Negara RI-Jawa-Yogya. Dan menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi Sumatera-Utara, yang termasuk didalamnya wilayah daerah Aceh yang melingkungi Kabupaten-Kabupaten 1. Aceh Besar, 2. Pidie, 3. Aceh-Utara, 4. Aceh-Timur, 5. Aceh-Tengah, 6. Aceh-Barat, 7. Aceh-Selatan dan Kota Besar Kutaraja masuk kedalam lingkungan daerah otonom Propinsi Sumatera-Utara, tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan seluruh rakyat dan para pimpinan rakyat Aceh.

Karena itu, tidak heran kalau saudara wartawan Jawa Pos ini masih tetap memiliki dan menjiwai perilaku yang telah dijalankan dan diterapkan oleh Soekarno ketika menduduki Negeri Aceh dan dipertahankan oleh para penerus Soekarno sampai detik ini, khususnya oleh Presiden Megawati yang merupakan anak keturunan dari mantan Presiden NKRI Soekarno.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se
----------

Date: Wed, 4 Feb 2004 03:12:18 +0000 (GMT)
From: shahen fasya rimueng_acheh@yahoo.com
Subject: TNI/Polri telah berhasil mencuci otak para pengkhianat bangsa Acheh
To: ahmad@dataphone.se
Cc: awakaway@telkom.net, teuku_mirza2000@yahoo.com

Assalammualaikum wr... wb

To the point !

Saya heran dengan cara berpikir saudara kita (Teuku Mirza dan Apha Maop, yang dari namanya menunjukkan dia adalah orang acheh) yang opini/komentarnya dimuat di website dataphone.se/~ahmad, dimana saudara kita itu membenarkan tindakan penjajahan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia-Jawa-Yogya terhadap negeri dan rakyat Acheh, dan mereka juga menyambut kedatangan tentara pendudukan (TNI/POLRI, Raiders) dengan suka cita dan rasa gembira. sungguh sangat memalukan sekali !!

Sepertinya TNI/POLRI telah berhasil mencuci otak saudara Teuku Mirza dan Apha Maop Cs, dan pikiran mereka telah diracuni oleh ideologi pancasila (ideologi pancasila sama bahayanya dengan ideologi komunis) yang dibawa oleh tentara pendudukan (TNI/POLRI), sehingga yang ada dalam pikiran saudara kita itu hanyalah pancasila dan NKRI-nya. Memang benar seperti yang dikatakan oleh Firouz (orang Iran/Persia) :
"Imperealisme bukan hanya pendudukan politik dan militer belaka, tapi juga sebuah penjajahan cara berpikir dan cara hidup yang datang dari luar secara halus tak terllihat merasuki suatu bangsa".

Saya juga heran, koq ada orang acheh yang menjual harga dirinya kepada tentara pendudukan (TNI/POLRI) , kok dia tega mengkhianati bangsanya sendiri dengan cara menghina dan menjelek-jelekkan para pejuang kemerdekaan Acheh, dan menyanjung tentara pendudukan (TNI/POLRI) setinggi langit ?! sementara ada orang lain (yang didalam dirinya tidak mengalir darah acheh sedikitpun) malah membela/mendukung kemerdekaan Acheh dari penjajahan Indonesia-Jawa-Yogya.

Bagaimana ini saudara Ahmad, tolong dong sadarkan saudara kita yang telah berkhianat kepada bangsa/rakyat Acheh.

Wassalam,

Shahen Fasya

rimueng_acheh@yahoo.com
(berdomisili di Banda Acheh/Kutaraja)
----------

Date: Tue, 3 Feb 2004 20:36:45 -0800 (PST)
From: matius dharminta <mr_dharminta@yahoo.com>
Subject: Re: APAKAH BENAR TIDAK ADA RAKYAT ACEH YANG MENGINGINKAN REFERENDUM?
To: Ahmad Sudirman <ahmad@dataphone.se>
Cc: PPDI@yahoogroups.com

Apakah benar tidak ada rakyat Aceh yang menginginkan referendum?? Jawabanya ada, sekali lagi ada..!! khususnya warga Aceh atau yang mengaku warga Aceh atau mantan warga Aceh yang sekarang sedang imigran/sembunyi di luar sambil terus bercuap menghasut warga.

Begitulah adanya..

Matius Dharminta

mr_dharminta@yahoo.com
Surabaya
----------