Stockholm, 25 Oktober 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

MEGA, HASSAN, YUDHOYONO KEJAR ORANG-ORANG YANG ANTI REZIM ORBA
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

SEKARANG ORANG-ORANG YANG ANTI REZIM ORBA DIKTATOR MILITER SOEHARTO YANG DIKEJAR-KEJAR MEGA, HASSAN DAN YUDHOYONO UNTUK MERINGKUS PELAKU LEDAKAN BOM MAFIA NARKOBA LEGIAN, KUTA, BALI

Irjen I Made Mangku Pastika Ketua Tim Investigasi Bom Bali yang ditunjuk oleh Kapolri Jenderal Dai Bachtiar untuk memimpin investigasi peledakan bom Bali dan dibantu oleh Graham Esten dari Australian Federal Police Investigation ternyata sampai detik ini kelabakan dan kebingungan, karena tidak mampu melacak siapa yang mempunyai ide, rencana dan pelaksana ledakan bom mafia narkoba, Legian, Kuta, Bali ini.

Nah, tuduhan-tuduhan telah dilambungkan kesegala jurusan khususnya kearah para penegak Syariat Islam, seperti Abu Bakar Ba'ashir yang sekarang sudah ditahan dengan menggunakan tali rantai palu godam hitam pekat Perpu 1-2/2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Tidak cukup hanya menahan Ba'ashir saja, melainkan propaganda pengejaran para penegak Syariat Islam itu terus dikobarkan seperti Kepala Badan Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Pol Saleh Saaf yang mendeklarkan bahwa Riduan Isamuddin alias Hambali adalah tersangka peledakan Bom mafia narkoba, Legian, Kuta, Bali.

Bukan hanya Abu Bakar Ba'ashir dan Riduan Isamuddin saja yang dituduh atau didakwa pelaku peledakan bom mafia narkoba, Legian, Kuta, Bali itu, tetapi juga dikaitkan dengan Abdullah Sungkar musuh utama rezim ORBA diktator militer Soeharto.

Bahkan tidak hanya sampai disitu saja, melainkan Mega, Hassan dan Yudhoyono telah menjadi kacungnya Bush dengan ikut-ikutan menyetujui Jemaah Islamiyah dimasukkan kedalam daftar organisasi teroris yang menjadi musuhnya sekularis Bush dengan diembel-embeli Resolusi 1267 (1999) yang diadopsi oleh DK PBB dalam sidangnya yang ke 4051 pada tanggal 15 Oktober 1999 yang sebagian isinya, Osama Bin Laden dan jaringannya dituduh oleh rezim negara sekular federal Amerika pada tanggal 7 Agustus 1998 membom Kedutaan Amerika di Nairobi, Kenya, dan di Dar es Salam, Tanzania dan juga dituduh membunuh orang-orang Amerika di luar negeri serta meminta kepada Taliban untuk menyerahkan Osama Bin Laden dan anggota jaringannya kepada rezim pemerintah negara sekular federal Amerika. Juga diembel-embeli dengan resolusi 1333 (2000) yang diadopsi oleh DK PBB dalam sidangnya yang ke 4251 pada tanggal 19 Desember 2000 yang sebagian isinya, memutuskan bahwa semua negara anggota PBB dengan segera membekukan semua kekayaan dan keuangan milik Osama Bin Laden dan Al Qaedanya juga semua milik anggota jaringannya baik secara perseorangan atau kelompok.

Nah, makin jelas bahwa Mega, Hassan dan Yudhoyono ternyata sama juga dengan rezim diktator militer Soeharto yang ingin melumat-habiskan para penentangnya yang ingin menegakkan Syariat Islam.

Lihat itu Abu Bakar Ba'ashir, Abdullah Sungkar dan Riduan Isamuddin mereka adalah musuh-musuh utama dan penentang paling keras rezim diktator militer Soeharto dari sejak tahun 80-an.

Dimana mereka terpaksa hijrah ke negri jiran Malaysia untuk melakukan perlawanan terhadap keganasan rezim diktator militer Soeharto. Mereka tetap dengan semangat yang tinggi untuk menegakkan Syariat Islam di bumi ini.

Barulah setelah diktator militer Soeharto jatuh tersungkur pada tanggal 22 Mei 1998, mereka kembali lagi masuk ke negara sekular pancasila. Tetapi Abdullah Sungkar, yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki-Sukoharjo Solo, meninggal dunia hari Minggu tanggal 24 Oktober 1999 dan di dimakamkan di Solo.

Nah sekarang, usaha-usaha dakhwah Islam almarhum Abdullah Sungkar di Malaysia juga dakhwah Islam Abu Bakar Ba'ashir di Singapura dan Malaysia ternyata telah dimanipulasi dan dikotori oleh rezim pemerintah Mahathir dan rezim pemerintah Goh Chok Tong. Para kaum muslimin yang selalu mendengarkan dan mengikuti pengajian mereka dituduh sebagai organisasi teroris dan tidak sampai disitu saja melainkan juga masyarakat muslim yang selalu mengikuti ceramah pengajian mereka dituduh sebagai organisasi Islam teroris dengan nama Jemaah Islamiyah, padahal Jemaah atau Jamaah Islamiyah adalah kumpulan atau kelompok muslim yang selalu mengikuti sarahan pengajian mereka.

Tetapi, memang Mega, Hassan dan Yudhoyono ini mudah ditipu dengan informasi-informasi yang tidak benar dari pihak pemerintah Mahathir dan pemerintah Goh Chok Tong yang menuduh kumpulan pengajian Islam almarhum Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'ashir adalah perkumpulan organisasi Islam teroris atau menurut istilah Mahathir dan Goh Chok Tong adalah Jemaah Islamiyah.

Saran saya untuk Presiden Mega, Menlu Hassan dan Menko Polkam Yudhoyono yaitu, perintahkan kepada Irjen I Made Mangku Pastika dan Graham Esten dari Australian Federal Police Investigation coba arahkan penciuman hidung kepada bau-bau narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) yang telah disebarkan dan diedarkan kepada para remaja Bali khususnya dan Indonesia umumnya, juga kepada para turis asing yang sedang berlibur di Bali. Karena, justru dari bau-bau narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) yang telah disebarkan dan dijual oleh para mafia melalui para pengecer jalanan inilah yang akhirnya bisa mengarah ke jalan pemborgolan orang-orang yang telah meledakkan Sari Club yang memakan korban 185 tewas dan 309 korban luka-luka.

Mereka inilah yang telah menjadi korban persaingan antar mafia luar negeri dan mafia dalam negeri dalam usaha merebut dan melebarkan jaringan pemasaran narkobanya

Arahkan penciuman kepada para mafia narkoba baik yang ada di Australia, Singapura, Malaysia dan juga yang ada di negara sekular pancasila. Periksa pemilik Sari Club Legian itu, apakah mereka itu menjual narkoba kepada para turis asing itu.

Jadikan dasar pegangan, apa yang telah dikatakan oleh Kaditserse Polda Bali Kombes Pol.Drs.Eddy Kusumawijaya, S.H, M.M, Minggu, 14 Juli 2002 yang lalu, yaitu :

"Persepsi tentang kasus narkoba harus sama. Saya pikir sudah saatnya memberikan hukuman berat. Bila perlu hukuman mati. Karena di negaranya tak boleh dan hukumannya berat untuk menggunakan narkoba, mereka akhirnya ke Bali untuk itu. Ini harus diantisipasi. Bali yang sebelumnya hanya menjadi daerah transit, sekarang sudah menjadi pasar narkoba. Mafia-mafia narkoba sudah masuk ke daerah turis ini. Karena mafianya sudah ada di Bali, cara memasukkan barang haram itu ke Bali pun menjadi tambah lihai. Semua jalur, baik laut, darat maupun udara bisa dimasukinya. Jalur laut, barang haram itu dimasukkan melalui kapal-kapal nelayan. Mereka umumnya melakukan transaksi di tengah laut di Selat Sunda. Setelah mendarat, melalui jalur darat lalu masuk ke Bali. Seperti heroin sebanyak 2,2 kg yang ditemukan di rumah Alfones. Itu masuk melalui jalur laut. Setelah itu masuk melalui jalan darat. Walau peralatan yang dimiliki Bandara Ngurah Rai sudah canggih, namun pelakunya tetap saja bisa meloloskan barang haram itu ke daratan Bali. Tersangka Stv itu contohnya. Dengan menelan kapsul-kapsul yang berisi hasis itu ternyata bisa lolos." ( http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2002/7/15/b6.htm )

Jadi kesimpulannya adalah, cobalah jangan hanya mau jadi budak dan kacung sekularis Bush saja yang telah menyuapkan racun-racun tuduhan terhadap para penegak Syariat Islam. Itu semua resolusi DK PBB yang dijadikan sandaran oleh Bush dan juga oleh Mega, Hassan dan Yudhoyono adalah semuanya merupakan penipuan saja. Yang tujuan utamanya adalah ingin menghancurkan kaum muslimin yang ingin menegakkan Syariat Islam di bumi ini.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se