Stockholm, 14 Februari 2002

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

BAGUS SEKULARIS MEGA AKUI MEMIMPIN KABINET TEMPAT SAMPAH
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

TIDAK PERLU GUSAR KALAU SEKULARIS MEGA TELAH MENGAKUI DIRINYA MEMIMPIN KABINET TEMPAT BUANG SAMPAH

Sebenarnya apa yang dilontarkan oleh sekularis Mega dalam  kata sambutan pada pembukaan Rakor Pendayagunaan Aparatur Negara Tingkat Nasional di Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, hari Senin, 11 Februari 2002 yang lalu itu, menurut pemikiran saya adalah merupakan sikap terbuka yang cukup jujur dari pihak sekularis Mega sebagai pemimpin negara sekular pancasila dengan mengakui bahwa memang Kabinet yang dipimpinnya adalah kabinet tempat buang sampah.

Artinya kabinet yang anggota-anggotanya harus dibuang perilaku dan mentalitas buruknya yang sangat mengganggu kelangsungan hidup rakyat dan negara sekular pancasila.

Kalau kita mau jujur, sebenarnya jangan merasa gusar dan kesal hati dengan pernyataan sekularis Mega: "Saya menginginkan yang sebenarnya bahwa birokrasi tidak hanya duduk di belakang meja, karena banyak hal yang telah terjadi, selama negara ini berdiri, apalagi pasca krisis dan setelah banyak hal terjadi dalam pemerintahan yang baru ini, saya rasakan saya ini memimpin suatu pemerintahan yang bisa disebut seperti keranjang sampah. Ini akibat dari begitu banyaknya di masa lalu, khususnya di dalam birokasi, tidak pernah turun ke jalan. Yang ada pada waktu itu bagaimana menyodorkan pada pimpinan sesuatu yang baik-baik saja. Padahal yang buruk adalah hal-harus yang harus ditunjukkan. Buat apa saya pergi ke daerah yang baik. Hampir seluruh gambaran miring dilekatkan pada birokrasi, perangai yang arogan, organisasi yang tambun, geraknya yang lamban, sifatnya yang korup, produktivitas dan profesionalisme rendah, dll. Sejujurnya, saya tidak sependapat sepenuhnya dengan kritik yang kadangkala bernada olok-olok itu." (Detikcom, Mega Kritik Birokrat Suka Pamerkan yang Baik-baik Saja, http://www.detik.com/peristiwa/2002/02/11/20020211-114131.shtml )

Adalah pemimpin yang bodoh kalau kerjanya hanya menutupi birokrasi dan tidak mau mengakui kelemahan dan kekeliruannya. Kritikan yang disampaikan dari bawah, dari tengah dan dari atas adalah merupakan sumber untuk mengadakan perubahan dalam kehidupan berpemerintah dan bernegara.

Memang harus diakui bahwa sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan atau bisa disebut juga dengan cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban serta menurut tata aturan yang banyak liku-likunya bukan hanya berjalan di negara sekular pancasila saja melainkan juga hampir diseluruh negara di dunia ini. Karena memang itulah yang namanya birokrasi.

Nah sekarang sekularis Mega telah menyadari bahwa birokrasi yang dijalankan oleh Kabinet dan seluruh bawahannya adalah cukup menjadi penghambat lajunya roda kehidupan negara sekular pancasila. Sehingga banyak menimbulkan kritik-kritik nyaring yang datangnya baik dari bawah atau dari samping yang diarahkan pada perilaku-perilaku birokrat-birokrat dibawah kabinet tempat sampah-nya sekularis Mega yang sudah dianggap memiliki sifat korup, tidak produktiv dan memiliki profesionalisme yang rendah.

Kejujuran dari sekularis Mega untuk mengakui kelemahan yang ada dalam pemerintah atau kabinet yang dipimpinnya adalah suatu tanda adanya keinginan untuk memperbaiki baik untuk dirinya atau untuk kabinet yang dipimpinnya.

Nah sekarang, tinggal mereka kelompok birokrat-birokrat yang bermental dan punya sifat korup dan yang memiliki profesionalisme yang rendah ini, apakah mereka itu sudah siap untuk berbenah diri dan berusaha untuk merubah dirinya, dari manusia-manusia yang korup kepada manusia-manusia yang jujur, adil dan yakin kepada Allah SWT.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se