Stockholm, 29 Januari 2000

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.

CHAIDAR CINTA ISLAM, GUS DUR SENANG SEKULARISME
Ahmad Sudirman
XaarJet Stockholm - SWEDIA.

 

Tanggapan untuk Presiden Gus Dur dan saudara Al Chaidar.

SEKEJAP BERJUMPA DIUDARA DENGAN AL CHAIDAR

Pada tanggal 6 dan 7 April 1999 tahun lalu pernah saya menerima email dari saudara Al Chaidar yang meminta tulisan-tulisan saya untuk dipelajarinya, apakah pemikiran-pemikiran saya itu mengarah ke radikalisasi atau ke arah deradikalisasi. Karena menurut Al Chaidar beberapa tulisan-tulisan saya itu di Jakarta, Bandung, Lampung dan bahkan Padang, dibicarakan dengan sangat gempita. Kegembiraan mereka mendapatkan penyalurannya melalui rumusan-rumusan judul artikel-artikel saya yang sangat menarik dan sederhana, menurut Al Chaidar. (Al Chaidar, 6-7 April 1999).

Saudara Al Chaidarpun menceritakan dalam emailnya itu bahwa selama ini telah menulis buku-buku tentang Negara Islam, tentang Darul Islam dan gerakan politik Islam lainnya. Diantaranya Reformasi Prematur: Jawaban Islam terhadap Reformasi Total; Wacana Ideologi Negara Islam: Studi Harakah Darul Islam dan Moro National Liberation Front; Aceh Bersimbah Darah: Mengungkap Penerapan Status Daerah Operasi Militer [DOM] di Aceh 1989-1998; Pemilu 1999: Pertarungan Ideologis Partai-Partai Islam versus Partai-partai Sekuler; Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam Indonesia SM Kartosoewirjo.

PENJELASAN DAN TANGGUNG JAWAB AL CHAIDAR TENTANG AKSI SEJUTA UMMAT

Tanggal 26 Januari 2000 saya membaca tulisan Al Chaidar di Indopubs/Apakabar http://www.indopubs.com/varchives/0156.html yang isinya menyangkut Penjelasan dan Pertanggungjawaban Acara AKSI SEJUTA UMMAT yang ditujukan kepada Pemimpin Redaksi Media Massa Di Indonesia dan dikirimkan dari Kuala Lumpur, 18 Syawal 1420/26 Januari 2000.

Dimana Al Chaidar, menjelaskan bahwa:

1. AKSI SEJUTA UMMAT telah berlangsung secara aman, damai, tertib dan
sejahtera pada pagi hari tanggal 7 Januari 2000 di sektor Barat Monas, Jakarta. Aksi sejuta ummat untuk rahmatan lil'alamin ini merupkan aksi untuk menyatakan solidaritas dan empati atas perjuangan dan penderitaan yang dialami oleh Muslim Ambon dan semua pihak yang menjadi korban kemanusiaan.

2. Tidak ada kerusuhan atau tindakan pembakaran dalam aksi demonstrasi damai tersebut. Tidak ada penghinaan terhadap pemerintah maupun pribadi atau golongan tertentu. Tidak ada provokasi, agitasi atau propaganda yang berlangsung di dalamnya. Namun kami, pihak panitia, menyaksikan banyak provokator dari pihak-pihak yang kami duga berasal dari pemerintah sendiri.

3. Saya selaku ketua panitia SC Aksi Sejuta Ummat di Monas itu sudah membuat berita acara yang saya sampaikan kepada semua panitia dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

4. Yang kemudian menjadi masalah adalah ungkapan saya untuk mengganti ideologi bangsa (Pancasila) dengan ideologi negara Islam. Semua perkara tentang hal ini sepenuhnya menjadi tanggung-jawab saya pribadi dan akan saya jawab ketika saya menyelesaikan semua urusan rencana studi di Malaysia, Thailand, Afghanistan, Mindanao dan Pakistan.

5. Saya marah dengan semua tuduhan yang dilontarkan oleh Kapolda Brigjen Noegroho Djajoesman bahwa saya 2X tidak datang memenuhi panggilan polisi. Sampai menjelang keberangkatan saya ke KL seminggu lalu, tidak ada satu surat panggilan pun yang hinggap di alamat saya Jl. Batu I No. 26-A, Pejaten Timur, Jakarta 12510.

6. Saya juga menyatakan tidak terlibat dengan Peristiwa Mataram, Sulawesi Selatan, Aceh, Solo dan NTT. Justru saya ingin menyejukkan jiwa-jiwa rakyat yang gelisah di sana dengan menawarkan logika high politics bahwa kita butuh Negara Islam sebagai penawar panasnya letupan emosi akibat pembantaian umat Islam di Ambon. Saya sebenarnya telah mengambil tugas Departemen Penerangan RI (yang telah dibubarkan itu).

7. Saya mengharapkan agar aparat pemerintah Republik Indonesia tidak melakukan provokasi kepada rakyat dengan menuduh-nuduh orang sebelum jelas suatu persoalan. Berilah penjelasan atau penerangan kepada rakyat dengan logika dan bahasa yang menyejukkan jiwa. Jangan dengan teror yang menakut-nakuti rakyat.

8. Demikian surat penjelasan ini saya buat untuk mengklarifikasi persoalan yang makin diperkeruh ini. Saya bisa dihubungi melalui e-mail: alchaidar@sociologist.com

9. Semoga Allah SWT meridhoi surat penjelasan ini dan semoga kiranya Ia memberikan tolong dan kurnia-Nya sehingga lenyap semua fitnah terhadap penolong-penolong agama-Nya.

10. Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!!

Wassalam bil khair, Al Chaidar

CHAIDAR MENGHENDAKI ISLAM, GUS DUR SENANG SEKULARISME

Muslimin di Indonesia telah terpecah kedalam berbagai golongan, yang satu sama lain tidak ada kesamaan dalam visi dan misinya. Sehingga apabila ada salah seorang muslim seperti saudara Al Chaidar diatas yang mengungkapkan dan menyatakan bahwa ideologi bangsa (Pancasila) diganti dengan ideologi negara Islam timbullah pertentangan dan anggapan negatif kepada saudara Al Chaidar.

Padahal bagi seorang muslim yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad saw tidak ada jalan lain selain mengikuti apa yang telah digariskan dalam Al Quran dan dicontohkan Rasulullah saw dalam sunnahnya.

Justru yang merusakkan Islam adalah mereka yang menyatakan muslim dan menganut Islam tetapi kenyataannya adalah meruntuhkan Islam, contohnya Gus Dur yang lebih senang dan bebas apabila Islam tidak dilibatkan kedalam pemerintahan dan negara.

Gus Dur adalah salah satu contoh Penguasa di negara yang meyoritas muslim yang tidak senang dengan Islam sebagai pegangan dalam kehidupan masyarakat, pemerintahan dan negara. Padahal Rasulullah saw telah mencontohkannya di Madinah dengan Daulah Islam Rasulullah dan Undang Undang Madinahnya.

Gus Dur lebih senang dan bahagia apabila sekularisme terus dijadikan acuan dalam kehidupan masyarakat, pemerintahan dan negara.

MENYATUKAN VISI DAN MISI

Saya selalu menyisipkan visi dan misi ini dalam sebagian tulisan-tulisan yang lalu. Karena dengan adanya kesamaan visi dan misi dari muslimin dimanapun berada akan memberikan suatu kemudahan untuk membangun kembali ummat muslim dalam naungan Daulah Islam Rasulullah (DIR).

Dimana visi dan misi ini adalah membangun persatuan dengan berlandaskan keadilan, amanah dan perdamaian yang bertujuan untuk beribadah, bertaqwa dan mengharap ridha Allah SWT, dengan misi membangun kembali satu masyarakat muslim dan non muslim didalam satu kekuasaan pemerintahan dimana Allah yang berdaulat, yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum Allah dengan adil, berdasarkan akidah Islam dengan menghormati agama lain, dengan konstitusi yang bersumberkan dari Al Quran dan Sunnah, yang tidak mengenal nasionalitas, kebangsaan, kesukuan dan ras.

Inilah sedikit tanggapan untuk Presiden Gus Dur dan saudara Al Chaidar.

Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada ahmad@dataphone.se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di HP http://www.dataphone.se/~ahmad

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita memohon petunjuk, amin *.*

Wassalam.

Ahmad Sudirman

http://www.dataphone.se/~ahmad
ahmad@dataphone.se