Stockholm, 9 Mei 2000

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

MAKLUMAT NII-DAUD BEUREUEH DAN DEKLARASI NLFAS-HASAN TIRO
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

TERNYATA KEDUANYA BERAKHIR DALAM PELUKAN NEGARA PANCASILA

A. AKHIR DARI MAKLUMAT NII-DAUD BEUREUEH

Ketika Kabinet Ali-Wongso yang dibentuk pada tanggal 1 Agustus 1953 dibawah Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamidjojo (PNI) dan Wakil PM Mr. Wongsonegoro (Partai Indonesia Raya, PIR) dimana Masyumi tidak turut serta, tetapi NU (Nahdlatul Ulama) dapat jatah kursi untuk ikut duduk dalam Kabinet, melancarkan kebijaksanaan program politik Kabinetnya, maka Daud Beureueh yang pernah memegang jabatan Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh sewaktu agresi militer pertama Belanda pada pertengahan tahun 1947 dan 3 tahun setelah RIS (Republik Indonesia Serikat) bubar dan kembali menjadi RI dengan semangat yang membara pada bulan September 1953 memaklumatkan Negara Islam Indonesia di Aceh di bawah NII-Imam SM Kartosoewirjo. Dimana bunyi Maklumat NII di Aceh itu sebagai berikut,

MAKLUMAT

Dengan Lahirnja Peroklamasi Negara Islam Indonesia di Atjeh dan daerah sekitarnja, maka lenjaplah kekuasaan Pantja Sila di Atjeh dan daerah sekitarnja, digantikan oleh pemerintah dari Negara Islam. Dari itu dipermaklumkan kepada seluruh Rakjat, bangsa asing, pemeluk bermatjam2 Agama, pegawai negeri, saudagar dan sebagainja.

1. Djangan menghalang2i gerakan Tentara Islam Indonesia, tetapi hendaklah memberi bantuan dan bekerdja sama untuk menegakkan keamanan dan kesedjahteraan Negara.

2. Pegawai2 Negeri hendaklah bekerdja terus seperti biasa, bekerdjalah dengan sungguh2 supaja roda pemerintahan terus berdjalan lantjar.

3. Para saudagar haruslah membuka toko, laksanakanlah pekerdjaan itu seperti biasa, Pemerintah Islam mendjamin keamanan tuan2.

4. Rakjat seluruhnja djangan mengadakan Sabotage, merusakkan harta vitaal, mentjulik, merampok, menjiarkan kabar bohong, inviltratie propakasi dan sebagainja jang dapat mengganggu keselamatan Negara. Siapa sadja jang melakukan kedjahatan2 tsb akan dihukum dengan hukuman Militer.

5. Kepada tuan2 bangsa Asing hendaklah tenang dan tentram, laksanakanlah kewadjiban tuan2 seperti biasa keamanan dan keselamatan tuan2 didjamin.

6. Kepada tuan2 yang beragama selain Islam djangan ragu2 dan sjak wasangka, jakinlah bahwa Pemerintah N.I.I. mendjamin keselamatan tuan2 dan agama jang tuan peluk, karena Islam memerintahkan untuk melindungi tiap2 Umat dan agamanja seperti melindungi Umat dan Islam sendiri. Achirnja kami serukan kepada seluruh lapisan masjarakat agar tenteram dan tenang serta laksanakanlah kewadjiban masing2 seperti biasa.

Negara Islam Indonesia
Gubernur Sipil/Militer Atjeh dan Daerah sekitarnja.

MUHARRAM 1373
Atjeh Darussalam
September 1953

Dari sejak Aceh dimaklumatkan sebagai Negara Islam Indonesia yang berpusat di Aceh, ternyata Soekarno memerlukan waktu 9 tahun untuk memeluk kembali Daud Beureueh dengan NII-nya. Yaitu setelah Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Imam NII di Jawa Barat tertangkap (4 Juni 1962) di atas Gunung Geber di daerah Majalaya oleh kesatuan-kesatuan Siliwangi dalam rangka Operasi Bratayudha. Pada bulan Desember 1962, Kolonel M.Jasin, Panglima Kodam I/Iskandar Muda, menjalankan prakarsa yang dinamakan "Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" dengan tujuan untuk menarik Daud Beureueh kedalam meja musyawarah yang sebenarnya merupakan perangkap dengan menggunakan label Kerukunan Rakyat Aceh agar bisa menarik hati Daud Beureueh. Tanpa disadari konsekuensi jangka panjang dari musyawarah itu, Daud Beureueh mengulurkan tangan dan menerima hidup rukun dengan Soekarno. Ternyata musyawarah itu adalah merupakan akhir dari perjalanan hidup perjuanagn Daud Beureueh dengan NII-di-Aceh-nya. (Sekretariat NRI, 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964, hal. 72-75, 1986).

B. AKHIR DARI DEKLARASI NATIONAL LIBERATION FRONT OF ACHEH SUMATRA HASAN TIRO

14 tahun setelah Daud Beureueh menyerah kepada Penguasa Negara Pancasila, Hasan Muhammad di Tiro pada tanggal 4 Desember 1976 mendeklarasikan kemerdekaan Aceh Sumatra. Dimana bunyi deklarasi kemerdekaan Negara Aceh Sumatra yang dikutif dari buku "The Price of Freedom: the unfinished diary of Tengku Hasan di Tiro" (National Liberation Front of Acheh Sumatra,1984)  yang menyangkut " Declaration of Independence of Acheh Sumatra" (hal: 15-17) sebagai berikut,

"To the people of the world: We, the people of Acheh, Sumatra, exercising our right of self-determination, and protecting our historic right of eminent domain to our fatherland, do hereby declare ourselves free and independent from all political control of the foreign regime of Jakarta and the alien people of the island of Java....In the name of sovereign people of Acheh, Sumatra. Tengku Hasan Muhammad di Tiro. Chairman, National Liberation Front of Acheh Sumatra and Head of State Acheh, Sumatra, December 4, 1976". ("Kepada rakyat di seluruh dunia: Kami, rakyat Aceh, Sumatra melaksanakan hak menentukan nasib sendiri, dan melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang negara kami, dengan ini mendeklarasikan bebas dan berdiri sendiri dari semua kontrol politik pemerintah asing Jakarta dan dari orang asing Jawa....Atas nama rakyat Aceh, Sumatra yang berdaulat. Tengku Hasan Muhammad di Tiro. Ketua National Liberation Front of Acheh Sumatra dan Presiden Aceh Sumatra, 4 Desember 1976") (The Price of Freedom: the unfinished diary of Tengku Hasan di Tiro, National Liberation Front of Acheh Sumatra,hal : 15, 17, 1984).

Ternyata setelah menelan ratusan ribu korban rakyat Aceh, menurut rencana pada tanggal 12 Mei 2000 minggu ini akan dilakukan penandatanganan gencatan senjata selama 3 bulan antara NLFAS yang diwakili Zaini Abdullah, yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan NLFAS dengan Pemerintah RI yang diwakili oleh Noer Hassan Wirajuda, Duta Besar Indonesia untuk Switzerland di Genewa dan disaksikan oleh pihak ketiga dari Henry Dunant Center for Humanitarian Dialogue.

Penandatanganan ini merupakan hasil dari beberapa usaha dialog tertutup antara pihak GAM dengan Pihak Pemerintah Gus Dur yang diwakili oleh Noer Hassan Wirajuda, Duta Besar Indonesia di Genewa yang disaksikan oleh pihak ketiga dari Henry Dunant Center for Humanitarian Dialogue pada akhir bulan Januari 2000 yang lalu. Juga dialog tertutup dan tidak resmi antara Menteri Negara Urusan Hak Asasi Manusia (HAM) Hasballah M Saad dan pihak GAM di Stockholm pada akhir bulan Februari 2000. Kemudian disusul dialog antara utusan Gus Dur Bondan Gunawan sebagai Sekretaris Negara & Sekretaris Pengendalian Pemerintah RI dengan pihak GAM yang diwakili oleh Teungku Abdullah Syafi`i sebagai Panglima Angkatan Gerakan Aceh Merdeka AGAM di Kabupaten Aceh Pidie pada tanggal 16 Maret 2000 yang lalu.

C. REKOMENDASI DAN PERNYATAAN DARI MUSYAWARAH ULAMA DAYAH SE-ACEH TANGGAL 13-14 SEPTEMBER 1999 DI KOMPLEK MAKAM SYIAH KUALA BANDA ACEH.

Musyawarah Ulama Dayah se-Aceh yang diadakan tanggal 3-4 Jumadil Akhir 1420 Hijriah bertepatan dengan tanggal 13-14 September 1999 di Banda Aceh. Setelah membaca firman Allah SWT QS Assyura ayat 38 yang artinya: "Dan orang-orang yang mengijabah seruan Tuhan mereka, mendirikan shalat, mereka selalu bermusyawarah dalam urusan mereka, dan berinfaq dari rezeki yang diberikan kepada mereka". Setelah menerima berbagai macam masukan, serta mempertimbangkan situasi dan keadaan masyarakat Aceh akhir-akhir ini, maka seluruh peserta musyawarah sepakat dan merasa berkewajiban mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:

BIDANG REKOMENDASI DAN PERNYATAAN

1. Setelah mengamati dan memperhatikan aspirasi seluruh masyarakat Aceh yang berkembang dewasa ini dimana ada yang menghendaki otonomi dan ada yang menghendaki merdeka maka Musyawarah Ulama Dayah se- Aceh mendesak pemerintah pusat untuk segera melaksanakan Referendum/Jajak Pendapat di bawah pengawasan masyarakat internasional sesuai dengan permintaan mahasiswa/thaliban dan masyarakat Aceh lainnya.

2. Apabila pemerintah pusat tidak menanggapi suara rakyat Aceh dimaksud maka dikhawatirkan akan terjadi gejolak berkelanjutan yang jauh lebih besar dari gejolak yang terjadi saat ini.

3. Menyerukan kepada pihak-pihak yang bertikai agar dapat menciptakan suasana yang kondusif dan menghentikan segala bentuk kekerasan sehingga tercipta perasaan aman di kalangan masyarakat Aceh.

Banda Aceh, 14 September 1999

Presidium Sidang:
1. Tgk H Nuruzzahri H Yahya (ketua)
2. Tgk H Syamaun Risyad LC (sekretaris)
3. Drs Tgk HM Daud (anggota)
4. Tgk H Saifuddin Ilyas (anggota)
5. Tgk H Abdul Manan (anggota) ( http://www.dataphone.se/~ahmad/990917.htm , http://www.indomedia.com/serambi/image/990916.htm ).

D. LANGKAH GUS DUR APABILA GENCATAN SENJATA 3 BULAN INI BERHASIL

Dari sekian langkah kebijaksanaan politik Aceh-nya Gus Dur yang akan diterapkan di Aceh adalah seperti yang sudah dikenal umum yaitu menerapkan undang-undang nomer 22 tentang otonomi daerah, UU nomer 25 tentang perimbangan keuangan dan UU nomer 44 tentang pelaksanaan syariat Islam.

E. PELAJARAN YANG BISA DIAMBIL DARI DUA KEJADIAN DIATAS

Dari apa yang dimaklumatkan Daud Beureueh tentang NII-di Aceh-nya dan apa yang telah di deklarasikan Hasan Tiro tentang National Liberation Front of Acheh Sumatra-nya yang sekular, ternyata keduanya mengalami jalan buntu. Karena itu apapun yang akan diusahakan kaum muslimin dimanapun berada dalam rangka usaha membangun kembali Daulah Islam Rasulullah (DIR) harus mencontoh Rasulullah, yaitu dengan membangun persatuan dengan berlandaskan keadilan, amanah dan perdamaian yang bertujuan untuk beribadah, bertaqwa dan mengharap ridha Allah SWT, dengan misi membangun kembali satu masyarakat muslim dan non muslim didalam satu kekuasaan pemerintahan dimana Allah yang berdaulat, yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Allah dengan adil, berdasarkan akidah Islam dengan menghormati agama lain, dengan konstitusi yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah, yang tidak mengenal nasionalitas, kebangsaan, kesukuan dan ras.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang  Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin*.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se