Stockholm, 12 Oktober 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

SEBELUM COBA GEBUK RACHMAN, MEGA MINTA PENTUNGAN PANCASILA-SAKTI DARI KUBURAN AYAHNYA DI BONDOGERIT, BLITAR
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

CALON MALING MUHAMMAD ABDURACHMAN YANG LUMPUR-HITAM-TINDAK-PIDANA-KORUPSINYA SEDANG DIGODOK KPKPN UNTUK DIJADIKAN DASAR PEMBERIAN GELAR MALING BESAR JADI BEBAN BERAT PUNDAK MEGA

Mega yang lemah dan tidak berwibawa ini yang sudah hampir jatuh tersungkur karena pundaknya sudah diberati oleh sebagian beban berat-ulah Jaksa Agung Muhammad Abdurachman asal Madura yang tergusur tindak pidana korupsi dengan menyalah gunakan jubah Jaksa Agungnya melalui cara licik penutupan kain terpal-hitam keatas rumah mewah kelas miliarannya dari pandangan petugas-petugas KPKPN yang haus darah-darah-hitam mangsa para maling dan koruptor yang masih berkeliaran bebas di negara sekular pancasila.

Tentu saja Mega yang sudah hampir tidak mampu berlenggang-lenggok lagi karena sudah kepayahan memikul beban-berat-anak buahnya yang sudah kesedot lumpur-hitam-tindak pidana korupsi ini, berusaha untuk meminta kekuatan alat pentungan pancasila-sakti buatan ayahnya diktator Soekarno yang telah menjadi arwah didalam kuburannya yang terletak di Kelurahan Bendogerit, Blitar, Jawa Timur pada hari kemarin, Jumat, 11 Oktober 2002.

Dengan mulutnya yang komat-kamit membaca mantra-lima-butir-kesaktian-pancasila yang selalu dikumandangkan ayahnya, Soekarno, dan juga telah disebarluaskan dan dijadikan pedang sakti oleh diktator militer Soeharto selama 32 tahun, Mega mengharapkan agar para maling kecil, besar, koruptor kecil, besar baik yang berada dalam kabinet malingnya (ganti nama dari kabinet keranjang sampah) ataupun yang ada dalam PDI-P-nya tidak menyebabkan dirinya jatuh tersungkur dari singgasana kursi presiden negara sekular pancasila, sehingga Hamzah Haz wakilnya dan sekaligus musuh bebuyutan Gus Dur akan naik untuk menongkrongi kursi presiden dengan bendera Qurnia Subur Alam Raya (QSAR)-nya disamping bendera PPP-nya.

Karena sebelum Mega meminta kekuatan pentungan pancasila-sakti dari arwah ayahnya di kuburan Bendogerit, Blitar, Jawa Timur itu, memang Mega, satu hari sebelumnya, telah melakukan sedikit percobaan dengan cara memukulkan palu godam SK- nomor 205/DPP/KPTS/X/2002 yang berisikan kekuatan pemecatan Tarmidi Suhardjo sebagai ketua DPD PDIP DKI Jakarta karena telah melanggar disiplin partai ketika dipilih menjadi calon gubernur dari FPAN melawan Sutiyoso, yang dituduh menjadi pelaku utama penyerbuan Kantor DPP PDI yang memakan banyak korban pada tanggal 27 Juli 1996, yang dipilih sebagai calon Gubernur DKI Jakarta oleh PDIP pada pemilihan Gubernur Jakarta tanggal 11 September 2002 yang dimenangkan oleh Sutiyoso calon Gubernur pilihan PDIP.

Nah, kombinasi antara pentungan pancasila-sakti buatan diktator Soekarno yang diminta Mega dari arwah ayahnya di pekuburan Bendogerit, Blitar, Jawa Timur itu dengan hasil penggodokan para petugas KPKPN tentang rumah kelas miliaran yang ditutupi calon maling Jaksa Agung Muhammad Abdurachman yang hasilnya akan dikeluarkan oleh KPKPN beberapa hari mendatang, maka bisa kedua faktor tersebut menjadi kekuatan-sakti-semangat-gebuk Mega untuk meringkus Jaksa Agung favorit maling-Besar Akbar Tandjung ketua DPR yang sebagian anggotanya juga sudah naik kelas ke tingkat calon-calon maling.

Tentu saja, dalam pandangan saya, ada sedikit cahaya penerang kaki Mega yang sudah kegelapan membawa kabinet malingnya itu adalah para calon maling anggota DPR yang dipimpin raja maling besar Akbar Tandjung yang juga sekaligus anggota MPR pimpinan Amien Rais yang Fraksi Partainya di DPRD Jakarta memilih Tarmidi Suhardjo ketua DPD PDIP DKI Jakarta untuk melawan Sutiyoso dalam pencalonan Gubernur Jakarta sudah tidak ada lagi gigi untuk menjungkirkan Mega dari kursi presiden negara sekular pancasila.

Karena, ya, itu, alasannya adalah para maling tidak akan mungkin menjungkirkan pimpinan kabinet maling.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se