Stockholm, 5 Februari 2000

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

GUS DUR TIRU VAN HEUTZ TERAPKAN SIASAT SNOUCK HURGRONYE DI ACEH
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Tanggapan untuk Presiden Gus Dur dan Rakyat Aceh.

VAN HEUTZ ANGKAT SNOUCK HURGRONYE SEBAGAI PENASEHAT

Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga akhli Dr Snouck Hurgronye yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Hasil kerjanya itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh ( De Acehers). Dalam buku itu disebutkan rahasia bagaimana untuk menaklukkan Aceh.

Dimana isi nasehat Snouck Hurgronye kepada Gubernur Militer Belanda yang bertugas di Aceh adalah, Supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan. Menyerang terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.

Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronye diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer dan sipil di Aceh (1898-1904). Kemudian Dr Snouck Hurgronye diangkat sebagai penasehatnya.

VAN HEUTZ  TIRU TAKTIK PERANG GERILYA ACEH

Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz, dimana dibentuk pasukan marsuse yang dipimpin oleh Christoffel dengan pasukan Colone Macannya yang telah mampu dan menguasai pegunungan-pegunungan, hutan-hutan rimba raya Aceh untuk mencari dan mengejar gerilyawan-gerilyawan Aceh.

Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara penculikan anggota keluarga Gerilyawan Aceh. Misalnya Christoffel menculik permaisuri Sultan dan Tengku Putroe (1902). Van Der Maaten menawan putera Sultan Tuanku Ibrahim. Akibatnya, Sultan menyerah pada tanggal 5 Januari 1902 ke Sigli dan berdamai. Van Der Maaten  dengan diam-diam menyergap Tangse kembali, Panglima Polem dapat meloloskan diri, tetapi sebagai gantinya ditangkap putera Panglima Polem, Cut Po Radeu saudara perempuannya dan beberapa keluarga terdekatnya. Akibatnya Panglima Polem meletakkan senjata dan menyerah ke Lo' Seumawe (1903). Akibat
Panglima Polem menyerah, banyak penghulu-penghulu rakyat yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polem.

Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan dibawah pimpinan Van Daalen yang menggantikan Van Heutz. Seperti pembunuhan di Kuta Reh (14 Juni 1904) dimana 2922 orang dibunuhnya, yang terdiri dari 1773 laki-laki dan 1149 perempuan.

Taktik terakhir menangkap Cut Nya' Dien istri Teuku Umar yang masih melakukan perlawanan secara gerilya, dimana akhirnya Cut Nya' Dien dapat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur.

VAN HEUTZ CIPTAKAN SURAT PERJANJIAN PENDEK TANDA MENYERAH

Van Heutz telah menciptakan surat pendek penyerahan yang harus ditandatangani oleh para pemimpin Aceh yang telah tertangkap dan menyerah. Dimana isi dari surat pendek penyerahan diri itu berisikan, Raja (Sultan) mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia Belanda. Raja berjanji tidak akan mengadakan hubungan dengan kekuasaan di luar negeri. Berjanji akan mematuhi seluruh perintah-perintah yang ditetapkan Belanda. (RH Saragih, J Sirait, M Simamora, Sejarah Nasional, 1987)

GUS DUR TIRU VAN HEUTZ MELAKSANAKAN SARAN SNOUCK HURGRONYE

Apa yang telah disarankan Snouck Hurgronye kepada Van Heutz tentang bagaimana menghancurkan Aceh ternyata dilaksanakan Van Heutz.

Sekarang 96 tahun kemudian, Gus Dur yang dari tanggal 28 Januari sampai tanggal 13 Februari 2000 sedang melakukan kunjungan kebeberapa negara di Eropa ketika sampai di Den Haag, Belanda, negara tempat lahir Van Heutz dan Snouck Hurgronye, Rabu, 2 Februari 2000 telah mendeklarasikan bahwa:

"Ketegangan hanya terjadi di tiga kabupaten dari 12 daerah tingkat dua di Aceh. Di sembilan daerah itu, keadaan tetap tenang. Dubes AS untuk Indonesia Robert Gelbard, telah menjanjikan bantuan untuk membangun berbagai prasarana di Aceh. Karena itu bantuan AS akan disalurkan untuk membangun kesembilan daerah itu terlebih dulu. Yang sembilan kita bangun, biar yang lain iri. Kok repot-repot, sedikit demi sedikit, kita melakukan pengucilan terhadap yang berhaluan keras. GAM putus asa, karena keamanan makin tenang. Para santri yang disebut sebagai Taliban ikut membantu aparat keamanan di Aceh menjaga keamanan dan ketertiban di daerah itu. Memang ada kejadian. Tapi, keadaan bisa dikendalikan dengan baik. Sekarang sedang terjadi proses kebalikan'' ( http://www.republika.co.id/2002/04/17154.htm ).

Dari deklarasi Gus Dur di Den Haag diatas ada kemiripan dengan apa yang disarankan Snouck Hurgronye kepada Van Heutz yaitu,

1. Hurgronye menyatakan golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan. Sedangkan Gus Dur menyatakan bahwa GAM putus asa, karena keamanan makin tenang.

2. Hurgronye menyatakan bahwa serang terus dan hantam terus kaum ulama (agar menyerah dan membantu). Sedangkan Gus Dur menyatakan bahwa para santri yang disebut sebagai Taliban (yang telah menyerah) ikut membantu aparat keamanan di Aceh (untuk) menjaga keamanan dan ketertiban di daerah itu.

3. Hurgronye menyatakan bahwa jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Gus Dur menyatakan bahwa pengucilan terhadap yang berhaluan keras.

4. Hurgronye menyatakan bahwa mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh. Sedangkan Gus Dur menyatakan bahwa Dubes AS untuk Indonesia Robert Gelbard, telah menjanjikan bantuan untuk membangun berbagai prasarana di Aceh. Karena itu bantuan AS akan disalurkan untuk membangun kesembilan daerah itu terlebih dulu. Yang sembilan kita bangun, biar yang lain iri.

Inilah sedikit tanggapan untuk Presiden Gus Dur dan Rakyat Aceh.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se