Stockholm, 15 Juni 2003

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

RYAMIZARD PENERUS TANGAN KANAN AGRESOR SOEKARNO DIGEBUK TEUNGKU BATEE DARI TNA DI MATANG KUMBANG
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

SUDAHLAH YUDHOYONO CS, WIRAJUDA DAN MEGAWATI DIGEBUK GAM DIMEJA PRUNDINGAN, INI LAGI KASAD RYAMIZARD RYACUDU PENERUS TANGAN KANAN AGRESOR SOEKARNO DI GEBUK TEUNGKU BATEE PEMIMPIN PASUKAN ELIT TNA DARI BATAYON LEUK BANGGUNA

Tukang pukul KASAD Ryamizard penerus ayahnya almarhum Brigjen TNI (Purn) Ryacudu tangan kanan agresor Soekarno, dari Negara Sumatra Selatan yang telah masuk kedalam RIS (Republik Indonesia Serikat) ciptaan H.J.van Mook Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang telah diakui kedaulatannya oleh Ratu Juliana dari Kerajaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 tetapi telah diporakporandakan oleh Soekarno dengan palu godam Undang-Undang Darurat No 11 tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS, sehingga 15 Negara/Daerah, termasuk Negara Sumatra Selatan, tempat Ryamizard lahir, bagian RIS digembol agresor Soekarno kedalam gua negara RI-Jawa-Yogya pada tanggal 5 April 1950.

Nah, wajarlah kalau sekarang itu para TNI yang berasal dari Negara Sumatra Selatan, termasuk Ryamizard yang telah diangkat menjadi KASAD oleh Presiden Megawati putri agresor Soekarno untuk meneruskan tradisi sebagai tangan kanan agresor Soekarno sebagaimana yang telah dilimpahkan kepada almarhum Brigjen TNI (Purn) Ryacudu.

Memang sebelum Negara Sumatra Selatan masuk dan menjadi Negara bagian RIS, itu Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945 telah digempur oleh pasukan Sekutu dibawah pimpinan Kolonel Carmichael, diteruskan pada tanggal 1 Januari 1947 digempur oleh pasukan Belanda dan pada tanggal 6 Januari 1947 diadakan gencatan senjata dengan pihak RI. Dimana hasilnya adalah secara de facto daerah kekuasaan RI tidak begitu berarti lagi di sekitar Palembang.

Pada tanggal 14 Desember 1949 ketika Piagam Konstitusi RIS ditandatangani di Pegangsaan Timur 56, Jakarta, oleh 16 wakil dari Negara/Daerah bagian RIS, ternyata dari Negara Sumatra Selatan diwakili oleh Presiden Abdul Malik.

Negara Sumatra Selatan memang Negara yang telah dicaplok oleh agresor Soekarno dan dimasukan kedalam gua RI-Jawa Yogya, karena itu memang wajar kalau para perwira TNI yang berasal dari Negara Sumatra Selatan ini tidak segan-segan untuk tunduk dan patuh menjalankan apa saja yang diperintahkan oleh agresor Soekarno.

Begitu juga sampai detik ini, ketika Presiden Megawati putri agresor Soekarno memegang jabatan tertinggi Badan Eksekutif Negara RI-Jawa-Yoga yang telah dijejali oleh 15 Negara/Daerah bekas bagian RIS ditambah beberapa Negara dan Daerah lainnya yang dicaplok berikutnya, tetap itu tradisi meneruskan usaha mempertahankan hasil agresi Soekarno yang sudah terkumpul dalam gua Negara RI-Jawa-Yoga dipertahankan. Dimana salah satunya itu Ryamizard yang telah dikatrol menjadi KASAD oleh Presiden Megawati yang kebetulan juga dengan suami Presiden, Taufik Kiemas sama-sama berasal dari Palembang.

Lain halnya dengan Aceh yang secara de pacto tidak pernah dijajah dan diduduki oleh pasukan H.J.van Mook, tidak pernah menjadi negara bagian RIS apalagi sampai menyerah kepada pihak agresor Soekarno dari Negara RI-Jawa-Yogya.

Karena itu, tidak heran kalau pada tanggal 9 Juni 2003, tangan kanan Presiden Megawati putri agresor Soekarno, KASAD Ryamizard Ryacudu yang membawa senjata berkarat Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 dan diberlakukan pada tanggal 19 Mei 2003 selama 6 bulan, telah digebuk sampai menggelupur oleh Teungku Batee Komandan pasukan elit TNA (Tentara Negara Aceh) dari Batalyon Leuk Bangguna, sebagaimana yang dilaporkan oleh Boru Toba :

"Senin, 09/06-03 sekitar jam 18.00 sore (W.A), pasukan elite TNA dari Batalyon Leuk Bangguna yang dipimpin oleh Tgk.Batee, telah menyerang serdadu TNI gabungan dari kesatuan Marinir, Yonif 712 Kostrat dan Brimob Yon 1 Kelapa Dua Jakarta. Serangan tersebut dilancarkan oleh pasukan TNA, saat serdadu TNI sedang melakukan operasi penyisiran yang menggunakan beberapa kendaraan taktis tempur seperti: Truck Reo dan Tank tempur di kawasan Kp.Matang Kumbang Kec.Peusangan Kab.Bireuen. Pasukan TNA berhasil menghancurkan kekuatan TNI gabungan dan memusnahkan 2 buah Truck Reo yang penuh dengan serdadu TNI, akibat hantaman dua dentuman dahsyat dari senjata Alteleri pasukan TNA yang persis mencium badan kedua Truck serdadu TNI, 7 serdadu TNI mati dan 7 serdadu TNI lainnya luka kritis. Yang mati yaitu Letda Karno, Marinir, Pratu Askar Pudhu, Marinir, Serda Dian Estako, Marinir, Serka Adam Nur, Marinir, Sertu Apri Imam, Marinir, Pratu Safit Sasinggih, Yon 712 Kostrat, Serda Yafet Herinisa, Yon 712 Kostrat, sementara yang luka kritis adalah Pratu Ribut Yon 712, Kostrat, Praka Dasuki yon 712, Kostrat, Praka ngala yon 712, Kostrat, Praka Madiles yon 712, Kostrat, Praka Agus Pandita yon 712, Kostrat, Kopda Mukau yon 712, Kostrat dan, Bharatu Joko, Brimob Yon 1 Kelapa Dua Jakarta." (Yusra Habib Abd Gani Yusra Habib, yusrahabib21@hotmail.com , [ACSA] LAPORAN DARI MEDAN PERANG ACHEH , Tue, 10 Jun 2003 20:15:53)

Walaupun ini baru sebagian kecil gebukan TNA yang mengena TNI, sebenarnya harus menjadi suatu pelajaran bagi para pembawa senjata berkarat Keputusan Presiden RI nomor 28 tahun 2003 tentang pernyataan keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2003 lainnya seperti Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono Cs, Menlu Noer Hassan Wirajuda dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, termasuk juga Presiden Megawati yang mencap senjata Keppres No.28/2003, juga Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Amien Rais, Ketua Komisi I DPR Ibrahim Ambong, agar menyadari bahwa tindakan militer yang dilakukan terhadap rakyat Aceh adalah sama dengan usaha yang telah dilakukan oleh agresor Soekarno untuk mencaplok Aceh dimasukkan kedalam perut Negara RI-Jawa-Yoga, yang juga diteruskan oleh dikatator militer Soeharto, BJ.Habibie, dan Abdurrahman Wahid. Tetapi semua usaha itu gagal total. Dan tentu saja usaha yang dilakukan oleh Presiden Megawati putri agresor Soekarno inipun akan gagal total juga.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se