Stockholm, 7 September 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

MEGA RANGKUL ABDELAZIZ BOUTEFLIKA DI ALJAZAIR
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

NEGARA YANG MEMILIKI CADANGAN GAS ALAM NOMOR 5 DI DUNIA DIRANGKUL MEGA

Empat puluh tahun yang lalu, ketika Aljazair lepas dari Perancis dan memerdekakan diri untuk hidup bebas dari ikatan dan tekanan penjajah Perancis tanggal 5 Juli 1962, Ahmed Ben Bella telah membawa Aljazair kelembah nasionalisme Arab dengan harapan bisa menjadikan rakyat dan negara Republik Demokrasi Rakyat Aljazair aman, damai, maju dan kaya sesuai dengan apa yang telah dicanangkan berdasarkan nasionalisme Arab-nya.

Ternyata usaha Ahmed Ben Bella untuk mengemudikan dan membawa rakyat Aljazair ketingkat hidup yang makmur hanyalah sampai dalam impian saja. Begitu juga ketika Chadli Benjedid tampil dengan semangan nasionalisme Arab-nya dengan tumpahan gas alam dan minyaknya, ternyata tidak mampu juga membawa rakyat Aljazair ketingkat hidup yang layak sebagaimana rakyat-rakyat yang hidup dinegara lainnya yang telah merdeka. Ternyata tanpa pompa uang pinjaman dari IMF dan Paris Club, Chadli Benjedid tidak mampu berdiri sendiri dan mengarahkan bahtera Republik Demokrasi Rakyat Aljazair kearah jalan yang aman, damai dan maju.

Sebelum Chadli Benjedid jatuh tersungkur, dengan utang yang mengikat leher rakyat Aljazair, ia perintahkan untuk diadakan pemilihan umum tahun 1991. Dimana dalam pemilihan tahap pertama ternyata yang berhasil keluar sebagai pemenang adalah FIS (Islamic Salvation Front) yang memiliki dasar Islam dengan ideologi perjuangannya didasarkan kepada apa yang telah diajarkan dalam Islam.

Ternyata pihak militer tidak menghendaki bila FIS dengan ideologi Islamnya tampil kepermukaan dan merubah serta menghilangkan dasar ideologi nasionalisme Arab-nya yang telah diperjuangkan sebelumnya baik oleh Ahmed Ben Bella maupun oleh Chadli Benjedid, sehingga dengan tampilnya pihak militer yang didukung oleh negara sekular federal Amerika dan negara bekas penjajahnya Perancis, pemilihan tingkat kedua ditunda, dan partai FIS dari sejak bulan April 1992 dijadikan sebagai partai politik yang terlarang, dimana pemimpinnya, Ali Belhadj dan Abassi Madani dimasukkan kedalam penjara, sedangkan Rabeh Kebir tinggal di German mendapat suaka politik.

Langkah yang lebih jauh lagi yang dijalankan oleh rezim militer Aljazair ini adalah dengan dibuatnya undang-undang yang melarang partai politik dengan menggunakan dasar agama yang diundangkan dan diberlakukan sejak bulan Maret 1997.

Jelas, selama berada dibawah rezim militer yang didukung negara sekular federal Amerika dan Perancis itu, partai politik FIS dengan Islamic Salvation Army-nya telah ditekan dan dihabiskan apalagi setelah diberlakukannya undang-undang kepartaian yang melarang agama dijadikan dasar partai.

Ketika, rezim militer sudah menganggap bahwa waktunya sudah matang untuk dilaksanakan pemilihan umum lagi, maka pada tanggal 5 Juni 1997, 2 bulan setelah undang-undang anti dasar agama bagi partai politik diundangkan, dilaksanakan pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di majelis perwakilan rakyat, tanpa diikutsertakan FIS.

Adapun pemilihan presiden yang dipilih langsung dilaksanakan pada tanggal 15 April 1999 yang dimenangkan oleh Abdelaziz Bouteflika dan dilantik jadi Presiden tanggal 28 April 1999.

ABDELAZIZ BOUTEFLIKA DIRANGKUL MEGA

Hari Kamis, 5 September 2002, selepas Mega menghadiri KTT Bumi-2 di Johannesburg, Afrika Selatan langsung terbang ke Aljazair untuk merangkul Presiden Aljazair, Bouteflika.

Disini kelihatan Mega yang lemah pemimpin negara sekular pancasila sudah terpaut dengan Abdelaziz Bouteflika ini yang pernah datang ke negara sekular pancasila dan diundang oleh Mega yang waktu itu sebagai Wakil Presiden dimasa Gus Dur jadi presiden untuk menghadiri peringatan 100 Tahun Soekarno di ITB.tanggal 1 Juni 2001.

Bouteflika yang sudah memimpin Aljazair lebih dari 3 tahun ini ternyata tidak mampu membawa Aljazair kejalan yang bisa membawa rakyatnya ketempat yang aman, adil dan maju. Melainkan makin terperosok kelembah utang dari IMF dan Paris Club yang telah mencapai US$ 25 miliar yang mengikat leher penduduk Aljazair yang sudah bertambah hampir 32 juta jiwa itu.

Mengapa Mega mau rangkaul Bouteflika?

Karena keduanya sama-sama anggota Paris Club, penghutang kepada IMF, penghasil gas alam dan minyak, negara sekular walaupun mayoritas penduduknya muslim, sama-sama presidennya dipilih langsung (negara sekular pancasila baru akan dimulai tahun 2004), menekankan nasionalisme, dimana Aljazair menekankan ke-Arabannya, sedangkan negara sekular pancasila ke-Indonesiaannya, sama-sama pernah dibawah rezim militer, sama-sama anti negara yang sistemnya bersumberkan kepada agama (Islam), sama-sama masih miskin, sama-sama kebetulan ideologi partai politik Mega adalah demokrasi indonesia yang menekankan kepada nasionalisme Indonesia, sedangkan Bouteflika membawa payung demokrasi rakyat yang menekankan kepada nasionalisme Arab-nya, dan sama-sama dijerat tali utang yang diikatkan oleh IMF melalui Paris Club-nya.

Jelas, menurut pemikiran saya, saling berangkulannya Mega dengan Bouteflika di Aljazair ini tidak banyak memberikan keuntungan yang banyak, baik bagi kas negara sekular pancasila, mapun kas negara demokrasi rakyat Aljazair ini.

Yang ada hanyalah saling bersilaturahmi dengan gembolan pengikut Mega yang ratusan itu dan yang telah menghabiskan uang budget kepresidenan saja, yang sebenarnya itu semuanya adalah uang rakyat yang diperas melalui pajak dan utang yang dipinjam dari IMF dan Bank Dunia.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se