Stockholm, 11 Nopember 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

YUDHOYONO AYUNKAN PENTUNGAN INPRES-RYACUDU SAMBIL LONCAT DARI MEJA GENJATAN SENJATA DI ACEH YANG DITEPUKI SUTARTO
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.

 

KARENA GENJATAN SENJATA SEPIHAK SELAMA BULAN RAMADHAN 1423 H DI ACEH DILIBAS PENTUNGAN BERKARAT INPRES-RYACUDU, MAKA HASIL UJIAN YUDHOYONO UNTUK JADI AKHLI STRATEGI MILITER DAN POLITIK MASUK TEMPAT SAMPAH

Dalam tulisan saya yang berjudul "Yudhoyono sambut itu gencatan senjata sepihak di Aceh, jangan mau diatur Sutarto, Ryacudu, Waluyo dan Bachtiar saja" ( http://www.dataphone.se/~ahmad/021102.htm ), ternyata terbukti bahwa Yudhoyono memang bukan seorang akhli strategi militer dan politik, melainkan akhli tukang pukul dan tukang seruduk rakyat Aceh yang ingin menentukan nasibnya sendiri.

Lihat saja buktinya, ketika pihak GAM melambungkan pernyataan bahwa "During this coming month of Ramadhan, the ASNLF shall stop all military actions except for self-defense purposes." (Press Release, 31st October 2002, Acheh-Sumatra National Liberation Front, P.O. Box 130, S-145 01 NORSBORG, SWEDEN), ternyata Yudhoyono yang katanya telah digodog dalam periuk AKABRI Darat, 1970-1973 dan dimasak dalam pasu Seskoad, Bandung, 1989, juga dipanaskan dalam belanga Fort Leavenworth, Kansas, General Staff College, 1991, sudah kalang kabut dan celananya kedodoran. Sehingga cepat-cepat mengayunkan pentungan berkarat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 tentang Peningkatan langkah komprehensif dalam rangka percepatan penyelesaian masalah Aceh yang masih tajam dan berlaku bagi para serdadu TNI dibawah perintah Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan dilaksanakan oleh KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dengan jaringan laba-laba intelijen TNI AD-nya.

Tentu saja itu pentungan berkarat Inpres no 1/2002 yang dilapisi serbuk-serbuk baja hasil galian dan olahan Ryamizard Ryacudu yang kerjanya hanya main pukul dan seruduk saja, ternyata dengan cepatnya diayunkan dan disabetkan oleh Yudhoyono untuk membabat rakyat Aceh yang berada dibawah komando GAM untuk dipaksa menandatangani rancangan naskah perdamaian yang telah dipersiapkan Yudhoyono bersama gengnya selama empat bulan untuk didiktekan kepada para utusan perundingan dari pihak GAM di Genewa.

Memang kalau saya perhatikan itu Yudhoyono apalagi dengan telah dicekoki oleh Ryamizard Ryacudu makin merajalela untuk melenyapkan gerakan Rakyat Aceh yang berkeinginan menentukan nasibnya sendiri.

Coba saja perhatikan, tukang pukul KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dengan jaringan laba-laba intelijen TNI AD-nya makin ganas saja untuk membereskan GAM, ia itu bukan menggunakan jalan pikirannya yang mengarah kepada terciptanya perdamaian yang menyeluruh, melainkan hanya menjalankan bisnis Aceh-nya saja, karena dengan adanya bisnis penggebukan rakyat Aceh yang berada dibawah komando GAM ini, maka kegiatan TNI AD-nya akan terus berjalan dan sekaligus sebagai acara latihan penggebukan dan latihan peperangan yang nyata.

Celakanya, itu Yudhoyono sudah tergiring dan terjerat oleh tali bisnis Aceh-nya Ryacudu yang diamini oleh Sutarto, sehingga pernyataan dari pihak GAM "During this coming month of Ramadhan, the ASNLF shall stop all military actions except for self-defense purposes" hanya masuk ke telinga kanan keluar dari telinga kiri, dan tidak cukup sampai disitu saja, Yudhoyono ini terus ayunkan pentungan berkarat Inpres no 1/2002 yang masih bisa dipakai oleh TNI melalui Panglimanya, Jenderal Endriartono Sutarto dan tukang pukul-nya KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang telah melemparkan jaringan tali berkarat serdadu-serdadu-nya untuk mengepung rakyat Aceh dibawah komando GAM.

Jelas, kalau bicara dengan Ryacudu tukang pukul rakyat Aceh memang tidak ada gunanya. Tetapi justru oleh Yudhoyono yang sudah pensiun dari TNI AD-nya ini apa yang keluar dari mulut Ryacudu dijadikan pelita penerang untuk membereskan kemelut Aceh. Karena itu tidak heran kalau percepatan penyelesaian masalah Aceh bukan menjadi cepat melainkan makin mundur kebelakang dan mungkin terhenti ditengah jalan.

Memang saya mengerti mengapa Yudhoyono ini cepat saja mengayunkan pentungan berkarat Inpres no 1/2002 ketika mendengar pihak GAM menyatakan "During this coming month of Ramadhan, the ASNLF shall stop all military actions except for self-defense purposes".

Karena, ya, itu, dia itu bukan seorang akhli strategi militer dan politik seperti yang dipilih dan degemborkan Mega dalam kabinet keranjang sampahnya, melainkan hanya sebagai seorang akhli strategi militer dan politik gadungan saja.

Coba saja perhatikan, untuk melakukan perundingan dan menandatangani perdamaian Aceh, semuanya sudah dipersiapkan dari mulai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sampai perincian langkah-langkah yang harus dibuat, jadi ketika sampai di Genewa dan duduk dimeja perundingan kedua belah pihak hanya menandatanganinya saja.

Jelas mana bisa cara dan jalannya begitu. Itu namanya main dikte dan main tekan dari pihak Yudhoyono saja. Bisa saja Yudhoyono berkelit dengan mengatakan bahwa konsepsi untuk perdamaian Aceh itu telah dibicarakan bersama-sama orang Aceh. Tetapi jelas, yang dinamakan orang Aceh oleh Yudhoyono itu adalah orang Aceh yang berjubah dan bertopeng seperti Yudhoyono.

Nah disinilah yang saya katakan bahwa Yudhoyono itu adalah seorang akhli strategi militer dan politik gadungan walaupun sudah digodog dalam periuk AKABRI Darat, 1970-1973 dan dimasak dalam pasu Seskoad, Bandung, 1989, juga dipanaskan dalam belanga Fort Leavenworth, Kansas, General Staff College, 1991.

Saran saya kepada Yudhoyono sebagai Menko Polkam Kabinet Mega adalah belajarlah kepada tukang pancing ikan.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se